PELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonrsia

PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA

Oleh: Erlanda Bayu Pratama, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. prinsip hidup sehat dalam kehidupan peserta didik sehari-hari (Ahmad

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PEMBINAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMP NEGERI 22 PADANG TAHUN 2009

PROGRAM DOKTER KECIL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) UKS Dokter Kecil. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DI KABUPATEN WONOSOBO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kesehatan sebenarnya telah diatur dalam UU No.9 Tahun 1960

ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. umur termasuk murid Sekolah Dasar (SD) (Kepmenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

Terciptanya kondisi lingkungan yang kondusif yang terbebas dari : Pengertian UKS

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

Analisis Pengelolaan Trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Tingkat SMP Se-Kota Bandar Lampung (Studi Kualitatif)

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

TENTANG PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

2 pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah/madrasah di setiap sekolah/madrasah; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

TINGKAT KREATIVITAS GURU DALAM MENYIKAPI KETERBATASAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN JASMANI

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 GAMPING

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

UKS (USAHA KESEHATAN SEKOLAH)

BAB I PENDAHULUAN. goncangan dan stres karena masalah yang dialami terlihat begitu

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. imunisasi, status gizi, dan penyakit infeksi pada anak. Faktor-faktor tersebut

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

STRATA PELAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SE KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN DIY TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. harapan bangsa yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia

Pembinaan dan Pengembangan UKS

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

59 KEPUASAN DALAM PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN USIA PADA IBU HAMIL

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, remaja cenderung untuk menerima tantangan atau coba-coba melakukan

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

O. BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN 1 2 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian

TINGKAT PEMAHAMAN SISWA KELAS X DAN XI TERHADAP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMA NEGERI 1 SEYEGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

INDIKATOR PENYELENGGARAAN KABUPATEN/KOTA SEHAT. Tatanan : 8 Kehidupan Masyarakat Sehat Yang Mandiri

PELAKSANAAN PROGRAM DOKTER KECIL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULONPROGO TAHUN 2016

1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi

1. Pengertian Organisasi Organisasai adalah suatu sistem kerjasama daripada sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan Struktur

PERSEPSI SISWA KELAS VIII TERHADAP PEMBELAJARAN AKTIVITAS AIR DI SMP NEGERI 2 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkualitas. Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERAN GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM UKS DI SD 1 PEDES SEDAYU BANTUL

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

EFEKTIVITAS PROGRAM USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) PUSKESMAS PADA SMP NEGERI 2 TOMPASO DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA

Kerangka Acuan Kerja ( KAK )Kegiatan survailance epidemiologi kesehatan. Puskesmas Kijang Tahun Anggaran : Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

EVALUASI PROSES PELAKSANAAAN KELAS IBU HAMIL DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

GAMBARAN PELAYANAN KUNJUNGAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

Perda Kab. Belitung No. 17 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

Transkripsi:

PELAKSANAAN TRIAS USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI WILAYAH KECAMATAN PURWOKERTO KABUPATEN BANYUMAS Saryono 1, Dian Rahmawati 1, Iwan Purnama 1 1 2 3 Program Sarjana Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT One of health promotion level form on school age is health school programs. The important of health school program are seen in health regulation Republic of Indonesia no 23 1992 ( UU 23 th, 1992), stated that school health programs were used for increasing health life of students. The outcome of school health programs is to increase student learning, growth and development optimally. The aim of this study was to know application of the three of health school programs. This study used descriptive method throughout survey at junior high school in south and west of Purwokerto regency by cluster sampling. The respondents were a student and a teacher who performing health school programs. The data showed with a distribution table of frequency. The result of this study showed that the applications of health school program about health education, health care, and environment health facilitate at 90.45%, 70.85%, and 50.89% respectively Keywords: health school program, school age, health promotion PENDAHULUAN Keberadaan Usaha Kesehatan Sekolah yang telah dirintis sejak 1956, sangat penting, seperti yang tercermin dalam pasal 45 UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan, yaitu usaha kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hidup sehat, sehingga mereka dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi manusia yang berkualitas (Depkes RI, 2004). Berdasarkan Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan UKS dan Tim Pembina UKS yang telah ditetapkan oleh pemerintah, UKS memiliki tiga program utama yang dikenal dengan TRIAS UKS. Ketiga program tersebut meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Anak usia sekolah dihadapkan pada masalah kesehatan yang sangat kompleks dan bervariasi. Masalah kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, dan kebersihan diri lainnya. Sedangkan pada anak usia SLTP dan SMU, masalahnya berkaitan dengan perilaku beresiko seperti penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), kehamilan yang tidak diinginkan, abortus yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja (KRR), kecelakaan, dan trauma lainnya. UKS dengan tiga program pokok yang dikenal dengan Trias UKS (pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat) (Depkes RI, 2004). UKS memiliki manfaat langsung terhadap peningkatan kesehatan anak sekolah, dan memiliki potensi besar dalam penyuksesan program peningkatan derajat kesehatan secara lebih luas. Oleh karena itulah UKS dapat digunakan sebagai wadah sekaligus kendaraan yang dapat digunakan oleh berbagai program kesehatan, seperti kesehatan ibu dan anak, gizi, pemberantasan penyakit menular (P2M), kesehatan lingkungan, pengobatan, promosi kesehatan, dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan Tim Pembina UKS Pusat 95

