BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
STRATIFIKASI SOSIAL. Oleh: Lia Aulia Fachrial, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

Oleh : Bustanul Arifin K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap manusia berhak mendapatkan pendidikan dan diharapkan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan (palawija), merupakan makanan pokok bagi masyarakat. total pendapatan domestik bruto (id.wikipedia.org).

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, dan dari kebiasaan itu yang nantinya akan menjadi kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB II PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan. mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Masyarakat berasal dari kata musyarak (arab), yang artinya bersama-sama, yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Pada dasarnya yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang keras seperti saat ini seseorang

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak dilahirkan hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1992:78). Dalam pengertian lain industrialisasi merupakan transformasi proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab keadaan ekonomi yang belum stabil dan banyaknya orang yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. karena manusia melangsungkan hidupnya dengan cara berinteraksi di. Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang mereka lahirkan. Dalam kelompok ini, arus kehidupan di kemudikan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. didefenisikan sebagai suatu kelompok kecil yang disatukan dalam ikatan perkawinan, darah,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

T H E S I S. Oleh : SUNDAHYANI. NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Manajemen Sistem

BAB I PENDAHULUAN. ( kekuatan posisi tawar (Bargaining Power) yang sejajar dengan pengusaha dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

Gumgum Gumilar, M.Si. Jurnalistik Fikom Unpad

BAB II TELAAH PUSTAKA. mempelajari tentang tingkah laku konsumen dalam arti tindakan-tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri dan tentang dunia tempat mereka hidup. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

I. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap manusia hidup mempunyai cara-cara tersendiri dalam memperoleh kehidupannya. Pola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kesenjangan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia pada saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian Aspek Sosial Ekonomi TKI dengan Life History

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. Atas dasar. pembangunan dan pertumbuhan sosial ekonomi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

BAB 7. ASPEK EKONOMI & SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUKUM SEBAGAI FENOMENA SOSIAL. A. Masyarakat Dan Sistem Sosialnya

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

Inisiasi 3 INDIVIDU DAN MASYARAKAT: KEDUDUKAN DAN PERAN INDIVIDU SEBAGAI PRIBADI DAN SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kegiatan. pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia dewasa ini,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN REMIDIAL DENGAN TUGAS BERSTRUKTUR TERHADAP HASIL BELAJAR PKN DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPEMIMPINAN, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BPR SUKADANA SURAKARTA

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan, permasalahan, dan faktor lain yang dimiliki oleh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. indikator pekerjaan, tempat tinggal, kesehatan dan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.

MOTIVASI DAN KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan manusia sejalan

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

I. PENDAHULUAN. anak-anak yang putus sekolah karena kurang biaya sehingga. dan buruh pabrik tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga.

I PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sosial Ekonomi Masyarakat Kehidupan sosial ekonomi adalah hal-hal yang didasarkan atas kriteria tempat tinggal dan pendapatan. Tempat tinggal yang dimaksud adalah sarana yang melindungi manusia dari pengaruh alam, sementara pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima pada jangka waktu tertentu.(cahyani, 1994 : 46) Kalau dilihat dari pendapat di atas, tentulah kita beranggapan yang disebut di atas terlalu sempit, sebab kehidupan sosial ekonomi itu pada dasarnya hampir meliputi seluruh kebutuhan hidup manusia. Kedudukan sosial ekonomi masyarakat pada umumnya dipengaruhi oleh penghasilan atau pendapatan, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Dengan demikian tiga hal yang mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat di atas sangat menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat. Hal ini disebabkan siapa saja dari anggota masyarakat yang memiliki ketiga hal tersebut dalam jumlah banyak, akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki tingkatan atau lapisan sosial yang tinggi dalam stratifikasi sosial dan begitu sebaliknya. Dari paparan di atas, dapatlah kita ketahui bahwa seseorang itu termasuk ke dalam tingkatan sosial ekonomi yang tinggi, sedang, rendah dalam lapisan masyarakat adalah berdasarkan banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat kepadanya.

