BAB I PENDAHULUAN. (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE JIGSAW

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI BUKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan digunakan sebagai bahasa pengantar saat proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. garis besar kegiatan belajar-mengajar dikatakan berhasil dan sukses dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan pendidikan. Bahasa Inggris memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (listening

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, para guru berkewajiban untuk dapat menciptakan kegiatan belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. menyimak (listening skills); (2) keterampilan berbicara (speaking skills); (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bahasa,f yaitu: (1) kemampuan menyimak (listening competence); (2)

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Akan tetapi tidak semua siswa menyukai pelajaran tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Kurikulum Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurna

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. dan sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Melalui

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa merupakan keterampilan yang memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan, maka keterampilan tersebut dianggap siswa sulit dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan siswa lainnya. Bagi siswa sekolah dasar, kadang

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

Oleh: Rini Subekti Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. dari luar siswa atau faktor dari lingkungan (Sudjana, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting dalam kehidupan. Bahasa juga berfungsi sebagai pemersatu, yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di Indonesia. Mengingat pentingnya peranan bahasa khususnya bahasa Indonesia, maka perlu ditingkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Pengajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis. Sesuai dengan tujuan pengajaran bahasa Indonesia tersebut, diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya juga dapat memahami suatu keterampilan dan menerapkannya secara tepat dalam berkomunikasi. Menurut Tarigan (2008: 1) ada empat komponen keterampilan berbahasa yang mencakup dalam pengajaran bahasa adalah: 1) keterampilan menyimak (listening skills); 2) keterampilan berbicara (speaking skills); 3) keterampilan membaca (reading skills); 4) keterampilan menulis (writing skills). Keempat cakupan keterampilan ini bukanlah aspek yang dapat dipisahkan, melainkan saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa merupakan kegiatan yang produktif. Menulis juga merupakan kegiatan 1

2 komunikasi tidak langsung yang membutuhkan pemikiran yang tidak mudah. Keterampilan menulis merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keahlian, oleh karena itu diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan. Menulis resensi merupakan salah satu upaya memperkenalkan suatu buku atau pembatasan kepada orang lain yang belum membaca atau belum menyaksikan sehingga setelah membaca resensi orang tersebut tergerak hatinya untuk menyaksikan atau membaca karya orang lain. Resensi buku merupakan salah satu cara membudidayakan minat baca terhadap buku baru. Menulis resensi juga dapat dijadikan sebagai sarana mencurahkan ide dan gagasan dari siswa. Namun, kurangnya latihan dan bimbingan dari para guru membuat banyak siswa yang tidak bisa membuat sebuah resensi. Penguasaan kemampuan menulis resensi buku sangat diperlukan karena resensi yang baik dan benar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai buku yang diresensi bagi pembaca, serta dapat mendorong pembaca resensi untuk turut serta membaca buku yang diresensi. Untuk meresensi buku, pertama-tama peresensi harus membaca buku itu sampai selesai dan memahami isinya. Namun, kurangnya disiplin atau ketegasan guru dalam memberi tugas menulis resensi membuat siswa tidak sungguhsungguh dalam mengerjakan tugas. Tidak jarang siswa membuat tugas menulis resensi buku dengan cara melihat sinopsis buku yang ada dibagian sampul buku. Faktor waktu dan lingkungan tempat siswa belajar juga ikut terpengaruh. Hal ini

3 disebabkan oleh cuaca panas di siang hari dan lingkungan yang berisik dapat membuat siswa menjadi malas belajar dan mengantuk. Menurut Yulia (2010:3) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dalam proses belajar khususnya menulis resensi terdapat beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil tulisannya, yaitu: 1)siswa kurang tertarik dengan pelajaran menulis dan penyampaian guru dengan metode ceramah walaupun sudah memanfaatkan media LCD, 2) tidak ada minat siswa untuk menulis resensi, 3) tidak ada motivasi siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar sehingga kelas terlihata sangat ramai, dan 4) suasana yang panas sehingga siswa malas dalam kegiatan belajar mengajar. Dilihat dari fakta yang didapatkan oleh penulis selama melakukan Program Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 1 Air Putih, banyak siswa yang menulis resensi tidak memperhatikan prinsip-prinsip dalam meresensi dan siswa hanya menulis resensi menurut kemampuannya sendiri. Seperti pada contoh resensi berikut: Resensi buku kumpulan cerpen Empat Musim Cinta dengan judul cerpen Jalan Takdir. Judul buku : Empat Musim Cinta Judul cerpen : Jalan Takdir Pengarang : Hotma Juniarti Penulis : Andi Fauziah Yahya Penerbit : Gagas Media Tahun Terbit : 2010 Tebal buku : 174 halaman Latar belakang : saya memilih judul ini karena menurut saya menarik untuk dibaca. Selain itu, memiliki tema yang sesuai dengan identitas pembaca. Dari contoh resensi siswa Fitri Oktaviani kelas XI IPA-3 dalam penulisan resensi sangat kurang, identitas buku sudah lengkap. Akan tetapi pada hasil resensinya tidak mencantumkan sinopsis. Sedangkan pada penutup tidak ada kelemahan dan kelebihan buku yang diresensi, juga pada bagian penutup tidak ada

