PEI{GADILAI{ TIIYGGI MEDAN JL. PENGADILANNO. l0 TELP: 4518804-4538659 F-AX. :061-4518804 MEDAN (20112) Nornnr Lamp. Perihal W2.U/ tt72- lt]lr.nlol. i0/n//20l4 I (satu) set Pengiriman file Peradilan Tindak Pidana Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD berdasarkan UU No. 8 Tahun 20tr2 Medan, 03 April 2014 Kepada Yth : KETUA PENGADILAN NEGERI SE - SUMATERA UTAR.A di- SUMATER.A I-ITAR,A Dalarn rangka menghadapi masuknya Perkara Tindak Fidana Pemilu di Pengadilan Negeri di Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Medan, perlu adanya tambahan wawasan / pengetahuan tentang penanganan Perkara Tindak Pidana Pemilu, fotokopi file terlampir. Dernikian harap maklurn. iiq ir:, AI}IIAN TINGGI WAHONO 1949A225197407 I 041 f'embusan kepada Yth : 1. Ketua Mahkamah Agung R.I. - 2. Arsip. di Jakarta;
OLEH SUHADI, SH., MH. Hakim Agung pada Mahkamah Agung RI
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP. Perma Nomor 2 Tahun 2013. 3
Menerima, memeriksa, mengadili dan memutus serta menyelesaikan perkara yang diajukan kepadanya, dilakukan oleh Hakim dibantu oleh Panitera/Panitera Pengganti. 4
Yang berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara Tindak Pidana Pemilu adalah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi dengan menggunakan KUHAP kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012. 5
Yang berwenang menerima Laporan Pelanggaran Pemilu : Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/ Kota, Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Lapangan dan Panwaslu Luar Negeri. Pelanggaran Pemilu dapat disampaikan oleh : a. WNI yang mempunyai hak pilih. b. Pemantau Pemilu. c. Peserta Pemilu. 6
a. Pelanggaran Kode Etik diteruskan kepada Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu. b. Pelanggaran Administrasi Pemilu diteruskan kepada KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/ Kota. c. Sengketa Pemilu diselesaikan oleh Bawaslu. d. Tindak Pidana Pemilu diteruskan kepada Kepolisian Negara RI paling lama 1X24 jam sejak diputus oleh Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota dan/atau Panwaslu Kecamatan 7
6. Sentra GAKUMDU Untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan Tindak Pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara RI, dan Kejaksaan Agung RI membentuk Sentra Penegakan Hukum Terpadu (GAKUMDU) 8
7. Tindak Pidana Pemilu dapat berupa : Pelanggaran No Perbuatan Pasal Pidana 1. Memberikan keterangan tidak benar 2. Anggota PPS atau PPLN tidak memperbaiki daftar pemilih 273 1 tahun kurungan + denda Rp 12 274 6 bulan kurungan + denda Rp 6 3 Mengacaukan, menghalangi, atau mengganggu jalannya Kampanye Pemilu 275 1 tahun kurungan + Rp 12 4 Kampanye di luar Jadwal 276 1 tahun kurungan + Rp 12 5 Peserta kampanye yang mengaku selaku... (Pasal 86 Ayat 2) 277 1 tahun kurungan + Rp 12
No Perbuatan Pasal Pidana 6. PNS, TNI, Polri, Kepdes, Perangkat Desa ikut Kampanye 278 1 tahun kurungan + Rp 12 7. - Pelaksana, peserta, petugas mengakibatkan terganggunya kampanye - Pelaksana, peserta, petugas lalai 279(1) 279(2) 1 tahun kurungan + Rp 12 1 tahun kurungan + Rp 12 8. Memberikan keterangan tidak benar dana Kampanye 280 1 tahun kurungan + Rp 12 9. Majikan/atasan yang tidak memberikan kesempatan pekerja/karyawan 10. Anggota KPPS/KPPSLN tidak memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali 281 1 tahun kurungan + Rp 12 282 1 tahun kurungan + Rp 12
