BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. 1. Wawancara dengan Bapak Suwandi (Pemilik Tambak) Nurul P.Suwandi Nurul

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbisnis atau bertransaksi.perjanjian adalah suatu peristiwa dimana

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

APLIKASI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL DALAM PENGELOLAAN TAMBAK DI KELURAHAN KEPEL KOTA PASURUAN MENURUT PANDANGAN MAHZAB HAMBALI

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam kehidupan manusia, mulai hal yang terkecil dalam

BAB III PRAKTEK GANTI RUGI DALAM JUAL BELI PADI TEBASAN DI DESA BRANGSONG KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK PERSEWAAN ALAT-ALAT PESTA MAHKOTA INDAH DI KELURAHAN BIBIS KARAH KECAMATAN JAMBANGAN SURABAYA

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PEMBAGIAN KEUNTUNGAN DI RENTAL PLAY STATION DESA MLORAH KEC. REJOSO KAB. NGANJUK

BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA TAMBAK SEBELUM JATUH TEMPO

P R O F I L DESA DANUREJO

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IX MUZARA AH. Bagian Pertama Rukun dan Syarat Muzara ah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB III PRAKTEK DARI HUTANG PIUTANG KE JUAL BELI DI DESA KARANGMALANG WETAN KECAMATAN KANGKUNG KABUPATEN KENDAL

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

BAB III PRAKTIK BAGI HASIL PENGOLAAN LAHAN TAMBAK DI DESA REJOSARI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Wilayah Pelaksanaan Zakat Tambak Udang di Desa. Sedayulawas Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI PENGUPAHAN PENGGARAPAN SAWAH DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WOANOAYU KABUPATEN SIDOARJO. 1. Keadaan Geografis Desa Sumberrejo

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN AKAD PARON SAWAH BERSYARAT DI DESA BANYUATES KECAMATAN BANYUATES KABUPATEN SAMPANG MADURA

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB III APLIKASI PENERAPAN IJARAH DAN PENGAMBILAN BESARAN DENDA PADA PERSEWAAN MOBIL DI KELURAHAN MLAJAH KECAMATAN BANGKALAN KABUPATEN BANGKALAN

BAB III POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO

BAB III PRAKTEK TRANSAKSI NYEGGET DEGHENG DI PASAR IKAN KEC. KETAPANG KAB. SAMPANG

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III PRAKTEK USAHA PERSEWAAN MOBIL DI DUSUN BUARAN KEBOGUYANG KECAMATAN JABON KABUPATEN SIDOARJO

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pelelawan dengan luas daerah km2, yang terdiri dri 6 RW dan 27 RT,

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN SISTEM OYORAN DI DESA TAJUNGWIDORO KEC. BUNGAH KAB. GRESIK

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

KEADAAN UMUM KABUPATEN KULONPROGO. Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima kabupaten / kota di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. Kecamatan Bantul berada di Ibukota Kabupaten Bantul. Kecamatan Bantul

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA DAN PRAKTIK JUAL BELI BIIBIT IKAN LELE DI DESA JOMBOK KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB III JUAL BELI RUMAH BERSTATUS TANAH WAKAF DI KARANGREJO BURENG KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia. Pada hakikatnya

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB V GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Wilayah

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis dan Fisiografis. perbukitan karst berarti bentuk wilayahnya perbukitan dan batuannya karst.

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III GAMBARAN TERHADAP TRADISI PENITIPAN BERAS DI TOKO BERAS DI DUSUN BANYUURIP DESA SUMBERINGIN KECAMATAN SANAN KULON KABUPATEN BLITAR

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB III PRAKTEK JUAL BELI LAHAN PEMAKAMAN BERSTATUS WAKAF DI DESA LAMPER TENGAH KECAMATAN SEMARANG SELATAN KABUPATEN SEMARANG JAWA TENGAH

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

Transkripsi:

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keadaan Geografis Secara geografis Kelurahan Kepel adalah merupakan dataran rendah. Berdasar data BPS Kota Pasuruan pada tahun 2013 curah hujan yang ada di Kelurahan Kepel mencapai 1.400 mm, yang mana pada musim hujan terjadi dalam 7 bulan. Kelembapan yang terjadi adalah 12% dan suhu rataratanya adalah 32. 56

