BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PROGRAM SERTIFIKASI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR PAI DI SMPN I SOKO TUBAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dimana-mana. Kualitas pendidikan, di samping menjadi fokus kebijakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang ditopang oleh empat

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. feeling attituted, personal ideals, aktivitas kepercayaan. 1. (mendidik). Namun menurut al-attas (1980) dalam Hasan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru,Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2012, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena

BAB II LANDASAN TEORI. daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. akan ditentukan oleh keadaan pendidikan yang dijalani bangsa itu. 1. Pendidikan sebagai identitas mutlak dalam rangka pelaksanaan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mia Rosalina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, maka dibentuklah lembaga yang menyediakan informasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Namun,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pendidikan sebagai suatu gejala budaya dalam masyarakat telah berlangsung baik

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pondasi awal untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk memanusiakan manusia. Artinya. pendidikan dapat membentuk manusia dewasa, dalam arti mandiri dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

KOMPARASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AKUNTANSI YANG SUDAH DAN BELUM MENGIKUTI SERTIFIKASI. Oleh : Wilis Puspita Dewi ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan sumber daya manusia, dituntut untuk terus mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu tindakan (action) yang diambil oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan intervasi yang paling utama bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rendahnya kualitas pendidik di Indonesia merupakan cerminan rendahnya

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2012 M / 1433 H

BAB 1 PENDAHULUAN. berkontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan berakal sehat, yakni manusia yang sekaligus sebagai

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Kencana, Jakarta, 2008, hlm. 17 2

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Evaluasi pembelajaran yang dilakukan selama ini kadang-kadang hanya

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dari segi kuantitas lembaga. sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai kebijakan di bidang pendidikan dalam rangka peningkatan kualitas telah banyak dilakukan pemerintah, salah satunya adalah kebijakan peningkatan kualitas guru. Peningkatan kualiatas guru menjadi sasaran awal peningkatan kualitas pendidikan karena guru merupakan ujung tombak atau pelaku utama dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan formal. Dikatakan sebagai ujung tombak pendidikan, karena guru merupakan penentu paling besar terhadap prestasi belajar siswa. Guru yang merupakan salah satu komponen mikrosistem pendidikan, memiliki peran yang komplek dan sangat strategis di dalam proses pendidikan secara luas. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Pasal 52 ayat (1), menyebutkan bahwa kegiatan pokok guru meliputi: merencanakan pembelajaran; melaksanakan pembelajaran; menilai hasil pembelajaran; membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban 1

2 kerja Guru. 1 Dalam penjelasan Pasal 52 ayat (1) huruf (e), yang dimaksud dengan tugas tambahan, misalnya menjadi pembina pramuka, pembimbing kegiatan karya ilmiah remaja, dan guru piket. Berdasarkan peraturan pemerintah di atas, jelaslah kiranya bahwa guru yang ideal adalah guru yang memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik. Sebagai pengajar, seperti yang dikatakan di atas, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian integral dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Untuk memenuhi tugas-tugas pokok di atas, kualitas dan profesionalitas merupakan hal pertama dan utama yang harus ada pada setiap guru. Profesionalisme guru erat kaitannya dengan bagaimana guru dalam mengajar, 1 Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.

3 maksudnya, bagaimana guru dalam menggunakan keterampilan mengajar. Tapi tidak cukup sampai disitu, seorang pendidik profesional juga harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2 Karena pada dasarnya tugas profesi guru ini secara umum meliputi: mendidik, mengajar dan melatih. Secara teoritis, mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilainilai hidup. Mengajar berarti mentransformasikan, meneruskan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada diri siswa. 3 Sebagai upaya meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru seperti yang telah disebutkan di atas, Pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menyelenggarakan Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan sejak 2007. Secara teknis, sertifikasi guru dilakukan melalui dua lembaga, yaitu Depdiknas dan Departemen Agama (Depag). Depdiknas menangani sertifikasi untuk guru sekolah umum di luar guru agama, sedangkan Depag menangani sertifikasi untuk guru madrasah dan guru agama di sekolah umum, yang dilaksanakan melalui dua cara, yaitu: 1. Penilaian portofolio guru sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan. 2 Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta : Kanisius, 1999), hal. 21 3 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 7

4 2. Jalur pendidikan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan. 4 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. 5 Lebih lanjut dalam undang-undang tersebut dijelaskan, yang dinamakan sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional. Dalam prakteknya, pelaksanaan program tersebut dibarengi dengan pemberian tunjangan profesi untuk meningkatkan kesejahteraan guru, meningkatkan daya tarik profesi guru, serta memberikan dorongan yang kuat bagi guru untuk berpartisipasi dalam proses sertifikasi. Pelaksanaan sertifikasi guru diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru, yang selanjutnya akan meningkatkan mutu pembelajaran, dan pada akhirnya akan meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan dan berkelanjutan. Karena pada dasarnya, idealitas guru menjadi sesuatu hal yang signifikan, karena guru merupakan tutor, mediator, juga fasilitator untuk menghasilkan output pembelajaran yang baik. Gagne dan Briggs menyebutkan, ada lima kategori kapabilitas dalam belajar, yaitu (1) keterampilan intelektual, (2) strategi kognitif, 4 Dirjen Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS & Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Tahun 2008; Rambu-Rambu Penyusunan Kurikulum Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Melalui Jalur Pendidikan, 2008. 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 Ayat 11.

