BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa dan mempunyai empat program penjurusan, yaitu IPA, IPS, Bahasa,

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN KULIAH Orientasi Baru Dalam Psikologi

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Problem Focused Coping. fisik, psikis dan sosial. Namun sayangnya, kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak

BAB I PENDAHULUAN. kecil. Salah satunya adalah kepercayaan diri (Self Confidence). Kepercayaan diri

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan pribadi yang

2015 PENGARUH METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan berpikir kreatif sehingga mampu memecahkan permasalahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS VERBAL PADA MASA ANAK SEKOLAH SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki sebuah proyek dari sudut pandang yang tidak biasa.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta cepatnya dalam mendapatkan suatu informasi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB V SIMPULAN, DISKUSI & SARAN. Mengacu pada hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. cerminan dari peradaban manusia dan merupakan sesuatu yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hesty Marwani Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan serta sosial dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang jika

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

BAB II KAJIAN TEORI. 2010:523) menyatakan bahwa self efficacy mempengaruhi pilihan aktivitas

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB II LANDASAN TEORI

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II KAJIAN TEORITIK

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

EFEKTIVITAS MENDENGAR CERITA FIKSI TERHADAP PENINGKATAN KREATIVITAS VERBAL ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

II. KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi dan kenyataan bahwa kreativitas masyarakat yang rendah pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada hakekatnya adalah produk,

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tahapan dalam memperoleh informasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PADA MATERI SEGITIGA DI SMP

PENGARUH KREATIVITAS VERBAL TERHADAP SENSE OF HUMOR SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah

PENGARUH MINAT, KEPERCAYAAN DIRI, DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED

BAB II KAJIAN TEORI. lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya. empat P (Four P s Creativity), yang meliputi dimensi person, process, press dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UPAYA ORANG TUA DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa tidak terlepas dari kualitas sumber daya

BAB V PEMBAHASAN. A. Berpikir Kreatif Siswa Berkemampuan Matematika Tinggi Mapel. Kreatif pada Tingkat 4 (Sangat Kreatif)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang terus berkembang pesat, sehingga dibutuhkan individu-individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pula. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Kreativitas Belajar siswa. yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Defenisi

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I P E N D A H U L U A N. produktif yang memiliki potensi untuk berkembang. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Risa Meidawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari media internet ketimbang harus membaca.kecenderungan ini ternyata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna. Mereka diberi kelebihan dalam fungsi kognitifnya berupa akal agar mampu berpikir. Proses kognitif atau proses intelek manusia merupakan proses psikologis yang di dalamnya melibatkan proses memperoleh, menyusun, dan menggunakan pengetahuan, serta kegiatan mental seperti berpikir, menimbang, mengamati, mengingat, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan memecahkan persoalan yang berlangsung melalui interaksi dengan lingkungan. Chaplin (dalam Ali & Asrori, 2006: 26) mendefinisikan intelek sebagai: proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan; kemampuan mental atau inteligensi. Sedangkan Shalahudin (dalam Ali & Asrori, 2006) menyatakan bahwa intelek adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah orang yang mampu menyelesaikan masalah dalam waktu singkat, memahami masalah lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat. Piaget mendefinisikan intellect adalah akal budi berdasarkan aspek kognitifnya, khusunya proses yang lebih tinggi (Ali & Asrori, 2006). Sedangkan intelligence atau inteligensi menurut Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir,

