BAB II URAIAN TEORITIS. : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu sintesa mengenai konsepsi dan pengertian pariwisata yang digunakan sebagai

OBJEK DAN DAYA TARIK WISATA

BAB II URAIAN TEORITIS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

1. PENDAHULUAN. Suprihan (Supriharyono, 2002:1). Setiap kepulauan di Indonesia memiliki

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. UMUM. Sejalan...

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan wisata yang berarti kunjungan untuk melihat, mendengar, menikmati dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN WISATA AGRARIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

DEFINISI- DEFINISI A-1

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

Strategi Pengembangan Pariwisata ( Ekowisata maupun Wisata Bahari) di Kabupaten Cilacap.

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1990 T E N T A N G K E P A R I W I S A T A A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam

BAB I PENDAHULUAN. oleh bangsa Indonesia dan tersebar di seluruh penjuru tanah air merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

Peraturan Pemerintah No. 67 Tahun 1996 Tentang : Penyelenggaraan Kepariwisataan

TINJAUAN PUSTAKA. Danau. merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Ecotouris, dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi ekowisata. Ada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

Wisata : Perjalanan, dalam bahasa Inggris disebut dengan Travel.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Obyek wisata adalah salah satu komponen yang penting dalam industri pariwisata

IZIN USAHA JASA PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

NOMOR 67 TAHUN 1996 TENTANG PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. 2.1 Pengertian Pariwisata, Ilmu Pariwisata dan Wisatawan

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA JASA KEPARIWISATAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

TINJAUAN PUSTAKA. meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

NOMOR 18 TAHUN 1994 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR. pandapat ahli yang berhubungan dengan penelitian ini. 1. Pengertian Gaeografi Pariwisata dan Industri Pariwisata

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 18 Tahun 1994

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling. Sedangkan wisata berarti perjalanan. Pariwisata dapat didefenisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan berkali-kali dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dapat dikatakan bahwa perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Istilah Pariwisata konon untuk pertama kali digunakan oleh mendiang Presiden Soekarno dalam sutau percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism. Sementara itu apa yang di sebut tourism/pariwisata itu harus di simpulkan dari cara orang menggunakan istilah itu. Maka dapat dikatakan bahwa yang disebut pariwisata itu ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan pembangunan hotel, pemugaran budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pecan pariwisata, penyediaan angkutan, dan sebgainya-semua itu dapat disebut kegiatan kepariwisataan sepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua dapat diharapkan para wisatawan akan berdatangan. 5

Pariwisata merupakan suatu aktivitas yang bersifat sementara tidak untuk memperoleh penghasilan dan untuk menikmati perjalanan sebagai rekreasi untuk memenuhi keinginan yang beragam tanpa adanya suatu paksaan, menurut Hunzieker dan Kraff (dalam Yoeti; 1996: 115) menyatakan : Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala pariwisata yang timbul dari adanya perjalanannya tidak untuk menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan mencari nafkah. Sedangkan menurut Meyers (2009) pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan seseorang maupun kelompok untuk sementara waktu dari tempat asal ke tempat tujuan dengan maksud bukan mencari nafkah ataupun untuk menetap di tempat yang dikunjungi, tetapi untuk menikmati perjalanan, rekreasi dan untuk memenuhi keinginanan yang beragam tanpa adanya unsur paksaan. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh sesorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan, dan keperluan usaha lainnya. 6

Adapun Undang- Undang Republik Indonesia No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yaitu: 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan Daya Tarik Wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. 2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. 3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. 4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pengusaha. 5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat Daya Tarik Wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 7. Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata. 7

8. Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata. 9. Industri pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. 10. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. 11. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata. Seiring dengan petambahan populasi penduduk dunia yang cukup pesat, mengakibatkan bertambahnya kecenderungan pasar potensial yang akan melakukan perjalanan. Terlebih lagi, perjalanan yang dilakukan bukan hanya sekedar hiburan, akan tetapi mempunyai tujuan tertentu yang akan membawa pengaruh yang cukup besar terhadap pribadi, keluarga, maupun, lingkunganya dalam dekade terakhir ini. Pariwisata dapat memberikan kehidupan yang standar kepada warga setempat melalui keuntungan ekonomi yang didapat dari tempat wisata. 2.2 Pengertian Objek Wisata Objek wisata atau destinasi wisata merupakan suatu kawasan spesifik yang dipilih oleh seorang pengunjung. Kata destinasi dapat membingungkan juga karena digunakan untuk suatu kawasan terencanayang sebagian atau semuanya dilengkapi (self-contained) dengan 8