5 (3) informasi verbal, (4) keterampilan motorik, dan (5) sikap. Hal ini mempunyai kemiripan dengan pendapat Bloom yang mengklasifikasikan hasil belajar ke dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. 6 Ranah kognitif menekankan pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual; ranah afektif berkaitan dengan pengembangan sikap, nilai, dan emosi; sedang ranah psikomotorik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik. Terlebih lagi bagi seorang guru agama, ia harus mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru agama, disamping melaksanakan tugas keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa. Selanjutnya, jika ditinjau dari hasil pembelajaran yang hendak dicapai, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang sarat dengan semua unsur yang disebutkan di atas, dan sudah seharusnya mengintegrasikan semua unsur itu ke dalam hasil belajar yang paripurna. Hal itu disebabkan oleh keberadaan keilmuan agama belum cukup untuk sekadar dikuasai dan menjadi ilmu (kognisi) bagi seseorang. Keilmuan agama harus juga 6 Hisyam Zaini, dkk., Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Center for Teaching and Staf Development IAIN Sunan Kalijaga, 2002), hal.68.

6 menyentuh aspek afektif (kesadaran, emosional), dan menguatkan keterampilan psikomotorik. Ketika ketiga hal tersebut diintegrasikan, maka akan terinternalisasi dengan baik pada diri siswa, yang kemudian akan tereksplisitasi menjadi sikap yang sesuai dengan ajaran agama. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran. Pengamatan sementara penulis, masih banyak guru yang belum menyadari akan pentingnya perencanaan pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya guru yang tidak membuat perencanaan pembelajaran. Dan ada juga sebagian guru yang sudah membuat perencanaan pembelajaran, namun dalam pelaksanaan dan evaluasinya tidak sesuai dengan perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan pembelajaran, masih banyak dijumpai pembelajaran PAI di sekolah-sekolah baik SD, SMP, maupun SMA, tidak terkecuali di SMP Negeri I Soko Tuban, sebagian besar, bahkan hampir semuanya, masih dilakukan dengan cara-cara yang sederhana, yaitu dilakukan dengan ceramah. Proses pembelajaran lebih bersifat one way traffic communication, yaitu guru sebagai penyampai materi saja dan sebagai satu-satunya sumber pembelajaran. Sementara itu, dalam aspek evaluasi, seringkali pelaksanaan aspek ini masih bersifat sederhana. Seperti contoh ketika guru dalam menyusun soal tes seadanya atau seingatnya saja tanpa memenuhi kriteria penyusunan soal yang baik dan benar. Dan juga dalam penggunaan tes, banyak guru hanya terpaku

7 menggunakan satu jenis tes, yaitu menggunakan tes formatif saja ataupun tes sumatif saja. Terkait dengan hasil belajar, pembelajaran Pendidikan Agama Islam belum dapat menyentuh tiga ranah secara keseluruhan (kognitif, afektif, psikomotorik). Pendidikan agama Islam dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran agama yang bersifat kognitif dan hafalan, kurang berorientasi pada aspek pengamalan ajaran agama. Didasarkan atas ilustrasi kondisi sebagaimana diuraikan di atas, penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut melalui pendekatan teoritis dan empiris, guna mengetahui : Pengaruh Program Sertifikasi Guru Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di Smpn I Soko Tuban. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka kiranya dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas guru PAI yang telah tersertifikasi di SMP Negeri I Soko Tuban? 2. Bagaimana hasil belajar PAI siswa di SMP Negeri I Soko Tuban? 3. Adakah pengaruh program sertifikasi guru terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Soko Tuban?

8 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka tujuan penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui kualitas guru PAI yang telah tersertifikasi di SMP Negeri I Soko Tuban 2. Untuk mengetahui pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Soko Tuban. 3. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan PAI oleh guru yang tersertifikasi di SMP Negeri I Soko Tuban. Dilihat dari tujuan penelitian sudah barang tentu akan membawa hasil yang berguna baik bagi peneliti ataupun lingkungan penelitian. Bukan hanya tujuan yang akan dicapai, tetapi lebih jauh lagi yaitu manfaat (kegunaannya), terutama bagi pengembangan ilmu dan kepentingan yang lebih luas lagi. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini menghasilkan kerangka pemikiran yang konstruktif bagi pengembangan pendidikan. 2. Secara praktis a. Bagi peneliti, sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar S1 dan menambah wawasan serta pengetahuan dalam dunia Pendidikan.

