BAB I PENDAHULUAN. Sebagai ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. individu, pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

I. PENDAHULUAN. yang lain. Kedua kegiatan tersebut merupakan proses pembelajaran. Dari proses

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan dan teknologi, diperlukan adanya sumber daya manusia

BAB I. melalui proses pendidikan akan memunculkan manusia-manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang

APLIKASI PENDEKATAN MODEL KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika yang ada di SD Negeri 2 Labuhan Ratu khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. bangsa maka akan semakin tinggi derajat atau kedudukan bangsa tersebu. mampu berkompetensi dalam persaingan global.

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. matematis sehingga dapat dimengerti secara pasti oleh manusia untuk

WIDA YULIA WARDANI,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

( Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Sawit Boyolali )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI PEMANFAATAN BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh ERAWATI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN DAN PEMAHAMAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN HEURISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB 1 PENDAHULUAN. segala perubahan yang terjadi dilingkungannya. Tanpa pendidikan, manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya peran matematika tersebut, maka matematika dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. menyelesaikan masalah jika mereka menemui masalah dalam kehidupan. adalah pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang dirasa saat ini tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. matematika yang kuat sejak dini (Much Masykur dan Sbduk Halim, 2009:52).

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

HARTANTO A

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Disekolah terjadi. sebagai pendidik dalam suatu proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting untuk membekali siswa menghadapi

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA. (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester II SMP Negeri 2

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Soejadi (dalam Junaidi pada Blogspot.com, 2011) mengemukakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun tentang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini yang dapat. membantu manusia untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII-F SMPN 14 BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MEANS END ANALYSIS (MEA) Muhammad Azhari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan dan menghasilkan peserta didik yang memiliki potensi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2005, pasal 1 tentang Standar Nasional Pendidikan ditegaskan:

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari anak-anak sampai dengan orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sekaligus pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia). Matematika juga

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam matematika terdapat banyak rumus-rumus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan suatu ilmu pengetahuan yang terbentuk dari hasil pemikiran dan penalaran manusia dalam aktivitasnya. 1 Sebagai ilmu pengetahuan yang erat kaitannya dengan kemampuan berpikir dan bernalar selalu ada proses yang dilalui ketika seorang siswa ingin memahami konsep tentang suatu materi. Belajar matematika bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat rumus tetapi dibutuhkan pengertian, pemahaman akan suatu persoalan matematika, pengembangan sikap mental dan kreativitas siswa dalam mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang sesuai dengan apa yang telah dimilikinya. Terkait hal ini, di dalam Al Qur an banyak sekali ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk berfikir guna mengoptimalkan potensi akal yang telah Allah berikan, salah satunya ada dalam surah an-nahal ayat 69 yang berbunyi: 1 http://www.psb.psma.org/content/pendekatan-open-ended-dalam-mat, 8/07/2011.

Dari ayat di atas diterangkan bahwa kita sebagai umat manusia diperintahkan untuk memikirkan ciptaan-ciptaan Allah, kita akan bisa menaklukkan alam jika kita mau memikirkan dan mengoptimalkan potensi akal yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita dengan sebaik-baiknya, karena letak kemuliaan dan kehinaan seseorang terletak pada bagaimana dia memfungsikan akalnya dalam kehidupan ini. Rendahnya prestasi belajar siswa dapat diartikan kurang efektifnya proses pembelajaran. Penyebabnya dapat berasal dari siswa, guru, minat dan motivasi siswa yang rendah, kinerja guru yang rendah, sarana dan prasarana yang kurang memadai, serta tidak adanya kesesuaian antara kemampuan siswa dengan cara penyajian materi sehingga matematika dirasakan sebagai pelajaran yang sulit untuk diterima. Belajar matematika memerlukan keterampilan dari seorang guru agar anak didik mudah memahami materi yang diberikan guru 2. Jika guru kurang menguasai strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna. Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan kreasi dalam melaksanakan pembalajaran sehingga hasil belajar siswa memuaskan. Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat sesuai dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk lebih kreatif dalam mengembangkan dan menerapkan matematika sebagai ilmu dasar. Menurut Muhammad Sugeng pengembangan pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena keterkaitan penanaman konsep pada siswa yang nantinya para siswa tersebut juga akan ikut andil dalam pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengaplikasikan 2 Bustanil Arifin, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika di Kelas VII A SMPN 17 Banjarmasin dengan Model kooperatif Tipe STAD Tahun pelajaran 2008/2009. Skripsi, (Banjarmasin: Perpustakaan PMIPA UNLAM, 2009), h. 1, t. d.

matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian pengembangan matematika tersebut akan ikut terhambat oleh pandangan masyarakat yang keliru tentang kemudahan dalam proses pembelajaran akibat mata pelajaran matematika yang diampu oleh guru yang tidak professional dan tidak mau kreatif dalam mengembangkan pembelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnya motivasi dan minat siswa dalam mempelajari matematika, akibat lebih lanjut adalah rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa. 3 Kondisi pembelajaran matematika juga didukung oleh pernyataan para pakar yang menyebutkan bahwa: 1. Pembelajaran matematika yang selama ini dilaksanakan oleh guru adalah pendekatan konvesional, yakni ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas atau mendasarkan pada behaviorist atau strukturalist. 2. Pengajaran matematika secara tradisional mengakibatkan siswa hanya bekerja secara prosedural dan memahami matematika secara tidak mendalam. 3. Pembelajaran matematika yang berorientasi pada psikologi perilaku dan strukturalis yang lebih menekankan pada hapalan dan drill merupakan penyiapan yang kurang baik untuk kerja profesional bagi para siswa nantinya. 4. Kebanyakan guru mengajar dengan menggunakan buku paket sebagai resep, mereka mengajar matematika halaman perhalaman sesuai dengan apa yang ditulis. 3 Muhammad Sugeng, Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 42.

5. Strategi pembelajaran lebih didominasi oleh upaya untuk menyelesaikan materi pembelajaran dan kurang adanya upaya agar terjadi proses dalam diri siswa untuk mencerna materi secara aktif dan konstruktif. 4 Dengan adanya tuntutan pengembangan matematika dan disisi lain dengan kondisi yang ada seperti di atas, maka perlu diupayakan mencari pemecahannya. Pada pembelajaran matematika di sekolah, sebagian besar guru masih mendominasi proses belajar mengajar dengan menerapkan pembelajaran yang menganut Teori Behaviorisme seperti model pembelajaran langsung (Direct Instruction). Umumnya guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi, kemudian memberikan contoh dan selanjutnya mengevaluasi siswa melalui latihan soal. Padahal memahami pembelajaran matematika bukanlah hal mudah, banyak siswa gagal memahami konsep yang diberikan pada mereka. Siswa menerima pelajaran matematika secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna dan manfaat dari apa yang dipelajari, akibatnya prestasi belajar matematika di sekolah masih relatif rendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti. Dalam upaya mengatasi hal di atas maka diberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang mana diharapkan guru dapat meningkatkan prestasi siswa khususnya pada pelajaran matematika dengan berkreasi dan berinovasi menggunakan berbagai macam model pembelajaran yang berkembang saat ini. Penelitian ini memberikan alternatif Pendekatan Open-Ended sebagai salah satu teknik 4 Digilib.unnes.ac.id/gsdl/pembelajaran/matematika/hasholgd.dir/doc.pdf, 10/11/2011.

dengan landasan filosofisnya adalah kontruktivisme yang menekankan pada aktivitas siswa untuk membangun pengetahuannya. Pendekatan Open-Ended atau yang lebih dikenal dengan Pendekatan Masalah Terbuka (PMT) merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar. Secara umum pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended melibatkan penggunaan Masalah terbuka. Sudiarta mengatakan bahwa secara konseptual Open-Ended dapat dirumuskan sebagai masalah atau soal-soal matematika yang dirumuskan sedemikian rupa sehingga memiliki beberapa atau bahkan banyak solusi yang benar dan terdapat banyak cara untuk mencapai solusi itu. Contoh penerapan masalah Open-Ended dalam kegiatan pembelajaran adalah ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan. 5 Tujuan dari pembelajaran Open-Ended problem menurut Nohda adalah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola pikir matematika siswa melalui problem posing secara simultan. Dengan kata lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematika siswa harus dikembangkan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki setiap siswa. 6 Pendekatan Open-Ended memberikan kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai dengan kemampuan 5 Sudirta p, Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berorientasi Pemecahan Masalah Kontekstual Open-Ended. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, Edisi Oktober 2005. 6 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivitistik: Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), h. 61-62.

