1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Bk Se- Kota Medan Hariaty Nababan Universitas Negeri Medan hariaty_n@yahoo.com Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd Universitas Negeri Medan Abstrak.Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru BK se-kota Medan, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru BK se-kota Medan yang berjumlah 111 orang, yang terdiri dari 21 sekolah. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 22 orang yang diambil dengan teknik area sampling. Instrumen yang digunakan didalam penelitian ini adalah berupa angket. Untuk menganalisis data digunakan statistik Uji-t. Berdasarkan hasil perhitungan pada taraf signifikansi 95% dan alpha 5% dan jumlah sampel sebanyak 22 orang r hitung = 0,560 sementara r tabel = 0,423 ; t hitung = 3,023 sementara t tabel = 1,72 karena r hitung (0,560) > r tabel (0,423) ; t hitung (3,023) > t tabel (1,72), maka hipotesis penelitian yang menyatakan : Ada pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru BK Se-Kota Medan dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru BK Kata kunci : Kepemimpinan, Kinerja Guru BK PENDAHULUAN Guru ataupun guru BK merupakan tenaga pendidik yang mempunyai peran sebagai faktor penentu keberhasilan pendidikan di sekolah, karena mereka merupakan unsur manusia yang sangat dekat hubungannya dengan siswa dalam upaya pendidikan sehari-hari di sekolah. Untuk itu kinerjanya perlu ditingkatkan. Kinerja merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang diperlihatkan oleh seorang pegawai untuk memperoleh hasil kerja yang optimal. Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melakukan perbuatan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, penciptaan dan pemeliharaan program belajar mengajar serta penilaian hasil yang optimal. Kinerja guru sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan kemampuan, motivasi, kepercayaan, nilai-nilai serta sikap. Dari faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru BK ada diantaranya kepmimpinan
2 kepala sekolah yang ikut mempengaruhinya. Keberhasilan prestasi sekolah ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya kepemimpinan kepala sekolah. Ordway Tead (Ahmadi, 2007:114) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan. Menurut Mulyasa dalam Karwati dan Priansa (2013 : 116) kepala sekolah mempunyai tugas profesional sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator (EMASLIM). Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (E.Mulyasa dalam Karwati dan Priansa, 2013 : 38). Sebagian guru belum menunjukkan kinerja yang baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya, salah satunya adalah guru BK yang hanya menangani siswa/i yang bermasalah (bolos sekolah, terlambat, tidak hadir/alpa, membuat keributan di dalam kelas, tidak mematuhi peraturan sekolah, petugas memukul lonceng/bel, dan sebagainya), tidak adanya jam khusus untuk layanan bimbingan kelompok/klasikal, dan guru yang tidak sesuai dengan jurusan/keahlian dibidangnya. Hal ini bisa terjadi disebabkan kepemimpinan kepala sekolah yang tidak tepat dalam mengorganisasikan koordinator BK di sekolah. Fasilitas untuk melakukan berbagai macam layanan BK belum tersedia secara optimal baik itu ruangan untuk melakukan konseling, alat dan media yang disediakan pun masih sangat terbatas. Terlebih lagi pembagian kerja yang tidak sesuai dengan tugas guru BK juga menjadi faktor kurangnya kinerja seorang konselor. Guru BK ditugaskan untuk menjaga piket dan menghukum semua siswa yang melanggar peraturan sekolah adalah tugas yang diutamakan oleh kepala sekolah, padahal sebenarnya lingkup