9 b. Bagi lembaga IAIN Sunan Ampel Surabaya, sebagai bahan tambahan referensi kepustakaan terhadap ilmu yang amat luas. c. Bagi SMP Negeri I Soko Tuban dapat dijadikan referensi atau bahan pijakan bagi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran PAI khususnya dan pembelajaran mata pelajaran lain pada umumnya. d. Bagi mahasiswa menambah wawasan berfikir secara teoritis dan praktis tentang ilmu Pendidikan. E. Alasan Memilih Judul Dalam memilih judul penelitian diatas penulis memiliki alasan sebagai berikut: 1. Secara teoritis, penulis ingin meneliti tentang pengaruh program sertifikasi guru terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Soko Tuban. 2. Secara empiris, penulis ingin membuktikan sejauh mana pengaruh program sertifikasi guru terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri I Soko Tuban. F. Ruang Lingkup Dan Keterbatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian ini lebih fokus dan tidak menyimpang dari apa yang ingin diteliti maka penulis membatasi penelitian pada pembahasan sebagai berikut:

10 1. Yang dimaksud Program Sertifikasi guru PAI dalam skripsi ini adalah Guru PAI SMP Negeri I Soko Tuban yang telah lulus program sertifikasi yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik. 2. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah nilai berupa angka yang sudah diberikan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam. G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atau sifat-sifat hal yang di definisikan yang dapat diamati atau di observasi. Konsep ini sangat penting karena hal yang diamati itu memberikan kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh penulis terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain. Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman pembaca dalam skripsi yang berjudul "pengaruh program sertifikasi guru terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Soko Tuban", maka penulis ingin menjelaskan istilah tersebut. 1. Pengaruh Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari (benda, orang) yang ikut membantu watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 7 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hal, 664.

11 Adapun yang dimaksud pengaruh dalam penelitian ini adalah daya yang timbul dari adanya program sertifikasi guru terhadap hasil belajar PAI. 2. Program Sertifikasi Guru. Program sertifikasi guru adalah suatu program peningkatan kualitas guru, yaitu dengan pemberian sertifikat pendidik kepada guru. 8 Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru. 3. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Merupakan suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha melalui proses perubahan dalam kepribadian seorang siswa, perubahan tersebut ditampakkan dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas tingkah laku siswa seperti peningkatan kecakapan pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan kemampuan seorang siswa. 9 Sedangkan menurut Agus Suprijono, hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang komprehensif. 10 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil belajar adalah nilai berupa angka yang sudah diberikan oleh guru bidang studi pendidikan agama Islam. 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 Ayat 11. 9 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Pustaka Swara, 2004), hal.1 10 Agus Suprijono, Cooperetive Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal.7.

12 4. SMPN I Soko Tuban. Suatu lembaga pendidikan formal tingkat menengah pertama berstatus negeri yang beralamat di Jl. Raya Sokosari No. 549, Desa Sokosari, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. H. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang lebih mudah, jelas, dan dapat dimengerti, maka di dalam skripsi ini secara garis besar akan penulis uraikan pembahasan pada masing-masing bab sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan, bab ini merupakan bagian awal dari penulisan skripsi yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, alasan memilih judul, batasan masalah, hipotesis penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab II : Kajian Pustaka, bab ini merupakan bagian kedua dari penulisan skripsi yang berisi tentang: Pertama, pembahasan tentang Program sertifikasi guru PAI, perundang-undangan yang mengatur progam sertifikasi guru. Kedua, pembahasan tentang hasil belajar PAI. Bab III : Metode Penelitian meliputi jenis penelitian, rancangan penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data. Bab IV : Paparan data dan temuan penelitian. Pertama, latar belakang obyek penelitian, meliputi: sejarah berdirinya, struktur organisasi, guru dan karyawan, serta sarana prasarana di SMP Negeri I Soko

13 Tuban. Kedua, penyajian data, meliputi: data hasil penelitian tentang pembelajaran PAI, serta data hasil penelitian tentang efektifitas program sertifikasi guru PAI terhadap pembelajaran PAI di SMP Negeri I Soko Tuban. Ketiga, analisis data. Meliputi: data hasil penelitian tentang pembelajaran PAI, serta data hasil penelitian tentang efektifitas program sertifikasi guru PAI terhadap pembelajaran PAI di SMP Negeri I Soko Tuban. Bab V : Penutup, meliputi: kesimpulan dan Saran.