HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Indonesia telah dirancang ke dalam pembelajaran berbasis teks. Di dalam pembelajaran tersebut, siswa diharapkan mampu memproduksi dan menggunakan

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Oleh Nirmala Sari Siregar Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sebagai alat komunikasi yang paling utama. Bahasa dibagi

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MERESENSI NOVEL REMBULAN MERAH OLEH SISWA KELAS XI SMA DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun

Oleh Beatriz Lasmaria Harianja Mara Untung Ritonga, S.S., M.Hum.,Ph.D. ABSTRAK

rendahnya tingkat keterbacaan opini editorial. Hal ini disebabkan karena masih banyak siswa yang belum mengetahui apa itu opini editorial.

HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 BALIGE TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

Oleh Devi Maria Tri Putri Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

PENGARUH MEDIA ALBUM FOTO KENANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 BINJAI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah eksprimen semu (Quasi Experimental

BAB I PENDAHULUAN. yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Pada saat

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir.

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENGARUH MODEL PETA PIKIRAN TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 MEDAN TAHUN PEMBELJARAN 2016/2017

ARTIKEL. Disusun dan Diajukan oleh. Monalisa Frince S. Pembimbing Skripsi, Drs. H. Sigalingging, M.Pd

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM

OLEH MURNI HARAHAP ABSTRAK

PENGARUH TEKNIK PENGELOMPOKAN KATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KABANJAHE TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE PANGALIRAN IMAJI (IMAGE STREAMING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

Hubungan Kemampuan Menggunakan Diksi Dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VII MTs. Al Hidayah Laras

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

PENGARUH MEDIA TAYANGAN TALK SHOW KICK ANDY TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS HASIL WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

Oleh Desty Junita Sitohang Dra. Rosdiana, Siregar, M.Pd. Abstrak

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

Oleh Nike Yesika Saragih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan secara terselubung atau tidak secara langsung.

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

Oleh : Novita Sari Drs. Syamsul Arif, M.Pd. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis teks pidato pada hakikatnya menuangkan gagasan kedalam

Hubungan kemampuan membaca skema dengan kemampuan menulis paragraf persuasive oleh Siswa Kelas XI SMA Swasta Katolik Budi Murni 2. Verawaty R.

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SMP PGRI 9 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013 OLEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 8 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP SWASTA ISTIQLAL DELITUA TAHUN PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BESITANG TAHUN PEMBELAJARAN

USMAN SYARIP HIDAYAT PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN FISHBOWL

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

ARTIKEL. Disusun dan diajukan oleh: FERNANDO M N NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat. untuk Diunggah pada Jurnal Online

PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS EKSPOSISI PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. saling berkaitan satu sama lain. pada dasarnya belajar bahasa diawali dengan

SKRIPSI diajukan dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan SI

Oleh Elisda Betharia Marpaung Atika WAsilah, S.Pd., M.Pd. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

Pengaruh Metode Brainstorming Terhadap Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi Pada Siswa Kelas VII SMP Swasta Prama Artha Naga Jaya I

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN TEKNIK QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SDN WANASARI 12 KECAMATAN CIBITUNG KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Verawaty R. Sitorus. Kata Kunci. Membaca Skema, Paragraf Persuasif, SMA Budi Murni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

Oleh : Maria Krisnauli Manik Dr. Rosmawaty, M.Pd. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

