ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH BESAR NILAI KAPASITOR EKSITASI TERHADAP KARAKTERISTIK BEBAN NOL DAN BERBEBAN PADA MOTOR INDUKSI SEBAGAI

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

TUGAS AKHIR. PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. INALUM )

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 2/Mei 2014

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

TUGAS AKHIR ANALISA ALIRAN DAYA PADA MOTOR INDUKSI LIMA PHASA ROTOR SANGKAR. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

STUDI PENGATURAN KECEPATAN MOTOR DC SHUNT DENGAN METODE WARD LEONARD (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

ABSTRAK. Kata Kunci: Tahanan, pengereman dinamik, motor induksi

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

ANALISIS KARAKTERISTIK TORSI DAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI OPERASI SATU FASA DENGAN PENAMBAHAN KAPASITOR

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

PENGEREMAN DINAMIK PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PENGARUH PENGATURAN TAHANAN SHUNT DAN SERI TERHADAP PUTARAN DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

ABSTRAK. Kata Kunci: generator dc, arus medan dan tegangan terminal. 1. Pendahuluan

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

ANALISIS PERBANDINGAN EFEK PEMBEBANAN TERHADAP GGL BALIK DAN EFISIENSI PADA MOTOR DC PENGUATAN KOMPON PANJANG DAN MOTOR INDUKSI

TUGAS AKHIR PENGATURAN KECEPATAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN DENGAN INJEKSI TEGANGAN PADA ROTOR

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

METODE PERLAMBATAN (RETARDATION TEST) DALAM MENENTUKAN RUGI-RUGI DAN EFISIENSI MOTOR ARUS SEARAH

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol.1 No.1, April 2012 ISSN

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

ANALISIS EFISIENSI MOTOR DC SERI AKIBAT PERGESERAN SIKAT

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

PENGARUH PEMBEBANAN TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI PADA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DENGAN KOMPENSASI TEGANGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSTAS SUMATERA UTARA MEDAN

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

PENGARUH PEGATURAN KECEPATAN MENGGUNAKAN METODE PENGATURAN FLUKSI TERHADAP EFISIENSI PADA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN ARUS EKSITASI TERHADAP ARUS JANGKAR DAN FAKTOR DAYA MOTOR SINKRON TIGA FASA. Elfizon. Abstract

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

PENGARUH BENTUK GELOMBANG SINUS TERMODIFIKASI (MODIFIED SINE WAVE) TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI SATU FASA

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

ANALISIS KARAKTERISTIK BERBEBAN MOTOR INDUKSI SATU PHASA KAPASITOR START

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH POSISI SIKAT TERHADAP WAKTU PENGEREMAN PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SHUNT DENGAN METODE DINAMIS

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

TUGAS AKHIR PENGATURAN PENGEREMAN REGENERATIF PADA MOTOR INDUKSI TIGAFASA DENGAN MICROCONTROLLER ATMEGA8. Diajukan untuk memenuhi persyaratan

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Perancangan Dan Pengujian Motor Induksi Tiga Fase Multi-Kutub

ANALISIS PENGARUH BEBAN NONLINIER TERHADAP KINERJA KWH METER INDUKSI SATU FASA

ANALISA PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA MENGGUNAKAN MATLAB

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA BEBAN RESISTIF,INDUKTIF,KAPASITIF GENERATOR SINKRON 3 FASA MENGGUNAKAN METODE POTTIER

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN. (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

PENGARUH PENGGUNAAN INVERTER VARIABLE SPEED DRIVE (VSD) TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSITIGA FASA

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK

BAB II MOTOR INDUKSI

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

ANALISIS PERFORMA GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TIGA PHASA PADA KONDISI STEADY STATE

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

WAHYUDINATA ( )

MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 2, Desember 2009

PENGGUNAAN MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR ARUS BOLAK BALIK. Ferdinand Sekeroney * ABSTRAK

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

PERANCANGAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 90 kw

Perancangan Soft Starter Motor Induksi Satu Fasa dengan Metode Closed Loop Menggunakan Mikrokontroler Arduino

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memudahkan kegiatan pertanian di pedesaan.seiring bertambahnya

MARTUA NABABAN NIM:

