BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dengan. remaja merupakan pengembangan dan perluasan kemampuan-kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. remaja, yakni masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. orang tua sejak anak lahir hingga dewasa. Terutama pada masa

cxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan awalnya dianggap sebagai kemampuan general manusia untuk

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja dipandang sebagai masa permasalahan, frustrasi dan

PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hadi Wiguna Kurniawan, 2013

ASSALAMU ALAIKUM WR.WB.

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar kurang maksimal dan tidak

2013 PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Deskripsi hasil penelitian meliputi gambaran umum/ profil

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian akan dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta yang beralamat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. dilihat dari beberapa sekolah di beberapa kota di Indonesia, sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melaju dengan pesat, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Jurnal Anisah: 2015.) menyebutkan bahwa siswa SMA berada pada masa

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki keterampilan yang memadai. Mahasiswa bukan hanya mampu

MODUL PERKULIAHAN KREATIF FUNDAMENTAL. Tingkatan Kreativitas. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :

BAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan

Definisi remaja menurut para ahli - Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Andriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Interpersonal Siswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA ANTARA KELAS AKSELERASI DAN KELAS NON AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menciptakan berbagai hal seperti konsep, teori, perangkat teknologi yang sangat

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. masalah penilaian terhadap hasil usaha tersebut. ( Suryabrata, 2002 : 293 ).

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

Wawasan Bimbingan Konseling di Sekolah. Meliputi : pengertian, tujuan, landasan & urgensi BK, fungsi, sifat, ruang lingkup, prinsipprinsip,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. Seperti dalam Undang-Undang Republik Indonesia mengenai Sistem. didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, baik akademik maupun non akademik, dan memperbaiki. akses seluas- luasnya bagi masyarakat untuk mandapatkan pendidikan.

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI merupakan masa usia seseorang di sebut remaja. Pikunas (1976) menyatakan bahwa masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang berlangsung saat individu berusia 12 sampai 22 tahun yang meliputi: a) remaja awal: 12-15 tahun, b) remaja madya: 15-18 tahun, c) remaja akhir 19-22 tahun (Syamsu Y, 2011:184). Jadi, siswa kelas XI Sekolah Menengah Akhir, berada pada rentang usia 16-18 tahun sehingga masuk dalam kategori remaja madya. Menurut Pikunas (1976) masa remaja di tandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar di terima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya (Syamsu, Y, 2011:72). Dari hal tersebut dapat dijelaskan pada masa ini manusia mengalami gejolak emosi akibat dari peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa di mana dia ingin diperlakukan seperti orang dewasa, namun secara fisik belum dapat dikatakan dewasa. Hal itu juga tercermin dari dari kecenderungan remaja menyembunyikan isi hatinya. Pada masa hidupnya, manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari dia lahir sampai mati. Manusia tidak dapat lepas dari perkembangan dan pasti melewati proses tersebut. Menurut Syamsu Yusuf (2002:17) manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang di pengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua. Perkembangan manusia tidak berlangsung tanpa adanya faktor yang mempengaruhinya, Hurlock (1978:5) mengatakan bahwa perkembangan tidak disebabkan karena kematangan potensial keturunan atau kekuatan lingkungan saja melainkan karena interaksi antar keduanya. Manusia akan berkembang bukan hanya dengan potensi yang telah di turunkan orang tua, namun bagaimana anak akan

