BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia nomor 10 tahun

BAB I PENDAHULUAN. bergerak pada bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Setiap bank memiliki visi dan misi untuk mencapai sebuah tujuan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998 tentang perbankan).

BAB I PENDAHULUAN. karena bank memiliki fungsi sebagai Agen Pembangunan. Sebagai badan usaha,

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. pada perbankan didalam suatu negara. Saat ini bank merupakan salah satu peranan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, dan kegiatan usaha bank yaitu menghimpun dana, dan menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. menabung atau menyimpan surat berharganya dibank. Hal tersebut tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam pembangunan ekonomi yang memiliki peranan sangat

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 10 November 1998 yang menyatakan bahwa bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, dan tidak kalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang namanya sektor perbankan. Dunia perbankan merupakan peranan

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya bank adalah suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana dan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, serta bank

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.( Kasmir 2012:12). Fungsi bank

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan (funding)

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan rasio keuangan salah satunya adalah Return On Asset (ROA).

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak

1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. dengan munculnya berbagai macam bisnis. Kemunculan bisnis ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. serta perkembangan perekonomian nasional dan internasional yang ada, bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan mayarakat. fungsi bank adalah untuk meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. dengan fungsi bank sebagai media perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB I PENDAHULUAN. dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat sepenuhnya terlepas dari pengaruh perkembangan lembaga keuangan. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk selalu meningkatkan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat banyak. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) yaitu sebagai lembaga perantara dua belah

BAB I PENDAHULUAN. 2012:3). Pengertian bank dalam undang-undang nomor 10 tahun 1998 yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan antara pihak yang kelebihan dana dan yang kekurangan dana.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan atau financial intermediary yang mengandalkan kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus) dengan

BAB I PENDAHULUAN. akan digunakan untuk membiayai kegiatan usaha maupun ekspansi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan atau financial

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan berbagai macam lembaga keuangan. Lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk membantu perkembangan perekonomian bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, yang dalam hal ini adalah sebagai media perantara keuangan antara

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di suatu

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara sebagai lembaga keuanganan. Menurut Undang-Undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Bank juga merupakan suatu industri yang bergerak dibidang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

PENGARUH RISIKO USAHA TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. negara termasuk Indonesia, karena sistem keuangan global saling interpendensi. stabilitas sistem keuangan nasional tetap terjaga.

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS, EFISIENSI DAN SOLVABILITAS TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. baik saat ini maupun untuk masa mendatang, maka kesehatan bank harus

BAB III METODE PENELITIAN. akan dilakaukan ditinjau dari aspek, yaitu: Jenis penelitian berdasarkan tujuannya

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dana. Dengan demikian, sektor perbankan memiliki peran yang strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian ini, penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penulis yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan bank sebagai urat nadi dari sistem keuangan yang menerima

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan masalah ekonomi financial. Sesuai dengan UU RI No 10

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (Financial intermediaries), antara pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. penting karena sifatnya sebagai lembaga intermediasi yaitu bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

BAB I PENDAHULUAN. Pada prinsipnya Bank adalah suatu industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan rasio keuangan yang salah satu diantaranya adalah Return On Equity

BAB I PENDAHULUAN. financial intermediary, yaitu suatu lembaga yang berperan menghimpun dana dari

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : FBIR, IRR, dan PDN secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. juga disebut dengan financial intermediary. Bank dapat dijadikan sebagai tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB V PENUTUP. dilakukan dapat ditarik sebuah kesimpulan yaitu sebagai berikut : dan risiko operasional secara bersama sama mempunyai pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kegiatannya meliputi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

BAB V PENUTUP. NPL, IRR, PDN, BOPO, dan FBIR secara bersama-sama mempunyai. pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada bank go public.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan yaitu menggunakan Return On

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang ditulis oleh Rizki Nindya Tantri Saputri (2012) yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (finansial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

