ekonomi Tujuan Pembelajaran

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN SOAL. 4. Berikut ini adalah indikator pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

BAB I. KONDISI KETENAGAKERJAAN dan DAMPAKNYA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI. Uji Kompetensi

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

Negara Maju??? Negara Berkembang..??

Indikator Pembangunan. Pengantar Ekonomi Pembangunan

Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RENCANA PEMBANGUNAN INDONESIA KE DEPAN DAN TANTANGANNYA Rabu, 06 Mei 2009

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

KONDISI EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Alitasari (2014), teknik analisis yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ketimpangan Distribusi Pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II URAIAN TEORITIS

RINGKASAN DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Bahan Konferensi Pers Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi daripada yang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH. Ekonomika Terapan

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Pendekatan produksi: nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam suatu. Distribusi Pendapatan

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru. namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang

Teori Pertumbuhan Ekonomi

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. disuatu negara yang diukur dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ekonomi K-13 PENDAPATAN NASIONAL K e l a s A. KONSEP PENDAPATAN NASIONAL Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

Kuliah 3. Batasan dan Mengukur Pembangunan

5. PROFIL KINERJA FISKAL, PEREKONOMIAN, DAN KEMISKINAN SEKTORAL DAERAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. RPJPN) tercantum delapan misi pembangunan nasional Indonesia mewujudkan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kuncoro (2010: 4) menyebutkan bahwa pembangunan di Negara Sedang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Setiap negara di dunia ini sudah lama menjadikan pertumbuhan ekonomi

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan usaha-usaha pembangunan meliputi juga usaha-usaha pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

Transkripsi:

KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI Semester 1 Kelas XI SMA/MA KTSP & K-13 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami pengertian pembangunan ekonomi, faktor-faktor pembangunan ekonomi, indikator keberhasilan pembangunan ekonomi, masalah pembangunan ekonomi, kebijakan dan strategi pembangunan, pertumbuhan ekonomi, dan teori pertumbuhan ekonomi. A. PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI Kamu pasti sering melihat gedung-gedung bertingkat yang berdiri megah ketika berkunjung ke suatu kota besar seperti Jakarta, Bandung, Medan, dan Surabaya. Kemegahan gedung tersebut mengindikasikan adanya kegiatan manusia yang di dalamnya mencakup aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi. Selain gedung megah, keberadaan rumah mewah dan kendaraan roda dua dan empat yang memenuhi jalan raya menggambarkan berhasilnya sebagian manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Namun tidak sedikit juga di beberapa daerah masih terdapat masyarakat yang kekurangan gizi, tidak mendapatkan pendidikan yang layak, hingga kurangnya distribusi pelayanan kesehatan dan buruknya infrastruktur di daerah-daerah tertinggal. Ketimpangan yang terjadi antara daerah satu dengan daerah lainnya menjadi tanggung jawab bersama, khususnya pemerintah sebagai pihak pelaksana dan penentu kebijakan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Seluruh kegiatan yang diupayakan tersebut merupakan bagian dari kegiatan yang disebut dengan pembangunan ekonomi. 1