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkatan Sosial Ekonomi Masyarakat B. 1. Pekerjaan Manusia sebagai makhluk hidup, adalah makhluk yang berkembang dan makhluk yang aktif. Manusia disebut juga makhluk yang tidak bisa diam dan disebut orang yang suka bekerja. Adapun motivasi seseorang bekerja dalah dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup dan keluarga karena pada dasarnya manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan pokok (basic human needs ) seperti makanan, pakaian, sandang dan papan dan kebutuhan sekunder seperti pendidikan tinggi, kendaraan, alat hiburan dan lain-lainnya (Mulyanto,1995 : 2). Namun demikian dibalik tujuan yang tidak langsung tersebut, orang bekerja juga untuk mendapatkan imbalan hasil kerja yang berupa upah finansial yang akan menggantungkan hidup dimana ia bekerja. Oleh karena itu, pada hakikatnya bekerja tidak saja untuk mempertahankan kelangsungan hidup, tetapi juga bertujuan untuk mencapai tarap hidup yang lebih baik serta diakui status sosialnya. Selain aspek ekonomi yang terpenting, yaitu memproduksi barang-barang dan jasa serta mendapatkan sesuatu yang bersifat financial, masih ada fungsi sosial yang lain, yaitu mendapatkan status, untuk diterima menjadi bagian integrasi dari satu unit untuk memainkan sesuatu peranan (Kartono, 1991 : 21). Uraian di atas menunjukkan bahwa bekerja didefenisikan sebagai aktivitas seosial yang disebabkan adanya dorongan yang memberikan makna pada setiap

manusia, kesenangan dan kepuasan dari hasil pekerjaannya, serta berarti bagi kehidupan dan mengikatkan diri pada pribadi lain. Kebutuhan-kebutuhan yang dipuaskan dalam bekerja adalah : 1) Kebutuhan fisik dan keamanan Yaitu menyangkut kebutuhan fisik atau biologis seperti makan, minum, tempat tinggal dan semacamnya, di samping kebutuhan rasa aman. 2) Kebutuhan sosial Karena manusia tergantung satu sama lain, maka terdapat berbagai kebutuhan yang hanya dipuaskan apabila masing-masing individu ditolong atau diakui oleh orang lain. 3) Kebutuhan egoistik Yaitu keinginan orang untuk bebas, untuk mengerjakan sesuatu sendiri dan untuk puas karena berhasil menyelesaikannya. Kepuasan-kepuasan ini ada yang dinikmati di luar pekerjaan dan lewat pekerjaan. (Ketaren, 2004 : 98). Di sektor manapun seseorang berkerja, tindakan seseorang tidak akan terlepas dari kebutuhannya. Dorongan yang ada pada diri individu itu dinamakan motifasi. Motivasi yaitu gambaran penyebab yang akan menimbulkan tingkah laku menuju sasaran tertentu. Jadi, hal itu merupakan dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat ( Kartono, 1991 : 92 ). Adapun sarana agar kebutuhan hidup dapat dipenuhi individu melalui aktivitas berusaha dan bekerja. Bekerja merupakan suatu proses dimana manusia atas kemauannya sendiri memulai, mengatur, mengontrol metabolisme antara

dirinya dengan alam. Dengan demikian bekerja mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Sebagai kegiatan sadar yang tercermin dalam proses dan tujuan bekerja 2. Mempunyai objek yang menyangkut alat eksternal 3. Alat kerja yang membantu dalam produksi (Soekanto, 1990 : 142). Bekerja merupakan gambaran dari eksistensi diri seseorang. Gambaran keberadaan diri manusia tersebut tercermin dari prestasi eksternal atau hasil pekerjaan seseorang pekerja. Dengan demikian akan memungkinkan terdapatnya perbedaan hakekat bekerja antara individu yang satu dengan yang lain. Beranekaragamnya bentuk dan nilai pekerjaan yang dijumpai sehari-hari seperti berdagang, buruh, pegawai, pekerjaan legal maupun ilegal merupakan fakta dari pemikiran tersebut. Pokok-pokok perumusan bekerja dapat disebutkan melalui. 1. Para pelaku yang mempunyai peranan itu mengeluarkan energi. 2. Para pelaku memberikan sumbangan dalam produksi barang dan jasa. 3. Para pelaku menjalankan suatu pola interaksi sosial dengan lingkungan dan memperoleh status. 4. Para pelaku mendapatkan hasil yang mempunyai nilai waktu (Pujiwati dalam Boserup, 1988 : 47). Dalam menjelaskan pekerjaan, pemahaman tentang hakekat manusia harus dijadikan dasar pemikiran, sehingga setiap pekerjaan manusia senantiasa mengandung motivasi jasmani, sosial dan rohani. Motivasi jasmani merupakan motivasi ekonomi yang menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa pangan, sandang dan papan. Motivasi sosial menunjukkan bahwa manusia tidak