Oleh : UZI RAMADHANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dijadikan rujukan. Penelitian yang pertama yaitu penelitian yang dilakukan. 1. Sancha Carolina De. C. P.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga yang diberikan izin oleh otoritas perbankan untuk menerima simpanan, memberikan kredit, dan menerima serta menerbitkan cek. Perkembangan bisnis perbankan mampu memberikan peran yang sangat penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara karena industri perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai peran yang sangat penting sebagai intermediasi arus dalam suatu perekonomian. Menurut Veithzal Rivai (2013:2), Perbankan indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Sangat penting bagi bank apabila dapat memperoleh keuntungan secara terus menerus, karena dengan diperolehnya keuntungan secara terus menerus maka kelangsungan hidup bank tersebut terjamin dengan baik. Untuk mengukur tingkat kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan, dapat menggunakan rasio ROA, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan asset yang dimiliki. Kinerja bank yang baik terjadi apabila ROA suatu bank meningkat dari waktu ke waktu. Namun, tidak demikian halnya yang terjadi pada Bank Pembangunan Daerah. Penurunan ROA ini dapat dilihat dari perkembangan ROA 1

2 Bank Pembangunan Daerah pada empat tahun terakhir, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 Tabel 1.1 POSISI ROA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH PERIODE TAHUN 2010 TAHUN 2013 (Dalam Persentase) No. Nama Bank 2010 2011 tren 2012 tren 2013 tren Rata-rata tren BPD SULAWESI 1 TENGGARA 6,72 6,44-0,28 4,86-1,59 4,90 0,04-0,61 2 BPD YOGYAKARTA 2,49 2,53 0,03 2,48-0,05 2,67 0,19 0,06 BPD KALIMANTAN 3 TIMUR 5,26 3,06-2,20 2,41-0,65 3,15 0,74-0,70 4 BPD DKI 1,50 2,09 0,59 1,69-0,40 2,61 0,91 0,37 5 BPD ACEH 1,75 2,69 0,94 3,53 0,84 3,31-0,23 0,52 BPD KALIMANTAN 6 TENGAH 5,08 4,20-0,88 4,09-0,11 4,45 0,35-0,21 7 BPD JAMBI 7,88 4,43-3,45 3,79-0,64 4,28 0,48-1,20 BPD SULAWESI SELATAN 8 & BARAT 3,94 3,49-0,45 4,74 1,25 5,07 0,33 0,38 9 BPD LAMPUNG 4,48 2,93-1,55 2,94 0,01 2,20-0,74-0,76 10 BPD RIAU KEPRI 3,56 2,34-1,23 2,29-0,05 3,10 0,82-0,15 11 BPD SUMATERA BARAT 3,28 2,56-0,72 2,73 0,17 2,66-0,07-0,21 BPD JAWA BARAT & 12 BANTEN 2,88 2,49-0,39 2,24-0,25 2,61 0,38-0,09 13 BPD MALUKU 3,14 3,90 0,77 3,41-0,49 3,62 0,21 0,16 14 BPD BENGKULU 6,03 3,29-2,74 3,67 0,37 4,51 0,84-0,51 15 BPD JAWA TENGAH 2,83 2,49-0,34 2,86 0,37 3,10 0,24 0,09 16 BPD JAWA TIMUR 5,81 4,78-1,03 3,44-1,34 3,49 0,05-0,77 17 BPD KALIMANTAN BARAT 2,16 1,62-0,54 3,48 1,87 3,45-0,04 0,43 18 BPD NUSA TENGGARA BARAT 5,95 5,53-0,42 5,69 0,16 5,46-0,22-0,16 19 BPD NUSA TENGGARA TIMUR 4,19 4,13-0,06 3,77-0,36 4,36 0,59 0,06 20 BPD SULAWESI TENGAH 5,35 3,53-1,83 2,08-1,44 3,59 1,51-0,59 21 BPD SULAWESI UTARA 2,74 1,97-0,77 3,00 1,03 3,43 0,43 0,23 22 BPD BALI 3,46 3,41-0,05 4,15 0,74 3,88-0,27 0,14 BPD KALIMANTAN 23 SELATAN 3,47 2,49-0,98 1,80-0,69 2,56 0,76-0,31 24 BPD PAPUA 2,78 2,86 0,08 2,81-0,05 2,86 0,04 0,03 BPD SUMATERA 25 SELATAN 2,58 2,57-0,01 1,85-0,72 1,95 0,10-0,21 26 BPD SUMATERA UTARA 4,41 3,13-1,28 3,11-0,02 3,41 0,30-0,33 Sumber : Laporan keuangan publikasi, data diolah.