fasilitas penunjang dan pelayanan produk wisata, fasilitas rekreasi, restoran, hotel, atraksi, liburan, dan toko-toko yang menjual kebutuhan pengunjung. Kawasan dapat merupakan suatu provinsi, kabupaten, kecamatan, bahkan suatu desa. Di tempat-tempat objek wisata harus ada fasilitas pelayanan yang cukup untuk pengunjung, dan paling penting suatu destinasi harus mempunyai daya tarik atau atraksi baik psikologis maupun nyata, untuk menarik wisatawan. Atraksi wisata adalah atraksi yang diidentifikasi dalam suatu penelitian, dan telah diekmbangkan menjadi atraksi wisata yang berkualitas dan memiliki asesibilitas baik. Wisatawan perlu suasana atraksi si sepanjang rute perjalanan, yang berlomba menunjukkan ciri khas lokal dari suatu deaerah untuk dinikmati dalam perjalanan. 2.3 Daerah Tujuan Wisata Yang dimaksud dengan perwilayahan dalam dunia pariwisata adalah pembagian wilayahwilayah pariwisata yang dapat dipandang memiliki potensi, selanjutnya dapat dijadikan tujuan yang pasti. Dalam pengertian ilmiyahnya wilayah ini disebut daerah tujuan wisata atau dalam bahasa asingnya tourist destination area, yang batasannya adalah sebagai berikut : yang dimaksud dengan wilayah pariwisata adalah tempat atau daerah yang karena atraksinya, situasinya, dalam hubungan lalu lintas dan fasilitas-fasilitas kepariwisataanya menyebabkan tempat atau daerah tersebut menjadi objek kebutuhan wisatawan. Unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna menunjang pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata : a. Objek dan daya tarik wisata b. Prasarana wisata 9

c. Sarana wisata d. Tata laksana/infra Stuktur e. Masyarakat/lingkungan 1. Objek dan Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata yang juga disebut objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. a. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam : 1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam, 2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya, 3) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus. Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik harus dirancang dan di bangun/dikelola secara profesional sehingga dapat menarik wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian rupa berdasarkan kriteria tertentu. b. Umumnya daya tarik suatu objek wisata berdasar pada : 1) Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman, dan bersih. 2) Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya. 3) Adanya ciri khusus/spesifikasi yang bersifat langka. 4) Adanya sarana/prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang hadir. 10

5) Objek wisata alama mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam pegunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya. 6) Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung dalam suatu objek buah karya manusia pada masa lampau. c. Pembangunan suatu objek wisata harus dirancang dengan bersumber pada potensi daya tarik yang memiliki objek tersebut dengan mengacu pada kriteria keberhasilan pengembangan yang meliputi berbagai kelayakan. 1) Kelayakan finansial Kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial dari pembangunan objek wista tersebut. 2) Kelayakan Sosial Ekonomi Regional Kelayakan ini dilakukan untuk melihat apakah investasi yang ditanamkan untuk membangun suatu objek wisata akan memiliki dampak sosial ekonomi secara regional, dapat menciptakan lapangan pekerjaan/ berusaha, dapat meningkatkan penerimaan devisa Negara, dapat meningkatkan penerimaan pada sektor lain seperti pajak, perindustrian, perdagangan, pertanian, dan sektor lainnya. 3) Layak Teknis Pembangunan objek wisata harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dengan melihat daya dukung yang ada. Daya tarik suatu objek akan berkurang bahkan hilang bila objek wisata tersebut membahayakan keselamatan para wisatawan. 4) Layak Lingkungan 11

Analisis dampak lingkungan dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan pembangunan suatu objek wisata. Membangunan objek wisata yang mengakibatkan rusaknya lingkungan harus dihentikan pembangunannya. Pembangunan objek wisata bukan untuk meruka lingkungan tetapi sekedar memanfaatkan sumber daya alam untuk kebaikan manusia, kualitas hidup manusia, menjadi keseimbangan, keselarasan, dan keserasian hubungan antara manusia, dan lingkungan. 2. Prasarana Wisata Adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalananya di daerah tujuan wisata. Seperti jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan, dan lain sebagainya. Pembangunan prasarana yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesibilitas suatu objek wisata, dan akan meningkatkan daya tarik objek wisata itu sendiri. 3. Sarana Wisata Merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Pembangunan sarana wista di daerah tujuan wisata maupun objek wisata harus sesuai dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitatif dan kualitatif, lebih dari itu selera pasar pun dapat menentukan tuntutan sarana yang dimaksud. Sarana wisata secara kuantitatif menunjukan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan, dan secara kualitatif yang menunjukan pada mutu pelayanan yang harus diberikan dan tercermin pada kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. 4. Tata Laksana/Infrastruktur 12