Pembangunan ekonomi menjadi hal yang sangat penting diperhatikan oleh setiap bangsa. Krisis ekonomi pada 1998 yang diawali dari krisis moneter diduga berasal dari penanganan pembangunan ekonomi yang terganggu dalam beberapa dekade sebelumnya. Pembangunan ekonomi berkaitan erat dengan kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah pada suatu negara. Instrumen dan unsur yang diperlukan dalam kebijakan ekonomi juga digunakan dalam pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang bertujuan menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara atau daerah dalam jangka panjang. Kenaikan PDB tersebut lebih besar daripada tingkat pertumbuhan penduduk. Jadi, pembangunan ekonomi dapat disimpulkan sebagai suatu proses yang bertujuan menaikkan PDB suatu negara atau daerah agar melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Di dalam pembangunan ekonomi, kenaikan pendapatan masyarakat diikuti pula oleh perubahan dalam struktur sosial dan sikap masyarakat. Pembangunan ekonomi juga mengacu pada proses perubahan dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Apabila beberapa daerah terpencil mengalami pembangunan, tidak berarti suatu negara sedang mengalami perubahan karena pembangunan ekonomi hanya mencakup perubahan di tingkat aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Artinya, pembangunan ekonomi merupakan suatu proses transformasi ekonomi yang sifatnya menyeluruh, misalnya terjadinya perubahan struktur ekonomi suatu negara dari agraris menjadi industri. Menurut Michael P. Todaro, pembangunan ekonomi terjadi apabila terdapat perubahanperubahan dalam struktur sosial, perubahan percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan (bagaimana kekayaan dinikmati oleh seluruh masyarakat), dan adanya pemberantasan kemiskinan. Menurut Prof. Denis Goulet, ada tiga inti pembangunan yang membuat hidup lebih baik. Ketiga hal ini merupakan tujuan bersama yang dicari oleh semua individu dan masyarakat, yaitu sebagai berikut. a. Rezeki kehidupan, berupa makanan, tempat tinggal, kesehatan, perlindungan pendidikan, dan pakaian. Apabila pemenuhan kebutuhan dasar tersebut tidak memadai, berakibat pada terjadinya keterbelakangan pada kehidupan sosial masyarakat. b. Harga diri, yaitu perasaan berharga dan kemandirian. Tidak ada negara yang mengalami pembangunan apabila negara itu digunakan sebagai alat oleh negara lain untuk mengejar kepentingan masing-masing. 2

c. Bebas dari perbudakan. Artinya dalam konteks saat ini adalah bebas dari dari kejahatan dan kebodohan. Hal ini juga berarti masyarakat mampu memilih berbagai komponen kebebasan politik, kesetaraan kesempatan, dan aturan hukum dalam kehidupan bermasyarakat. Profesor Dudley Seers menegaskan keberhasilan pembangunan ekonomi ditentukan oleh jawaban atas tiga pertanyaan berikut. a. Apakah pembangunan tersebut telah mengurangi kemiskinan? b. Apakah pembangunan tersebut dapat mengurangi pengangguran? c. Apakah pembangunan tersebut telah mampu mengurangi kesenjangan? Dengan demikian, menurut Prof. Dudley Seers, suatu pembangunan ekonomi dikatakan berhasil apabila pendapatan per kapita masyarakat meningkat (kemiskinan berkurang), tingkat pengangguran berkurang, dan kesenjangan antara kaya dan miskin mengecil yang dapat diukur menggunakan indikator kurva lorenz. Kurva lorenz adalah kurva yang menggambarkan tingkat distribusi pemerataan pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk rasio gini atau indeks gini. Apabila indeks gini makin mendekati 0, pemerataan dikatakan makin merata. Sebaliknya, apabila indeks gini makin mendekati 1, pemerataan dikatakan makin tidak merata atau timpang. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan ciri-ciri pembanguan ekonomi adalah sebagai berikut. 1. Kenaikan PDB jangka panjang. 2. Kenaikan PDB melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. 3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum. 4. Terciptanya perubahan secara menyeluruh karena adanya pembangunan ekonomi sehingga berdampak pada berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan berbagai bidang lainnya. B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMBANGUNAN EKONOMI Pelaksanaan pembangunan antara negara satu dengan negara lainnya tentu akan berbeda. Satu negara dapat melaksanakan pembangunan lebih cepat dari negara yang lainnya. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Pertanyaan ini tidaklah mudah untuk dijawab sebab keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi di suatu negara akan sangat bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhi pembangunan ekonomi. Para 3