ternyata pelaksanaan UKS sampai saat ini dirasakan masih kurang sesuai dengan yang diharapkan. Hingga saat ini baru sekitar 30 % SLTP dan SMU di Indonesia yang melaksanakan program UKS. Banyak faktor yang menghambat perkembangan UKS, diantaraanya guru belum memiliki komitmen dan kepedulian untuk melaksanakan program tersebut, terbatasnya sarana dan prasarana, serta tenaga UKS yang belum terlatih (Wahyuni, 2005). Kabupaten Banyumas yang berpenduduk 1.538.285 jiwa, 19% (294.460) diantaranya merupakan anak usia sekolah METODE PENELITIAN Metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Populasi penelitian ini adalah pembina UKS di sekolah dan siswa sekolah yang dituju. Sampel penelitian akan diambil secara cluster sampling (Dempsey, 2000). Pada penelitian ini sampil diambil dengan memilih 2 sekolah dengan evaluasi pelaksanaan UKS yang telah cukup berkembang dan 2 sekolah yang dievaluasi belum mengalami perkembangan yang cukup baik dalam pelaksanaan program UKS. Keempat sekolah tersebut diharapkan berada didalam wilayah pengamatan. Penentuan lokasi penelitian ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Banyumas. Peneliti berharap akan memperoleh sebanyak 100 responden pada setiap sekolah. Hal ini ditentukan karena jumlah populasi untuk penelitian ini sebesar 8.253 orang. Berdasarkan Tabel Krecjie jumlah sampel yang dibutuhkan sebesar 400 orang (Sugiyono, 2005). Kriteria inklusi sampel penelitian adalah antara lain responden telah menjadi warga sekolah yang bersangkutan minimal 1 tahun, dan bersedia untuk menjadi responden penelituan. Sedangkan kriteria eksklusinya adalah tidak hadir saat dilakukan pengambilan data. dari SD sampai dengan SMU (Dinkes Banyumas, 2006). Metode pembinaan UKS yang dilaksanakan diantaranya melalui perlombaan sekolah sehat, kunjungan berkala, dan penyuluhan kesehatan. Dalam perkembangannya beberapa sekolah ada yang benar-benar maju tapi ada juga yang masih belum berkembang dengan baik. Berdasarkan data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran pelaksanaan Trias UKS dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada Sekolah Menengah Pertama di wilayah kecamatan Purwokerto Timur dan kecamatan Purwokerto Barat. Kegiatan penelitian akan dimulai dengan membuat instrumen yang dapat memperlihatkan pelaksanaan program Trias UKS di sekolah. Instrumen tersebut menggunakan skala Likert dengan masingmasing item pertanyaan akan diberi skor yang berbeda. Instrument penelitian akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Data umum responden sebanyak 3 pertanyaan, program Trias UKS yang dilaksanakan di sekolah, dan respon responden terhadap program Trias UKS yang pernah dilaksanakan di sekolah. Semua data yang didapatkan akan dicatat dalam lembaran yang telah dipersiapkan. Kemudian data akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan komputer. Data tentang pelaksanaan program Trias UKS dan respon terhadap program Trias UKS akan ditampilkan dengan menggunakan tabel frekuensi kumulatif. Hal ini akan memperlihatkan pelaksanaan program Trias UKS menurut para pembina UKS dan siswa di sekolah serta faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program Trias UKS disekolah. HASIL DAN BAHASAN Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh peneliti selama 2 bulan yaitu sejak bulan Februari sampai dengan menjelang bulan Maret 2007 didapatkan 96