No Perbuatan Pasal Pidana 11. Membantu pemilih memberitahukan peilihan pemilih 12. Anggota KPPS tidak melaksanakan keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk pemungutan suara 13. Anggota KPPS/KPPSLN tidak membuat dan menandatangani berita acara 14. Kelalaiannya menyebabkan rusak atau hilangnya berita acara pemungutan dan penghitungan suara 15. Kelalaiannya mengakibatkan hilang atau berubahnya berita acara rekapitulasi hasil 283 1 tahun kurungan + Rp 12 284 1 tahun kurungan + Rp 12 285 1 tahun kurungan + Rp 12 286 1 tahun kurungan + Rp 12 287 1 tahun kurungan + Rp 12
No Perbuatan Pasal Pidana 16. Tidak memberikan salinan 1 eksemplar berita acara pemungutan/rekapitulasi hasil perhitungan 288 1 tahun kurungan + Rp 12 17. - Pengawas yang tidak mengawasi - Tidak mengawasi penyerahan kotak suara - PPS tidak mengumumkan salinan sertifikat hasil perhitungan suara 289(1) 289(2) 290 1 tahun kurungan + Rp 12 1 tahun kurungan + Rp 12 1 tahun kurungan + Rp 12 18. Mengumumkan hasil survei dalam masa tenang 291 1 tahun kurungan + Rp 12
Kejahatan No Perbuatan Pasal Pidana 1. Menyebabkan orang lain kehilangan hak pilih 2. Kekerasan (ancaman), kekuasaan, menghalangi seseorang untuk terdaftar 3 KPU, PPK, PPS, PPLN yang tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu melakukan pemutakhiran data pemilih 4 KPU tidak memberikan salinan daftar pemilih 5 KPU tidak menindaklanjuti temuan Bawaslu 292 2 tahun Penjara + Rp 24 293 3 tahun Penjara + Rp 36 294 3 tahun Penjara + Rp 36 295 2 tahun Penjara + Rp 24 296 3 tahun Penjara + Rp 36
No Perbuatan Pasal Pidana 6. Menyesatkan untuk memperoleh dukungan 7. Membuat surat atau dokumen palsu untuk menjadi bakal calon 8. Melanggar larangan kampanye 9. Ketua/Wakil Ketua/Ketua Muda/Hakim Agung/Hakim Konstitusi, Hakim, BPK, Gubernur, Deputi GS (Pasal 86 ayat (3)) 297 3 tahun Penjara + Rp 36 298 6 tahun Penjara + Rp 72 299 2 tahun Penjara + Rp 24 300 2 tahun Penjara + Rp 24
No Perbuatan Pasal Pidana 10. Pelaksana Kampanye menjanjikan atau memberikan uang atau materi sebagai imbalan kepada peserta - Pada masa tenang - Pada hari pemungutan suara 301(1) 2 tahun Penjara + Rp 24 4 tahun Penjara + Rp 48 3 tahun Penjara + Rp 36 11. Anggota KPU sengaja melakukan tindak pidana Pemilu - Kelalaian 302(1) 302(2) 2 tahun Penjara + Rp 24 1 tahun Penjara + Rp 18
No Perbuatan Pasal Pidana 12. Memberikan dana kampanye melebihi batas yang ditentukan - Menggunakan kelebihan sumbangan, tidak melaporkan kelebihan 303(1) 303(2) 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 13. Memberikan dana Kampanye Pemilu melebih batas - Menyerahkan kelebihan - sumbangan tidak melapor 304(1) 304(2) 2 tahun Penjara + Rp 500 2 tahun Penjara + Rp 500
No Perbuatan Pasal Pidana 14. Peserta Pemilu menerima sumbangan dalam Pasal 139 15. Perusahaan surat yang mencetak surat melebihi jumlah 16. Perusahaan pembuat surat suara yang tidak menjaga kerahasiaan, keamanan, dan keutuhan surat suara 17. Menghalangi orang yang akan melakukan hak pilih 18. Perbuatan yang menyebabkan pemilih tidak bernilai 305 3 tahun Penjara + Rp 36 306 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 307 2 tahun Penjara + Rp 5 Milyar 308 2 tahun Penjara + Rp 24 309 4 tahun Penjara + Rp 48
