BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

dokumen-dokumen yang mirip
ORELATION BETWEEN CLINICAL SYMPTOMPS OF KNEE OSTEOARTHRITIS WITH THE DEGREE OF OSTEOARTHRITIS ACCORDING TO KELLGREN AND LAWRENCE

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA GEJALA KLINIS OSTEOARTRITIS LUTUT DENGAN DERAJAT OSTEOARTRITIS MENURUT KELLGREN DAN LAWRENCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sinovium non-spesifik (Berenbaum, 2008). OA biasanya mengenai sendi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap grade osteoarthritis menurut Kellgren dan Lawrence. Diagnosis. ditegakkan berdasarkan klinis dan radiologinya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Syaikh Al

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis (OA), atau yang biasa dikenal. dengan penyakit sendi degeneratif, merupakan penyakit

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I.PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang. paling sering dijumpai pada masyarakat dan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan nyeri dan ketidakmampuan (disability) pada penderita sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. osteoarthritis. Usia paling muda terjadi pada usia 12 tahun, sedangkan usia

I. PENDAHULUAN. dunia, menurut Arthritis Research UK (2013) osteoartritis dapat mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. observasional analitik dengan desain cross sectional study dimana pengukuran

BAB IV METODE PENELITIAN. Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Reumatologi. Penelitian ini dilakukan di poliklinik Penyakit Dalam sub bagian

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. desain cross-sectional dengan menghubungkan karakteristik gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya stress cell dan degradasi matriks ekstraseluler yang

I. PENDAHULUAN. baru pada permukaan sendi (Khairani, 2012). Terjadinya osteoarthritis itu

BAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan. Penurunan tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pada tahun 2000 jumlah lansia di Indonesia diproyeksikan sebesar

BAB 1 PENDAHULUAN. berfungsi mempermudah manusia dalam kehidupan sehari hari,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Padila, 2013). Menurut WHO Tahun (2011), meningkatnya usia harapan

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

BAB I PENDADULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk yang berusia 60 tahun atau lebih, diperkirakan meningkat dari 605 juta

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

Disusun Oleh : Nama : Ariyanto Nim : J

Lembar Keusioner KOOS (Knee injury and Osteoarthritis Outcome Score) Nama : Tanggal : / / Umur :

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan upaya pengelolaan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan kartilago ini bisa disebabkan oleh stress mekanik atau perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam, 2008). Jumlah

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dan lansia di seluruh dunia (Joern, 2010).OA juga dikenal sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsurangsur

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat 125 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan lebih. (World Health

BAB I PENDAHULUAN. tentunya keadaan ini juga akan berdampak pada penurunan kondisi fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa 40%

BAB III METODE PENELITIAN. mengambil desain penelitian cross sectional mengamati hubungan indeks

Apakah Anda menderita nyeri. MAKOplasty. pilihan tepat untuk Anda

Bab I. Pendahuluan. dibutuhkan. Tidak hanya untuk memudahkan proses penyimpanan dan

KUESIONER DENGAN MENGGUNAKAN KNEE INJURY AND OSTEOARTHRITIS. INSTRUKSI : Kuesioner ini merupakan suatu alat untuk mengetahui adanya gangguan atau

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KARAKTERISTIK GAMBARAN RADIOLOGIS PADA PASIEN OSTEOARTHRITIS GENU BERDASARKAN JENIS KELAMIN

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASA TUBUH (IMT) DENGAN DERAJAT OSTEOARTRITIS LUTUT MENURUT KELLGREN DAN LAWRENCE

BAB I PENDAHULUAN. salah satu unsur kesejahteraan yang harus tercapai (Sheina dkk, 2010). Menurut

II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. (Marlene et al, 2011). Selain itu, OA secara luas diakui sebagai penyebab

Penetapan Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah tahun, lanjut usia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sendi lutut berada di antara tulang femur dan tibia. a. Permukaan Artikulasi Sendi Lutut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Insomnia merupakan suatu kesulitan kronis dalam. memulai tidur, mempertahankan tidur / sering terbangun

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN diperkirakan lansia menjapai 11,4% dari total jumlah penduduk atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendi mengalami perubahan patologis. Ditandai dengan kerusakan tulang rawan

BAB I PENDAHULUAN. periode dewasa akhir atau usia tua. Lansia merupakan bagian dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui bahwa minuman beralkohol merupakan sebuah