ARTIKEL. Oleh. Simbolon NIM Hotris

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA PENGHUBUNG DALAM PARAGRAF ARGUMENTATIF SISWA KELAS X MIPA 1 SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016 Oleh Nurhajijah Br Tarigan Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan pada tahun 2015/2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Pemahaman Pola Penalaran Dengan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang berjumlah 795 orang. Dari populasi ini diambil sampel yang terdiri dari 32 orang. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskripsi korelasional. Data Pemahaman Pola Penalaran dan Menulis Paragraf Persuasi pada siswa dijaring dengan mengunakan tes pemahaman pola penalaran sebanyak 30 soal dan tes kemampuan menulis paragraf persuasi yang disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Sebelum dilakukan pengujian data terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji linearitas. Berdasarkan hasil analaisis diperoleh bahwa data berdistribusi normal. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan teknik analisis regresi sederhana Y = 58.79 + 0.351 (X) dengan koefisien determinasi 55% yang berarti bahwa kemampuan menulis paragraf persuasi dapat dijelaskan oleh pemahaman pola penalaran. Sedangkan hasil regresi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan berarti antara hubungan pemahaman pola penalaran dengan kemampuan menulis paragraf persuasi dengan koefisien korelasi rxy = 0.74. Dengan demikian dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara hubungan pemahaman pola penalaran dengan kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pembelajaran 2015/2016. Kata Kunci: Penalaran, Menulis Paragraf Persuasi. PENDAHULUAN Bahasa merupakan salah satu aspek penting dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai sasaran pembelajaran di sekolah. Menurut Usman (dalam Suryosubroto 2002:19), proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia harus diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tertulis (Depdiknas dalam Cahyani 2008:1). Kurniawan (2009) juga mengemukakan bahwa menulis tidak ubahnya dengan melukis. Penulis memiliki banyak gagasan dalam menuliskannya. Meskipun secara teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasan. Banyak orang mempunyai ide-ide bagus di benaknya sebagai hasil dari pengamatan, penelitian, diskusi, atau membaca. Akan tetapi, begitu ide tersebut dilaporkan secara tertulis, laporan itu terasa kering dan membosankan. Fokus tulisannya tidak jelas, gaya bahasa yang digunakan monoton, pilihan katanya (diksi) kurang tepat dan tidak mengena sasaran, serta variasi kata dan kalimatnya kering. Sehingga kegiatan menulis saling berhubungan dengan pola penalaran kita dimana Keraf dalam Fadjar Shadiq (2004:6) menjelaskan penalaran (jalan pikiran atau reasoning) sebagai: Proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Secara lebih jelas, Fadjar Shadiq mendefinisikan bahwa penalaran merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktivitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya. Mengacu kepada pemikiran di atas, jelaslah bahwa menulis dan pola penalaran itu saling berkaitan erat dengan kegiatan menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan (membahasa tuliskan bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa, sehingga terjadi suatu penalaran yang dapat menghasilkan sebuah ide/gagasan yang mampu menuangkan sebuah tulisan yang baik. Proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif. Oleh karena itu, pembelajaran keterampilan menulis memiliki berbagai macam bentuk. Salah satunya adalah keterampilan menulis karangan. Dalam pembelajaran menulis, diharapkan siswa tidak hanya dapat mengembangkan kemampuan membuat

karangan namun juga diperlukan kecermatan untuk menuangkan ide atau gagasan dengan cara membuat karangan yang menarik untuk dibaca. Diantaranya siswa harus dapat menyusun dan menghubungkan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sehingga menjadi karangan yang utuh dan mudah dipahami oleh pembaca. Salah satu komunikasi tulis yang dapat digunakan untuk menyampaikan maksud pada pembaca atau orang lain yaitu penggunaan paragraf persuasi. Paragraf persuasi bertujuan untuk meyakinkan, mengajak atau mempengaruhi pembaca melakukan sesuatu seperti yang tertulis dalam paragraf tersebut (Wiyanto 2004:68). Penggunaan paragraf persuasi dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran menulis paragraf persuasi sangat penting diajarkan oleh siswa di sekolah agar siswa memiliki keterampilan menulis yang baik dan benar serta sebagai bekal dalam kehidupan bermasyarakat. Menulis paragraf persuasi merupakan salah satu kompetensi dasar yang menjadi bagian dalam standar kompetensi berbahasa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Standar kompetensi tersebut mengharapkan siswa mampu mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato (Depdiknas 2006). Sedangkan indikatornya ada dua, yaitu pertama, mampu menulis paragraf persuasi dengan kalimat yang bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca. Kedua, mampu menulis paragraf persuasi sesuai dengan iklan di media cetak. Jika salah satu dari indikator tersebut tidak dapat dikuasai siswa, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam menulis paragraf persuasi terutama dalam mengembangkan idenya. Meskipun kegiatan menulis merupakan kegiatan yang sering dilakukan siswa setiap hari, tetapi masih banyak kesalahan pada tulisan siswa dalam menulis paragraf persuasi di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan kelas X. Kesalahan yang dibuat siswa pada umumnya adalah, (1) kurang tepat dalam menggunakan kata (diksi), (2) kurang terampil dalam menyusun kalimat yang efektif, (3) kurang jelas dalam menyampaikan ide, (4) kurang tepat dalam penggunaan ejaan, (5) kurang terampil dalam menyusun kepaduan dan kesesuaian menyusun paragraf. Terkait dengan kedua indikator tersebut, yaitu pertama mampu menulis paragraf persuasi dengan kalimat yang bersifat membujuk atau meyakinkan pembaca. Kedua,

