BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semester : Dosen Pengampuh :

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 942/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN KERIPIK SANJAI BALADO DI KECAMATAN PAYAKUMBUH BARAT KOTA PAYAKUMBUH TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

HIGIENE SANITASI PANGAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 715/MENKES/SK/V/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI JASABOGA

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI MAKANAN DI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.

A. Latar Belakang Masalah

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 715/MENKES/SK/V/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI JASABOGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 : PENDAHULUAN. Keadaan higiene dan sanitasi rumah makan yang memenuhi syarat adalah merupakan faktor

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

LAMPIRAN 1. DAFTAR PERTANYAAN

Jasaboga. Usaha pengelolaan makanan yang disajikan di luar tempat usaha atas dasar pesanan yang dilakukan oleh perseorangan atau Badan Usaha.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

Analisis Risiko Pengolahan Hasil Pertanian

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Rancangan sistem..., Putih Sujatmiko, FKM UI, 2009

MATERI III : ANALISIS BAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. makanan (foodborne illnesses) pada orang yang mengonsumsinya. Lebih dari 250

2011, No Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3656); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Le

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 30

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN DEPARTEMEN KESEHATAN RI NOMOR : HK

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. Toko Daging & Swalayan Sari Ecco merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. disebut penyakit bawaan makanan (foodborned diseases). WHO (2006)

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

KONSEP DASAR KESEHATAN LINGKUNGAN

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

Regulasi sanitasi Industri Pangan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang

Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

Transkripsi:

- 18 - BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN A. PENYELENGGARAAN 1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau pengusaha/pemilik/penanggung jawab dan penjamah yang bekerja di jasaboga. b. Penyelenggara pelatihan adalah Pusat, KKP, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Lembaga yang telah terdaftar. c. Penanggung jawab pelatihan adalah Ketua Penyelenggara Pelatihan. d. Pembina teknis pelatihan adalah Direktur Penyehatan Lingkungan untuk tingkat Pusat, Kepala KKP, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. 2. Kurikulum, Materi dan Pengajar atau Tutor a. Kurikulum pelatihan Higiene Sanitasi Makanan bagi pengusaha/pemilik/penanggung jawab dan penjamah sebagaimana tercantum pada B 1 dan B 2. b. Materi pelatihan mengacu kepada modul pelatihan yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan. c. Pengajar atau tutor pelatihan kursus higiene sanitasi dengan kualifikasi sebagai berikut : 1) Memiliki pengetahuan higiene sanitasi yang bersertifikat. 2) Tenaga Profesi, Sanitarian/Kesehatan Lingkungan. 3) Berpengalaman bekerja dalam bidang terkait. 4) Berpendidikan minimal S1 (Sarjana). 3. Tutorial dan Evaluasi a. Peserta pelatihan yang belajar mandiri dapat dibantu dengan tutorial yang dilakukan di daerah tempat tinggal peserta bekerja, ataupun tempat lain yang ditunjuk oleh penyelenggara pelatihan. b. Peserta yang memenuhi syarat dalam pelatihan dapat mengikuti evaluasi kursus Higiene Sanitasi Makanan yang dilaksanakan secara tertulis. c. Pelaksanaan evaluasi oleh Tim yang dibentuk oleh Penyelenggara Pelatihan. d. Ketua Tim evaluasi adalah Tenaga Sanitarian yang ditunjuk oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan. e. Tugas Tim evaluasi adalah menyusun soal, mengawasi, memeriksa dan menyampaikan hasil evaluasi kepada ketua tim evaluasi. f. Ketua Tim evaluasi menetapkan peserta yang lulus dalam evaluasi. 4. Sertifikat a. Peserta pelatihan yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat.

- 19 - b. Sertifikat dikeluarkan dan ditandatangani oleh Ketua Penyelenggara Pelatihan. c. Sertifikat kursus Higiene Sanitasi Makanan berlaku secara nasional. d. Sertifikat kursus Higiene Sanitasi Makanan berlaku untuk jangka waktu tak terbatas. e. Bentuk sertifikat kursus Higiene Sanitasi Makanan dibuat sesuai dengan ketentuan sebagaimana contoh pada Formulir 9 dan Formulir 10. B. KURIKULUM KURSUS 1. Kurikulum kursus higiene sanitasi bagi pengusaha/pemilik/penanggung jawab jasaboga Bagian No Mata Pokok Bahasan A. MATERI DASAR B. MATERI INTI 1. Peraturan Perundang - undangan Higiene Sanitasi Makanan 2. Persyaratan higiene sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) 3. Bahan pencemar terhadap 4. Bahan pencemar lainnya 5. Penyakit bawaan a. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan b. Perundangundangan di bidang Pangan Kepmenkes Nomor... tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga a. Rantai perjalanan (food chain) b. Perkembangan bakteri pada c. Dosis bakteri patogen d. Cara bakteri menyebabkan penyakit a. Virus b. Zat asing & bahan fisik c. Bahan kimia a. Penyebab oleh mikroba b. Penyebab oleh bahan kimia