Secara administratif Kelurahan Kepel terletak di Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan dengan posisi dibatasi oleh kelurahan-kelurahan tetangga. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bakalan, sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Blandongan dan disebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tapa an 1. Tabel 4.1 Batas Kelurahan Kepel No Batas Wilayah Kelurahan 1 Utara Laut Jawa 2 Selatan Kelurahan Bakalan 3 Timur Kelurahan Blandongan 4 Barat Kelurahan Tapa an 2. Penduduk Kelurahan Kepel Berdasarkan data penduduk pada tahun 2013 Kelurahan Kepel Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan,jumlah penduduk yang terletak disekitar tambak mencapai 3.937 Jiwa dan jumlah kepala keluarga yang tinggal di daerah tambak sekitar 994 kepala keluarga 2. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel4.2 dan Tabel 4.2.1 berikut: 1 Data Sensus Penduduk Kelurahan Kepel Tahun 2013 2 Data Sensus Penduduk Kelurahan Kepel Tahun 2013 57

Tabel 4.2 No Jumlah Jumlah Penduduk Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah Total 1 Jumlah penduduk tahun ini 2 Jumlah penduduk tahun lalu 1.971 1.966 3.937 1.972 1.965 3.937 Tabel 4.2.1 No Jumlah Jumlah Keluarga KK Laki-Laki Perempuan Jumlah Total 1 Jumlah KK tahun ini 861 133 994 2 Jumlah KK tahun lalu 865 134 999 1. Potensi Sumber Daya Manusia Jumlah penduduk kelurahan Kepel berjenis kelamin Laki-Laki sebanyak 1.971 orang, dan perempuan 1.966 orang. Mata pencaharian pokok penduduk kelurahan Kepel lebih dominan sebagai petani yaitu sebanyak 430 orang laki-laki dan 31 orang perempuan, sebagai buruh tani sebanyak 20 orang laki-laki, dan 34 orang perempuan 3. Yang mana dapat dilihat pada tabel berikut: 3 Data Sensus Penduduk Kelurahan Kepel Tahun 2013 58

Tabel 4.4 Mata Pencaharian Pokok No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan 1 Petani 430 31 2 Buruh Tani 20 34 3 Pegawai Negeri Sipil 25 50 4 Pengrajin Industri Rumah Tangga 10-5 TNI 23-6 POLRI 5-7 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 4-8 Jasa Pengobatan Alternatif - 2 9 Dosen Swasta - 2 10 Arsitektur 1-11 Karyawan Perusahaan Swasta 332 400 12 Karyawan Perusahaan Pemerintah 12 6 59

B. Pembahasan Allah sudah mengaturseluruh aspek kehidupan manusia termasuk didalamnya permasalahan ekonomi baik skala kecil maupun dalam skala besar.dalam hal lain Allah juga mengatur seluruh permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan usaha bisnis, investasi, dan pembagian keuntungan, sehingga umat manusia bisa menjalankan usahanya tanpa harus masuk dalam lingkungan riba.diantara perjanjian Islam dalam bidang ekonomi adalah Mudharabah atau bagi hasil yang merupakan suatu konsep bagi hasil yang berbeda dengan bunga yang biasa diterapkan oleh sistem ekonomi konvensional.mudharabah bisa menjadi solusi untuk berbisnis dalam skala kecil maupun dalam skala besar, hal ini diperbolehkan dan disyari atkan. Mudharabah memiliki lima unsur penting atau yang disebut dengan rukun yaitu: adanya pemilik modal, adanya ijab dan qabul atau serah terima, adanya modal, adanya pekerjaan, dan adanya keuntungan. Akad Mudharabahmembutuhkan kejelasan dari kedua belah pihak, dan kejelasan tersebut tidak diketahui kecuali dengan tulisan oleh karena itu ijab dan qabul harus terpenuhi dan disepakati oleh kedua belah pihak.keuntungan yang diperoleh haruslah jelas sehingga tidak membuat salah satu pihak dapat berbuat curang, seperti misalnya adanya perjanjian di Kelurahan Kepel yang pada umumnya adalah dengan bagi hasil pemilik modal 60% dan pengusaha 40%. 60

