BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan. Harapan Hidup (UHH). Data badan pusat statistik menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa sekarang banyak penduduk baik yang berusia produktif maupun

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskuloskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. Dizaman globalisasi seperti sekarang ini, dimana perkembangan dan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

BAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang memanjakan kehidupan manusia. Sehingga akifitas fisik. mengalami peningkatan yang begitu pesat.

BAB I PENDAHULUAN. nasional pada hakekatnya adalah penyelenggara upaya kesehatan untuk

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Knee joint atau sendi lutut adalah salah satu sendi yang mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan disegala bidang kehidupan. menyebabkan perubahan dalam tingkah laku dan pola hidup masyarakat

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PENGARUH LATIHAN SANDBAG DAN LATIHAN SEPEDA STATIS TERHADAP AKTIFITAS FUNGSIONAL OSTEOARTHRITIS LUTUT

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. sering di gunakan. Masalah pada pergelangan tangan sering dialami karena

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENGARUH OPEN KINETIC CHAIN DAN CLOSED KINETIC CHAIN TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hiduplebih maju mengikuti perkembangan tersebut. Untuk memenuhi tuntutan

Indri Susilawati*, Ketut Tirtayasa**, S. Indra Lesmana***

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, mobilitas manusia menjadi. semakin tinggi. Dengan dampak yang diakibatkan, baik positif maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun mental dan juga bebas dari kecacatan. Keadaan sehat bukanlah

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Diajukan Oleh: : LINA WULANINGSIH

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial masyarakat dan bangsa bertujuan untuk. memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS. KNEE SINISTRA DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. fungsional. Banyak faktor yang dapat menimbulkan gangguan aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

OSTEOARTHRITIS GENU (

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

PENGARUH OPEN KINETIC CHAIN DAN CLOSED KINETIC CHAIN TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS FUNGSIONAL PADA OSTEOARTHRITIS KNEE

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Maret quasi eksperimental (eksperimen semu), dimana sampel penelitian tidak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan taraf hidup dan umur harapan hidup. Namun peningkatan umur

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak dijumpai dibanding dengan penyakit sendi lainnya. Semua sendi dapat terserang, tetapi yang paling sering adalah sendi penyokong berat badan (Ilyas, 2002). Osteoarthritis merupakan salah satu yang disebabkan oleh faktor degenerasi yang paling sering dijumpai pada penyakit muscoloskeletal dan osteoarthritis merupaka penyebab terbanyak keterbatasan gerak dan fungsi, lokasi yang sering terkena adalah sendi lutut (Susilawati dkk., 2015). Osteoarthritis merupakan penyakit gangguan homeostasis metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago yang penyebabnya diperkirakan multifaktorial antara lain oleh karena faktor umur, stres mekanis atau kimia, penggunaan sendi yang berlebihan defek anatomi, obesitas, genetik dan humoral (Arismunandar, 2015). Osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan mencapai 24 juta di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi osteoarthritis juga terus meningkat secara dramatis mengikuti pertambahan usia penderita. Berdasarkan temuan radiologis, didapati bahwa 70% dari penderita yang berumur lebih dari 65 tahun penderita osteoarthritis (Suhendriyo, 2014). Osteoarthritis merupakan penyakit sendi yang menduduki rangking pertama penyebab nyeri dan disabilitas (ketidakmampuan) pada umumnya 1