- 20 - Bagian No Mata Pokok Bahasan c. Penyebab oleh zat toksin d. Penyebab oleh zat alergi 6. Prinsip higiene sanitasi a. Sumber dan penyebaran pencemar b. Aspek sanitasi c. Pemilihan bahan d. Penyimpanan bahan e. Pengolahan f. Penyimpanan g. Pengangkutan h. Penyajian i. Pengendalian waktu dan suhu (danger zone) j. Pencemaran silang (cross-contamination) 4 x 45 7. Struktur dan tata letak dapur 8. Pencucian dan penyimpanan pengolahan a. Bahan dan konstruksi b. Ukuran dan fungsi ruang kerja c. Alur (food flow) d. Denah bangunan (lay out) e. Kenyamanan (ergonomi) a. Peralatan masak memasak b. Peralatan makan minum c. Sarana dan cara pencucian d. Bahan pencuci e. Penyimpanan

- 21 - Bagian No Mata Pokok Bahasan 9. Pemeliharaan kebersihan lingkungan a. Air bersih b. Pembuangan limbah dan sampah 4 x 45 10. Pengendalian serangga dan tikus 11. Higiene perorangan 12. Penanganan alat pendingin 13. Proses masak memasak 14. Pengawetan dan bahan tambahan a. Siklus kehidupan serangga dan tikus b. Cara pengawasan dan pengendalian serangga dan tikus di tempat pengelolaan c. Penyakit bawaan yang dapat ditularkan oleh serangga dan tikus a. Sumber pencemar dari tubuh b. Pengamatan kesehatan c. Pengetahuan, sikap dan perilaku sehat d. Pakaian pelindung pencemaran. a. Sistem pendinginan b. Karakteristik alat pendingin c. Pelunakan beku (thawing) d. Pengawasan dan pemeliharaan a. Cara memasak yang sehat b. Hubungan suhu dan bemusnahan bakteri c. Pemanasan ulang (reheating) a. Pemanasan, pengeringan dan pengasapan b. Pengalengan dan hampa udara

- 22 - Bagian No Mata Pokok Bahasan c. Penggunaan bahan kimia dan radiasi d. Bahan Tambahan Makanan (BTM) 15. Pengendalian mutu mandiri a. Pengendalian mutu (quality control) b. inan mutu (quality assurance) c. Pengujian mandiri (self control). d. Analisis Bahaya Titik Kendali Kritis (ABTKK) Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) C. MATERI PENUNJ ANG 16. Rangkuman higiene sanitasi a. Ringkasan materi (capita selecta) b. Latihan soal 17. Kepariwisataan a. Pengenalan pariwisata b. Pariwisata dalam pembangunan c. Peran sehat dalam pariwisata 18. Manajemen higiene sanitasi a. Permodalan dan pemasaran b. Peluang bisnis dan motivasi kerja c. Organisasi dan Asosiasi JUMLAH 35 x 45

- 23-2. Kurikulum Kursus Higiene Sanitasi Makanan Bagi Penjamah Makanan Bagian No. Mata Pokok Bahasan A. MATERI DASAR B. MATERI INTI 1. Peraturan Per- Undang- Undangan Higiene Sanitasi Makanan 2. Bahan pencemar terhadap 3. Penyakit bawaan 4. Prinsip higiene sanitasi a. UU No. 36 Th. 2009 tentang Kesehatan b. Kepmenkes Nomor... tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Jasaboga. a. Rantai perjalanan (food chain) b. Perkembangan bakteri pada c. Cara bakteri menyebabkan penyakit pada manusia d. Mengenal pencemar lain : virus, bahan kimia, parasit, benda asing dan bahan fisik. a. Penyebab oleh mikroba b. Penyebab oleh bahan kimia c. Penyebab oleh zat toksin d. Penyebab oleh zat alergi a. Sumber dan penyebaran pencemar b. Pemilihan, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan, penyajian dan konsumsi c. Aspek higiene sanitasi

- 24 - Bagian No. Mata Pokok Bahasan d. Pengendalian waktu dan suhu (danger zone) 5. Pencucian dan penyimpanan pengolahan 6. Pemeliharaan kebersihan lingkungan 7. Higiene perorangan a. Peralatan masak memasak b. Peralatan makan minum c. Sarana dan cara pencucian d. Bahan pencuci e. Penyimpanan a. Air Bersih b. Pembuangan limbah dan sampah c. Pengendalian serangga dan tikus d. Pemeliharaan dan Pembersihan ruangan e. Fasilitas sanitasi a. Sumber pencemar dari tubuh b. Pengamatan kesehatan c. Pengetahuan, sikap dan perilaku sehat d. Alat pelindung diri /alat pelindung pencemaran JUMLAH 10 x 45