yang dimilikinya untuk mengelaborasi permasalahan. Tujuannya tidak lain adalah agar kemampuan berpikir matematika siswa dapat berkembang secara maksimal dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasikan melalui proses pembelajaran. Inilah yang menjadi pokok pikiran pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended, yaitu pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mendorong siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi. 7 Pelajaran matematika memiliki beberapa cakupan diantaranya Bilangan, Aljabar, Geometrid dan lain-lain. Geometri terbagi lagi menjadi beberapa bahasan yang salah satunya adalah Teorema Pythagoras. Teorema Phytagoras merupakan salah satu konsep matematika yang masih banyak bagi siswa-siswi mengalami kesulitan. Hal ini mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran matematika pada pembelajaran yang lainnya (selanjutnya). Penerapan pendekatan Open-Ended pada Pembelajaran Teorema Phytagoras diharapkan dapat mengurangi kesulitan bagi siswa untuk mempelajari dan memahaminya. Dari hasil observasi awal dan wawancara pendahuluan yang peneliti lakukan dengan beberapa siswa kelas VIII SMPN 1 Rantau Badauh, mereka menyatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. Nilai yang mereka peroleh dalam ulangan harian belum memuaskan dan bahkan ada yang masih dibawah standar ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 55. Sehingga tidak sedikit siswa harus mengikuti 7 Amilafi226.wordpress.com/2012/01/11/pendekatan-terbuka-open-ended-appoch, 17/11/2011.

remedial untuk memperbaiki nilai yang diperolehnya. Dalam hal ini guru matematika di SMPN 1 Rantau Badauh menggunakan strategi pembelajaran ekspositori atau konvensional. Penelitian dari Retno Puji Widyaning yang berjudul Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open-Ended Sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 3 Depok. Disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan Open-Ended dapat meningkatkan kreatifitas dan hasil belajar siswa. 8 Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul: Meningkatkan Hasil Belajar Materi Teorema Phytagoras Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Rantau Badauh Tahun Pelajaran 2011/2012. 8 http://repository.upi.edu/operator/d-mat-0706877-capter5.pdf, 17/11/2011.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open- Ended? 2. Bagaimana hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran konvensional? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional pada materi Teorema Pythagoras? 4. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended? 5. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran konvensional? 6. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional pada materi Teorema Pythagoras? C. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan 1. Definisi Operasional Adapun untuk memperjelas judul diatas, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: a. Meningkatan artinya menaikan (derajat, taraf, dsb): mempertinggi: memperhebat: mengangkat diri. 9 9 Pustaka Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1198.

b. Hasil adalah sebuah prestasi dari apa yang telah di lakukan 10. Hasil belajar merupakan perubahan prilaku yang diperoleh seorang pelajar setelah mengalami proses belajar. 11 c. Open-Ended adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang memberikan peluang untuk berkembangnya kemampuan matematika melalui pemberian keluasan berfikir siswa aktif dan kreatif dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 12 d. Teorema Pythagoras adalah hubungan c 2 = a 2 + b 2, dimana c adalah panjang sisi miring, a adalah panjang alas, dan b adalah tinggi. Dari hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa kuadrat panjang sisi miring segitiga sikusiku sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainya. Inilah yang disebut Teorema Pythagoras. 13 2. Lingkup Pembahasan Untuk menghindari terlalu luasnya masalah yang dibahas dan kesalahpahaman maksud, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : a. Subyek penelitian ini dibatasi pada siswa kelas VIII SMPN 1 Rantau Badauh Tahun Pelajaran 2011/2012. 10 http:id.shvoong.com/2011/02/ Social-Sciencies/education, 13/3/2011. 11 http:mbegedut. Blogspot.com/2011/ 02/pengertian-hasil belajar, 13/3/2011. 12 Zulfikar nasution. Wordpress.com, op. cit., h. 9. 13 http/crayonpedia.org, op. cit., h. 4.