mempertimbangkan, menganalisa, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan. Nickerson, Perkins, dan Smith (dalam Solso, Maclin & Maclin, 2007: 456) meyakini bahwa ada beberapa kemampuan yang mempresentasikan inteligensi manusia, yaitu kemampuan untuk mengklarifikasi pola, kemampuan untuk memodifikasi perilaku secara adaptif, kemampuan berpikir deduktif dan berpikir induktif, kemampuan mengembangkan dan menggunakan model, dan kemampuan untuk memahami/mengerti. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Stenberg yang berkaitan dengan perilaku orang-orang yang dianggap inteligen memberikan hasil bahwa karakteristik inteligensi dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu kemampuan memcahkan masalah praktis, keseimbangan dan integrasi intelektual, dan inteligensi kontekstual (Suharnan, 2005: 349). Stenberg (dalam Suharnan, 2005: 350) menambahkan, dimensi pertama dalam perilaku inteligensi adalah kemampuan dalam memecahkan masalah praktis, meliputi berbagai hal, yaitu 1) cenderung melihat kesinambungan tujuan dan menyelesaikannya; 2) mampu membedakan dengan baik antara jawaban benar dan salah; 3) memiliki kemampuan mengubah arah dan menggunakan prosedur lain; 4) memiliki rasionalisasi; 5) mampu menerapkan pengetahuan untuk masalah-masalah khusus; 6) memiliki kemampuan yang unik dalam memandang masalah atau situasi dan memecahkannya; dan 7) memiliki pikiran logis.

Tak dapat dipungkiri, berbagai bentuk pemecahan masalah sangat berhubungan dengan proses kreatif. Individu yang kreatif cenderung menghasilkan ide-ide dan gagasan-gagasan yang orisinal. Proses-proses yang terlibat di dalam kreativitas digunakan kita semua dalam pemecahan masalah hidup sehari-hari. Namun, yang membedakan individu kreatif dari individu biasa adalah kandungan luar biasa proses-proses keseharian ini dioperasikan. Ditinjau dari kehidupan mana pun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah terasa. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini kita semua terlibat dalam ancaman maut akan kelangsungan hidup. Kita menghadapi macammacam tantangan, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, politik, maupun dalam bidang budaya dan sosial. Tiap individu dituntut untuk cepat berubah dan menyesuaikan segala hal yang ada. Pemikiran, sikap, atau pun tindakan dengan gaya lama mungkin saja tidak sesuai dengan perkembangan baru yang lebih baik. Kreativitas akan memberikan solusi dan peluang bagi individu untuk berbagai alternatif pemecahan masalah. Kreativitas memberikan gagasangagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang telah ada sebelumnya. Saat ini, kreativitas telah menjadi sebuah nilai dalam menentukan makna sebagai manusia. Karena dengan berkreasi individu dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya. Kreativitas juga memungkinkan

manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Selain itu, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat bagi diri pribadi dan lingkungannya tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu. Kreativitas menurut Solso, Maclin & Maclin (2007: 444) adalah aktivitas kognitif yang menghasilkan suatu pandangan yang baru mengenai suatu bentuk permasalahan dan tidak dibatasi pada hasil yang pragmatis (selalu dipandang menurut kegunaannya). Berdasarkan definisi tersebut, berarti proses kreativitas bukan hanya sebatas menghasilkan sesuatu yang bermanfaat saja (meskipun sebagian besar orang kreatif hampir selalu menghasilkan penemuan, tulisan, maupun teori yang bermanfaat). Hurlock (1978: 2) memberi konsep kreativitas adalah sebagai suatu proses, suatu proses adanya sesuatu yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian yang baru dihasilkan. Torrance (dalam Ali & Asrori, 2006: 42) memberi definisi kreativitas sebagai suatu proses kemampuan memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis baru, dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan. Kombinasi antara individu, faktor lingkungan, proses juga saling terkait agar kreativitas seseorang mampu berkembang. Salah satunya adalah pendapat yang disampaikan Rhodes (dalam Munandar, 2004: 20), bahwa pada umumnya kreativitas dirimuskan dalam istilah pribadi (person), proses (process), produk (product), dan pendorong (press). Rhodes menyebut