ahli menyimpulkan beberapa hal yang memengaruhi pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut. a. Sistem sosial dan sikap masyarakat. Hal ini memegang peranan yang penting dalam menciptakan pembangunan ekonomi. Hasil identifikasi di negaranegara berkembang menunjukkan sistem sosial dan sikap masyarakat menjadi penghambat dalam pembangunan ekonomi. Adat istiadat yang sangat kental pada masyarakat tradisional berupa upacara untuk berbagai kegiatan dan acara dianggap memperlambat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, sikap atau pola hidup masyarakat yang tidak mau bekerja keras, bekerja dengan jam kerja yang pendek, malas menabung, dan sikap negatif lainnya juga dapat menghambat pembangunan ekonomi. b. Kepemilikan barang modal. Pada masyarakat yang kurang maju, kepemilikan modal seperti cangkul, bajak, dan parang akan sangat berperan penting untuk kegiatan berburu dan bertani. Pada masyarakat modern, peranan modal juga sangat menentukan keberhasilan peningkatan produktivitas. c. Kuantitas dan kualitas penduduk serta tenaga kerja. Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi. Namun hal ini juga dapat menjadi bumerang apabila pertambahan penduduk tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dari sisi pendidikan dan keterampilan. Di satu sisi, tingginya jumlah penduduk dapat meningkatkan permintaan barang yang akan diikuti dengan perluasan pasar. Namun di sisi yang lain, hal ini dapat memicu terjadinya pengangguran yang besar apabila sektor industri tidak mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Oleh sebab itu, perlu adanya pengendalian dalam laju pertumbuhan penduduk, seperti program Keluarga Berencana (KB) yang disertai dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. d. Penguasaan teknologi. Makin majunya peradaban manusia diiringi dengan majunya tingkat penggunaan teknologi. Hal ini dapat dianggap sebagai keberhasilan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Namun, kemajuan teknologi juga dapat memberikan dampak negatif. Salah satunya adalah pengangguran akibat teknologi, misalnya mekanisasi atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin. C. INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN EKONOMI Secara konseptual, pembangunan ekonomi memiliki makna yang luas dan inklusif. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi tentu perlu indikator-indikator tertentu. Ada tiga indikator utama pembangunan ekonomi, yaitu sebagai berikut. 4

a. Indikator Moneter Indikator moneter terdiri atas pendapatan per kapita dan indikator kesejahteraan ekonomi bersih atau Net Economic Welfare (NEC). 1. Pendapatan per kapita merupakan indikator moneter atas setiap kegiatan ekonomi penduduk suatu negara. Pendapatan per kapita adalah pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk. Indikator pendapatan per kapita mempunyai beberapa kelemahan, seperti ketidakmampuan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara utuh. 2. Kesejahteraan Ekonomi Bersih atau Net Economic Welfare adalah indikator pembangunan yang menyempurnakan metode perhitungan GNP dengan koreksi positif dan negatif. Koreksi positif mengharuskan adanya perhatian terhadap waktu senggang (leisure) dan perkembangan sektor informal. Sementara itu koreksi negatif berkaitan dengan masalah kerusakan lingkungan hidup. b. Indikator Non-Moneter Indikator non-moneter diambil dari beberapa hal pokok yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat, di antaranya indikator sosial dan indeks kualitas hidup. 1. Indeks sosial mencakup indikator tingkat harapan hidup dan pendidikan dasar, konsumsi protein hewani per kapita, persentase anak-anak yang belajar di sekolah dasar dan menengah serta kejuruan, jumlah surat kabar, telepon dan radio, dan konsumsi energi per kapita. 2. Indeks Kualitas Hidup (IKH) disebut juga Physical Quality of Life Index (PQLI). Indeks ini diperkenalkan oleh Morris D. Morris. IKH mencakup indikator tingkat harapan hidup, angka kematian bayi, dan tingkat melek huruf. c. Indikator Campuran Indikator campuran mencakup Indikator Susenas Inti dan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index). 1. Indikator Susenas Inti merupakan indikator kesejahteraan yang dikembangkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) pada 1992. Indikator ini mencakup aspek pendidikan, kesehatan, perumahan, angkatan kerja, keluarga berencana dan fertilitas, ekonomi, kriminalitas, perjalanan wisata, dan akses ke media massa. 2. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) diukur berdasarkan indikator tingkat harapan hidup dan melek huruf, dan pendapatan riil per kapita yang diukur berdasarkan paritas daya beli (Purchasing Power Parity) atau keseimbangan kemampuan berbelanja yang diukur dengan kemampuan masyarakat memperoleh barang dengan tingkat harga tertentu yang berlaku di suatu daerah. 5