empat informasi utama yaitu : 1) data status kesehatan siswa meliputi angka umum responden meliputi umur, kegiatan kesakitan, siswa yang merokok dan ekstrakulikuler yang diikuti oleh siswa responden, 2) gambaran pelaksanaan trias pengguna narkoba, dan 4) respon dari siswa dan pembina UKS di sekolah tentang UKS di sekolah meliputi pendidikan program Trias UKS. Gambaran umum kesehatan, pelayanan kesehatan dan responden terlihat dalam tabel 1. pembinaan lingkungan sehat, 3) gambaran Tabel 1. Karakteristik demografi responden di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Wilayah Purwokerto Timur dan Barat pada Februari Mei 2007 Usia siswa a. 12 tahun b. 13 tahun c. 14 tahun d. 15 tahun e. 16 tahun Usia guru pembina UKS a. 40 45 tahun b. 46 50 tahun Ekstrakulikuler siswa a. PMR b. Olahraga c. Pramuka d. Mading e. Kesenian f. Komputer g. OSIS h. Bahasa Inggris i. Qira ah j. Tidak ada Karakteristik Frekuensi Prosentase (%) 30 118 140 60 6 4 3 31 84 18 3 32 1 1 17 2 165 8,47 33,33 39,54 16,94 1,69 57,14 42,85 8,75 23,72 5,08 0,84 9,03 0,28 0,28 4,80 0,56 46,61 Siswa SMP di wilayah Purwokerto Timur dan Barat yang menjadi responden dalam penelitian ini dalam Februari Maret 2007 berusia 14 tahun yaitu 137 siswa (39,54 %) dan 13 tahun sebanyak 118 siswa (33,33 %). Hal ini disebabkan karena penelitian difokuskan pada siswa tahun kedua di SMP yang telah mengalami atau mendapatkan program UKS di sekolahnya. Sedangkan usia guru pembina UKS mayoritas 40 45 tahun (57,14%), dan kegiatan ekstrakulikuler terbanyak yang diikuti oleh siswa adalah olahraga (23,72%), namun masih lebih banyak siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sama sekali sebanyak 165 siswa (46,61%). Sekarang ini siswa telah tersibukkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah sehingga waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler menjadi lebih sedikit. Pelaksanaan program pendidikan kesehatan di sekolah mayoritas telah terlaksana (Tabel 2). Hal ini terlihat dari adanya materi pelajaran mengenai kesehatan (94,35%), penyuluhan kesehatan (87,85%) dan program kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan (90,06%) di sekolah. Hal ini disebabkan karena guru pembina UKS di sekolah secara berkala melakukan 97

kegiatan konseling dan adanya jadwal khusus untuk bimbingan konseling (BK) di sekolah yang memberikan materi tentang hidup sehat atau bahaya Narkoba. Sedangkan untuk penyuluhan/pelatihan kesehatan yang terkait dengan imunisasi belum terlaksana dengan baik (13,27%), dikarenakan siswa SMP tidak lagi mendapatkan suntikan imunisasi ulangan (booster) yang lazim dilakukan saat siswa masih di sekolah dasar yaitu pada usia 9 10 tahun. Tabel 2. Gambaran Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Materi pelajaran mengenai ilmu kesehatan 334 94,35 Penyuluhan mengenai kesehatan 311 87,85 Penyuluhan/pelatihan kesehatan tentang: a. Tumbuh kembang fisik dan mental remaja b. Penyakit karena tidak menjaga kebersihan pribadi c. Bahaya narkotika, rokok, dan minuman beralkohol d. Pencemaran lingkungan dan pengaruhnya terhadap kesehatan e. Menjaga keselamatan diri f. Penyakit menular dan tidak menular g. Cara pencegahan dan penanggulangan penyakit serta pengobatan sederhana h. Imunisasi i. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Program kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan 298 226 280 282 289 266 266 47 225 84,18 63,84 79,09 79,66 81,63 75,14 75,14 13,27 63,55 321 90,06 Tabel 3. Gambaran Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pemeriksaan kesehatan dari Puskesmas 84 23,72 Pelaksanaan senam bersama (SKJ) 230 64,97 Kegiatan ekstrakulikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan: a. Latihan ketrampilan (dokter kecil, PMR) b. Membantu kegiatan Posyandu saat liburan sekolah 270 169 76,27 47,74 Kegiatan pengobatan sederhana 243 68,64 Pemeriksaan kesehatan saat penerimaan murid baru 172 48,58 Pemantauan tumbuh kembang siswa secara periodic 251 70,9 Pemberantasan sumber penyakit infeksi 300 84,74 Adanya konseling mengenai kesehatan remaja di sekolah 279 78,81 Pencatatan khusus bagi siswa yang tidak masuk karena masalah kesehatan/penyakit menular 209 59,03 Pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah belum terlaksana sesuai dengan progran Trias UKS yang dicanangkan oleh pemerintah (Tabel 3). Hal ini terlihat dari pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas dinyatakan terlaksana oleh 84 responden ( 23,72%) dan pemeriksaan kesehatan untuk siswa baru terlaksana hanya dinyatakan oleh 172 responden (48,58%). Hal ini dapat disebabkan karena wilayah kerja Puskesmas Kel. Purwokerto Timur dan 98

