HUBUNGAN GANGGUAN PENDENGARAN DENGAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK SINDROM DOWN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN GANGGUAN PENDENGARAN DENGAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK SINDROM DOWN LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

DAFTAR PUSTAKA. 3 Januari 2015). 2. Wiseman FK, Alford K a, Tybulewicz VLJ, Fisher EMC.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Kesehatan Anak dan Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, dan Tenggorokan.

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas intelektual dapat belajar keterampilan baru tetapi lebih lambat

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA MENGENAI KELAINAN GENETIK PENYEBAB DISABILITAS INTELEKTUAL DI KOTA SEMARANG

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KADAR HORMON TIROID DENGAN PERKEMBANGAN ANAK SINDROM DOWN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

PENGARUH FAKTOR RISIKO TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN BAYI BARU LAHIR BERDASARKAN PEMERIKSAAN DISTORTION PRODUCT OAE

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmatnya penulis dapat

PERBEDAAN SATURASI OKSIGEN AWAL MASUK TERHADAP LUARAN PNEUMONIA PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

HUBUNGAN FUNGSI TIROID DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK SINDROM DOWN

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR (BBL) DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 2-5 TAHUN DI POSYANDU GONILAN KARTASURA SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARANGANYAR SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN : PENELITIAN PADA PASIEN GLAUKOMA DI RUMAH SAKIT DR.

PERBEDAAN PENGLIHATAN STEREOSKOPIS PADA PENDERITA MIOPIA RINGAN, SEDANG, DAN BERAT LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLOREKTAL PADA GOLONGAN USIA MUDA, BAYA, DAN TUA DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

PERBEDAAN DERAJAT KEASAMAN URIN PADA PENDERITA PEMBESARAN PROSTAT JINAK DENGAN BAKTERIURIA RENDAH DAN TINGGI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama

Perdarahan Post Partum Akibat Anemia pada Ibu Hamil di RSUD Tugurejo Semarang

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMBACAAN CT SCAN TERHADAP OUTCOME PENDERITA STROKE NON HEMORAGIK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERBEDAAN KADAR ALBUMIN PADA PASIEN KANKER NASOFARING DENGAN BERBAGAI STADIUM (Studi Observasional di RSUP Dr Kariadi Semarang)

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan di antara merokok dengan tingkat kecemasan di kalangan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2014

Hubungan Lokasi Lesi Stroke Non-Hemoragik dengan Tingkat Depresi Pasca. Stroke (Studi Kasus di Poli Saraf RSUP Dr.

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah RSUP Dr. Kariadi Semarang.

ABSTRAK PERBANDINGAN NILAI LOW-DENSITY LIPOPROTEIN CHOLESTEROL

BAB IV METODE PENELITIAN

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

HUBUNGAN LINGKAR KEPALA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK SINDROM DOWN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana kedokteran. Diajukan Oleh: ROHMILIA KUSUMA J

Hubungan antara Anemia dan Kejadian Inersia Uteri di RSUD Dr.Moewardi SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

HUBUNGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BAHASA DENGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci :pengetahuan orang tua perkembangan bahasa anak prasekolah

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagianpersyaratanguna mncapai gelar sarjana strata-1 Kedokteran Umum

Skrining dan Edukasi Gangguan Pendengaran pada Anak Sekolah

HUBUNGAN ANTARA STROKE ISKEMIK AKIBAT DISLIPIDEMIA DAN LOKASI INFARK DI RSUD DR. MOEWARDI DI SURAKARTA

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

ABSTRAK SKRINING DEPRESI PADA IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA MENGGUNAKAN ALAT BECK DEPRESSION INVENTORY

STUDI ANALISIS PERBEDAAN HASIL DIAGNOSA DRY EYE SYNDROME ANTARA TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF PADA WANITA MENOPAUSE DI SURAKARTA SKRIPSI

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

Oleh: Esti Widiasari S

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI POLI BEDAH RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PEMERIKSAAN KOLONOSKOPI PADA PASIEN KELUHAN BERAK DARAH DENGAN KEJADIAN TUMOR KOLOREKTAL DI RSUP DR.

HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.

Hubungan Depresi dan Demensia pada Pasien Lanjut Usia dengan Diabetes Melitus Tipe 2 LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

PERBANDINGAN KONFIGURASI TANGAN DAN PERGELANGAN TANGAN PADA PASIEN CARPAL TUNNEL SYNDROME DENGAN ORANG NORMAL

GAMBARAN AUDIOMETRI PADA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK BENIGNA DAN MALIGNA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB 4 METODE PENELITIAN. Semarang, dimulai pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014.

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DAN KEJADIAN SKIZOFRENIA PADA USIA DEWASA MUDA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG SKRIPSI

Dosen Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Korespondensi : 2)

HUBUNGAN TINGGI BADAN MENURUT UMUR DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA ANAK DI SDN CEMARA DUA SURAKARTA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB IV METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2015 di klinik VCT RSUP Dr.

PERBANDINGAN PENURUNAN TEKANAN INTRAOKULER PADA TERAPI TIMOLOL MALEAT DAN DORSOLAMID PASIEN GLAUKOMA. Jurnal Media Medika Muda

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENDERITA GLAUKOMA DENGAN KETAATAN MENGGUNAKAN OBAT

HUBUNGAN ANTARA USIA PERTAMA KALI BERHUBUNGAN SEKSUAL DENGAN KANKER SERVIKS DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

PERBANDINGAN VOLUME PROSTAT ANTARA PASIEN BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PENDERITA HIPERTENSI TERKONTROL DAN TIDAK TERKONTROL

Analisis Faktor Risiko Kejadian Stroke di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang Lingkup Keilmuan: Anastesiologi dan Ilmu Penyakit Dalam. Penelitian dimulai pada bulan juni 2013 sampai juli 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 9,1%, usia tahun sebesar 8,13%. pada anak dengan frekuensi kejadian 4-6 kasus/1.000 anak (Nelson, 2000).

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG

Transkripsi:

HUBUNGAN GANGGUAN PENDENGARAN DENGAN KEMAMPUAN BAHASA PADA ANAK SINDROM DOWN Arge Raviadi Muhammad 1, Asri Purwanti 2, Kanti Yunika 3 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 3 Staf pengajar Bagian Ilmu THT-KL Medik Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang -Semarang 50275, Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar Belakang: Sindrom Down adalah kelainan kromosom genetik yang disebut trisomi. Pasien sindrom Down memiliki ekstra kromosom 21. Hal ini dikarenakan adanya gagguan pembelahan kromosom yang disebut non-disjungsi atau aneuploidi. Bertambahnya kromosom berdampak pada ketidak seimbangan genetik, retardasi mental dan terganggunya fungsi fisik, intelektual bahkan fisiologi tubuh. Beberapa gangguan atau masalah kesehatan terbesar yang dialami oleh anak-anak dengan sindrom Down adalah gangguan pendengaran dan perkembangan bahasa gangguan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara gangguan pendengaran dengan perkembangan bahasa pada anak sindrom Down. Metode: Penelitian ini menggunakan metode analytic observasional retrospektive. Data diambil dari catatan medis pasien sindrom Down di RSUP dr. Kariadi pada tahun 2008-2015. Sampel adalah anak sindrom Down yang melakukan kontrol di RSUP dr. Kariadi Semarang. Pengambilan data berupa data karakteristik, data fungsi pendengaran kedua telinga yang dilakukan pemeriksaan BERA, dan data perkembangan bahasa yang diperiksa dengan DDST. Uji statistik dilakukan dengan uji Chi-square dan uji Fisher. Hasil: Penelitian ini menggunakan 32 sampel anak sindrom Down. Sebanyak 8 (25%) subjek dengan pendengaran normal dan 24 (75%) adalah subjek dengan gangguan pendengaran. Analisis hubungan gangguan pendengaran ringan dengan perkembangan bahasa (DDST) mempunyai nilai p = 1,00. Hubungan gangguan pendengaran sedang dengan perkembangan bahasa (DDST) mempunyai nilai p = 0,538. Dan hubungan gangguan pendengaran berat sangat berat dengan perkembangan bahasa (DDST) mempunyai nilai p = 0,569. Kesimpulan: Tidak ada hubungan gangguan pendengaran pada perkembangan bahasa pada anak sindrom Down. Kata kunci: Down syndrome, gangguan pendengaran, perkembangan bahasa (DDST). ABSTRACT CORRELATION BEETWEN HEARING IMPAIRMENT AND LANGUAGE ABILITY IN CHILDREN WITH DOWN SYNDROME Background: Down syndrome is a genetic chromosomal disorder called trisomy. Patients with Down syndrome have an extra chromosome 21. This is because of non-disjunction or aneuploidy of the chromosomes. Increased chromosomal imbalance impact on genetic, mental retardation and disruption of physical functions, intellectual and even physiology. Some of the largest health problems experienced by children with Down syndrome are hearing impairment and impaired language development. 399