mungkin hidup tanpa berhubungan dengan objek di luar dirinya berupa alam dan manusia lainnya. Sedangkan motivasi rohani adalah motivasi yang berasal dari nilai-nilai kepercayaan dan agama manusia ( Sedarmayanti, 1995 : 83 ). Pemahaman tentang hakekat bekerja seperti yang dikemukakan di atas berbeda dengan pemahaman sehari-hari. Pemahaman sehari-hari bekerja diartikan sebagai aktivitas mencari makan dan melihat pekerjaan sebagai aktivitas fisik semata. Pemahaman seperti ini adalah pemahaman yang keliru sebab hanya cocok untuk hewan dan tumbuhan. Bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan mengandung arti meningkatkan kemampuan untuk pemenuhan dan pemuasan kebutuhan dasar, yakni pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidikan. B. 2. Pendidikan Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat atau kebudayaan. Bagaimana sederhananya peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses pendidikan. Pendidikan telah ada sepanjang peradaban manusia. Pendidikan pada hakekatnya merupakan manusia melestarikan hidupnya (Vaizey,1989: 64). Berdasarkan pengertian pendidikan di atas dapat kita kemukakan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pendidikan merupakan aktivitas manusia dalam usahanya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. membina usaha manusia untuk mengembangkan kepribadiannya dengan membina potensi-potensi pribadinya, baik jasmani maupun rohani dan berlangsung seumur hidup. 3. Pendidikan juga berarti sebagai lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi maupun sistem pendidikan tersebut. Dalam hal ini tujuan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari nilainilai, cita-cita dan falsafah yang dimiliki oleh masyarakat ( bangsa ) yang bersangkutan. 4. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan pribadi dan kemampuan seseorang yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Berdasarkan isi program dan penyelenggaraannya, pendidikan dibedakan menjadi pendidikan formal, pendidikan informal dan pendidikan non formal (Ngadiyono, 1998 : 46 ). Pendidikan formal merupakan pendidikan resmi di sekolah-sekolah, penyelenggaraannya teratur dengan penjenjangan yang tegas, persyaratan tegas disertai peraturan yang ketat, pendidikan ini didasarkan sistem yang tegas. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari hasil pengalaman, baik yang diterima dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Penjenjangan dan aturan penyelenggaraannya tidak ada, sistemnya tidak diformulasikan. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah, penyelenggaraannya teratur. Isi pendidikannya tidak seluas pendidikan formal, demikian juga peraturannya.

Adapun lembaga pelaksanaan dan wahana pendidikan, meliputi : 1. Lingkungan sekolah, sebagai lembaga pendidikan formal. 2. Lingkungan rumah tangga ( keluarga ) sebagai lembaga pendidikan informal dan merupakan unit masyarakat pertama dan utama. 3. Lingkungan masyarakat sebagai lembaga dan lingkungan pendidikan non formal ( Ngadiyono, 1998 : 127 ). Dalam hal ini, lembaga penanggung jawab pendidikan yang mencakup kewajiban dan kerja sama ketiga lembaga tersebut adalah lembaga sekolah, lembaga keluarga ( orang tua ) dan lembaga masyarakat sebagai keseluruhan tata keseluruhan, tata kehidupan dalam negara. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan mengenai konsepsi pendidikan yakni pendidikan itu tidak hanya di sekolah namun bisa terjadi dalam keluarga dan masyarakat. Namun kesemuanya bertujuan bagi perkembangan individu dan masyarakat. Seseorang yang telah mengecap pendidikan diharapkan kepribadian, kemampuan dan keterampilannya semakin baik sehingga ia dapat bergaul dan beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Hal ini akan mempermudah seseorang tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Abdullah, 1993 : 327 ). Melalui pendidikan seseorang dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dapat dimanfaatkannya secara langsung dalam mengantisipasi kebutuhan hidupnya, dan lebih dari pada itu dapat pula menyesuaikan diri dengan arus perubahan yang terjadi dalam masyarakat serta