2 menyerang sendi-sendi penopang berat badan terutama sendi lutut. Osteoarthritis dimulai dengan kerusakan pada seluruh sendi. Problematik yang paling utama yang dirasakan pada pasien osteoarthritis adalah keterbatasan aktivitas fungsional. Osteoarthritis juga dapat menimbulkan gangguan aktivitas fungsional seperti kesulitan berjalan jarak jauh, sulit berdiri dari posisi berjongkok, naik turun tangga dan juga menyebabkan aktivitas fungsional terganggu. Osteoarthritis merupakan suatu keadaan patologi yang mengenai kartilago hialin dari sendi lutut, di mana terjadi pembentukan osteofit pada tulang rawan sendi dan jaringan subchondral yang menyebabkan penurunan elastisitas dari sendi. Saat mengalami degenerasi kartilago hialin mengalami kerapuhan, di mana perubahan-perubahan yang terjadi pada permukaan sendi (kartilago hialin) berkenaan dengan perubahan biokimia di bawah permukaan kartilago yang akan meningkatkan sintesis timidin dan glisin. Akibat dari ketidak seimbangan antara regenerasi dengan degenerasi tersebut maka akan terjadi pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi yang akan terlepas sebagai corpus libera yang dapat menimbulkan penguncian ketika sendi bergerak. Tulang di bawah kartilago menjadi keras dan tebal serta terjadi perubahan bentuk dan kesesuaian dari permukaan sendi. Jika kerusakan berlangsung terus berlanjut maka, bentuk sendi tidak beraturan dengan adanya penyempitan celah sendi, osteofit, ketidakstabilan dan deformitas. Dengan terbentuknya osteofit maka akan mengeritasi membran sinovial dimana terdapat banyak reseptor-reseptor nyeri dan kemudian akan menimbulkan

3 hidrops. Dengan terjepitnya ujung-ujung saraf polimodal yang terdapat di sekitar sendi karena terbentuknya osteofit serta adanya pembengkakan dan penebalan jaringan lunak di sekitar sendi maka akan menimbulkan nyeri tekan dan nyeri gerak. Pada kapsul-ligamen sendi akan terjadi iritasi dan pemendekan, hal ini disebabkan karena imobilisasi dan kelenturan colagen yang berkurang, pelunakan lapisan rawan yang diikuti oleh pecahnya permukaan sendi, terjadinya pengerasan pada tulang di bawah lapisan rawan sehingga kelenturan berkurang. Kemudian terjadi kontraktur jaringan ikat maupun kapsul sendi sehingga lingkup gerak sendi semakin lama semakin sempit. Akses akibat kelanjutan dari berbagai gangguan ini pasien akan mengalami keterbatasan aktivitas fungsional. Berdasarkan International Classification Of Functioning, Disability And Health (ICF) aktivitas dasar sehari-hari dilaksanakan pada saat jongkok, berlutut dari posisi duduk ke berdiri dan mempertahankan posisi dari posisi berjongkok beberapa saat sampai pada mempertahankan posisi berlutut beberapa saat dan mengambil benda di bawah sambil menekuk lutut. Aktivitas fungsional sehari-hari yang dikerjakan seperti membersihkan rumah serta aktivitas olah raga seperti berlari, melompat dan aktivitas berpegian seperti berjalan dipermukaan berbeda, menggunakan transpotasi pribadi dan menggunakan transpotasi umum. Salah satu pelayanan kesehatan yang ikut berperan dalam rehabilitasi penyakit ini adalah fisioterapi. Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan

4 yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, electroterapeutis dan mekanis) pelatihan fungsi, komunikasi (Kepmenkes Pasal 1 Nomor 80, 2013). Tujuan fisioterapi ini adalah untuk meningkatkan aktivitas fungsional pada otot sekitar knee dan membantu mengembalikan gerak dan fungsional pasien. Untuk mengatasi problematik pada modalitas fisioterapi yang digunakan antara lain transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation dan terapi latihan. Salah satu bentuk terapi latihan adalah Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain berfungsi sebagai peningkatan aktivitas fungsional setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation pada penderita osteoarthritis knee. Open Kinetic Chain adalah suatu latihan gerak aktif yang melibatkan satu otot dan sendi saja (single joint) dan tanpa disertai pergerakan pada Segmen Proksimalnya. Latihan Open Kinetic Chain pada jaringan yaitu mengubah lingkungan lokal pada serabut matriks yang tidak beraturan melalui gerak antar persendian secara berlahan yang akan menstimulasi mechano growth factor karena terjadinya peningkatan lubrication sebagai syarat meningkatnya jumlah zat plastin, zat plastin sebagai prekusor perangsang Glucosaminoglycans (GAG s). Zat plastin ini berfungsi sebagai pengganti jaringan baru yang terdiri atas kandungan asam amino protein yang akan disintesis dengan fasilitasi gerak perlahan yang akan mengurai endapan dan