Objective: To analyze the correlation between hearing impairment and language development in Down Syndrome children. Methods: This study uses an observational analytic retrospective. Data taken from the medical records of Down Syndrome patients in the dr Kariadi Hospital Semarang in 2008-2015. The data include characteristic of the subject, hearing function on both ears with BERA examination, and examined language development with DDST. Statistical tests performed by Chi-Square test and Fisher's exact test. Results: This study used 32 samples of children with Down syndrome. A total of 8 (25%) us subjects with normal hearing and 24 (75%) is subjects with hearing impairment. Analysis of the relationship beetwen mild hearing impairment and the development of language (DDST) has a value of p = 1.00. Analysis of the relationship beetwen moderate hearing impairment and the development of language (DDST) has a value of p = 0.538. And the analysis of the relationship beetwen severe profound hearing impairment and the development of language (DDST) has a value of p = 0.569. Conclusion: There is no correlation between hearing impairment and language development in children with Down syndrome. Keywords: Down syndrome, hearing impairment, language development (DDST). PENDAHULUAN Sindrom down merupakan kelainan kromosomal genetik yang disebut trisomi. Penderita sindrom down mempunyai tambahan kromosom pada kromosom 21. 1,2 Hal ini dikarenakan adanya gagguan pembelahan kromosom yang disebut non-disjungsi atau aneuploidi. 1,3,4 Bertambahnya kromosom berdampak pada ketidak seimbangan genetik, retardasi mental dan terganggunya fungsi fisik, intelektual bahkan fisiologi tubuh. 5 Penelitian di RSUD Serang Indonesia pada tahun 2007 2010 ditemukan 13 kasus penderita syndroma down atau sekitar 2 sampai dengan 4 kasus setiap tahunnya. 6 Menurut Riskesdas 2013, angka kecacatan sindrom down memiliki nilai sebesar 0,12 pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 0,13 pada tahun 2013. 7 Salah satu dari hambatan pertumbuhan yaitu adanya gangguan pendengaran, yang angka kejadian pada pasien sindrom down mencapai 65-75%, yang menjadikan gangguan pendengaran merupakan salah satu masalah utama dan umum terjadi pada penderita sindrom down. 8,9 Dalam beberapa penelitian juga menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara gangguan pendengaran terhadap perkembangan berbahasa dan berbicara pada penderita sindrom down dan cenderung akan memperparah gangguan berbicara dan berbahasa pada anak sindrom down. 10,11 400