mampu menulis paragraf persuasi sesuai dengan iklan di media cetak. Siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan masih mengalami kesulitan untuk mencapai kedua indikator tersebut. Hal itu terbukti ketika dilakukan wawancara oleh guru mata pelajaran bahasa indonesia Ibu Ponisri, S. Pd guru di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang beralamat di JL. Kolam No. 03 Medan Estate mengatakan bahwa Materi paragraf persuasi ini merupakan suatu materi yang sukar, sehingga membuat siswa tersebut kurang memahami pemahaman pola penalaran terhadap kemampuan menulis paragraf persuasi dan siswa tidak mampu menuangkan idenya dalam menulis paragraf persuasi dengan baik karena hanya terbatas pada pemahaman teoretis. Rendahnya kemampuan menulis siswa juga dapat disebabkan karena pembelajaran yang monoton dengan metode yang diberikan. Hal ini dapat dilihat masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM, KKM untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Diperoleh hasil tersebut nilainya 60-70 dari 70% siswa yang dibawah KKM, sedangkan yang diatas KKM nilainya 75-80 yaitu 30%. Sejalan dengan skripsi saudara Qoriatun Penulisan Paragraf Persuasi pada tugas siswa kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang menyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasi masih rendah. Faktor penyebab siswa masih kesulitan menulis paragraf persuasi, yaitu karena dari siswanya yang kurang berminat dalam materi paragraf persuasi sehingga siswa tidak menguasai materi yang diajarkan. Secara umum, kurangnya minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa, sehingga indikator tersebut tidak dapat dicapai siswa. Selain itu, siswa juga tidak bersemangat ketika mengikuti pembelajaran, sehingga suasana kelas kurang produktif. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menulis paragraf persuasi di kelas kurang baik. Secara khusus, dalam menulis paragraf persuasi siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum mampu menyusun dan menggunakan kalimat dengan struktur yang baik dan benar. Sebagian besar siswa belum bisa membedakan paragraf persuasi dengan paragraf argumentasi, sehingga siswa hanya menunjukkan data, fakta, atau bukti tanpa ada kata-kata yang bertujuan untuk mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan bacaan.

Pola penalaran sangat penting dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi karena menulis merupakan suatu pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan oleh penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan atau pun imajinasi dari penulis. Menulis merupakan proses bernalar. Pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan ataupun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dalam mencari suatu topik tersebut kita harus berpikir, maka pada saat kita berpikir tanpa disadari telah melakukan proses penalaran. Setiap hari manusia selalu menggunakan otak untuk berpikir, bahkan setiap detik dan menit mereka menggunakan otak untuk berpikir. Pada saat seseorang berpikir, maka dalam benaknya akan timbul bermacam-macam gambaran tentang sesuatu yang hadirnya tidak secara nyata. Misalnya, pada saat-saat melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar. Jelaslah bahwa tidak semua kegiatan berpikir mendasarkan diri pada penalaran. Berdasarkan kriteria penalaran tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa tidak semua kegiatan berpikir bersifat logis dan analitis. Atau lebih jauh dapat disimpulkan cara berpikir yang tidak termasuk kedalam penalaran bersifat tidak logis dan tidak analitik. Dengan demikian, dapat dibedakan secara garis besar ciri-ciri berpikir menurut penalaran dan berpikir yang bukan berdasarkan penalaran. METODE PENELITIAN Metode penelitian memiliki sebuah rancangan untuk mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang dimaksud untuk mengarahkan penulis merancang sebuah kegiatan penelitian agar dapat memberikan jawaban yang shahih terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dalam rumusan masalah. Maka, dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode deskripsi korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah ada hubungan positif yang signifikan anatara pemahaman pola penalaran dengan kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun pembelajaran