No Perbuatan Pasal Pidana 19. Mengaku dirinya sebagai orang lain dan/atau memberikan suaranya lebih dari 1 20. Merusak atau menghilangkan hasil pemungutan suara yang telah disegel 21. Mengubah, merusak, atau menghilangkan berita acara pemungutan dan penghitungan suara 22. Sengaja merusak, mengganggu, atau mendistorsi sistem informasi penghitungan suara 310 1 tahun Penjara + Rp 18 311 3 tahun Penjara + Rp 36 312 3 tahun Penjara + Rp 36 313 3 tahun Penjara + Rp 36
No Perbuatan Pasal Pidana 23. KPPS/KPLN tidak menjaga, mengamankan keutuhan kotak suara 314 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 24. PPS yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel, berita acara rekap, sertifikat rekapitulasi 25. PPK yang tidak menyerahkan kotak suara tersegel 315 2 tahun Penjara + Rp 24 316 2 tahun Penjara + Rp 24
No Perbuatan Pasal Pidana 26. Pelaksana kegiatan penghitungan cepat PKPC yang melakukan penghitungan cepat yang tidak memberitahukan bahwa perkiraan hasil penghitungan cepat bukan merupakan hasil resmi pemilu - PKPC mengumumkan prakiraan hasil sebelum 2 (dua) jam setelah selesainya pemungutan suara di WIB 27. KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota yang tidak melaksanakan putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap 317(1) 317(2) 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 1 tahun 6 bulan Penjara + Rp 18 318 2 tahun Penjara + 24
No Perbuatan Pasal Pidana 28. KPU tidak menetapkan perolehan hasil Pemilu 29. Anggota Bawaslu tidak menindaklanjuti temuan dan/atau laporan pelanggaran Pemilu yang dilakukan oleh anggota KPU (dst) dalam setiap tahapan 30. Penyelenggara Pemilu melakukan tindak pidana Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 273, 275, 276, 283, 286, 291, 292, 293, 297, 298, 301(3), 303(1), 304(1), 308, 311, 312, 313 319 5 tahun Penjara + Rp 60 320 2 tahun Penjara + Rp 24 321 Pidana ditambah 1/3
8. Pengadilan Negeri menerima Pelimpahan Perkara dari Penuntut Umum, ditangani oleh Majelis Hakim Khusus dan sudah putus paling lama 7 (tujuh) hari setelah pelimpahan berkas perkara. 9. Hakim Khusus adalah Hakim Karier pada Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, untuk Hakim Pengadilan Negeri dengan syarat telah melaksanakan tugas sebagai Hakim minimal 3 (tiga) tahun, kecuali dalam suatu Pengadilan Negeri tidak terdapat Hakim yang masa kerjanya telah mencapai 3 (tiga) tahun. 22
10. Hakim Khusus pada setiap Pengadilan Negeri sekurang-kurangnya 4 (empat) orang dan pada setiap Pengadilan Tinggi sekurang-kurangnya 6 (enam) orang, ditetapkan berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah Agung RI atas usul Ketua Pengadilan Negeri dan Ketua Pengadilan Tinggi masing-masing. Hakim khusus Pemilu 2014 yang sudah diangkat dengan SK Ketua Mahkamah agung RI: Untuk Tingkat Banding : 203 Orang Untuk Tingkat Pertama : 1409 Orang 11. Hakim Khusus harus berusaha keras memutus perkara Tindak Pidana Pemilu dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari sejak pelimpahan berkas, untuk itu dapat bersidang secara marathon dan bilamana perlu dapat bersidang pada malam hari. 23