D. MASALAH-MASALAH PEMBANGUNAN EKONOMI DI NEGARA BERKEMBANG Pada negara berkembang dan maju memiliki perbedaan dalam masalah pembangunan ekonomi. Di negara berkembang, terutama yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, kelebihan penawaran tenaga kerja merupakan persoalan yang rumit. Negara-negara tersebut mengalami masalah pengangguran akut. Sementara negara maju mengalami kurangnya permintaan sehingga menghambat pertumbuhan output. Masalah-masalah pembangunan ekonomi di negara berkembang terkait dengan karakteristik yang ditemui pada negara berkembang yang bersangkutan. Adapun karakteristik masalah tersebut adalah sebagai berikut. a. Ketergantungan pada Sektor Pertanian Primer Perekonomian seperti ini disebut sebagai perekonomian monokultur, yaitu perekonomian yang sangat bergantung pada hasil satu komoditas pertanian saja. b. Rendahnya Tingkat Produktivitas Hal ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kehidupan dan terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia, terutama bagi yang berpendidikan rendah. c. Ketergantungan yang Besar dan Kerentanan dalam Hubungan Internasional Kondisi domestik perekonomian negara berkembang sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara-negara maju. Hal ini terjadi karena lemahnya permintaan domestik yang disebabkan oleh lemahnya permintaan agregat yang membuat perekonomian sangat mengandalkan pasar ekspor. d. Tingginya Tingkat Pengangguran Angka pengangguran akan makin besar apabila diukur dengan angka under-employment. Penyebab tingginya tingkat pengangguran adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang lebih tinggi di satu pihak dan rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja di pihak lain. e. Tingginya Pertumbuhan Penduduk Tingkat pertumbuhan penduduk di negara berkembang dua sampai empat kali lipat dari pertambahan penduduk di negara-negara maju. Tidak heran jika 75% penduduk dunia merupakan penduduk negara berkembang. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk di negara berkembang telah menimbulkan masalah-masalah besar terutama berkaitan dengan penyediaan pangan, kesempatan kerja, perumahan, pendidikan, dan kesehatan. 6

E. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN Upaya yang dilakukan negara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat disebut juga sebagai upaya pembangunan ekonomi. Untuk mencapai keberhasilan pembangunan tersebut, diperlukan kebijakan dan strategi yang secara mengesankan dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan. Visi Pembangunan Nasional 2005 2025 adalah Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Sementara misi pembangunan nasional adalah sebagai berikut. a. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. b. Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing. c. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. d. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu. e. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan. f. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari. g. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. h. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional. Strategi untuk melaksanakan visi dan misi tersebut dijabarkan secara bertahap dalam periode lima tahunan atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dengan skala prioritas dan strategi pembangunan yang merupakan kesinambungan dari skala prioritas dan strategi pembangunan pada periode-periode sebelumnya. Tahapan skala prioritas utama dan strategi RPJM secara ringkas adalah sebagai berikut. a. RPJM ke-1 (2005 2009) diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, adil dan demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan masyarakatnya meningkat. b. RPJM ke-2 (2010 2014) diarahkan untuk lebih memantapkan kembali Indonesia di segala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan IPTEK serta penguatan daya saing perekonomian. c. RPJM ke-3 (2015 2019) ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing 7

kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. d. RPJM ke-4 (2020 2025) ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing. F. PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terjadi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dari suatu negara atau daerah, meningkatnya pendapatan per kapita, dan meningkatnya penyediaan infrastruktur serta fasilitas masyarakat dalam suatu negara. Pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat apabila persentase kenaikan PDB pada suatu periode lebih besar dari periode sebelumnya. Jadi, pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan di mana terjadi kenaikan PDB suatu negara tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk. Untuk mengukur seberapa besar kenaikan pertumbuhan ekonomi dari satu periode ke periode lainnya digunakan perhitungan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE), yaitu mengukur kenaikan pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. LPE dapat dihitung dengan rumus: GNP LPE= GNPn -1 100% Contoh: Apabila PDB riil 2015 dari negara X sebesar Rp1.450 triliun, sedang PDB riil 2014 adalah Rp1.250 triliun. Berapa besar pertumbuhan ekonomi pada 2015 atas dasar 2014? LPE = PDBt PDBt 1 100% PDBt 1 1.450 1.250 LPE 2015 = 100%=16% 1.250 Jadi, pertumbuhan ekonomi pada 2015 atas dasar 2014 adalah 16%. 8