2 berkembang juga di pengaruhi oleh bagaimana dia bertindak dan berinteraksi terhadap lingkungan fisik dan sosialnya. Pencapaian tugas perkembangan bagi remaja adalah wajib sebagai syarat mendapatkan kebahagiaan dan kemudahan mencapai tugas berikutnya. Banyak faktor yang mempengaruhi tugas perkembangan diantaranya adalah kemampuan berpikir kreatif yang terkait dengan aspek penerimaan diri dan pengembangannya serta kematangan intelektual siswa. Menunjang pertumbuhan dan perkembangan diperlukan adanya pendidikan, Utami Munandar (1999:6) mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan dari individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Karena kemajuan budaya bergantung kepada cara cara mengenali, menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia dan hal ini berkaitan erat dengan kualitas pendidikan masyarakatnya. Utami Munandar (1999:6) juga mengungkapkan bahwa tujuan pendidikan adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. Setiap manusia memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda, pendidikan bertanggung jawab untuk memandu serta memupuk bakat tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami makhluk hidup mencakup segala aspek kehidupan baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Manusia merupakan makhluk yang memiliki pembeda dari makhluk lain dari segi perkembangan kognitifnya yaitu perihal kemampuan berpikir. Perbedaan ini dapat ditunjukkan dalam melakukakan tindakannya, hewan memenuhi kebutuhan hidupnya berdasarkan naluri. Sementara manusia menggunakan pemikirannya, sehingga dapat memvariasikan tindakan, menentukan pilihan, mengembangkan tiandakan, dan bahkan merevolusikan peradabannya. Sekarang makin di sadari yang menentukan keberbakatan bukan hanya kecerdasan intelegensi melainkan juga kreativitas dan motivasi berprestasi.

3 Keterampilan berpikir ini, penting bagi setiap orang, baik di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari. Momon Sudarma (2013:34) menjelaskan bahwa dengan dimilikinya keterampilan berpikir yang baik, seseorang akan memiliki modal untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam kehidupannya. Keterampilan berpikir ini terbagi dalam berpikir kreatif dan berpikir kritis. Kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha manusia lainnya. Manusia berbeda dengan mesin yang di berikan software atau perintah di dalamnya, sehingga mesin dapat mengerjakan tugas sama seperti yang di perintahkan. Manusia sebagai makhluk yang mengalami pertumbuhan, perkembangan, dan pendidikan dalam masa hidupnya dapat secara mandiri mengambil keputusan atas tindakannya dalam situasi tertentu. Kemampuan kreatif manusia adalah kemampuan yang membantunya untuk dapat berbuat lebih dari kemungkinan rasional dari data dan pengetahuan yang dimilikinya (Momon Sudarma, 2013:6) Seiring dengan perkembangan jaman, muncul tantangan baru dalam melanjutkan kelangsungan hidup diantaranya bidang ekonomi, kesehatan, politik maupun dalam bidang sosial dan budaya. Rogers mengemukakan bahwa kemajuan tekhnologi yang meningkat di suatu pihak dan ledakan penduduk disertai berkurangnya persediaan sumber-sumber alami di lain pihak, lebih-lebih lagi menuntut adaptasi secara kreatif dan kemampuan untuk mencari pemecahan yang imajinatif (Utami Munandar, 1999:7) Akibat adanya ledakan penduduk yang juga terjadi di Indonesia, sekarang individu bukan hanya dinilai dari segi intelektual, namun juga kemampuannya mengembangkan pola berpikir kreatif. Menurut Utami Munandar (1977:7) As a developing country, Indonesia is in great need of creative individuals who may contribute to the art, the science and technology, to welfare of national general. Dari pengertian tersebut dapat di maknai bahwa sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia sangat membutuhkan banyak individu kreatif yang dapat berkontribusi