Bila tidak dideteksi secara dini dan tidak ditangani, gangguan pendengaran menyebabkan gangguan fungsi organ yang lain seperti gangguan sosial. 8,12 Anak harus bisa berbicara secara menggumam pada umur 2 4 bulan, namun pada anak dengan sindrom down dengan gangguan pendengaran, mereka tidak akan bisa berbicara sebelum umur 5 tahun. 10 Sedangkan pada anak sindrom down tanpa gangguan pendengaran, anak mulai dapat berbicara pada kisaran umur 2 5 tahun. Riset membuktikan bahwa, anak dengan sindrom down akan mengalami kesulitan dalam berbicara dikarenakan adanya faktor langsung seperti malformasi pada organ fonasi, gangguan motorik pada organ berbicara seperti lidah, mulut, pipi dan pharynx. Namun juga terdapat faktor tak langsung yang menyebabkan kesulitan berbicara dan berbahasa pada anak dengan sindrom down seperti adanya gangguan mendengar dan retardasi mental. 10 Berdasarkan uraian di atas, sebaiknya hubungan antara gangguan pendengaran dengan kemampuan bahasa anak sindrom Down dapat dianalisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan gangguan pendengaran dengan kemampuan bahasa anak sindrom Down. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dokter untuk diagnosa lebih lanjut dan masyarakat agar lebih waspada dan memperhatikan screening baik pendengaran juga kemampuan berbahasa. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analytic observasional retrospektive. Data diambil dari catatan medis pasien sindrom Down di RSUP dr. Kariadi pada tahun 2008-2015. Subjek penelitian memenuhi kriteria inklusi : Merupakan catatan medik anak yang terdiagnosa sindrom Down dengan rentang umur 0 6 tahun periode 2008-2015, dan telah mendapat pemeriksaan BERA dan DDST pada periode waktu yang sama. Dan memenuhi kriteria eksklusi : mendapat terapi atau operasi stemcell, mengalami gangguan mental, dan dilakukan pemeriksaan BERA dan DDST yang tidak dalam satu periode. Data disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hubungan gangguan pendengaran dengan perkembangan bahasa pada anak sindrom Down dianalisis menggunakan uji hipotesis Chi-square dan Fisher. Semua analisa dilakukan dengan program SPSS for Windows 21.0. Perbedaan dinyatakan signifikan bila didapatkan p<0,05. 401

Hasil dan Pembahasan Penelitian ini menggunakan subjek 32 anak sindrom Down yang didapat dari rekam medik RSUP dr Kariadi Semarang pada tahun 2008 2015, dengan karakteristik subjek sebagai berikut : Karakteristik Pendengaran Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Laki - laki Jumlah% Perempuan Total Pendengaran Normal 4 (18,18%) 4 (40%) 8 (25%) Gangguan Pendengaran Ringan 8 (36,36%) 3 (30%) 11 (34,375%) Gangguan Pendengaran Sedang 5 (22,77%) 1 (10%) 6 (18,75%) Gangguan Pendengaran Berat Sangat Berat Karakteristik Perkembangan Bahasa 5 (22,77%) 2 (20%) 7 (21,875%) Laki - laki Jumlah% Perempuan Total DDST Normal 3 (13,63%) 3 (30%) 6 (18,75%) DDST Delayed 19 (86,36%) 7 (70%) 26 (81,25%) Karakteristik Usia <1 tahun 10 (31,25%) 1 2 Tahun 17 (53,125%) > 2 Tahun 5 (15,625%) Total Sampel 22 (68,75%) 10 (31,25%) 32 (100%) Dari tabel 1 diatas dapat terlihat karakteristik subjek penelitian bahwa mayoritas pasien yang menjadi subjek penelitian berjenis kelamin laki laki yaitu 68,75%. Fungsi pendengaran pada subjek penelitian laki laki terbanyak adalah dengan gangguan pendengaran ringan yaitu sebanyak 8 (36,36%). Dan terdapat sebagian besar subjek laki laki mengalami keterlambatan dalam berbahasa yaitu sebanyak 19 (86,26%) subjek. Pada karakteristik subjek penelitian perempuan, didapatkan jumlah terbanyak adalah subjek dengan fungsi pendengaran normal sebanyak 4 (40%) subjek. Dari keseluruhan subjek perempuan, terdapat 7 (70%) subjek mengalami keterlambatan dalam berbahasa. Median usia subjek penelitian adalah 15,5. Usia sampel termuda adalah 1,5 bulan dan tertua adalah 58 bulan atau 402