Adalah situasi yang mendukung fungsi sarana dan prasarana wisata, baik yang berupa sistem pengaturan, maupun bangunan fisik diatas permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah, seperti : a. Sistem pengairan, distribusi air bersih, sistem pembuangan air limbah yang membantu sarana perhotelan/restoran. b. Sumber listrik dan energi serta jaringan ditribusinya yang merupakan bagian vital bagi terselengaranya penyediaan sarana wisata yang memadai. c. Sistem jalur angkut dan terminal yang memadai. d. Sistem komunikasi yang baik untuk memudahkan parawistawan selama berada di daerah objek wisata maupun objek wisata. e. Sistem pengamana dan pengawasan yang memberikan kemudahan diberbagai sektor bagi para wisatawan. Keamanan terminal, di perjalanan, maupun di objek-objek dan daerah tujuan wisata. 5. Masyarakat/Lingkungan Daerah dan tujuan wisata yang memiliki berbagai objek dan daya tarik wisata akan mengundang kehadiran wisatawan. a. Masyarakat Masyarakat di sekitar objek wisatalah yang akan menyambut kehadiran wisatawan dan sekaligus akan memberikan layanan yang dibutuhkan oleh para wisatawan. Untuk ini masyarakat di sekitar objek wisata perlu mengetahui berbgaia jenis dan kualitas layanan yang akan diberikan dan yang dibutuhkan oleh wiasatawan. b. Lingkungan 13

Selain masyarakat di sekita objek wista, lingkungan alam sekitar objek wisata juga harus diperhatikan dengan seksama agar tidak rusak, tercemar, rusaknya ekosistem dari fauna dan flora. Oleh sebab itu perlu ada upaya menjaga kelestarian lingkungan melalui penegakan berbagai aturan dan persyaratan pengelolaan suatu objek wisata. 2.4 Sistem Daerah Tujuan Wisata Suatu DTW atau Daerah Tujuan Wisata terdiri dari 5 jenis komponen, diantaranya ialah : 1. Gateway atau pintu masuk, pintu gerbang, dan jumlahnya adalah satu atau lebih, berupa Bandar Udara, Pelabuhan Laut, Pelabuhan ferry, Terminal Kereta Api dan Terminal Bus. 2. Tourist Center, ataun pusat pengembangan pariwisata (PPP), yang dapat berupa suatu atau beberapa kawasan wisata (resort) atau suatu bagian kota yang ada. 3. Attraction atau atraksi, yang berkelompok satu atau lebih. Makin banyak kelompok atraksi yang bervariasi, akan dapat menahan wisatawan untuk tinggal lebih lama dalam DTW. 4. Tourist Corridor, atau pintu masuk wisata, yan menghubungkan gateway dengan tourist center ke attractions. 5. Hinterland atau tanah yang tidak digunakan untuk 4 komponen tersebut. Seperti Trekking (berjalan kaki dan menginap) yang dapat dilakukan di Hinterland. Dan untuk melakukan kegiatan ini harus mempunyai syarat utama yaitu keamanan bagi wisatwan. 2.5 Upaya Pelestarian Objek wisata Kelestarian daerah tujuan wisata maupun objek wisata sangat berperan penting dalam menjaga kelestarian alam, ekosistem flora maupun fauna, dan kehidupan manusia. 14

Pemerintah sangat konsisten dalam upaya pelestarian objek wsiata maupun daerah tujuan wisata, salah satunya dengan adanya peraturan dan undang-undang yang di kelurakan pemerintah mengenai kebijakan pelestarian. Adapun peraturan dan undang-undang tersebut diantaranya yaitu : a. Undang-Undang RI No 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan b. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya c. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil d. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) e. Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2005 tentang keamanan hayati produk rekayasa genetik f. Peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional tahun 2010-2025 g. Perpres Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengesahan ASEAN Tourism Agreement (Persetujuan Pariwisata ASEAN)/ASEAN Tourism Agreement h. Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 2005 tentang Kebijakan Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata. i. Peraturan Menbudpar Nomor KM-67/UM.001/MKP/2004 tentang Pedoman Umum Pengembangan Pariwisata Di Pulau-pulau Kecil. 15

j. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KEP-012/MKP/IV/2001, 2-4-2001, tentang Pedoman Umum Usaha Pariwisata, mengatur perizinan usaha pariwisata bagi Daerah Kabupaten/Kota dengan pengelompokan : 1. Usaha Jasa yang terdiri dari atas : a. Jasa Biro Perjalanan Wisata b. Jasa Agen Perjalanan wisata c. Jasa Pramuwisata d. Jasa Konvensi, Perjalanan Isentif dan Pameran e. Jasa Impresariat f. Jasa Konsultan Pariwisata g. Jasa Informasi Pariwisata 2. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Wisata yang dikelompokkan dalam: a. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Alam b. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Budaya c. Pengusaha Obyek dan Daya Tarik Minat Khusus 3. Usaha Sarana Pariwisata yang terdiri dari : a. Penyediaan Akomodasi : Beberapa Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah. b. Penyediaan Makan dan Minum : Beberapa Peraturan Pemerintah Pusat dan Daerah. c. Penyediaan Angkutan Wisata d. Penyediaan Sarana Wisata Tirta e. Kawasan Pariwisata. 16