diharapkan ketakwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa sudah lebih baik dari orang yang tidak mengecap pendidikan. B. 3. Penghasilan Pendapatan Pendapatan merupakan sesuatu yang diperoleh dari pekerjaan pokok, yang diperoleh dari pekerjaan sampingan dan yang diperoleh dari usaha subsistem dari semua anggota rumah tangga ( Mulyanto, 1995 : 257 ). Untuk memperoleh pendapatan/penghasilan, manusia harus bekerja dalam bentuk dan jenis apapun. Namun jika ditinjau dari pendapatan pribadi dengan pengukuran pendapatan perkapita maka dapat dikatakan bahwa pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan sesuatu kegiatan apapun termasuk pendapatan/penghasilan. Pendapatan/penghasilan ini sangat berpengaruh dengan jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan yang tinggi akan memudahkan seseorang untuk mencari pekerjaan. Pekerjaan yang baik jelas akan memperoleh pendapatan/penghasilan yang lumayan. Bentuk pendapatan/penghasilan ini dapat diukur dengan nilai uang yang diterima. Pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga ( Budihardjo, 2005 : 122 ). Pendapatan rumah tangga merupakan jumlah keseluruhan dari pendapatan formal, pendapatan informal dan pendapatan subsistem. Pendapatan formal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan pokok. Pendapatan informal adalah penghasilan yang diperoleh melalui pekerjaan tambahan di luar pekerjaan

pokoknya. Sedangkan pendapatan subsistem adalah penghasilan yang diperoleh dari sektor produksi dengan nilai uang. C. Status Sosial Ekonomi Ikut sertanya seseorang untuk berperan di dalam suatu kegiatan dipengaruhi oleh status yang diberikan masyarakat kepadanya. Status atau kedudukan dapat diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang di dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok lainnya dalam kelompok yang lebih besar ( Soekanto, 1990 : 264 ). Bila mereka menempati kedudukan-kedudukan tertentu maka mereka merasa bahwa setiap kedudukan yang mereka tempati itu menimbulkan harapanharapan tertentu dari orang-orang sekitarnya dalam peranan yang berhubungan dengan pekerjaannya, seseorang diharapkan menjalankan kewajibannya yang berhubungan dengan pekerjaan yang dimilikinya. Harapan-harapan tersebut merupakan sumbangan dari norma-norma di dalam masyarakat, maksudnya seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan, keluarga dan di dalam peranan-peranan lainnya. Status sosial ( kedudukan sosial ) dapat diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajiban (Soekanto, 1990 : 265). Secara umum status seseorang dalam masyarakat terdiri dari tiga bentuk yaitu:

1. Ascribed status yaitu kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran. 2. Achieved status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang sengaja. Kedudukan ini diperoleh tergantung kepada kemampuan masing-masing individu dalam mengejar dan mencapai tujuannya. 3. Assigned status yaitu kedudukan yang diberikan. Assigned status tersebut sering mempunyai arti bahwa hubungan yang erat dengan achieved status, dalam arti bahwa suatu kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang berjasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi dan demi kepentingan masyarakat ( Soekanto, 1990 : 267 ). Status sosial ekonomi dapat diartikan sebagai suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktural sosial masyarakat yang disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi pula oleh si pembawa status. Untuk melihat apakah seseorang memiliki status ekonomi yang tinggi, sedang dan rendah di dalam suatu masyarakat didasarkan pada banyak tidaknya bentuk penghargaan masyarakat terhadapnya. Artinya semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang maka semakin banyak pula bentuk penghargaan masyarakat yang diterimanya. Bentuk penghargaan masyarakat yang dipengaruhi status sosial ekonomi seseorang adalah pekerjaan yang dimilikinya, tingkat pendidikan, pendapatan,