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Ali Sahbana Harahap, Raja Harahap, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail: 444lisukses@gmail.com Abstrak Motor induksi tiga fasa sangat banyak digunakan di perindustrian, hal ini dikarenakan penggunaan dan perawatan motor induksi tiga fasa lebih sederhana, pemasangannya tidak sulit, dan biayanya lebih murah dari pada motor sinkron. Pada motor induksi tiga fasa terkadang karena pengaruh kurang perawatan atau keadaan mesin yang sudah tua dapat menyebabkan salah satu fasa rotornya menjadi rusak dan tidak berfungsi. Hal ini memberikan pengaruh terhadap torsi awal dan torsi maksimumnya serta efisiensi yang dapat mengurangi kinerja kerja dari motor tersebut. Hasil yang peroleh dari analisa adalah torsi start yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada dalam keadaan normal, dikarenakan pada keadaan start slip = 1, pada keadaan satu phasa rotor terbuka menghasilkan T e1 dan T e2 yang saling menjumlah dan dengan nilai yang besar, dengan besar slip maksimal yang sama yaitu 0,32 dan I 2 yang sama yaitu 10,03 A di ketahui torsi maksimum yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada dalam keadaan normal serta di ketahui efisiensi yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih kecil dari pada dalam keadaan normal, namun daya input yang diperlukan oleh motor dengan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada keadaan normal, dengan kata lain kemampuan motor dalam memikul beban berkurang. Kata Kunci: Motor Induksi 3 Fasa, Satu Fasa Rotor terbuka, & Efisiensi 1. Pendahuluan Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang paling banyak digunakan pada perindustrian, motor inilah yang akan digunakan untuk memutar beban yang ada diperindustrian. Motor induksi tiga phasa keluaran besarannya berupa torsi untuk menggerakkan beban. Jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa lebih besar, maka motor induksi tiga fasa tidak akan berputar. Dan jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa terlalu kecil, maka ini dianggap suatu hal yang berlebihan. Karena sesuatu hal misalnya karena kurangnya perawatan dan usia mesin yang sudah tua, akan dapat menyebabkan salah satu fasa rotornya akan rusak atau tidak berfungsi. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mesin untuk dapat bekerja optimal. Oleh karena itu perlu dianalisa pengaruh satu fasa rotor terbuka terhadap torsi awal yang dihasilkan dan torsi maksimumn motor induksi tiga fasa. Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari satu fasa rotor terbuka terhadap torsi awal, torsi maksimum, dan efisiensi motor induksi tiga fasa. Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan pengertian dan penjelasan mengenai pengaruh satu fasa rotor terbuka terhadap torsi awal, torsi maksimum, dan efisiensi motor induksi tiga -19- copyright @ DTE FT USU

fasa dan memberikan kesempatan bagi mahasiswa lain untuk mempelajari lebih lanjut. Agar pembahasan dalam makalah ini lebih terarah, maka ditentukan batasan sebagai berikut : 1. Motor induksi yang digunakan sebagai aplikasi adalah Motor Induksi Tiga Phasa Rotor Belitan pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT.USU. 2. Tidak membahas gangguan yang terjadi pada motor induksi tiga fasa. 3. Motor induksi tiga fasa beroperasi sendiri. 4. Tidak membahas pembebanan. 5. Tidak bahas tentang pengaturan. 2. Motor Induksi Tiga Fasa (a) (b) Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan arus stator [1]. Motor ini memiliki konstruksi yang kuat, sederhana, handal, serta berbiaya murah. Di samping itu motor ini juga memiliki effisiensi yang tinggi saat berbeban penuh dan tidak membutuhkan perawatan yang banyak. Akan tetapi jika dibandingkan dengan motor DC, motor induksi masih memiliki kelemahan dalam hal pengaturan kecepatan. Dimana pada motor induksi pengaturan kecepatan sangat sukar untuk dilakukan, sementara pada motor DC hal yang sama tidak dijumpai. Motor induksi adalah motor ac yang paling banyak dipergunakan, karena konstruksinya yang kuat dan karakteristik kerjanya yang baik. Secara umum motor induksi terdiri dari rotor dan stator. Rotor merupakan bagian yang bergerak, sedangkan stator bagian yang diam. Diantara stator dengan rotor ada celah udara yang jaraknya sangat kecil [2]. Konstruksi motor induksi dapat diperlihatkan pada Gambar 1 Rotor Stator ( c ) Gambar 1. Konstruksi Motor Induksi (a) Stator, (b) Rotor, (C) Motor Induksi Ada dua jenis motor induksi tiga fasa berdasarkan rotornya yaitu: 1. motor induksi tiga fasa sangkar tupai (squirrel-cage motor) 2. motor induksi tiga fasa rotor belitan (wound-rotor motor ) 3. Efisiensi dan Motor Induksi Dengan Satu Fasa Terbuka Sebelum memasuki bagian efisiensi motor induksi terlebih dahulu harus memahami tentang aliran daya pada motor induksi. Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke rotor, sehingga daya yang melewati celah udara sama dengan daya yang diinputkan ke rotor. Daya total yang dimasukkan pada kumparan stator (P in ) dirumuskan dengan [2] P V I cos ( Watt )...( 1 ) in 3 1 1 Daya listrik disuplai ke stator motor induksi diubah menjadi daya mekanik pada -20- copyright @ DTE FT USU