12. Untuk menyelesaikan Perkara Pidana di Pengadilan Negeri dapat ditempuh dalam Acara Pemeriksaan sebagai berikut : 1. Acara Pemeriksaan Biasa. 2. Acara Pemeriksaan Singkat. 3. Acara Pemeriksaan Cepat dibagi 2 : a. Acara Pemeriksaan Tindak Pidana Ringan. b. Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas. Tindak Pidana Pemilu hanya dimungkinkan penyelesaian dengan Acara Pemeriksaan Biasa atau Pemeriksaan Singkat tergantung Penuntut Umum, bila dipandang Pembuktian serta Penerapan Hukumnya mudah dan sifatnya sederhana maka perkara yang bersangkutan dapat diajukan melalui Acara Pemeriksaan Singkat. 24
13. Garis besar proses pemeriksaan perkara : 1. Identitas Terdakwa. 2. Pembacaan dakwaan serta penjelasannya. 3. Eksepsi Terdakwa atau Penasihat Hukum. 4. Pembuktian dengan alat bukti : a. Keterangan Saksi. b. Keterangan Ahli. c. Surat. d. Petunjuk. e. Keterangan Terdakwa. 5. Saksi a de charge. 6. Tuntutan Pidana. 7. Pledoi/Pembelaan. 8. Replik Duplik. 9. Putusan. 25
14. Agenda Persidangan 1. Hari Pertama : Identitas Terdakwa,Pembacaan Dakwaan, Pengajuan Eksepsi 2. Hari Kedua : Tanggapan Jaksa Penuntut Umum terhadap Eksepsi 3. Hari Ketiga : Putusan Terhadap Eksepsi 4. Hari Keempat Pembuktian barang bukti, keterangan saksi, Saksi A De CHARGE (saksi yang meringankan), keterangan Ahli dan keterangan Terdakwa 5. Tuntutan Pidana 6. Pembelaan diri Replik Duplik 7. Putusan 26
15. Atas Putusan Pengadilan Negeri dapat diajukan banding, Permohonan Banding diajukan paling lama 3 (tiga) hari setelah putusan dibacakan bagi pihak yang hadir dan 3 (tiga) hari kerja sejak putusan diberitahukan kepada pihak yang tidak hadir. 16. Pengadilan Negeri segera melimpahkan berkas perkara Permohonan Banding ke Pengadilan Tinggi paling lama 3 (tiga) hari setelah permohonan banding diterima. 17. Pengadilan Tinggi harus memutus perkara Tindak Pidana Pemilu paling lama 7 (tujuh) hari setelah permohonan banding diterima. 27
18. Putusan Pengadilan Tinggi merupakan putusan akhir dan mengikat serta tidak dapat melakukan upaya hukum lain. 19. Putusan Pengadilan baik Putusan Pengadilan Negeri maupun Putusan Pengadilan Tinggi harus sudah disampaikan kepada Penuntut Umum paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan dibacakan. 20. Putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap harus dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari setelah putusan diterima Jaksa. 28
21. Putusan Pengadilan terhadap kasus Tindak Pidana Pemilu yang dapat mempengaruhi perolehan Suara Peserta Pemilu, harus sudah selesai paling lama 5 (lima) hari sebelum KPU menetapkan hasil Pemilu secara Nasional. 22. KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota wajib menindaklanjuti Putusan Pengadilan sebagaimana disebut pada angka 18 di atas. 23. Salinan Putusan Pengadilan sebagaimana sesuai pada angka 18 di atas harus sudah diterima KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dan Peserta Pemilu pada hari Putusan Pengadilan tersebut dibacakan. 29
23. Tindak Pidana Pemilu dalam bentuk Pelanggaran diatur dalam Pasal 273 sampai dengan Pasal 291 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012, sedangkan yang ditentukan dalam bentuk kejahatan diatur dalam Pasal 292 sampai dengan Pasal 321. 30
31