1. Aplikasi Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil Dalam Pengelolaan Tambak Di Kelurahan Kepel Kota Pasuruan. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai seorang pemilik tambak yaitu Bapak Sukri, Bapak Sukri menyewakan tambaknya kepada Bapak Zaki yang kemudian dikelola oleh Bapak Hasan, tambak tersebut dikelola oleh Bapak Hasan sebagai tambak garam. Bapak Sukri adalah pemilik tambak yang disewa oleh Bapak Zaki, Bapak Sukri memiliki tiga petak tambak yang masing-masing luasnya adalah 2,5 hektar, dua tambak milik Bapak Sukri dijadikan sebagai tambak ikan bandeng dan yang satunya digunakan sebagai tambak garam. Dalam pengelolaannya Bapak Sukri menyewakan tambaknya kepada orang lain yang ingin menyewa tambaknya, Bapak Sukri telah menyewakan tambaknya selama enam tahun dan pembayarannya dilakukan setiap satu tahun sekali sebesar Rp. 50.000.000,-. Selama perjanjian yang dilakukan belum ada terjadi masalah ataupun komplain apapun dari pihak penyewa, hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Sukri: Saya sudah lama menyewakan tambak saya, sekitar enam tahun yang lalu dek. Saya kasih harga sewa per tahunnya itu Rp. 50.000.000,-, Alhamdulillah selama saya sewakan itu tidak ada masalah atau komplain dari yang nyewa 4. Apabila dalam pengelolaan sewa-menyewa tersebut terjadi suatu kecurangan yang dilakukan penyewa maka Bapak Sukri akan melaporkan kasus tersebut ke pegadilan dengan kasus wanprestasi, artinya salah satu pihak telah melakukan kecurangan. Hal ini dilakukan karena Bapak Sukri telah memiliki bukti yang sangat kuat yaitu berupa perjanjian tertulis serta kwitansi pembayaran, untuk melaporkan kasus tersebut, sehingga kejadian tersebut dapat terselesaikan. 4 Wawancara dengan Bapak Sukri, tanggal 19 Februari Pukul 09.00 WIB 61

Bapak Hasan adalah seorang pengelola tambak garam yang ada di RT.03 RW.04 Kelurahan Kepel Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan.Beliau sudah mengelola tambak sudah 3 tahun yang mana tambak garam tersebut memiliki luas sebesar 2 hektar.dalam pembuatan garam, membutuhkan waktu yang sangat lama dan membutuhkan kerja yang sangat keras. Hal pertama yang dilakukan dalam proses pembuatan garam adalah mengisi tambak dengan air laut yang didapatkan dari kincir angin yang diputar, kemudian air tersebut dipindahkan dari petak satu ke petak lainnya dan petak satunya adalah untuk memanen garam. Adanya kendala yang dihadapi membuat garam yang dikelola Bapak Hasan tidak bisa segera dipanen, kendala tersebut adalah cuaca yang tidak stabil. Apabila cuaca sangat panas dan ada angin maka paling cepat untuk memanen garam tersebut adalah selama dua bulan dan paling lama tiga bulan, akan tetapi apabila cuaca sedang mendung maka panen dilakukan selama lima sampai tujuh bulan sekali.sistem perjanjian yang dilakukan oleh Bapak Hasan dengan pemilik tambak adalah bagi hasil, yaitu sebesar 60:40. Pembagian tersebut berdasar atas adat dan kebiasaan yang sering di lakukan oleh masyarakat kepel dalam bertransaksi. Pada mulanya perjanjian yang dilakukan adalah sudah harus disepakati oleh kedua belah pihak, kemudianapabila kedua belah pihak sudah sepakat maka barulah pekerjaan tersebut dilaksanakan. Pengelola tambak melakukan kewajiban yang telah disepakati yaitu menggarap tambak sesuai perjanjian, kemudian apabila pekerjaan tersebut sudah terlaksanakan sampai pada waktunya maka dilakukan panen. Jika tambak tersebut sudah dipanen maka tiba waktunya untuk melakukan pembagian hasil yang sesuai dengan yang dihasilkan dari panen tersebut. Panen yang didapat dalam memanen garam adalah sebesar Rp. 5.000.000,- kemudian hasil tersebut dibagi dua untuk pemilik modal dengan 62