3 Berdasarkan tabel 1.1 tentang Posisi ROA pada Bank Pembangunan Daerah tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Dari dua puluh enam Bank Pembangunan Daerah terdapat lima belas Bank yang rata-rata tren ROAnya mengalami penurunan, yaitu Bpd Sulawesi Tenggara, Bpd Kalimantan Timur, Bpd Kalimantan Tengah, Bpd Jambi, Bpd Lampung, Bpd Riau Kepri, Bpd Sumatera Barat, Bpd Jawa Barat & Banten, Bpd Bengkulu, Bpd Jawa Timur, Bpd Nusa Tenggara Barat, Bpd Sulawesi Tengah, Bpd Kalimantan Selatan, Bpd Sumatera Selatan, dan Bpd Sumatera Utara. Hal inilah yang menjadikan peneliti tertarik melakukan penelitian guna mengetahui penyebab penurunan ROA terhadap beberapa Bank Pembangunan Daerah pada empat tahun terakhir. Salah satu yang mempengaruhi ROA adalah risiko. Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai (Ferry N. Idroes, 2011:4). Risiko terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar, dan risiko operasional. Resiko Kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya (Veithzal Rivai, 2013:563). Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur risiko kredit adalah Non Performing Loan (NPL). NPL adalah jumlah kredit bermasalah yang dihadapi bank dibandingkan dengan total kredit yang diberikan oleh bank kepada para debiturnya. Pengaruh NPL terhadap risiko kredit adalah positif atau searah. Hal ini terjadi jika NPL mengalami kenaikan, berarti terjadi peningkatan kredit

4 bermasalah lebih tinggi dari peningkatan total kredit yang dimiliki oleh bank. Hal ini menunjukan ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu meningkat sehingga risiko kredit meningkat. Di sisi lain pengaruh NPL terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah. Hal ini terjadi jika NPL mengalami kenaikan, berarti terjadi peningkatan kredit bermasalah lebih tinggi dari peningkatan total kredit yang dimiliki oleh bank. Akibatnya pendapatan bank menurun, laba bank menurun, dan ROA pada bank juga akan mengalami penurunan. Sedangkan, pengaruh risiko kredit terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah karena jika NPL meningkat maka risiko kredit meningkat dan ROA mengalami penurunan. Dengan demikian, pengaruh risiko kredit terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah. Risiko Likuiditas adalah ketidakmampuan bank dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. Dengan kata lain, bank tidak dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih serta tidak dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan (Kasmir, 2010:286). Untuk mengukur risiko ini menggunakan Loan To Deposit Ratio (LDR) dan Investing Policy Ratio (IPR). LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Pengaruh LDR terhadap risiko likuiditas adalah negatif atau berlawanan arah. Hal ini terjadi apabila jika LDR meningkat, berarti terjadi kenaikan total jumlah kredit yang diberikan benk lebih besar daripada kenaikan dana yang diterima bank atau dana pihak ketiga. Akibatnya

5 terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban pada pihak ketiga dengan mengandalkan kredit yang disalurkan semakin tinggi, yang berarti risiko likuiditas rendah. Di sisi lain pengaruh LDR terhadap ROA adalah positif atau searah. Apabila LDR meningkat, berarti terjadi kenaikan total kredit yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan total dana pihak ketiga. Hal itu berakibat pada kenaikan pendapatan yang lebih besar daripada kenaikan biaya, sehingga laba akan naik dan ROA juga akan naik. Dengan demikian, pengaruh risiko likuiditas terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah. IPR adalah rasio antara surat berharga yang dimiliki bank dengan dana pihak ketiga. Pengaruh IPR terhadap risiko likuiditas adalah negatif atau berlawanan arah. Hal ini terjadi apabila IPR meningkat, berarti terjadi kenaikan investasi surat berharga yang lebih besar dari kenaikan dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban pada pihak ketiga dengan mengandalkan surat berharga semakin tinggi yang berarti risiko likuiditas bank menurun. Di sisi lain pengaruh IPR terhadap ROA adalah positif atau searah. Hal ini terjadi apabila IPR meningkat, berarti terjadi kenaikan investasi surat berharga yang lebih besar dari kenaikan dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi kenaikan pendapatan yang lebih besar dari kenaikan biaya, sehingga laba bank meningkat dan ROA juga meningkat. Dengan demikian, pengaruh risiko likuiditas terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah.