5 akan terbentuk jarak baru untuk mengatur sintesis kolagen, yang bertujuan menurunkan adhesive abnormal formasi (kekakuan). Melalui peningkatan kontraktil protein dan sistem okidasi pada muscle belly quadriceps, ditandai dengan meningkatnya pasokan oksigen otot sebagai awal terjadinya peningkatan metabolisme dan perbaikan jaringan dengan produksi jaringan yang baru serta perbaikan pada tulang rawan maka akan meningkatkan Range Of Motion (ROM) sendi Knee. Closed Kinetic Chain adalah suatu latihan gerak aktif yang melibatkan beberapa kelompok otot sekaligus dan beberapa sendi (multiple joint). Latihan Closed Kinetic Chain bermanfaat untuk melatih otot-otot tungkai bawah terutama untuk meningkatkan kemampuan fungsional pada osteoarhritis Knee. Karena pada prinsipnya latihan Closed Kinetic Chain adalah latihan yang menguatkan otot agonis dan antagonis secara bersamaan dan merupakan latihan yang lebih fisiologis untuk anggota gerak bawah. Teknik gerak Closed Kinetic Chain adalah latihan gerak sesuai dengan bidang anatomi sendi lutut yaitu gerak fleksi-ekstensi dan gerak yang ditujukan untuk aktivitas sehari-hari (Activity Daily Living atau ADL) seperti jongkok ke berdiri dan toileting. Dengan fleksibilitas dan kekuatan otot yang baik akan mendukung kemampuan gerak dalam melakukan aktivitas seharihari (Susilawati dkk., 2015). Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dalam kasus ini lebih digunakan untuk mengurangi nyeri. Dengan menggunakan teori gerbang kontrol, akan menyebabkan penuntupan pada gerbang yang akan membloking

6 transmisi implus dari serabut aferen nosiseptor sehingga nyeri akan berkurang atau menghilang. Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation merupakan suatu cara penggunaan energi listrik guna merasang sistem saraf melalui permukaan kulit dan terbukti efektif untuk mengurangi berbagai nyeri. Aplikasi elektroterapi ditunjukan untuk menghambat mekanisme aktifitas nociceptor baik pada tingkat perifer maupun tingkat supra supinatus (Parjoto, 2006). Infra Red Radiation adalah pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang7 x 10 14 400 x 10 14 Hz dan yang digunakan untuk tujuan pengobatan berkisar antara 700 15.000 Mm (Sujatno, 2002). Penelitian Ayunanda (2014) tentang perbedaan pengaruh Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan kemampuan fungsional sendi lutut menujukan hasil peningkatan kemampuan fungsional sendi tetapi pada penelitian ini tentang perbedaan pengaruh Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada penderita osteoarthritis knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation menunujukan adanya peningkatan kemampuan aktivitas fungsioanal pada osteoarhritis knee. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian tertarik untuk meneliti pengaruh Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada penderita osteoarhritis knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation.

7 B. Rumusan Masalah 1. Apakah ada pengaruh pemberian Open Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada osteoarhritis knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation Dan Infra Red Radiation? 2. Apakah ada pengaruh pemberian Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada Osteoarhritis Knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation Dan Infra Red Radiation? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh pemberian Open Kinetic Chain Dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada Osteoarhritis Knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation Dan Infra Red Radiation? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum: untuk mengetahui pengaruh Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada penderita osteoarhritis Knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation Dan Infra Red Radiation. 2. Tujuan khusus: a. Untuk mengetahui pengaruh pemberian Open Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada osteoarhritis Knee

8 setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation Dan Infra Red Radiation. b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada osteoarhritis Knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation. c. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada osteoarthritis knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: Sebagai masukan dalam pengembangan dan menganalisa tentang Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada osteoarhritis knee setelah pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation. 2. Manfaat praktis: Adapun secara umum dimasyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membantu pemberian penjelasan tentang manfaat dari Open Kinetic Chain dan Closed Kinetic Chain terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada osteoarhritis knee setelah

9 pemberian Transcutaneus Electrical Nerves Stimulation dan Infra Red Radiation.