4 dalam bidang seni, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, untuk mendukung kemajuan negaranya secara keseluruhan. Terdapat kaitan erat antar pencapaian tugas pekembangan seorang remaja dengan cara berpikir kreatif. Utami Munandar (1999:19) menyatakan bahwa hidup kreatif berarti mengembangkan talenta yang dimiliki, belajar menggunakan kemampuan diri sendiri secara optimal, menjajaki gagasan baru, tempat-tempat baru, aktivitas baru, mengembangkan kepekaan terhadap masalah lingkungan, masalah orang lain, masalah kemanusiaan. Dari pendapat tersebut dapat di maknai berpikir dan hidup secara kreatif berhubungan dengan aktualisasi diri seorang individu yang juga berkaitan erat dengan segala perilaku, sikap, dan cara berfikir yang mendorong kearah seorang pribadi yang positif, menuju pencapaian tugas perkembangan. Utami Munandar (1999:19) mengemukakan bahwa orang-orang kreatif yang mampu mengaktualisasikan diri adalah sehat mental, hidup sepenuhnya dan produktif, dan cenderung menghadapi semua aspek kehidupannya secara fleksibel dan kreatif. Sehingga seorang yang berpikir kreatif selain wajib memiliki unsur kesehatan dalam dirinya juga adalah individu yang dapat memecahkan masalah hidupnya, sehingga pikirannya selalu jernih dan berkembang, serta memiliki kepuasan setelah dapat memecahkan masalahnya. Hal ini sesuai dengan beberapa syarat seorang individu dapat mencapai tugas perkembangannya, khususnya dalam aspek kematangan intelektual serta penerimaan diri dan pengembangannya Tugas perkembangan yang harus di selesaikan siswa SMA, menurut Sunaryo (2003) dalam Mamat Supriatna (2011:121) ada sebelas aspek perkembangan siswa yaitu, landasan hidup religius, landasan perilaku etis,kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab,peran sosial sebagai pria atau wanita,penerimaan diri dan pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karier, kematangan hubungan dengan teman sebaya, persiapan untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. SMA Negeri 7 merupakan sekolah berakreditasi A dengan penerapan BK perkembangan. Dari hasil observasi dan wawancara kepada guru BK, serta beberapa

5 siswa di SMA N 7 Surakarta, fenomena yang sedang terjadi saat ini adalah masih banyak siswa yang belum mencapai tugas perkembangan yang seharusnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aspek yang belum tercapai diantaranya 1) kematangan intelektual dengan masih banyak siswa yang pasif saat diadakan tanya jawab dalam kelas, 2) penerimaan diri yang kurang ditunjukkan dengan masih ada siswa yang kurang percaya diri, 3) aspek kemandirian perilaku ekonomis, ditunjukkan dengan siswa yang masih belum bisa mengatur keuangan, uang saku yang diberikan oleh orang tua habis dengan sedikit siswa yang memiliki inisiatif menabung, 4) wawasan persiapan karir yang kurang ditunjukkan dengan masih banyak siswa yang tidak tau bagaimana meraih cita-citanya 5) aspek kematangan hubungan dengan teman sebaya, yang ditunjukkan dengan penuturan siswa yang kadang masih bingung memecahkan masalah atau perseteruannya dengan teman.dalam penerapan bimbingan dan konseling pada sekolah tersebut sudah berjalan lama dan telah menerapkan bimbingan perkembangan, sehingga sudah sewajarnya para siswa mampu mencapai tugas perkembangannya secara baik dan menyeluruh. Namun kenyataan yang terjadi beberapa aspek tugas perkembangan siswa SMA dalam hal ini adalah remaja belum seluruhnya terpenuhi. Berdasarkan dari uraian yang di paparkan terjadi kesenjangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi dalam kenyataan, sehingga peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian: TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS XI SMA N 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1 Bagaimana tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa kelas XI SMA N 7 Surakarta? 2 Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI SMA N 7 Surakarta? 3 Seberapa besar kontribusi kemampuan berpikir kreatif terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : 1 Tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa kelas XI SMA N 7 Surakarta 2 Kemampuan berpikir kreatif siswa tersebut 3 Kontribusi kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembanganya D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang di lakukan diharapkan dapat bermanfaat, baik secarateoritis maupun praktis,yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya teori yang sudah ada yang berhubungan dengan kontribusi kemampuan berpikir kreatif terhadap tingkat pencapaian tugas-tugas perkembangan siswa

7 2. Manfaat Praktis a) Bagi Sekolah : Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan di dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa, terutama yang berkaitan dengan pencapaian tugas perkembangan siswa, yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kreatif. Serta dengan bantuan Kepala Sekolah beserta guru mapel bekerja sama memberikan sistem pembelajaran yang lebih menarik dan kreatif b) Bagi Siswa : Hasil penelitian diharapkan dapat memberi masukan kepada siswa agar dapat mengoptimalkan pencapaian tugas perkembangannya. c) Orang Tua Siswa : Hasil penelitian diharapkan mampu membantu orang tua siswa menyadari pentingnya tugas perkembangan dan kemampuanberpikir kreatif, serta dapat menerapkannya dalam interaksi di lingkungan keluarga.