LAPORAN KASUS OSTEOARTRITIS. Putu Imayati, Gede Kambayana

LAPORAN KASUS OSTEOARTRITIS. Putu Imayati, Gede Kambayana

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif dan salah satu keluhan muskuloskeletal yang sering ditemui, dengan progresifitas yang lambat, bersifat kronis, serta menyebabkan dampak yang besar pada kesehatan masyarakat (IRA, 2014). Pada tahun 2007, didapatkan 74,48% kasus OA dari keseluruhan kasus reumatik di klinik reumatologi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Di Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita yang berumur antara 40-60 tahun. Hal ini didapatkan bahwa 69% di antaranya adalah wanita dan OA lutut menempati kasus terbanyak. OA merupakan masalah kesehatan yang penting karena meningkat dengan cepat. Sekitar 46 juta orang di Amerika Serikat, atau 10% sampai 12% dari populasi orang dewasa memiliki gejala OA. Selain itu dikatakan bahwa terjadi peningkatan sebanyak 64% dari tahun 1990 sampai 2010 (IRA, 2014; Hunter, 2015). OA lutut merupakan penyebab utama kecacatan fisik pada orang lanjut usia karena nyeri, kekakuan, dan ketidakstabilan sendi. Nyeri akan mengakibatkan disabilitas fungsional atau perubahan pada aktivitas sehari-hari karena nyeri akan bertambah saat melakukan aktivitas dan pekerjaan. OA lutut menyebabkan 1

2 keterbatasan pada mobilitas, seperti membutuhkan pertolongan untuk berjalan atau menaiki tangga (Mermerci et al., 2010; Hunter, 2015). Osteoartritis terdapat pada 33.6 % orang > 65 tahun. Sekitar 80 % pasien dengan OA lutut mempunyai beberapa batasan dalam bergerak dan 25% tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa sehari-hari. Setidaknya, 11 % lansia dengan OA lutut butuh perawatan pribadi (Lawrence, dkk., 2008). Warga Amerika berusia 55 tahun dan lebih, 40 % memiliki gejala nyeri lutut yang sering pada OA lutut. OA lutut pada orang tua berperan penting pada kecacatan kronis seperti penyakit kardiovaskular. Pengobatan sementara dapat meringankan gejala klinis yang ditimbulkan tapi tidak memperlambat perjalanan penyakit OA. Faktor-faktor yang ditempatkan pada sampel penelitian pada faktor risiko yang lebih tinggi adalah kelebihan berat badan (21,3%), sering kegiatan menekuk lutut (71 %), naik lebih dari 10 anak tangga hampir setiap hari (54 %), jongkok atau menekuk lutut 30 menit atau lebih pada setidaknya satu hari dalam 30 hari terakhir, (13 %) dan mengangkat benda dengan berat lebih dari 25 pound setidaknya satu hari dalam 30 hari terakhir (34,5 %) (Paul, 2015). Diagnosis osteoartritis biasanya didasarkan pada anamnesis yaitu riwayat penyakit, gambaran klinis dari pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan radiologis. Anamnesis terhadap pasien OA lutut umumnya mengungkapkan keluhan yang sudah lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan. Keluhan pasien meliputi nyeri sendi yang merupakan keluhan utama yang membawa pasien ke dokter, hambatan gerakan sendi, kaku pagi yang timbul setelah imobilisasi, pembesaran sendi dan perubahan gaya berjalan (Soeroso, dkk.,2006).

3 Hambatan gerak ditemukan pada pemeriksaan fisik meskipun secara radiologis masih berada pada derajat awal. Selain itu dapat ditemukan adanya krepitasi, pembengkakan sendi yang seringkali asimetris (Soeroso, dkk., 2006); nyeri tekan tulang dan tak teraba hangat pada kulit (Altman, dkk., 1986). Gambaran berupa penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris, peningkatan densitas tulang subkondral, kista tulang, osteofit pada pinggir sendi dan perubahan struktur anatomi sendi dapat ditemukan pada pemeriksaan radiografi polos (Soeroso, dkk., 2006). Perubahan yang terlihat pada gambaran radiologis OA lutut dan panggul dinilai menjadi lima derajat oleh Kellgren dan Lawrence berdasarkan adanya osteofit, penyempitan ruang sendi dan adanya sklerosis dari tulang subkondral (Milne, 2007 ). Pedoman yang dianjurkan untuk mengevaluasi beratnya OA yang diderita seseorang adalah mengevaluasi tiga dimensi, yaitu nyeri, status penyakit secara global dan gangguan fungsional. Pada dekade terakhir ini, WOMAC merupakankuesioner yang paling banyak digunakan dan dianjurkan untuk pengukuran danuji klinis OA. Pengukuran OA yang paling banyak digunakan untuk OA lutut dan panggul adalah kuesioner WOMAC. WOMAC telah diterjemahkan dalam lebih dari 90 bahasa di seluruh dunia sedangkan reliabilitas, validitas, dan penyesuaian antar budaya telah dipelajari secara ekstensif di banyak populasi yang berbeda (Yaputri, 2005; Franchignoni et al., 2011; Konstantinidis et al., 2014).