4 tahun 10 bulan. Dari keseluruhan sampel, subjek dengan jumlah paling banyak adalah dengan gangguan pendengaran ringan dengan jumlah 11 (34,375%) subjek. Mayoritas subjek penelitian mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa (81,25%), dengan range umur yang dominan adalah pada 1 2 tahun. Tabel 2. Hubungan Gangguan Pendengaran dengan Perkembangan Bahasa (DDST) Fungsi Pendengaran DDST Jumlah (%) p Normal Delayed Normal 1 (12,5%) 7 (87,5%) 8 (25%) Gangguan 1,00* 1 (9,0%) 10 (91,0%) 11 (34,375%) Pendengaran Ringan Gangguan 0,538* 2 (33,3%) 4 (66,7%) 6 (18,75%) Pendengaran Sedang Gangguan 2 (28,5%) 5 (71,5%) 0,569* 7 (21,875%) Pendengaran Berat Sangat Berat Total 6 (18,75%) 26 (81,25%) 32 (100%) *Merupakan p uji Fisher Dari tabel 2 di atas diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara gangguan pendengaran ringan, sedang, maupun berat sangat berat dengan perkembangan bahasa (DDST). Hal ini ditunjukkan dengan nilai p uji Fisher >0,005. Uji Fisher dilakukan karena uji Chi-square tidak terpenuhi di mana mempunyai expected count >5 maksimal 20% dari jumlah sel. Hasil ini tidak sama dengan penelitian Laws G dan Hall A pada tahun 2014, di mana dalam penelitiannya terdapat hubungan yang signifikan antara gangguan pendengaran dengan perkembangan bahasa pada anak sindrom Down. Namun penelitian ini sesuai dengan penelian Laws G sebelumnya yaitu pada tahun 2004 yang membuktikan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kurangnya pendengaran akibat gangguan pendengaran dengan perkembangan bahasa. Tidak adanya hubungan ini diduga karena adanya terapi wicara dari orang tua atau sumber lain, adanya infeksi, dan adanya subjek yang mendapat pelajaran dan pelatihan pada sekolah khusus. 14,15,16 403

5.2.1 Hubungan Derajat Gangguan Pendengaran dengan Derajat Perkembangan Bahasa (DDST) Gambar 1. Nilai Rerata (Mean) DQ Perkembangan Bahasa (DDST) Nilai dari DQ menunjukan kualitas dari perkembangan bahasa menurut DDST. Semakin kecil nilai DQ (%) maka semakin berat gangguan atau keterlambatan perkembangannya, sebaliknya semakin besar nilai DQ, maka semakin ringan gangguan atau keterlambatan perkembangannya. Dari gambar 1, menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan anak dengan sindrom down dengan pendengaran normal akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa (DQ = 59,6%) dan semakin berat gangguan pendengaran maka akan semakin kecil nilai dari DQ, pada gangguan pendengaran ringan nilai DQ untuk berbahasa = 55,3%, pada gangguan pendengaran sedang nilai DQ untuk berbahasa = 53,5%, dan pada gangguan pendengaran berat sangat berat nilai DQ untuk berbahasa = 48,9%. Hal ini menunjukan bahwa semakin berat gangguan pendengaran maka dapat mempengaruhi atau memperberat dari gangguan dalam perkembangan bahasa pada anak sindrom down. Tabel 3. Hubungan Umur dengan Perkembangan Bahasa (DDST) Subjek Periode Umur Normal DDST Delayed Jumlah < 1 Tahun 6 (60%) 4 (40%) 10 (31,25%) 1 2 Tahun 0 12 (100%) 12 (37,5%) > 2 Tahun 0 10 (100%) 10 (31,25%) Total 6 (18,75%) 26 (81,25%) 32 (100%) p=0,001* *Merupakan p Chi-square for trend ( linear by linear association). 404