pengelola tambak. Bagi hasil yang dilakukan dalam perjanjian ini adalah sesuai dengan adat kebiasaan maka pembagian hasil tersebut adalah sebesar 60% untuk pemilik modal sedangkan untuk pengelola adalah 40%,sehingga dapat ditemukan hasil bahwa untuk pemilik modal adalah sebesar Rp. 3.000.000,- untuk pengelola tambak adalah sebesar Rp. 2.000.000,- 2. Aplikasi Pelaksanaan Perjanjian Pengelolaan Tambak Di Kelurahan Kepel Kota Pasuruan Menurut Pandangan Mahzab Hambali Dari hasil wawancara dengan salah satu narasumber yang ada di Kelurahan Kepel, narasumber tersebut adalah Bapak Suwandi selaku pemilik tambak ikan bandeng dan pemilik tambak udang, Bapak Sukri selaku pemilik tambak garam, Bapak Zaki selaku penyewa tambak Bapak Sukri, serta Bapak Hasan selaku pengelola tambak yang disewa oleh Bapak Zaki. Bapak Suwandi memiliki lahan tiga petaktambak yang diisi dengan bermacammacam ikan tambak, yang dua diantaranya diisi dengan ikan bandeng dan satunya diisi dengan udang. Luas tambak yang dimiliki Bapak Suwandi adalah sekitar 2.500 m² yang mana tambak tersebut dikelola sendiri oleh Bapak Suwandi. Tambak Bapak Suwandi merupakan warisan yang diberikan oleh neneknya secara turun-temurun, tambak tersebut diberikan nenek Bapak Suwandi kepada Ibu Bapak Suwandi pada saat sudah meninggal, sehingga kini Ibu Bapak Suwandi sudah meninggal maka tambak tersebut menjadi milik Bapak Suwandi hingga saat ini. Proses pembiakan yang dilakukan Bapak Suwandi yaitu dengan cara membeli bibit dengan jumlah yang sangat besar yaitu sebanyak dua puluh lima ribu ekor bibit ikan 63

bandeng yang kemudian dimasukkan dalam tambaknya. Dalam mengolah tambak Bapak Suwandi tidak mengeluarkan modal untuk membeli tambak karena tambaknya merupakan warisan, Bapak Suwandi hanya mengeluarkan modal untuk meninggikan tepi tambak sekitar 1.000.000-1.500.000. Adapun keuntungan yang didapat oleh Bapak Suwandi dalam sekali panen adalah minimal 8.000.000 dan maksimal sebesar 9.000.000. Hal ini sebagai mana yang diungkapkan secara langsung oleh Bapak Suwandi: Untuk membuat tambak saya tidak mengeluarkan modal, karena tambak yang saya miliki adalah warisan dari ibu saya, tapi untuk meninggikan tepi tambak memerlukan uang 1.000.000-1.500.000.Keuntungan yang dapat diperoleh setiap kali panen minimal 8.000.000 dan maksimal 9.000.000 5. Adapun cara yang dilakukan Bapak Suwandi dalam memasarkan ikannya tidak melalui pasar ataupun KUD (Koperasi Unit Desa), akan tetapi ikan bandengnya dijual kepada pembeli langsung atau dijual kepada tengkulak yang datang kepada Bapak Suwandi. Apabila ikan tersebut dijual langsung ke pasar Bapak Suwandi tidak mendapatkan untung karena harga per kilo ikan bandeng di pasar lebih murah daripada dijual kepada tengkulak yang harga satu kilonya lebih tinggi.dan pada setiap musim panen Bapak Suwandi selalu membagikan ikannya kepada masyarakat sekitar dan teman-teman pegawai di Kantornya. Dalam mengelola tambaknya Bapak Suwandi pernah melakukan kerjasana dengan Makmur Sentosa.Dalam perjanjian tersebut dari pihak Makmur Sentosa memberikan setengah modal untuk membeli bibit ikan bandeng dan Bapak Suwandi juga mengeluarkan setengah modal untuk membeli bibit ikan bandeng.keuntungan yang diambil dalam perjanjian kerjasama antara perusahaan tersebut dengan Bapak Suwandi adalah 50%-50%. Akan tetapi perjanjian ini terputus ditengah jalan, karena pihak Makmur Sentosa memutuskan perjanjiannya sehingga membuat Bapak Suwandi kehilangan keuntungan yang 5 Wawancara dengan Bapak Suwandi, pada tanggal 17 februari Pukul 11.00 WIB 64