Barat yang cukup luas dan ada banyak sekolah yang berlokasi di wilayah Purwokerto Timur, sehingga tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas tidak dapat menjangkau dan memantau status kesehatan di setiap sekolah. Sedangkan kegiatan pengobatan sederhana telah dinyatakan terlaksana oleh 243 responden (68,64%), konseling mengenai kesehatan remaja (78,81%) atau 279 responden, dan pemberantasan sumber penyakit infeksi telah dinyatakan terlaksana oleh 300 responden (84,74%). Hal ini disebabkan karena setiap sekolah mempunyai program dan guru pembina UKS yang terlibat aktif dalam kegiatan sekolah yang berhubungan dengan kesehatan, misal: konseling siswa, kerja bakti kebersihan sekolah, dan kegiatan ekstrakulikuler yang terkait dengan kesehatan (PMR, dokter kecil). Tabel 4. Gambaran Pelaksanaan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Data Frekuensi Persentase Penyuluhan kesehatan dengan mengundang orangtua siswa 200 56,49 Pemasangan poster/media yang mempromosikan lingkungan 285 80,5 sehat Pemeliharaan kebersihan & kerapihan sarana dan prasarana sekolah: a. Ruang kelas b. Ruang perpustakaan c. Ruang laboratorium 112 262 255 31,63 74,01 72,03 Pemeliharaan lingkungan fisik sekolah yang menunjang kesehatan: a. Penyediaan air bersih b. Penyediaan/pemeliharaan bak sampah c. Penyediaan/pemeliharaan WC/kakus d. Pemeliharaan ruang ibadah e. Pemeliharaan kebun/taman sekolah Lingkungan mental dan sosial yang menunjang kesehatan: a. Bakti sosial b. Darmawisata 179 237 195 266 190 225 165 50,56 66,94 55,08 75,14 53,67 63,55 46,61 Program pembinaan lingkungan sekolah sehat telah terlaksana sebanyak 285 siswa (80,5%) untuk kegiatan pemasangan poster/media yang mempromosikan lingkungan sehat (Tabel 4). Sedangkan untuk pemeliharaan kebersihan sarana dan pra sarana sekolah dinyatakan terlaksana oleh 262 responden (74,01%) dan 255 responden (72,03%) untuk pemeliharaan ruang perpustakaan serta laboratorium, namun untuk ruang kelas hanya 112 responden (31,63%) yang menyatakan telah terlaksana. Hal ini dapat disebabkan karena ruang perpustakaan dan laboratorium dibersihkan oleh tenaga kebersihan, sedangkan untuk ruang kelas siswa diharapkan dapat ikut berpartisipasi menjaga kebersihannya (misalnya melalui piket kebersihan dari siswa dan lomba kebersihan kelas). Untuk penyediaan air bersih dinyatakan terlaksana oleh 179 responden (50,56%), penyediaan/pemeliharaan WC/kakus oleh 195 responden (55,8%). Kedua hal ini penting untuk diperhatikan karena dapat menjadi sumber penyakit di sekolah. Ketersediaan guru pendidikan jasmani (penjas) telah dinyatakan terlaksana oleh seluruh responden (100%), begitu pula dengan ketersediaan buku-buku 99

