BAB IV ANALISIS PROSES 4.1. Implementasi Sinematografi Sebagai Direct Of Photography kita harus tau apa saja tekhnik-tekhnik yang akan diambil dan diterapkan didalam sebuah film dokumenter. Pada film dokumenter ini saya sebagai DOP menggunakan dua tekhnik dalam pengambilan gambar yaitu handheld dan movement yang dimana handheld merupakan tekhnik kameraman memegang kamera tanpa bantuan tripod saat on record. Gambar 8.4 Full Shot Dalam gambar diatas kameraman menggunakan teknik handheld, yang dimana kameraman berjalan menyelusuri hutan sekaligus melakukan perekaman. 79
80 Gambar 8.5 Full Shot Dalam gambar diatas kameraman menggunakan teknik handheld, yang dimana kameraman merekam adat tradisional didesa ujung jaya. Gambar 8.6 Full Shot
81 Dalam gambar diatas kameraman menggunakan teknik handheld, yang dimana kameraman mewawancarai ketua kordinasi lapangan tim RMU (Rhino Monitoring Unit) sehari sebelum memasuki kawasan taman nasional ujung kulon. Movement merupakan tekhnik kamera yang dimana kamera bergerak seperti panning, Sebuah gerakan kamera mengubah sudut pandang penonton, membuat penonton merasa jika mereka mengalami sebuah perjalanan saat melihat adegan. Pada tekhnik ini kameraman melakukan eksperimen dengan tekhnik dolly cable, yang dimana kamera digantungkan pada sehutas tali, yang talinya diikatkan kedua pohon yang berbeda jaraknya. Kemudian kamera ditarik dari sisi yang berlawanan. Gambar 8.7 Full Shot Pada gambar diatas kameraman melakukan till up dari bawah keatas dengan objek pohon besar.
82 Gambar 8.8 Full Shot Pada gambar diatas kameraman melakukan frog eye dengan objek pohon tumbang. Gambar 8.9 Full Shot
83 Pada gambar diatas kameraman melakukan kamera movement dengan objek landmark pulau handeuleum. Gambar 8.9 Full Shot Gambar 9.1 Full Shot
84 Pada gambar diatas kameraman melakukan tekhnik Dolly Cable yang dimana kamera digantungkan pada sehutas tali, yang talinya diikatkan kedua pohon yang berbeda jaraknya. Kemudian kamera ditarik dari sisi yang berlawanan. 4.1.1. Kendala Setiap anggota film Harta Dunia Di Ujung Barat Jawa memiliki kendala masing-masing dalam proses syuting. Pada Direct Of Photography, kendala dalam proses shooting pembuatan film dokumenter Harta Dunia Di Ujung Barat Jawa. Alat yang digunakan kamera DSLR dan kendala yang dialami tidak bisa merecord dengan lama, karena kamera cepat panas dan memory pun menjadi kendala saat shooting, memory yang cepat full dan cepat-cepat harus di back up ke laptop. Batre kamera pun menjadi salah satu kendala, dikarnakan batre yang cepat habis. Kendala saat syuting yang memaksa tugas Direct Of Photography saat hujan untuk melindungi kamera agar tidak terkena air yang menimbulkan kerusakan pada kamera. Pada saat hujan lensa kamera berembun karna didalam hutan begitu lembab, menjadikan hasil video yang diambil menjadi kurang baik, disitu Direct Of Photography berperan penting bagai mana menjaga kualitas gambar agar tetap bagus. Selalu membawa tissue kering untuk membersihkan embun yang terdapat pada mata lensa. Saat menyelusuri jejak badak kendala yang dialami oleh Direct Of Photography saat batre kamera sudah 20% dan kapasitas memori yang
85 hampir full, dikarnakan disana tidak ada aliran listrik untuk mencarger batre kamera dan jarak ke camp yang lumayan jauh untuk memindahkan data kelaptop. Akan tetapi karena anggota tim film dokumenter Harta Dunia Di Ujung Barat Jawa mempunyai mental baja syuting pun berjalan lancer walaupun banyak kendala yang dihadapi. 4.1.2. Pemecahan Sebagai Direct Of Photography, dalam hal memecahkan masalah yang timbul dilapangan harus difikirkan cepat, karena bermain dengan waktu yang terkadang tidak tahu jangka waktu kedepan cuaca seperti apa. Jadi, sebelum memulai syuting kembali, Direct Of Photography dengan sutradara sudah menyiapkan strategi kalau sewaktu-waktu terjadi hujan atau pun kendala yang lainnya. Tetapi sebelum memulai syuting Direct Of Photography penting untuk hunting location untuk menentukan dari mana pengambilan gambar yang sesuai dengan keinginan sutradara. Direct Of Photography harus menyatukan ide pengambilan gambar dengan sutradara agar gambar yang diinginkan bisa diambil dengan benar oleh Direct Of Photograph. Dengan menggunakan kamera DSLR kameraman bisa bergerak bebas dan gambar dari kamera DSLR sudah HD (High Definition), lensa kamera pun bisa kita ganti sesuai dengan keinginan kita saat ingin mengambil objek yang diinginkan, oleh karena itu untuk shooting diluar
86 ruangan kamera DSLR sangat cocok untuk digunakan. Kamera DSLR memang mempunyai masalah dalam merecord, akan tetapi kamera DSLR mudah digunakan untuk shooting diluar ruangan dengan kondisi lapangan yang sangat sulit, kamera ini pun ringan dan tidak membebankan sangkameraman saat merekam suatu objek yang diinginkan. Eksplorisasi saat shooting diruangan terbuka dengan kamera DSLR sangat mudah dan tidak merepotkan, lensa-lensa yang mudah diganti menambah nilai bagusnya gambar tersebut. Direct Of Photography harus sepemikiran dengan sutradara agar tidak terjadi salah pengambilan gambar, implementasi sinematografi harus terus dimainkan, berfikir cepat untuk membuat teknik-teknik pengambilan yang belum biasa, didalam hutan Direct Of Photography harus bisa memilih setingan warna untuk didalam hutan yang cukup gelap. Direct Of Photography juga harus bisa membaca cahaya matahari, dan harus tepat dari mana pengambilan sudut pandang kamera tersebut. Walaupun sudah berjalan berkilo-kilo meter, yang paling terpenting bagi Direct Of Photography untuk menghilangkan rasa malas saat shooting berjalan, tidak ada alasan untuk tidak mengambil gambar-gambar yang bagus dan selalu berfikir dengan jernih saat shooting berlangsung, selalu berpemikiran sama dengan sutradara. Tetapi dengan kerjasama tim yang baik, mengerti satu sama lain, film dokumenter Harta Dunia Di Ujung Barat Jawa bisa selesai dan selamat sampai tujuan.