BAB V PENUTUP. Dari uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut : dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan telah cukup baik

dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. 4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang bedasarkan kemerdekaan,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur S

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

DELEGASI WEWENANG JENIS KEGIATAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN YANG DIDELEGASIKAN. a. Menandatangani surat menyurat kegiatan administrasi kepegawaian

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Kementerian Dalam Negeri; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pen

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

2016, No Kemaritiman tentang Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman; Mengingat :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara di Lingkungan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi; Mengingat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan L

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

[1] PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2016 TENTANG

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI RIAU GUBERNUR RIAU

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMBERIAN KUASA. BAGI PNS GOL/RUANG a. Sekretaris Jenderal a. Menandatangani pengumuman penerimaan ASN

2016, No Pembangunan tentang Pedoman Penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan P

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang A

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.63/Menhut-II/2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

MEMUTUSKAN: DAN GEOFISIKA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Sumber Daya Alam. Satuan Tugas. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA STRATEGIS SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN PENGADILAN TINGGI AGAMA BANDUNG

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 55 TAHUN 2008

, No.1901 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SAIANAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

SALINAN INSTRUKSI MENTERI KEUANGAN NOMOR 01/IMK.01/2009

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG LAPORAN HARTA KEKAYAAN PENYELENGGARA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Le

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2018 TENTANG BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PROGRAM DOKTER LAYANAN PRIMER

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENGHULU DAN ANGKA KREDITNYA MENTERI AGAMA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

BERITA NEGARA. No.10, 2007 DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. KEPEGAWAIAN. PPNS. Pengangkatan. Mutasi. Pemberhentian. Pencabutan.

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

8. Peraturan.../2 ATE/D.DATA WAHED/2016/PERATURAN/APRIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 156 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTITUSI

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 54 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000 TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 63 Tahun 20':21

2016, No tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembara

2017, No tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republi

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Nasional Pe

MAHKAMAH AGUNG R.I. Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 184/PMK.04/2014 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: 6. Jabatan...

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DAN ORGANISASI KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomo

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

Transkripsi:

82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian-uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut : 1. Penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan telah cukup baik dilaksanakan dengan diterapkannya hukuman disiplin bagi setiap PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. 2. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Hukuman Disiplin di Lingkungan Kementerian Kesehatan, tugas Sekretariat Badan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dalam hal ini Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha bertambah berat. 3. Dalam proses penegakan disiplin pegawai tersebut ditemukan beberapa masalah, yaitu : a. Sering terjadi rotasi dan mutasi staf maupun pejabat ynag menangani kepegawaian. Hal ini disebabkan karena pimpinan dalam salah satu Unit Pelaksana Teknis Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusi Kesehatan dalam menduduki jabatannya berdasarkan proses pemilihan langsung pegawai unit kerja tersebut dengan persyaratan tertentu, sehingga ada beberapa pejabat interen maupun staf dipilih seringkali karena faktor

83 kedekatan, dan mereka sama sekali tidak memahami kepegawaian. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusi Kesehatan Kementerian Kesehatan dan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan sebenarnya selalu melakukan bimbingan dan sosialisasi untuk penangana permasalahan kepegawaian, namun sering tidak berhasil karena yang mendapatkan bimbingan atau sosialisasi adalah staf yang tidak kompeten, dipindahkan atau promosi di tempat lain atau pensiun. Setelah selesai, mereka seringkali tidak langsung melakukan sosialisai di unit kerjanya. Akibatnya, penanganan di tahap awal menjadi salah dan lambat padahal sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil permasalahan disiplin tidak boleh ditangani secara lamban karena berpotensi membuat adminitrasi keuangan menjadi kacau balau. b. Keputusan hukuman disiplin disampaikan terlambat oleh Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan Seringkali keputusan hukuman disiplin disampaikan setelah selesai pemberkasan usulan gaji yang bersangkutan ke KPPN atau selesai pemberkasan mutasi kepegawaian, misalnya Kenaikan Pangkat. Keputusan yang telah ditetapkan berpotensi untuk dilakukan revisi berupa pembatalan kenaikan pangkat atau proses pengembalian gaji ke KPPN sehingga membuat penanganan menjadi berlarut-larut. Keputusan ini lambat penanganannya akibat prosedur birokrasi yang panjang.

84 c. Belum adanya peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Pejabat maupun staf yang menangani kepegawaian terutama penegakkan disiplin merasa kesulitan dalam penerapan aturan. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya tentang perbedaan yang sangat prinsipil tentang penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil yang melanggar tindak pidana. d. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil tidak diatur mengenai kapan berlakunya penetapan surat keputusan hukuman disiplin dan konsekuensi tentang adanya kelebihan pembayaran gaji. e. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 1966 tentang Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti Pegawai Negeri Sipil harus ditinjau ulang karena sudah tidak relevan dengan keadaan saat ini. f. Rekomendasi jenis penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil yang dikeluarkan oleh Inspektorat Jenderal seringkali tidak setimpal dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan sehingga tidak menimbulkan efek jera atau rekomendasi yang diberikan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. g. Pembuat daftar gaji tidak dapat dengan segera mengurangi besaran gaji PNS yang terlibat kasus pidana atau penyalahgunaan wewenang/jabatan karena harus mengentri surat keputusan pemberhnenian sementara sebagai