poros motor. Berbagai rugi rugi yang timbul selama proses konversi energi listrik antara lain : 1. rugi rugi tetap ( fixed losses ), terdiri dari : rugi rugi inti stator ( P i ) 3. P i = E 2 1 R C ( Watt)....( 2 ) rugi rugi gesek dan angin 2. rugi rugi variabel, terdiri dari : rugi rugi tembaga stator ( P ts ) P ts = 3. I 2 1. R 1 ( Watt ) ( 3 ) rugi rugi tembaga rotor ( P tr ) P tr = 3. I 2 2. R 2 ( Watt ).....( 4 ) Daya pada celah udara ( P cu ) dapat di hitung dengan rumus : T e =...( 9 ) Diketahui P mek = P cu x ( 1 s ) ( Watt ) = 2πNr Nr = Ns (1-s) Maka, T e = = T e =...( 10 ) P cu = P in P ts P i ( Watt )..( 5 ) Jika dilihat pada rangkaian rotor, satu satunya elemen pada rangkaian ekivalen yang mengkonsumsi daya pada celah udara adalah resistor R 2 / s. Oleh karena itu daya pada celah udara dapat juga ditulis dengan : Dimana : = 2 = 3. I 2 2. R 2 ( Watt ) S P cu =3. I 2 2. R 2 ( Watt )...( 6 ) S Motor induksi tiga fasa dengan satu fasa rotor terbuka dapat dilihat pada Gambar 3 Aliran daya motor induksi tiga fasa dapat di lihat pada Gambar 2 Gambar 2. Diagram aliran daya motor induksi[3] Persamaan torsi (T e ) motor induksi untuk berbagai kecepatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini. Gambar 3. Motor induksi dengan satu fasa rotor terbuka [4] -21- copyright @ DTE FT USU

Pada keadaan seperti di atas maka berlaku persamaan : = =... ( 11 ) = = ( )... ( 12 ) Persamaan pendekatan pertama, semua arus rotor mempunyai frekuensi f2=sf1 pada keadaan steady (tetap). Gerak gaya magnet maju, dihasilkan oleh Ibr1, Icr1, berinteraksi seperti biasa dengan belitan. =... ( 13 ) = ; Te = ; = (Rad/s) =... ( 17 ) Dimana = Jumlah pasang kutub Dari pers 17, apabila rotor di hubung singkat maka tegangan di rotor = 0, maka : =... ( 18 ) Dengan menambah kan ( conjugate) ke persamaan 18 di atas maka : =... ( 14) Dimana : Komponen gaya gerak magnet yang mundur dari arus rotor yang berputar terhadap stator terdapat pada kecepatan. Adapun adalah : = n S = ( 1-2S ) Maka ini akan menginduksi gaya gerak listrik pada frekuensi f1 =f1(1-2s). Gaya gerak mundur dihasilkan oleh I22, yang akan menghasilkan torsi lawan [5]. =... (15) = = (1 2 )... (16) Dalam keadaan awal maka S = 1 dan pada ' R 2 keadaan maksimum S = 2 ' R ( X X ) Dimana : e e 2 2 =... ( 19 ) Maka adalah : Real = 3 ( ) Imaginer =3... ( 20 ) Maka dari persamaan di atas diambil persamaan yang mempunyai hubungan dengan arus stator yaitu dari bilangan imaginer [5]. Dengan mensubsitusikan Persamaan ( 16 ) ke Persamaan ( 20 ), maka di dapat : Te=3 1 ( )... ( 21 ) Dengan menurunkan persamaan di atas maka didapat : Te = 3 1 [( + ) ] = 3 1 ( ) =3 1 ( )... ( 22 ) 4. Pengujian dan Hasil Pengujian Motor induksi tiga fasa terkadang karena pengaruh kurangnya perawatan atau keadaan mesin yang sudah tua dapat menyebabkan salah satu fasa rotornya menjadi rusak atau tidak berfungsi. Hal ini memberikan pengaruh terhadap torsi awal,torsi maksimumnya serta -22- copyright @ DTE FT USU