6 Risiko Pasar adalah risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar (tingkat suku bunga dan nilai tukar) dari portofolio yang dimiliki oleh bank, yang dapat merugikan bank (Veithzal Rivai, 2013:569). Risiko tingkat suku bunga (Interest Rate Risk) adalah risiko yang timbul akibat berubahnya tingkat bunga yang pada gilirannya akan menurunkan nilai pasar surat-surat berharga dan pada saat yang sama, bank membutuhkan likuiditas. Rasio yang digunakan untuk mengukur risiko suku bunga adalah Interest Rate Risk ( IRR). IRR adalah rasio yang menunjukkan risiko untuk mengukur kemungkinan bunga atau interest yang diterima oleh bank lebih kecil dibandingkan dengan bunga yang dibayarkan oleh bank. Pengaruh IRR terhadap risiko pasar dapat positif atau negatif. Hal ini dapat terjadi karena apabila IRR meningkat, berarti terjadi peningkatan interest rate sensitivity asset (IRSA) lebih besar dari peningkatan interest rate sensitivity liabilities (IRSL). Jika pada saat itu, tingkat suku bunga cenderung meningkat, maka akan terjadi kenaikan pendapatan bunga lebih besar dari kenaikan biaya bunga, yang berarti resiko suku bunga atau risiko pasar yang dihadapi bank menurun. Jadi pengaruh IRR terhadap risiko pasar adalah negatif atau berlawanan arah. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka akan terjadi penurunan pendapatan bunga lebih besar daripada penurunan biaya bunga yang berarti risiko suku bunga atau risiko pasar yang dihadapi bank naik. Jadi pengaruh IRR terhadap risiko pasar adalah positif atau searah. Di sisi lainpengaruh IRR terhadap ROA bisa positif atau negatif. Hal ini dapat terjadi karena apabila IRR meningkat, berarti terjadi peningkatan interest rate sensitivity asset (IRSA) lebih besar daripada interest

7 rate sensitivity liabilities (IRSL). Jika pada saat itu, tingkat suku bunga meningkat, maka akan terjadi kenaikan pendapatan bunga lebih besar dari kenaikan biaya bunga, sehingga laba bank meningkat dan ROA juga meningkat. Jadi pengaruh IRR terhadap ROA adalah positif atau searah. Sebaliknya, apabila tingkat suku bunga mengalami penurunan, maka akan terjadi penurunan pendapatan bunga lebih besar daripada penurunan biaya bunga sehingga laba bank menurundan ROA juga akan menurun. Jadi pengaruh IRR terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah. Dengan demikian, pengaruh risiko pasar terhadap ROA dapat positif atau negatif. Resiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan ketidak cukupan atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang memengaruhi operasional bank (Veithzal Rivai, 2013:579). Untuk mengukur risiko ini menggunakan Operating Efficiency Ratio (BOPO) dan Fee Based Income Ratio (FBIR). BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional. Pengaruh BOPO terhadap risiko operasional adalah positif atau searah, karena dengan meningkatnya BOPO berarti peningkatan biaya operasional lebih besar daripada pendapatan operasional, yang berarti risiko operasional meningkat. Di sisi lain pengaruh BOPO terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah, karena dengan meningkatnya BOPO berarti peningkatan biaya operasional lebih besar daripada peningkatan pendapatan operasional. Akibatnya laba bank menurun, dan akhirnya ROA ikut menurun. Pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah, karena kenaikan