kesehatan, alat peraga dan ruang khusus UKS (Tabel 5). Hal ini disebabkan pihak sekolah selalu mendapatkan bantuan bukubuku panduan UKS dari pemerintah dan pada setiap sekolah diharuskan menyediakan satu ruangan khusus untuk UKS. Sedangkan untuk pelatihan dan partisipasi guru dalam diskusi maupun lokakarya dinyatakan belum pernah terlaksana oleh seluruh responden (0%), dan kegiatan penelitian/pengembangan mengenai kurikulumdan pelaksanaan Trias UKS di sekolah hanya 2 responden (28,57%) yang menyatakan telah terlaksana. Hal ini juga dinyatakan belum dapat dilaksanakan oleh tim pembina UKS pusat, dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia dan pendanaan. Tabel 5. Respon Guru Pembina UKS terhadap Pelaksanaan Trias UKS di Sekolah Menengah Pertama Ketersediaan tenaga guru pendidikan jasmani dengan jumlah siswa 7 100 Ketersediaan tenaga non-pendidikan untuk menunjang 5 71,42 kebersihan sekolah Pelatihan untuk guru berkaitan dengan pendidikan kesehatan 0 0 Peran serta guru pembina dalam diskusi, lokakarya, seminar 0 0 dalam rangka peningkatan program UKS Ketersediaan buku-buku kesehatan, alat peraga, dan ruang 7 100 khusus UKS Anggaran untuk pelaksanaan Trias UKS di sekolah 0 0 Penelitian/pengembangan materi kurikulum pendidikan 2 28,57 kesehatan di sekolah Penelitian mengenai pelaksanaan Trias UKS di sekolah 2 28,57 Tabel 6. Respon Siswa terhadap Pelaksanaan Trias UKS di Sekolah Menengah Pertama Siswa yang tidak masuk karena sakit/penyakit menular 209 59,03 Siswa yang mengkonsumsi Narkoba 6 1,69 Siswa yang merokok 262 74,01 Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler berkaitan dengan 273 77,11 kesehatan (PMR) Siswa yang mengikuti program kesehatan di sekolah (senam bersama, kerja bakti membersihkan sekolah) 306 86,44 Kebanyakan siswa tidak hadir ke sekolah disebabkan oleh sakit/penyakit menular yang dinyatakan oleh 310 siswa (87,57%) (Tabel 6). Sedangkan siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakulikuler berkaitan dengan kesehatan dinyatakan oleh 273 responden (273%) dan siswa yang mengikuti program kesehatan di sekolah dinyatakan oleh 306 responden (86,44%). Hal ini memperlihatkan bahwa walaupun telah mayoritas siswa mengikuti kegiatan yang terkait kesehatan di sekolah, namun masih banyak siswa yang tidak masuk sekolah dikarenakan sakit atau menderita penyakit menular dimungkinkan karena masih banyak siswa atau sekolah yang belum dapat memelihara kebersihan baik perorangan maupun lingkungan sekitar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian pelaksanaan Trias 100

UKS di Sekolah Menengah Pertama di wilayah Purwokerto Timur dan Barat pada Februari Mei 2007 dapat diperoleh kesimpulan yaitu program pendidikan kesehatan di sekolah telah terlaksana di SMP wilayah Purwokerto Timur dan Barat. Sedangkan program pelayanan kesehatan di sekolah secara umum belum dilaksanakan, meskipun ada sebagian kecil responden yang menyatakan bahwa program tersebut telah dilaksanakan. Program pembinaan lingkungan sekolah sehat telah terlaksana di sekolah. Hal ini terbukti dengan adanya pemasangan poster/media tentang kesehatan, penyediaan/pemeliharaan sarana dan pra sarana serta lingkungan fisik di sekolah. Perlu kiranya untuk terus meningkatkan pelaksanaan program Trias UKS sehingga kesehatan siswa lebih terjamin kualitasnya. DAFTAR PUSTAKA Dempsey, 2002, Riset Keperawatan Buku Ajar dan Latihan, Jakarta: EGC Depkes RI, 2004, Kualitas Sumber Daya Manusia Ditentukan Pendidikan dan Kesehatan, down load from http://www.depkes.go.id, 26 Desember 2006 Endrapradana, 2004, Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah Dalam Pembinaan Perilaku Kesehatan Para Siswa Sekolah Dasar di Beberapa Sekolah di Kabupaten dan Kotamadya Malang, PhD Theses, Surabaya: JIPTUNAIR, ed 31-03-2005 Sugiyono, 2005, Statistika Untuk Penelitian, ed. 8, Bandung: Alfabeta Tim Pembina UKS Pusat, 2006, Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS, Banyumas: Proyek APBD II Dinkes Banyumas Tim Pembina UKS Kota Sukabumi, 2000, Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Tim Pembina UKS Kota Sukabumi, down load from http://www.kotasukabumi.com/uks1 3.asp, 26 Desember 2006 Wahyuni.T, 2005, Menggalakkan Kembali Usaha Kesehatan Sekolah, down load from http://www.suarakaryaonline.com, 26 Desember 2006 101