2015/2016. Hal ini sesuai dengan pendapat Nana Syaodih Sukmadinata (2007:64) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa kejadian yang terjadi pada sekarang dan korelasional, studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan analisis varians regresi linear sederhana untuk melihat hubungan secara keseluruhan antara variabel X dengan Y. Instrumen penelitian untuk pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan variabel penelitian agar instrumen penelitian relevan. Dalam penelitian ini ada 2 jenis data yang dibutuhkan yaitu data mengenai pemahaman pola penalaran dan kemampuan menulis paragraf persuasi. Untuk memperoleh data hubungan pemahaman pola penalaran dengan kemampuan menulis paragraf persuasi digunakan dua tes jenis instrumen penelitian, yakni (1) Tes pemahaman pola penalaran dengan mengunakan tes pilihan berganda dan (2) tes kemampuan menulis paragraf persuasi dijarig melalui instrumen dalam bentuk tes menulis. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik degan langkahlangkah analisis dan disusun dalam bentuk tabel, menentukan nilai rata-rata dan standar deviasi, menghitung uji normalitas, uji linearitas dan uji hipotesis. Setelah t diketahui maka nilai tersebut akan dikonsultasikan dengan tabel pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 pada taraf nyata ά = 0,05. Dengan demikian, jika jika H o < H a pada taraf nyata α = 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak sebaliknya jika H o > H a pada taraf nyata α = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Hasil Penelitian a. Pemahaman Pola Penalaran (X) Pemahaman pola penalaran kelas TKR-2 memiliki nilai rata-rata (X) = 80.75, Yakni mencapai 25 siswa (75 %), siswa yang memiliki nilai dalam kategori sangat baik 1 siswa (5%), siwa yang memiliki nilai dalam kategori baik 13 siswa (25%), dan siswa yang memiliki kategori cukup 18 siswa (70%).

b. Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi (Y) Kemampuan menulis paragraf persuasi kelas TKR-2 memiliki nilai rata-rata (Y) = 87.13, Yakni mencapai 30 siswa (85 %), siswa yang memiliki nilai dalam kategori sangat baik 18 siswa (64%), siwa yang memiliki nilai dalam kategori baik 12 siswa (22%), dan siswa yang memiliki kategori cukup 1 siswa (7%). c. Hubungan Pemahaman Pola Penalaran Dengan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi Uji normalitas untuk pemahaman pola penalaran dan kemampuan menulis paragraf persuasi diperoleh L hitung sebesar 0.04669 dan kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa diperoleh L hitung sebesar 0.013. Setelah itu dikonsultasikan dengan L tabel pada taraf signifikan α = 0.05 dengan jumlah N = 32 maka diperoleh L tabel sebesar 0.156 sehingga uji normalitas untuk variabel pemahaman pola penalaran diperoleh L hitung < L tabel yaitu (0.04669 < 0.156) ataupun data berdistribusi normal. F tabel dengan dk (2:32) pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 1.70 sedangkan F hitung yang diperoleh adalah 21.076 ternyata F hitung > F tabel ( 21.076 > 1.70) sehingga dapat disimpulkan persamaan regresi tersebut linear. Selanjutnya, untuk uji keberartian regresi dengan dk (2:32) pada taraf signifikan α = 0.05 diperoleh Ftabel = 4.17 dan Fhitung yang diperoleh adalah 17.208 ternyata F hitung > F tabel ( 17.208 > 4.17) sehingga persamaan regresi X dengan Y adalah berarti. Pembahasan Hasil Penelitian a. Hasil Pembahasan Penalaran (X) Penalaran merupakan suatu proses berfikir untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu kesimpulan. Dengan demikian, penalaran adalah suatu kegiatan atau proses aktivitas berfikir untuk mencari kebenaran buktinya dalam pemikiran yang telah diasumsikannya. Penalaran terbagi atas dua yaitu, penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, hanya sajaada beberapa siswa yang kesulitan bila menulis paragraf persuasi.