85 Pegawai Negeri terlebih dahulu ke dalam aplikasi GPP, padahal proses penerbitan surat keputusan belum dimulai. h. Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan kurang cermat dalam menanggapi pelanggaran disiplin tertentu dari UPT dan Unit Utama Menurut hemat penulis, Biro Kepegawaian sebagai perpanjangan tangan Badan Kepegawaian Negara mempertimbangkan dengan lebih seksama sebelum menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS. Faktor apakah ynag mengakibatkan Pegawai Negeri Sipil tersebut melakukan pelanggaran disiplin, misalnya telah memiliki akta cerai. Contoh kasus yang terjadi, seorang PNS telah memiliki akta cerai karena suami memohon kepada Ketua Majelis agar segera mengeluarkan akta cerai meskipun Majelis Hakim mengetahui pihak istri berstatus PNS yang wajib memperoleh izin terlebih dahulu dan keberatan untuk dicerai. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis akan menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Pemerintah agar : a. Segera mengeluarkan peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, karena Peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian banyak yang sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. b. Meninjau kembali Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, terutama dalam hal yang berkaitan dengan

86 dampak penjatuhan hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil dengan Keuangan Negara. Dalam ketentuan tersebut perlu ditambahkan pasal baru yang menyebutkan secara tegas bahwa apabila usulan penjatuhan sanksi disiplin telah diajukan kepada pejabat Pembina Kepegawaian dan tidak mendapatkan tanggapan, maka usulan tersebut dinyatakan telah disetujui. 2. Kementerian Keuangan agar menyempurnakan kembali aplikasi GPP khususnya dalam hal yang berkaitan dengan jumlah besaran gaji PNS yang sedang dalam permasalahan hukum, agar tidak terjadi kelebihan pembayaran gaji. 3. Koordinasi antar kementerian perlu dilaksanakan dengan segera terkait dengan penegakan hukuman disiplin bagi PNS yang melanggar tindak pidana dan penyalahgunaan wewenang/jabatan. Koordinasi ini melibatkan Kepolisian, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Badan Narkotika Nasional. 4. Agar Menteri Kesehatan segera membuat pendelegasian kewenangan dalam hal penanganan permasalahan tindak pidana kejahatan atau penyalahgunaan wewenang. 5. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusi Kesehatan : a. Harus tetap melakukan bimbingan teknis terkait penyelesaian permasalahan kepegawaian sehingga tingkat kedisplinan pegawai menjadi semakin tinggi dan suasana kerja baik di Pusat maupun di Unit Pelaksana Teknis dalam kondisi yang nyaman dan kondusif sehingga tujuan untuk

87 mendapatkan tenaga kesehatan yang handal dan berdisiplin tinggi dapat terlaksana. b. Secara terus menerus harus meningkatkan koordinasi dengan unit kerja terkait serta melakukan monitoring tanpa henti agar tidak terjadi pelanggaran disiplin dan pengembalian gaji dan tunjangan kinerja kepada KPPN, akibat diberlakukannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pemberian Penghargaan dan Pengenaan Hukuman Disiplin di Lingkungan Kementerian Kesehatan., c. Melakukan penyegaran dalam organisasi, seperti rotasi dan mutasi harus diagendakan secara rutin agar ada perubahan suasana dan jenis pekerjaan sehingga staf maupun pejabat menjadi bersemangat. Namun perlu diperhatikan pada saat penempatan staf atau pejabat di Direktorat tetap harus mempersyaratakan seorang PNS yang paham dengan aturan kepegawian atau berkoordinasi dengan instansi terkait agar dilakukan pelatihan bagi pejabat atau staf dalam bidang kepegawaian. 6. Agar Inspektorat Jenderal dalam memberikan rekomendasi tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu agar segera mengoptimalkan Auditor Kepegawaian sehingga permasalahan disiplin pegawai dapat diselesaikan dengan cepat, tepat dan akurat. 7. Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan agar : a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja yang mengusulkan penjatuhan hukuman disiplin tingkat berat tentang penetapan hukuman disiplin sebelum menetapkan surat keputusan penjatuhan hukuman disiplin, sehingga tidak ada permasalahan pengembalian gaji.

88 b. Lebih cermat dan seksama dalam menelaah dan menganalisa setiap kasus pelanggaran disiplin yang diajukan oleh unit utama. Harus diperhatikan apakah memang keputusan tersebut adil bagi semua pihak dan telah sesuai dengan persyaratan yang diperlukan. Hal ini akan meminimalisir keberatan PNS yang dijatuhkan hukuman disiplin kepada Pengadilan Tata Usaha Negara maupun Badan Pertimbangan Kepegawaian. Apabila Kementerian Kesehatan digugat, maka yang pertama kali tercoreng namanya adalah Menteri selaku pejabat yang menandatangani keputusan hukuman disiplin tersebut. c. Terus melakukan Bimbingan Teknis dalam menyelesaikan permasalahan kepegawaian dengan mengundang nara sumber terkait. d. Melakukan koordinasi dengan unit utama pada saat review permasalahan kepegawaian sebagai upaya monitoring dan pengawasan terhadap penegakan disiplin Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Kesehatan.