3 layanan BK jauh lebih luas daripada itu. Berdasarkan latar belakang ini serta fenomena yang terjadi dilapangan maka penulis menganggap penting untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru BK Se-Kota Medan. PEMBAHASAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH Anwar (2015:45) mengatakan bahwa pemimpin adalah pionir sebagai orang yang bersedia melangkah ke dalam situasi yang tidak diketahui. Pemimpin yang mempunyai visi yang jelas dapat menjadi penuntun dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin. Kepemimpinan menurut George R (Ahmadi, 2007:114) adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang agar dengan suka rela bersedia menuju kenyataan tujuan bersama. Ordway Tead (Ahmadi, 2007:114) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama menuju pada kesesuaian tujuan yang mereka inginkan. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefenisikan sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Bawamenewi, 2013:10). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepala sekolah tersusun dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kepala dapat diartikan sebagai ketua atau orang yang memimpin. Sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk mengajar dan belajar serta tempat memberi dan menerima pelajaran. Secara sederhana kepala sekolah dapat didefenisikan sebagai seseorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Bawamenewi, 2013:10). Mulyasa (2013:17) menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah merupakan upaya yang dilakukan dan
4 hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan manajemen sekolah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien, produktif, dan akuntabel. Dengan demikian, dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu memberdayakan seluruh potensi yang ada di sekolah dengan optimal, sehingga guru, satf, dan pegawai lainnya merasa ikut terlibat dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh sekolah. KINERJA GURU Kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah Cara, perilaku dan kemampuan kerja. Ruky (Supardi, 2013:45) mengatakan bahwa kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang telah ditetapkan. Suprihanto (Supardi, 2013:47) adalah hasil kerja seseorang dalam suatu periode tertentu yang dibandingkan dengan beberapa kemungkinan, misalnya standar target, sasaran, atau keriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu. Supardi (2013:46) mengatakan kinerja mengandung makna hasil kerja, kemampuan, prestasi atau dorongan untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Keberhasilan individu atau organisasi dalam mencapai target atau sasaran tersebut merupakan kinerja. Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan berdasarkan atas standarisasi atau ukuran dan waktu yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya dan sesuai dengan norma dan etika yang telah ditetapkan. HIPOTESIS PENELITIAN Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan dalam penelitian yang akan dikaji. Sebagai jawaban sementara dari suatu permasalahan, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini: Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru BK se-kota Medan.
5 METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Populasi dan Sampel Menurut Sugiyono (2005:90) bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian diatas populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru BK se-kota Medan. Berdasarkan data Pemerintahan daerah Kota Medan Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu mulai dar 5%, 10%, 15%, 20% dan seterusnya (Punaji dalam Bawamenewi, 2013:34). Dari besaran populasi sebesar 111, maka besaran sampel yang diambil adalah n = N x 20 % dimana: n :Ukuran sampel, N: Ukuran Populasi, 20%: Ukuran tertentu yang diambil (Punaji, dalam Bawamenewi 2013:34). Maka : n = 111 x 20 %= 22,2 dibulatkan menjadi 22. Selanjutnya teknik pengambilan sampel menggunakan area sampel. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:128), teknik area sampling adalah pengambilan anggota sampel dengan mempertimbangkan wakilwakil daerah-daerah geografis yang ada. Dengan demikian, subjek dalam penelitian ini sebanyak 22 orang yang bertugas sebagai guru dari lima SMA Negeri di Kota Medan. VARIABEL PENELITIAN Variabel penelitian ini terdiri dari: Variabel bebas (x) : Kepemimpinan Kepala sekolah dan Variabel terikat (y) : Kinerja Guru BK TEKNIK PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan alat pengumpul data angket. Angket yang digunakan adalah angket tertutup dimana jawaban terhadap item soal telah disediakan, responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan dirinya sendiri.