keturunan, kepangkatan, kekayaan, bentuk rumah, lokasi rumah, dan lain-lain. Faktor ini dapat menyebabkan terjadinya lapisan ataupun stratifikasi di dalam masyarakat, baik dalam arti sosial maupun ekonomi. D. Kerangka Pemikiran Seperti yang dikemukakan para ahli bahwa tingkat sosial ekonomi merupakan suatu penggolongan pembagian tingkatan status individu dalam suatu kelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh unsur pendapatan, pendidikan dan pekerjaan. Semikin tinggi pendapatan, pendidikan dan pekerjaan seseorang maka semakin tinggi pula status sosial ekonominya dalam masyarakat. Tingkat sosial ekonomi merupakan ukuran bagi seseorang untuk menempatkannya pada posisi tertentu di dalam lingkungan sosialnya. Sebab pada dasarnya status sosial ekonomi diperoleh melalui ascribed status, yakni status yang diperoleh dari usaha dan perjuangan yang dilakukan (Soekanto, 1990 : 13). Status yang diperoleh tersebut dapat berupa jabatan, peran di dalam masyarakat, tempat tinggal, kepemimpinan dan lain-lain. Berbicara mengenai tingkat sosial ekonomi, tidak akan terpisahkan dari pembicaraan tingkat kesejahteraan. Pada hakekatnya tingkat hidup atau kesejahteraan tercermin pada tingkat pola yang meliputi unsur pangan, sandang, pemukiman, kesehatan dan pendidikan. Selanjutnya menurutnya tingkat sosial ekonomi atau tingkat kesejahteraan mengandung arti kemampuan untuk meningkatkan kebutuhan-kebutuhan manusia berdasarkan sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Kemampuan untuk memuaskan atau memenuhi

kebutuhan-kebutuhan tersebut di atas sangat bergantung pada tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diterima individu ( Djoyohadikusumo, 1985 : 3 ) Selanjutnya bila kita lihat lebih jauh, tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap tingkat pekerjaan seseorang dan seterusnya berpengaruh pula terhadap tingkat pendapatannya. Pendapatan atau penghasilan yang dimaksud bukan saja dari satu segi kegiatan dan pekerjaan saja, namun dapat dari berbagai jenis kegiatan atau pekerjaan yang dapat menghasilkan. Demikian juga dengan anggota keluarga, bukan saja orang tua yang boleh menghasilkan, namun juga oleh anggota keluarga lain. Kegiatan ekonomi rumah tangga yang hanya mengandalkan satu bidang saja sebagai mata pencaharian utama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga akan menentukan tingkat pendapatan rumah tangga yang diperoleh. Semakin banyak jenis pekerjaan yang dapat dilakukan anggota rumah tangga maka semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh rumah tangga (Marnis, 1987 : 21). Besarnya pendapatan seseorang dapat menentukan pola bergaul dan berhubungan dengan anggota masyarakat lainnya. Disamping itu pendapatan yang diterima oleh seseorang dapat memberikan gambaran akan kedudukan sosial ekonominya di dalam suatu lingkungan masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut ini :

Skema I Kerangka Pemikiran Masyarakat Tingkat Sosial Ekonomi : 1. Pendidikan 2. Pekerjaaan 3. Pendapatan Status Sosial E. Defenisi Konsep Konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaaan kelompok atau individu tertentu (Singarimbun, 1989 : 32). Dalam hal ini defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan dan mendefenisikan istilah-istilah yang digunakan secara mendasar agar tercipta suatu persamaan persepsi dan menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian. Maka defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Faktor adalah sesuatu hal, keadaan, peristiwa dan sebagainya yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu. 2. Tingkat sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Dalam penelitian ini kondisi sosial ekonomi yang dimaksud adalah pekerjaan, pendidikan dan pendapatan. 3. Masyarakat adalah kumpulan dari sejumlah orang dalam suatu tempat tertentu yang menunjukkan adanya pemulihan atas norma-norma hidup

bersama walaupun di dalamnya terdapat berbagai lapisan atau lingkungan sosial. F. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (Singarimbun, 1989 :46). Dalam penelitian ini ada beberapa yang akan dilacak dan di analisis, yaitu : a.faktor-faktor Sosial Masyarakat : Warisan Jenis Pekerjaan Tingkat Pendidikan Keterampilan Partisipasi anggota rumah tangga dalam ekonomi keluarga b. Tingkat Social Ekonomi Masyarakat : Tingkat Pendapatan Keluarga Tingkat Pendapatan Perkapita Status Kepemilikan Klasifikasi Rumah Sumber Penerangan