keempat jenis tersebut dengan Four P s of Creativity. Keempat P ini saling berkaitan, pribadi kreatif yang melibatkan diri dalam proses kreatif dan dengan dukungan dan dorongan (press) dari lingkungan menghasilkan produk kreatif. Munandar (dalam Ali & Asrori, 2006: 41) mengemukakan, kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Individu kreatif cenderung senang mencari pengalaman baru, memiliki keasyikan dalam mengerjakan tugas-tugas yang sulit, selalu ingin tahu, menyukai tugas-tugas yang majemuk, memiliki rasa humor, berani menyatakan pendapat dan keyakinannya, dan sebagainya (Munandar, dalam Ali & Asrori, 2006:52). Adapun Clark (dalam Ali & Asrori, 2006) mengemukakan ciri-ciri kreativitas adalah cenderung sering menentang otoritas, memiliki disiplin dan kemandirian yang tinggi, lebih mampu menyesuaikan diri, menyukai hal-hal yang kompleks, senang berpetualang, memiliki rasa ingin tahu, memiliki rasa humor, memiliki kemampuan divergen yang tinggi, dan lain-lain. Lebih lanjut Hurlock (1978: 5) menjelaskan bahwa faktor yang mampu mendukung kreativitas adalah keluwesan, ketidakpatuhan, kebutuhan akan ekonomi, kebutuhan bermain, kesenangan, mengolah gagasan, ketegasan, keyakinan diri, rasa humor, keterbukaan, persistensi intelektual, kepercayaan diri, keingintahuan, kesenangan mengambil resiko yang telah

diperhintungkan bila keberhasilan bergantung pada kemampuan sendiri, keberanian berpetualang, dan ketekunan mengembangkan minat yang dipilih. Keterangan di atas menjelaskan bahwa kemampuan kreativitas anak akan berkembang bila didukung dengan rasa yakin akan kemampuan diri sendiri. Hal ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kisti & Fardana (2012) bahwa keyakinan atau kepercayaan diri akan kemampuan dirinya (self efficacy) yang tinggi akan dapat meningkatkan kreativitasnya dan dengan self efficacy individu akan lebih kreatif dalam proses pemecahan masalah. Namun, pada kesempatan lain peneliti menemukan bahwa beberapa dari siswa kelas XI MA Negeri Tlogo menyatakan bahwa seringkali merasa minder ketika akan mengikuti perlombaan karya kreatif dengan sekolahsekolah lain. Hal ini mempengaruhi pula dalam pengembangan kemampuan kreativitas mereka. Salah satu penelitian tentang ciri-ciri kreativitas adalah penelitian yang dilakukan oleh Karimah (2007) mengenai hubungan kemandirian, kepercayaan diri dengan kreativitas verbal, menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara kemandirian dan kepercayaan diri dengan kreativitas verbal. Dari pengamatan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa siswa kelas XI MA Negeri Tlogo Blitar kurang menunjukkan sisi kreatif mereka. Hal ini tampak dari kurangnya kemampuan dalam menghadapi permasalahan yang diberikan oleh guru. Mereka cenderung kurang bisa dalam menemukan cara-

cara yang baru untuk memecahkan masalah. Selain itu, ketika diadakan perlombaan kelas, mereka cenderung mengikuti cara lama yang telah dilakukan senior mereka. Ciri-ciri lain yang menunjukkan kreativitas adalah rasa humor. Martin & Lefcourt (dalam Whisonant, 1998: 1) menyatakan bahwa humor merupakan sebuah frekuensi di mana seseorang tersenyum, tertawa, dan menunjukkan kesenangan dalam berbagai situasi. Martin (dalam Parman, 2013: 466) menyebutkan tentang afiliatif humor yakni bentuk interpersonal humor yang melibatkan penggunaan humor (misalnya menceritakan lelucon, mengatakan hal-hal lucu, atau olok-olok cerdas) untuk membuat orang lain nyaman, menghibur orang lain, dan untuk meningkatkan hubungan. O Connel (dalam Parman, 2013) menyatakan bahwa humor merupakan kemampuan untuk mengubah perseptual kognitif secara tepat pada kerangka berpikir. Sense of humor dapat mengubah sudut pandang seseorang, mengubah sesuatu yang negatif menjadi positif. Ditambahkan pula oleh Hartanti & Rahaju (dalam Parman, 2013) bahwa sense of humor merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan humor sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan menciptakan humor, dan kemampuan menghargai atau menanggapi humor. Hauck & Thomas (dalam Whisonant, 1998: 13) menemukan adanya hubungan yang erat antara humor dengan inteligensi dan kreativitas, siswa