Tabel 3 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara periode umur anak sindrom Down dengan perkembangan bahasa (DDST). Hal ini ditunjukkan dengan nilai p Chi-square for trend ( linear by linear association) sebesar 0,001. Berdasarkan penelitian Frieda Handayani Kawanto, Soedjatmiko, dan Aryono Hendarto pada tahun 2012, yang menyatakan bahwa IQ (Intelligence Quotient) atau indeks kecerdasan pada anak sindrom Down akan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Hal ini dikarenakan gagalnya maturitas dari otak. Maka segala hal yang menyangkut fungsi otak juga akan berkurang, termasuk di dalamnya yaitu perkembangan bahasa yang ikut terhambat. 13 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Tidak terdapat hubungan gangguan pendengaran terhadap perkembangan bahasa pada anak sindrom Down. Saran Untuk penelitian selanjutnya yang terkait, dapat meneliti lebih lanjut mengenai hubungan gangguan pendengaran terhadap kemampuan bahasa pada anak sindrom Down, dengan menggunakan metode, sampel dan waktu yang berbeda.pada penelitian selanjutnya yang terkait juga dapat meneliti derajat perkembangan bahasa dinilai dengan penilaian ataupun pengukuran lain. Masyarakat perlu mewaspadai gejala dan tanda sindrom Down, dan juga memperhatikan pemberian screening pendengaran secara dini baik untuk anak normal namun terutama untuk anak dengan sindrom Down. Penulisan data rekam medik perlu lebih sistematis dan terstruktur sehingga data penting tidak hilang dan mudah diakses untuk kepentingan penelitian ataupun screening tentang sindrom Down selanjutnya. 405

DAFTAR PUSTAKA 1. National Down Syndrom Society. About Down Syndrom. Available from www.ndss.org[internet].(diakses: 3 Januari 2015). 2. Wiseman FK, Alford K a, Tybulewicz VLJ, Fisher EMC. Down Syndrome--Recent Progress and Future Prospects. Hum Mol Genet. 2009.h:75-83. doi:10.1093/hmg/ddp010. 3. Sherman SL, Allen EG, Bean LH, Freeman SB. Epidemiology of Down Syndrome. 2007;227(July)h:221-7. doi:10.1002/mrdd. 4. Ghosh S, Hong C-S, Feingold E, et al. Epidemiology of Down syndrome: new insight into the multidimensional interactions among genetic and environmental risk factors in the oocyte. Am J Epidemiol. 2011.h:1009-16. doi:10.1093/aje/kwr240. 5. Mohammed S, Harasi AL. Down Syndrome in Oman: Etiology, Prevalence and Potential Risk Factors. A Cytogenetic, Molecular Genetic and Epidemiological Study. 2010.h1-12. 6. Laksono Sony P, Qomariyah, Purwaningsih Endang. Persentase Distribusi Penyakit Genetik dan Penyakit yang Dapat Disebabkan oleh Faktor Genetik di RSUD Serang. 2011.h:267-71. 7. Badang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar. 2013.[internet].(diakses pada: 3 Januari 2015). 8. Bennetts LK, Flynn MC. Improving the Classroom Listening Skills of Children with Down syndrome by Using Sound- Fi eld Amplification. 2002.h:19-24. 9. Kawanto FH, Soejatmiko, Hendarto A. Factors Associated with Intelligence in Young Children with Down Syndrome. Paediatrica Indonesiana. 2012.h:194-9. 10. Laws G, Bishop DVM. Verbal Deficits in Down s Syndrome and Specific Language Impairment: a Comparison. Int J Lang Commun Disord. 2004.h:423-51. doi:10.1080/13682820410001681207. 11. Kumin L, Ph D. Speech intelligibility and Childhood Verbal Apraxia in Children with Down Syndrome. 2006.h:10-22. 12. National Down Syndrome Society. Downs's Syndrome and Childhood Deafness. Available from: www.ndcs.org.uk.[internet].(diakses: 15 Januari 2015). 13. Handayani F K, Soedjatmiko, Hendarto A. Factors associated with intelligence in young children with Down syndrome. 2012. 14. American Speech-Language-Hearing Association. (2007). Scope of Practice in Speech- Language Pathology [Scope of Practice].[internet] Available from : www.asha.org/policy.(diakses pada : 3 Januari 2015). 15. Laws G, Hall A.Early Hearing Loss and Language Abillities In Children With Down Syndrome.2014. 16. Laws G. Contributions of Phonological Memory, Language Comprehension and Hearing to the Expressive Language of Adolescents and Young Adults with Down Syndrome.2004. 406