Apabila diperhatikan, perbedaan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut. a. Pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan naiknya pendapatan per kapita, sementara pembangunan ekonomi diindikasikan dengan naiknya pendapatan per kapita disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. Pertumbuhan ekonomi tidak disertai dengan perubahan struktur perekonomian, sementara pembangunan ekonomi disertai dengan perubahan struktur perekonomian. c. Pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan naiknya produksi barang dan jasa (PDB) suatu negara secara kuantitas, sementara pembangunan ekonomi diindikasikan dengan peningkatan produksi barang dan jasa yang disertai dengan peningkatan kualitas barang dan jasa tersebut. G. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan perekonomian di mana negara mengalami kondisi terjadinya kenaikan produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun atau mengalami kenaikan GNP. Keadaan ini dapat dicapai oleh berbagai macam faktor sehingga melahirkan beberapa teori pertumbuhan ekonomi. Berikut beberapa teori terkait dengan pertumbuhan ekonomi. a. Aliran Klasik 1. Adam Smith Menurut teori Adam Smith, suatu negara mengalami pertumbuhan ditandai dengan dua faktor utama, yaitu pertumbuhan jumlah penduduk dan peningkatan output (GNP). Jumlah penduduk dalam suatu negara dianggap sebagai faktor yang pasif sehingga pertumbuhan suatu negara lebih bergantung pada pertumbuhan outputnya. Pertumbuhan output sangat bergantung pada jumlah modal yang ditanam. Asumsi klasik menyatakan faktor alam bersifat konstan sehingga pada suatu saat tingkat produksi akan mencapai tingkat full employment. Artinya, pendayagunaan alam, tenaga kerja, dan modal akan mencapai kondisi optimum sehingga pada suatu saat output tidak dapat ditingkatkan lagi karena sudah optimum. 2. David Ricardo Pada dasarnya teori yang dikemukakan David Ricardo sama dengan yang dikemukakan Adam Smith. Dengan asumsi faktor alam dianggap tetap, sedangkan jumlah penduduk bertambah pesat sehingga pada suatu saat tingkat perkembangan ekonomi akan sangat rendah dan tidak berkembang (stationary state). 9

b. Aliran Neo Klasik 1. Robert Sollow-Trevor Swan Tokoh ini menyatakan anggapannya bahwa: tenaga kerja tumbuh dengan laju tertentu, ada kecenderungan menabung pada masyarakat, dan seluruh tabungan diinvestasikan. Sollow-Swan berkesimpulan pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, dan kemajuan teknologi. 2. Harrod-Domar Tokoh ini menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tingkat investasi karena pengeluaran investasi akan memengaruhi permintaan dan penawaran akan barang dan jasa. c. Teori Historis 1. Friedrich List Tokoh ini membagi teori historis menjadi beberapa tingkatan yaitu masa berburu dan mengembara; masa beternak dan bertani; masa kerajinan dan industi; dan masa industri dan perniagaan. Super "Solusi Quipper" Teori Historis menurut Friedrich List : Buru Nak, Ani Rajin Dagang Listrik. 2. Karl Bucher Karl Bucher membagi teori historis menjadi empat tingkatan yaitu rumah tangga tertutup, rumah tangga kota, rumah tangga bangsa, dan rumah tangga dunia. Super "Solusi Quipper" Teori Historis menurut Karl Bucher TeKo BaU 10

3. W.W. Rostow WW. Rostow membagi teori historis menjadi lima tingkatan, yaitu sebagai berikut. Masyarakat tradisional yang masih mementingkan diri sendiri. Prasyarat lepas landas. Lepas landas (take off). Tingkat kematangan (maturity). Masa konsumsi tinggi (high consumption). d. Teori Schumpeter Teori ini mengatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh inovasi yang dilakukan oleh pengusaha (enterpreneurship). Peranan pengusaha atau wirausahawan sangat penting dalam memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal inilah merupakan salah satu hal yang ditekankan Schumpeter dalam teorinya. Pengusaha akan terus-menerus melakukan inovasi untuk mendapatkan hal-hal baru yang berguna bagi usahanya dan dapat meningkatkan keuntungan yang diperoleh. Adapun bentuk inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pengusaha antara lain mencari lokasi pasar yang baru, meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses produksi, dan mencari sumber bahan mentah. Untuk menjalankan inovasi yang telah ditemukan tentu membutuhkan modal. Pengusaha akan meminjam modal tersebut untuk keperluan investasi usahanya. Akibat dari investasi tersebut adalah kenaikan pendapatan nasional yang mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, konsumsi meningkat dapat berarti kapasitas produksi pengusaha pun ikut meningkat sehingga berdampak pada timbulnya investasi baru oleh pengusaha. 11