b. Penelitian dilaksanakan dengan model pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Open-Ended dan model pembelajaran konvensional. c. Penelitian dilakukan pada materi Teorema Pythagoras. d. Hasil belajar dalam penelitian ini dibatasi pada hasil belajar matematika pada materi Teorema Phytagoras. Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah melihat seberapa besar meningkatnya hasil belajar siswa menggunakan pendekatan Open-Ended dan hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional pada materi Teorema Phytagoras siswa kelas VIII SMPN 1 Rantau Badauh Tahun Pelajaran 2011/2012. D. Tujuan Penelitian Dari pembahasan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended. 2. Hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran konvensional. 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar dengan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional pada materi Teorema Pythagoras. 4. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended.

5. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran konvensional. 6. Apakah terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar menggunakan pendekatan Open-Ended dan pembelajaran konvensional pada materi Teorema Pythagoras. E. Signifikansi Penelitian Signifikansi ini mencakup dua hal, yaitu signifikansi teoritis dan signifikansi praktis. 1. Secara teoritis: Memberikan sumbangan informasi dalam hal penggunaan pendekatan pembelajaran. 2. Secara praktis: a. Untuk Guru Matematika: Sebagai bahan masukan memilih dan menggunakan pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar. b. Untuk Guru Mata Pelajaran yang lain: pendekatan ini dapat dimanfaatkan untuk mata pelajaran yang lain karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. c. Untuk Sekolah: memberikan sumbangan ilmu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. d. Untuk peneliti yang lain: 1) Dapat menggunakan pendekatan ini pada materi pelajaran yang lain dan pada jenjang pendidikan yang berbeda atau sama.

2) Dapat melakukan penelitian model korelasi dengan mengkorelasikan pendekatan pembelajaran ini dengan pendekatan pembelajaran yang lainnya. F. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar Dalam penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa: a. Tingkat pemahaman siswa berbeda-beda. b. Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. c. Hasil belajar matematika siswa akan meningkat ketika menggunakan pendekatan Open-Ended dalam pembelajaran. d. Tidak semua siswa dapat terfokus dengan baik terhadap suatu materi yang diberikan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya masalah yang dihadapi siswa dalam keluarga, kesulitan ekonomi, juga dapat dilihat dari menarik tidaknya meteri pelajaran yang disampaikan oleh guru. 2. Hipotesis berikut: Berdasarkan anggapan dasar diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai 1. : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended dan dengan pembelajaran konvensional. : Terdapat perbedaan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended dan dengan pembelajaran konvensional.

2. : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended. : Terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended. 3. : Tidak terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran konvensional. : Terdapat peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pembelajaran konvensional. 4. : Tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended dan dengan pembelajaran konvensional. : Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar materi Teorema Pythagoras dengan pendekatan Open-Ended dan dengan pembelajaran konvensional. G. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran isi dari penelitian ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, defenisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, signifikansi penelitian, anggapan dasar dan hipotesis, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah tinjauan teoritis yang berisi tentang pendekatan dalam pembelajaran matematika, pendekatan Open-Ended, model pembelajaran konvensional, pembelajaran matematika pada SMP, hasil belajar, dan Teorema Phytagoras. Bab III adalah metode penelitian yang berisi jenis dan pendekatan penelitian, desain (metode) penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan instrument penelitian, desain pengukuran, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab IV adalah penyajian data dan analisis yang berisi deskripsi lokasi penelitian, pelaksanaan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, deskripsi kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, deskripsi kemampuan awal siswa, uji beda kemampuan awal siswa, deskripsi hasil belajar matematika siswa, uji beda hasil belajar Matematika siswa, peningkatan hasil belajar siswa, uji beda peningkatan hasil belajar siswa dan pembahasan hasil penelitian. Bab V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.