diharapkan. Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Bapak Suwandi, berikut yang diungkapkan: Dulu saya bekerja sama dengan suatu perusahaan Makmur Sentosa dan kerjasama itu pihak perusahaan memberikan setengah modal untuk bibit ikan bandeng dan saya juga memberikan setengah modal untuk membeli bibit ikan bandeng.keuntungannya itu kami bagi hasil sebesar 50%-50%, tapi tiba-tiba ditengah kerja sama pihak perusahaan malah memutuskan perjanjian sehingga saya mengalami rugi besar akibat perusahaan itu 6. Perjanjian bagi hasil yang dilaksanakan oleh kedua belah pihak ada yang sesuai menurut pandangan Mahzab Hambali dan ada pula yang tidak sesuai. Menurut pandangan Mahzab hambali, bahwa modal yang dikeluarkan oleh pemilik modal boleh di bawa oleh pemilik modal dan pada proses penjualan hasil panen pada nantinya modal yang ada boleh dipakai untuk keperluan penjualan hasil panen, seperti misalnya untuk ongkos pengiriman, transportasi untuk penjualan dll. Dalam pelaksanaannya, perjanjian yang dilaksanakan oleh kedua belah pihak adalah boleh dilakukan pembatalan perjanjian, namun walaupun ada pembatalan maka harus diberitahukan kepada pihak lain yang terkait agar hubungan dapat tetap baik karena perjanjian tersebut tidak mengikat. Berbeda dengan Mahzab Imam Malik,dinyatakan bahwa perjanjian yang sudah dilakukan oleh kedua belah piak adalah terikat, artinya tidak boleh adanya suatu pembatalan perjanjian oleh kedua belah pihak. Dalam perjanjian bagi hasil di kelurahan Kepel, ada yang tidak sesuai dengan pandangan empat mahzab, seluruh empat mahzab sudah sepakat apabila terjadi kerugian dalam pelaksanaan pengelolaan tambak maka kerugian tersebut adalah menjadi tanggungjawab pemilik modal bukan pengelola. Pada kenyataannya, kerugian yang terjadi dalam pengelolaan tambak garam yang dilakukan oleh Bapak Hasan adalah ditanggung oleh Bapak 6 Wawancara dengan Bapak Suwandi, pada tanggal 17 februari Pukul 11.00 WIB 65

Hasan sendiri atau pengelola, padahal seharusnya kerugian tersebut harus diatasi oleh pemilik modal. 3. Penyelesaian Sengketa Apabila Terjadi Permasalahan Dalam Pelaksanaan Perjanjian. Mengenai penyelesaian sengketa dalam usaha tambak antara pemilik dan pengelola tambak yang ada di Kelurahan Kepel Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan, permasalahan yang sering terjadi adalah terletak pada bagi hasil dan tanggung jawab pada kerugian. Bila terjadi suatu sengketa maka cara penyelesaiannya adalah dengan: a. Mediasi, dilakukan oleh perangkat desa dan tokoh masyarakat sebagai mediator b. Apabila mediasi gagal, maka upaya yang dilakukan adalah dengan pengajuan lanjutan yaitu ke Pengadilan Negeri yang mana untuk menyelesaikan perkara tersebut sesuai dengan UU yang berlaku. Sebagai suatu cara untukmenyelesaikan sengketa, mediasi memiliki ciri yaitu waktu yang singkat, terstruktur, berorientasi kepada tugas dan merupakan cara intervensi yang melibatkan peran serta para pihak secara aktif. Keberhasilan dari mediasi itu sendiri adalah ditentukan oleh itikad baik dari kedua belah pihak itu sendiri untuk bersama-sama dalam menemukan jalan keluar yang disepakati. Pilihan penyelesaian sengketa melalui mediasi mempunyai kelebihan dari segi waktu, biaya, serta pikiran apabila dibandingkan dengan berperkara di Pengadilan Negeri.Disamping itu kurangnya kepercayaan atas kemandirian lembaga peradilan dan kendala administratif yang melingkupi membuat lembaga peradilan merupakan suatu pilihan terakhir untuk menyelesaikan sengketa. 66

Segi positif mediasi adalah sekaligus dapat menjadi segi negatif, dalam arti keberhasilan mediasi semata-mata tergantung pada itikad baik para pihak untuk menaati kesepakatan bersama tersebut, karena hasil akhir mediasi tidak dapat dimintakan penguatan kepada pengadilan. Supaya kesepakatan dapat dilaksanakan, sebaiknya para pihak mencantumkan kesepakatan tersebut dalam bentuk suatu perjanjian yang tertulis dan tunduk pada prinsip-prinsip umum perjanjian 67