4 Penegakan diagnosis OA yang paling tepat adalah dengan menggunakan gambaran radiologis, seperti X-Ray, USG dan MRI. Pemeriksaan radiologis ini dapat mengevaluasi adanya pembentukan osteofit dan penyempitan ruang sendi (joint space narrowing), menentukan grade dari OA menggunakan skor Kellgren- Lawrence (Kellgren & Lawrence, 1957) dan klasifikasi skor Osteoarthritis Research International untuk mendiagnosis perjalanan penyakit OA (Altman, dkk., 2007). X-Ray adalah pemeriksaan yang paling sering dipakai dan memiliki hubungan yang signifikan dengan aspek nyeri (Chan, dkk., 2014). Jadi berdasarkan uraian di atas penelitian ini penting dilakukan karena prevalensi OA masih cukup banyak di masyarakat dan mengganggu aktivitas masyarakat. Selain itu, gejala klinis hambatan gerak pada OA ditemukan pada pemeriksaan fisik meskipun secara radiologis masih berada pada derajat awal.penelitian ini menggunakan X-ray karena dapat menentukan grade OA menurut Kellgren dan Lawrence serta dalam segi biaya terjangkau dan mudah dilakukan oleh instalasi radiologi manapun di Indonesia. Sesungguhnya Allah tidak akan menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.obat itu diketahui oleh orang yang bisa mengetahuinya dan tidak diketahui oleh orang yang tidak bisa mengetahuinya. (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh Adz-Dzahabi. Al-Bushiri menshahihkan hadits ini dalam Zawa`id-nya.Lihat takhrij Al-Arnauth atas Zadul Ma ad, 4/12-13). Hadits di atas menjelaskan bahwa semua penyakit yang menimpa manusia maka Allah turunkan obatnya. Kadang ada orang yang menemukan obatnya,

5 ada juga orang yang belum bisa menemukannya. Oleh karena itu kita harus berusaha mencari obat ketika sakit khususnya OA dan mencegah bertambah parahnya OA dengan memperhatikan gejala klinisnya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian adakah hubungan antara gejala klinis OA lutut dengan derajat OA menurut Kellgren dan Lawrence. B. Rumusan Masalah Adakah hubungan antara gejala klinis OA lutut dengan derajat OA menurut Kellgren dan Lawrence. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara gejala klinis OA lutut dengan derajat OA menurut Kellgren dan Lawrence. 2. Tujuan Khusus Mengetahui karakteristik gambaran radiologis kasus OA Lutut menurut klasifikasi Kellgren dan Lawrence berdasarkan gejala klinis. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai hubungan antara gejala klinis OA dengan derajat OA menurut Kellgren dan Lawrence

6 b. Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam bidang penelitian. c. Sebagai pendukung dan bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang ingin mengembangkan penelitian di bidang yang sama. 2. Manfaat Aplikatif Diharapkan dapat memberikan tatalaksana (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) terhadap kasus OA dengan melihat hubungan antara gejala klinis dengan gambaran radiologis OA lutut.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No Referensi ( Judul Penelitian dan Nama penelitian) 1 Osteoarthritis: MR Imaging Findings in Different Stages of Disease and Correlation with Clinical Findings, Oleh Thomas M. Link, MD, dkk. (2003) Hasil penelitian Tidak ada hubungan yang signifikan antara derajat Osteoartritis menurut Kellgren dan Lawrence dengant temuan gejala klinis pada MRI Perbedaan dengan penelitian ini Modalitas radiografi berupa MRI

8 2 Relationships between Pain, Function and Radiographic Findings in Osteoarthritis of the Knee: A Cross-Sectional Study, Oleh Duygu Cubukcu, dkk. (2012) Nyeri lutut, Stiffness, dan durasi penyakit dapat mempengaru hi derajat Osteoartritis pada pasien dengan Osteoartritis lutut Kuesioner menggunakan VAS dan modalitas radiografi menggunakan USG, MRI dan foto polos