Maka hasil analisis data dengan jumlah siswa 32 orang ditemukan rata-rata pemahaman pola penalaran adalah 80.75 dengan standar deviasi 4.86. Berdasarkan kategori penilaian, hasil pemerolehan nilai rata-rata penalaran 80.75 berkategori baik. Sedangkan tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa pemahaman pola penalaran didominasi oleh siswa yang memiliki nilai dalam kategori baik, yakni mencapai 25 siswa (75%), siswa yang memiliki nilai dalam kategori baik, sedangkan 7 siswa (25%) yang mengalami nilai yang kurang atau tidak memenuhi. Dengan demikian hal ini berhubungan dengan guru yang telah mengajarkan materi secara jelas sehingga tingkat pemahaman siswa dalam aspek penalaran cenderung baik. Ketika proses pembelajaran berlangsung guru memberikan contoh penalaran seperti jenis-jenis penalaran dan memberikan latihan untuk menemukan jenis penalara seperti induktif, deduktif dan campuran. Dari aspek penalaran didapatkan bahwa siswa mampu membedakan penalaran dalam jenis- jenisnya. b. Hasil Pembahasan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi (Y) Paragraf merupakan seperangkat kalimat berkaitan erat satu sama lainnya. Mengenai itu maka paragraf persuasi bertujuan membuat pembaca percaya dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta. Dalam menulis Paragraf persuasi yang harus kita perhatikan yakni kesatuan, kepaduan, kelengkapan dan eyd. Oleh karena itu ketika menulis hendaknya kita memperhatikan tulisan serta tujuan dari paragraf persuasi. Maka hasil analisis data dengan jumlah siswa 32 orang ditemukan rata-rata kemampuan menulis paragraf persuasi adalah 87.13 dengan standar deviasi 7.31. Berdasarkan kategori penilaian, hasil pemerolehan nilai rata-rata penalaran 87.13 berkategori baik. Sedangkan tabel distribusi frekuensi diketahui bahwa kemampuan menulis paragraf persuasi didominasi oleh siswa yang memiliki nilai dalam kategori baik, yakni mencapai 30 siswa (85%), siswa yang memiliki nilai dalam kategori baik, sedangkan 2 siswa (15%) yang mengalami nilai yang kurang atau tidak memenuhi. Hal ini dikarenakan penguasaan karangan siswa yang bersifat membujuk dimengerti, sehingga siswa mampu menulis paragraf persuasi dengan baik pula.

c. Hasil Pembahasan Pemahaman Pola Penalaran (X) Dengan Kemampuan Menulis Paragraf Persuasi ( Y) Pemahaman pola penalaran dengan kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X TKR- 2 SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2015/2016. Uji normalitas pemahaman pola penalaran diketahui L hitung < L tabel ( 0.047 < 0.156 ), dan untuk menulis paragraf persuasi L hitung < L tabel ( 0.013 < 0.156 ), maka data tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji linearitas diperoleh F hitung < L tabel ( 0.08 < 2.60 ), maka data tersebut bersifat linear (baik). Sedangkan hasil uji t, F hitung > L tabel yaitu 21.076 > 1.70. Hal ini berarti bahwa aspek pemahaman pola penalaran mempunyai hubungan yang berarti dengan kemampuan menulis paragraf persuasi. Jika siswa tidak memahami pola penalaran maka siswa tidak akan mampu menuangkan idenya dalam menulis paragraf persuasi, artinya hasil tulisan yang dibuatnya tidak akan sempurna. Oleh karena untuk itu, untuk menulis paragraf persuasi yang bersifat membujuk sehingga siswa harus memahami pola penalaran terlebih dahulu karena penalaran proses aktivitas berfikir untuk mencari kebenaran buktinya dalam pemikiran yang telah diasumsikannya dalam barulah seseorang dapat menulis paragraf persuasi dengan baik. PENUTUP Pola penalaran pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Dengan tabel uji normalitas data pemahaman pola penalaran, bahwa untuk L observasi < L tabel penalaran untuk L observasi 0.047 < L tabel 0.156 maka data dikatakan berdistribusi normal. Maka hasil rata rata untuk pola penalaran 80.75 dikategorikan cukup baik. Kemampuan menulis paragraf persuasi pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Pembelajaran 2015/2016, Dengan tabel uji normalitas data menulis paragraf persuasi, bahwa untuk L observasi < L tabel penalaran untuk L observasi 0.013 < L tabel 0.156 maka data dikatakan berdistribusi normal hasil rata-rata untuk menulis paragraf persuasi 87.13 dikategorikan baik. Hubungan antara pola penalaran dengan kemampuan menulis paragraf persuasi, maka hasil koefisien korelasinya r = 0.74. Menurut besarnya tergolong besar karena berada dalam rentang 0.60 0.79.

DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Dian. 2008. Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Iklan di Televisi dengan Teknik Show Not Tell Siswa Kelas X A SMA Muhammadiyah Salatiga Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Depdiknas. 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Fadjar Shadiq. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran, dan Komunikasi, Makalah Pengembangan Matematika SMA. Yogyakarta. Kurniawan, K. 2009. Model Pengajaran Menulis Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Tingkat Lanjut. Universitas Negeri Yogyakarta. Http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/KhaherudinKurniawan/doc. (Diunduh 26 Februari 2009). Quriatun. 2012. Penulisan Paragraf Persuasif Pada Tugas Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama Putra. Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi Universitas Negeri Islam. Sukmadinata Syaodih Nana. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Bandung; Remaja Rosdakarya. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Wiyanto, A. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.