6 HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis hasil penelitian diperoleh keterangan sebagai berikut: Pembahasan secara Deskriptif a. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X) Hasil analisis deskriptif dari 22 guru diperoleh keterangan tentang kepemimpinan kepala sekolah se-kota Medan yang termasuk dalam interpretasi baik. Diketahui nilai ratarata frekuensi kepemimpinan kepala sekolah (X) sebesar 78,41%. Nilai tersebut termasuk dalam kategori Baik karena berada pada rentang interval 76%. Dengan demikian kepemimpinan kepala sekolah yang dilaksanakan di beberapa sekolah sekota Medan dapat dikatakan di kategorikan baik. guru BK yang dilaksanakan di beberapa sekolah se-kota Medan dapat dikatakan di kategorikan cukup. PEMBAHASAN HASIL REGRESI Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi X atas Y diperoleh harga r hitung 0,560, dan jika dibandingkan dengan r tabel, r hitung > r tabel dengan nilai sebagai berikut 0,560 > 0,423 yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru BK se-kota Medan. Dari perhitungan koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y di atas di dapat r hitung 0,560 maka koefisien korelasi tersebut dapat dikategorikan korelasi sedang. b. Variabel Kinerja Guru BK (Y) Hasil analisis deskriptif dari 22 guru diperoleh keterangan tentang kinerja guru BK se-kota Medan termasuk dalam interpretasi cukup. Diketahui nilai rata-rata frekuensi kinerja guru BK (X) sebesar 75,30%. Nilai tersebut termasuk dalam kategori Cukup karena berada pada rentang interval 51% 75%. Dengan demikian kinerja
7 Grafik Regresi Linear Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru BK Se-Kota Medan apabila t hitung >t tabel dan dari perhitungan didapat bahwa t hitung >t tabel (3,023>1,72). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara Y =21,778 +1,151X 44.798 39.043 33.288 27.533 21.778 0 5 10 15 20 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel X dan Variabel Y adalah positif, ini dapat dilihat dari garis regresi dari kiri ke kanan. Atau dapat juga diartikan bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah akan memberi pengaruh yang positif terhadap kinerja guru BK. Hasil Uji t Berdasarkan hasil perhitungan di atas dengan membandingkan t hitung dengan t tabel, diperoleh t hitung = 3,023 dengan melihat kriteria pengujian yaitu Y 21,778 kepemimpinan 1, 151X kepala sekolah terhadap kinerja guru BK se-kota Medan. Dari hasil penelitian dengan melakukan penyebaran angket diketahui kepemimpinan kepala sekolah tergolong baik dengan rata-rata 78,41. Sedangkan kinerja guru BK se- Kota Madya Medan sebesar 75,30 yang dikategorikan dengan Cukup. Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa hipotesis dapat diterima dan berarti Ada pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru BK Se-Kota Medan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa makin tinggi Kepemimpinan Kepala Sekolah memiliki hubungan yang positip dengan Kinerja Guru BK. Hal ini dapat dilihat dan diketahui dari hasil pengolahan data penelitian melalui rumus korelasi product moment dan persamaan regresi liniear sederhana. Dan dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus product
8 moment menunjukkan Kinerja Guru BK dipengaruhi oleh Kepemimpinan Kepala Sekolah. Dari pengujian hipotesis digunakan uji t berbunyi Ada pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru BK Se-Kota Medan teruji kebenarannya. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Se- Kota Medan diperoleh nilai ratarata sebesar 78,41 yang dikategorikan dengan kategori Baik. 2. Kinerja Guru BK Se-Kota Medan diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,30 masuk dalam kategori Cukup. 3. Pada taraf signifikansi 95% dan alpha 5% dan jumlah sampel sebanyak 22 orang r hitung = 0,560 sementara r tabel = 0,423 ; t hitung = 3,023 sementara t tabel = 1,72 karena r hitung (0,560) > r tabel (0,423) ; t hitung (3,023) > t tabel (1,72), maka hipotesis penelitian yang menyatakan : Ada pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru BK Se-Kota Medan dapat diterima. SARAN Diharapkan pihak sekolah khususnya kepala sekolah agar lebih bijaksana dalam membimbing khususnya guru BK untuk meningkatkan kinerjanya dalam pencapaian mutu pendidikan. 1. Bagi guru-guru BK se-kota Medan, dalam menerapak bimbingan konseling di sekolah sesuai dengan mutu pendidikan saat ini. 2. Masukan bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian yang ada kaitannya dengan Kinerja Guru BK dan kepemimpinan kepala sekolah. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta. Anwar, Syamsul. 2015, Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Komitmen Organisasi Purna Paskibraka Indonesia Kabupaten Kutai Kartanegara, Jurnal Psikologi, Vol. 4, No. 1, 2015:
9 41-52, diakses pada 20 Februari 2016 Arikunto, Suharsimi. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Bawamenewi, R.P. 2013. Persepsi Guru Mata Pelajaran Tentang Kinerja Guru Bk Terhadap Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling Di Sma Negeri Di Kota Medan Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi tidak dipublikasikan. Medan: Universitas Negeri Medan. Karwati, Euis dan Priansa, Donni Juni. 2013. Kinerja dan Profesionalisme Kepala Sekolah. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, H.E. 2013. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Sugioyno, D & Tim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional. Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.