efisiensi yang dapat mempengurangi kinerja dari motor tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pembebanan motor induksi dengan kondisi normal dan pengujian motor induksi berbeban dengan kondisi satu fasa rotor terbuka. Tabel 2. Data Hasil Pengujian Motor Induksi Keadaan Berbeban Dengan Kondisi Normal R(%) Nr Slip P in 100 1200 0,2 0,4 0,7 Adapun Rangkain pembebanan motor induksi dengan kondisi normal dapat dilihat pada Gambar 4 PT AC1 3 Phasa S1 A1 K L R S T V 1 A5 MI A6 A4 n T Mesin DC A2 A3 PT DC1 S2 R Ia Ib Ic Is 2,5 2,5 2,5 2,86 Dengan Satu Phasa Rotor Terbuka Motor induksi pada keadaan ini mengalami gangguan pada salah satu fasa rotornya sehingga tidak bekerja dengan baik. Rangkain percobaan motor induksi dengan satu fasa rotor terbuka dapat dilihat pada Gambar 5 Gambar 4. Rangkaian percobaan pembebanan motor induksi Hasil pengujian motor induksi dalam kondisi normal di lihat sisi keadaan start dan mantap. A. Keadaan Start Suatu kondisi di mana motor induksi dalam keadaan diam atau akan berputar, sehingga slip=1. Adapun tabel hasil pengujian motor induksi keadaan berbeban dengan kondisi normal dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Hasil Pengujian Motor Induksi Keadaan Berbeban Dengan Kondisi Normal R a = R b = R c = 2,4 Ω R (%) Ia ( A ) Ib ( A) Ic ( A ) Is ( A ) 100 0,5 6 6 6 3 B. Keadaan Mantap Suatu kondisi di mana motor induksi lagi berputar atau berjalan. Hasil pengujian motor induksi berbeban dengan kondisi normal dapat di lihat pada Tabel 2. Gambar 5. Rangkaian percobaan pembebanan motor induksi dengan satu phasa rotor terbuka Hasil pengujian motor induksi dalam kondisi satu fasa rotor terbuka di lihat dari sisi keadaan start dan mantap A. Keadaan Start Suatu kondisi di mana motor induksi dalam keadaan diam atau akan berputar, sehingga sehingga slip=1. Tabel hasil pengujian motor induksi berbeban dengan kondisi satu fasa rotor terbuka dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Data Hasil Pengujian Motor Induksi Keadaan Berbeban Dengan Kondisi Satu Fasa Rotor Terbuka R b = R c = 2,4 Ω Ia Ib Ic Is R (%) ( A ) ( A ) ( A ) ( A ) ( A ) 100 1-4,5 4,5 2,96-23- copyright @ DTE FT USU

B. Keadaan Mantap Adapun tabel hasil pengujian motor induksi keadaan berbeban dengan kondisi satu fasa rotor terbuka dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Data Hasil Pengujian Motor Induksi Keadaan Berbeban Dengan Kondisi Satu Fasa Rotor Terbuka R(%) Nr P in (Kw) Slip 100 900 0,6 0,4 0,8 Ia Ib Ic Is - 3 3 2,96 Adapun tabel hasil pengujian analisa pengaruh satu fasa rotor terbuka terhadap torsi awal, torsi maksimum dan efisiensi motor induksi tiga fasa dilihat pada Tabel 5 Tabel 5. Hasil analisa pengaruh satu fasa rotor terbuka terhadap torsi awal, torsi maksimum dan efisiensi motor induksi tiga fasa R (%) Keadaan Normal Keadaan Satu Phasa Rotor terbuka 5. Kesimpulan (Maks) Efisiensi (%) 0,62 14,4 79 7,8 54,75 40,19 Dari hasil pengujian percobaan motor induksi satu fasa rotor terbuka dapat di simpulkan : lebih besar dari pada dalam keadaan normal, dikarenakan pada keadaan start slip = 1, pada keadaan satu phasa rotor terbuka menghasilkan T e1 dan T e2 yang saling menjumlah dan dengan nilai yang besar. 2. Besar slip maksimal yang sama yaitu 0,32 dan I 2 yang sama yaitu 10,03 A di ketahuai torsi maksimum yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada dalam keadaan normal. 3. Efisiensi yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka lebih kecil dari pada dalam keadaan normal, namun daya input yang diperlukan oleh motor dengan satu phasa rotor terbuka lebih besar dari pada keadaan normal, dengan kata lain kemampuan motor dalam memikul beban berkurang. 6. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir.Raja Harahap, M.T dan Ir.Surya Tarmizi Kasim,M.Si atas bimbingannya dalam penulisan jurnal ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. A. Rahman, M.T, Bapak Ir. Eddy Warman dan Ibu Ir. Windalina Syafiar yang telah memberikan saran-saran yang membangun dalam penulisan jurnal ini. 7. Referensi [1]. Wijaya, Mochtar, Dasar-Dasar Mesin Listrik, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2001. [2]. Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, Edisi ke-5, Penerbit Gramedia, Jakarta, 1995. [3]. Chapman, Stephen J, Electric Machinery Fundamentals,Third Edition Mc Graw Hill Companies, New York, 1999. [4]. Boldea, I., and Nasar, S.A., Induction Machines Handbook, CRC Press LLC, Boca Raton, Florida, 2002. [5]. Boldea, Ion, Variabel Speed Generator, Taylor & Francis Group, Ney York, 2006. 1. Di ketahui torsi start yang dihasilkan oleh motor dalam keadaan satu phasa rotor terbuka -24- copyright @ DTE FT USU