4 kalimat penutup maupun idensitas penulis pada akhir paragraf disebelah kanan bawah. Dari hasil wawancara yang dengan Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Panyabungan mengatakan bahwa dari data nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam meresensi kumpulan cerpen di kelas XI tahun ajaran 2014-2015 masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Masih banyak nilai siswa yang belum mencapai standart Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dimana KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Tabel 1.1. Perolehan Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Materi Ajar Resensi kumpulan Cerpen Kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan T.A 2014-2015. Tahun Ajaran 2014 2015 Kelas Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPA 3 XI IPA 4 XI IPS 1 < 75 19 59.38 75-79 7 21.87 80-89 4 12.5 90 2 6.25 Jumlah 32 100 < 75 20 60.61 75-79 7 21.21 80-89 3 9.09 90 3 9.09 Jumlah 33 100 < 75 15 41.67 75-79 9 25 80-89 7 19.44 90 5 13.89 Jumlah 36 100 < 75 14 37.84 75-79 13 35.13 80-89 4 10.81 90 6 16.22 37 100 < 75 19 52.78 75-79 9 25 80-89 5 13.89 90 3 8.33

5 Jumlah 36 100 < 75 14 42.42 75-79 9 27.27 XI IPS 2 80-89 7 21.21 90 3 9.09 Jumlah 33 100 < 75 13 39.39 75-79 10 30.3 XI IPS 3 80-89 7 21.21 90 3 9.1 Jumlah 33 100 Masalah yang dikemukakan di atas, harus mendapatkan penanganan yang tepat. Perlu dicarikan sebuah model pembelajaran yang menarik dan inovatif untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa untuk meningkatkan kemampuan menulis resensi cerpen yaitu model pembelajaran cooperative type jigsaw. Model pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative type jigsaw sangat tepat untuk mengembangkan strategi pembelajaran menulis, khususnya menulis resensi cerpen dan juga dapat meningkatkan keterampilan meresensi cerpen. Model pembelajaran ini digunakan untuk membantu siswa lebih aktif dan produktif. Model pembelajaran cooperative type jigsaw merupakan sebuah model pembelajaran yang dapat dijadikan sebuah alternatif. Menurut Satimen (2007:428) Peningkatan tersebut dapat dilihat dari peningkatan nilai siswa secara individu dan nilai rerata kelas. Pada tes awal belum ada siswa yang memperoleh nilai 75. Pada tes akhir siklus 1, dari 36 siswa yang dijadikan setting penelitian ada 4 siswa yang mendapatkan 75 (11,11%) dengan nilai rerata kelas 59,72 pada tes akhir siklus II, siswa yang mendapatkan nilai 75 sebanyak 5 orang (13,89%) dengan nilai rerata sebesar 66,03, sedang pada siklus III siswa yang mendapat nilai 75 berjumlah 32 siswa (100%) dengan nilai rerata sebesar 81,25. Terjadi peningkatan

6 nilai yang cukup tinggi antara nilai sebelum dilakukan tindakan (refleksi awal) dengan nilai rerata setelah tindakan sebesar 10,31 atau 36,12%. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penerapan model pembelajaran type jigsaw untuk meningkatkan kemampuan menulis resensi cerpen kelas XI, dengan judul penelitian Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Type Jigsaw Untuk Meningkatakan Kemampuan Menulis Resensi Cerpen Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan Tahun Pembelajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya tingkat keaktifan siswa di kelas 2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis resensi cerpen 3. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam menggarap suatu penelitian perlu diadakan pembatasan masalah. Tanpa pembatas masalah sangat sulit untuk mengadakan penelitian secara sempurna. Maka dalam penelitian ini, masalah diteliti pada analisis kemampuan siswa dalam menulis resensi cerpen dan kurang bervariasinya model pembelajaran yang diterapkan guru dalam pembelajaran.

7 D. Rumusan masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah Terdapat tiga hal. 1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam menulis resensi cerpen sebelum menerapkan model pembelajaran cooperative type jigsaw? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan Tahun Pembelajaran 2015/2016 dalam menulis resensi cerpen sesudah menerapkan model pembelajaran cooperative type jigsaw? 3. Apakah penerapan model pembelajaran cooperative type jigsaw dapat meningkatkan kemampuan menulis resensi cerpen siswa kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui kemampuan siswa XI SMA Negeri 1 Panyabungan dalam menulis resensi cerpen sebelum menerapkan model pembelajaran cooperative type jigsaw, 2. untuk mengetahui kemampuan siswa XI SMA Negeri 1 Panyabungan dalam menulis resensi cerpen setelah menerapkan model pembelajaran cooperative type jigsaw,

8 3. untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis resensi cerpen pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Panyabungan setelah menerapkan model pembelajaran cooperative type jigsaw. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis. Kedua hal ini di bawah ini satu per satu. 1. Secara teori penelitian ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pembelajaran khususnya pembelajaran keterampilan menulis, pelaksanaan pembelajaran menulis dengan model pembelajaran jigsaw, selain itu dapat menambah wawasan teoretis tentang berbagai model pembelajaran menulis resensi. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah; a. Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar menulis siswa karena mereka sadar akan pentingnya keterampilan menulis yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Selain itu, dapat meningkatkan kreativitas dan keberanian siswa dalam berpikir, meningkatakan penalaran siswa dalam meresensi cerpen. b. Manfaat bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran untuk meningkatkan kinerjanya. Dapat memberikan masukan dan perbaikan kepada

9 guru terhadap metode mengajar yang selama ini digunakan, khususnya dalam pembelajaran menulis resensi cerpen. c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan acuan demi kemajuan pelaksanaan tindakan pengajaran menulis. Pihak sekolah dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang menarik dan tidak membosankan dengan menggunakan model pembelaran jigsaw.