8 biaya operasional lebih besar dibandingakan dengan kenaikan pendapatan operasional mengakibatkan laba bank menurun dan ROA menurun tetapi risiko operasional meningkat. Dengan demikian, pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah. FBIR adalah perbandingan antara jumlah pendapatan operasional diluar pendapatan bunga terhadap pendapatan operasional. Pengaruh FBIR terhadap risiko operasional adalah negatif atau berlawanan arah, karena jika FBIR menurun berarti pendapatan bank yang didapat dari pendapaan selain bunga menurun dan biaya operasional akan naik karena peningkatan biaya tersebut bank beroperasi secara tidak efisien sehingga risiko operasional yang dihadapi bank meningkat. Di sisi lain FBIR berpengaruh positif terhadap ROA, karena FBIR meningkat apabila kenaikan pendapatan selain biaya lebih tinggi dari kenaikan pendapatan operasional bank yang menyebabkan kenaikan pendapatan lebih besar daripada kenaikan biaya operasional sehingga ROA ikut naik. Pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah, karena kenaikan biaya operasional lebih besar dibandingakan dengan kenaikan pendapatan operasional mengakibatkan laba bank menurun dan ROA menurun tetapi risiko operasional meningkat. Dengan demikian, pengaruh risiko operasional terhadap ROA adalah negatif atau berlawanan arah. Agar Bank Pembangunan Daerah dapat meningkatkan ROA, maka pihak manajemen Bank Pembangunan Daerah harus mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Yang salah satunya adalah risiko usaha yang dihadapi oleh bank.

9 Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Risiko Usaha Terhadap Profitabilitas (ROA) Pada Bank Pembangunan Daerah. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah variabel NPL, LDR, IPR, IRR, BOPO, dan FBIR secara bersamasama mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah? 2. Apakah NPL secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah? 3. Apakah LDR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembanguna Daerah? 4. Apakah IPR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembanguna Daerah? 5. Apakah IRR secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah? 6. Apakah BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah? 7. Apakah FBIR secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap ROA pada Bank Pembanguna Daerah? 8. Mengetahui manakah variabel-variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap ROA pada Bank Pembangunan daerah?

10 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel NPL, LDR, IPR, IRR, BOPO, dan FBIR secara bersama-sama terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah. 2. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh NPL secara parsial terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah. 3. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh LDR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pembanguna Daerah. 4. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh IPR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pembanguna Daerah. 5. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh IRR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah. 6. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh BOPO secara parsial terhadap ROA pada Bank Pembangunan Daerah. 7. Mengetahui tingkat signifikansi pengaruh FBIR secara parsial terhadap ROA pada Bank Pembanguna Daerah. 8. Mengetahui manakah variabel-variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap ROA pada Bank Pembangunan daerah. 1.4 Manfaat Penelitian Bagi Bank Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi bank dalam mengelola risiko usaha, sehingga dapat mempertahankan usahanya.

11 Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh risiko usaha bank terhadap ROA. Bagi STIE Perbanas Surabaya Dapat menambah pengetahuan dan sebagai sumber informasi untuk mengetahui lebih jelas pengaruh NPL, LDR, IRR, PDN, BOPO, dan FACR. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab, yaitu : BAB 1 : PENDAHULUAN Pada bab ini membahas tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini membahas tentang penelitian terdahulu yang akan dijadikan sebagai bahan rujukan dalam penelitian. Selain itu, berisi tentang Landasan Teori, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian. BAB 3 : METODE PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang Rancangan Penelitian, Batasan Penelitian, Identifikasi Variabel, Populasi Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel, Data dan Metode Pengumpulan Data, serta Teknik Analisis Data yang digunakan. BAB IV : GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

12 Pada bab ini membahas tentang gambaran subyek penelitian, analisis data yang terdiri dari analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan. BAB V : PENUTUP Pada bab ini membahas tentang kesimpulan yang berisi hasil akhir dari analisis data, keterbatasan penelitian dan saran bagi pihak yang terkait dengan hasil penelitian.