yang dilihat sebagai siswa yang penuh humor bagi teman-temannya adalah mereka yang menyampaikan humor yang berkualitas. Sebuah eksperimen yang dilakukan oleh Isen, Daubman & Nowicki (dalam Whisonant, 1998: 14) menunjukkan bahwa humor membantu perkembangan kreativitas berpikir. Kelompok eksperimen yang diminta untuk menonton film komedi mampu melakukan pemecahan yang lebih baik daripada kelompok kontrol. Whisonant (2013) mengusulkan bahwa pengaruh yang positif memudahkan pemecahan masalah yang kreatif, sebaliknya pengaruh negatif tidak menimbulkan pengaruh bagi pemecahan masalah. Siswa yang mempunyai sense of humor yang tinggi dapat dilihat dari kemampuannya dalam mencairkan suasana yang kaku di dalam kelas, kemamupuannya dalam menanggapi dan mengkaitkan informasi yang diterima dengan sesuatu yang lucu, dan menangkap nilai humor yang disampikan orang lain. Sama halnya dengan apa yang disampaikan Hartanti & Rahaju (dalam Parman, 2013) bahwa sense of humor adalah kemampuan seseorang menggunakan humor sebagai cara menyelesaikan masalah, keterampilan menciptakan humor, kemampuan menghargai atau menanggaoi humor. Berdasarkan pengamatan awal, peneliti menemukan beberapa siswa kelas XI yang mempunyai sense of humor yang tinggi, dilihat dari kemampuannya menanggapi humor, menciptakan humor, menggunakan humor dalam menghadapi permasalahan. Ketika di dalam kelas mereka juga

sering melontarkan kata-kata lucu untuk mencairkan susasana yang tegang. Namun, ketika dihadapkan pada permasalahan yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran, mereka kurang kreatif dalam menemukan ide dan gagasan yang baru. Tak hanya itu, ketika dihadapkan pada kegiatan yang berhubungan dengan kreativitas mereka kurang mampu mengaktualisasi diri. Berdasarkan fenomena di atas, peneliti tertarik untuk membuktikan hubungan antara sense of humor dengan kreativitas pada siswa kelas XI MA Negeri Tlogo-Blitar. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat sense of humor pada siswa MA Negeri Tlogo-Blitar? 2. Bagaimana tingkat kreativitas siswa MA Negeri Tlogo-Blitar? 3. Apakah ada hubungan antara sense of humor dengan kreativitas pada siswa MA Negeri Tlogo-Blitar? C. Tujuan 1. Mengetahui tingkat sense of humor pada siswa MA Negeri Tlogo-Blitar. 2. Mengetahui tingkat kreativitas siswa MA Negeri Tlogo-Blitar. 3. Mengetahui hubungan antara sense of humor dengan kreativitas pada siswa MA Negeri Tlogo-Blitar. D. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini terbagi atas manfaat teoritis dan manfat praktis.

1. Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan bidang ilmu psikologi dan wawasan mengenai pengaruh sense of humor terhadap kreativitas pada siswa MA Negeri Tlogo-Blitar, sehingga mampu diambil langkah pengembangan yang tepat. 2. Praktis a. Bagi tenaga pengajar, memberikan informasi tentang adanya pengaruh sense of humor atau rasa humor terhadap perkembangan kreativitas siswa. Sehingga tenaga pengajar mampu mengembangkan cara mengajar yang lebih rileks namun mampu meningkatkan daya kreativitas dan potensi siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan tenaga pengajar. b. Bagi siswa, memberikan informasi bahwa salah satu faktor penunjang dan pendukung kreativitas verbal adalah sense of humor. Sehingga siswa mampu mengasah dan melatih dalam mengembangkannya untuk membantu dalam menghadapi permasalahan.