BAB 1 PENDAHULUAN. memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan profesional kesehatan lain, serta perawat dan komunitas. Proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang menyampaikan dan mendapatkan respon. Terdapat lima kompenen

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Banyak persepsi yang menganggap komunikasi itu hal yang mudah, yang menerima pesan dalam berkomunikasi (Suryani, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

BAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara akan menjadi kawasan perdagangan bebas dan tahun-tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mutu pelayanan keperawatan merupakan salah satu keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

Kata kunci : Orientasi Pasien Baru, Kepuasan Pasien.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang harus dikuasai karena dapat membantu menentukan

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Keperawatan. Disusun oleh: ENDANG PANISIH J

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keperawatan. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP

TITIN KUSRINI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu unik yang mempunyai kebutuhan sesuai dengan

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk miskin bertambah. Keadaan ini berpengaruh pada. kehidupan masyarakat antara lain penurunan daya beli masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada. Saudara/saudari di RSU Kardinah Kota Tegal, oleh :

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif korelasional. Desain korelasional dalam penelitian ini

Developmental and Clinical Psychology

GAMBARAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUANG DADALI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN Oleh : Arni Wianti

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran. Metodenya antara lain: berbicara dan mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. keperwatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-pisiko-sosio-spritual komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

: Komunikasi Terapeutik, Perawat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2009) memperkirakan 450 juta. orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh banyak faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter dan tenaga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan Bahtiar, 2009). untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAMPAK KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS WARAKAS JAKARTA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien merasakan komunikasi yang sedang berjalan tidak efektif karena kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan kesehatan salah satu bagian terpenting dalam

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. dibahas dalam pelayanan kesehatan. Menurut World Health Organization

No. Responden : Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP WARDAH RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berstruktur lanjut usia karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB 1. derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DENGAN KATEGORI MODERATE CARE DI RUANG PERAWATAN KELAS VIP KELAS I DAN KELAS II DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. pula. Setiap komunikasi memiliki tujuan masing-masing, baik dari yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan menurut Virginia Henderson (1966) dapat didefenisikan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif dan holistik) yang berfokus pada kepuasan pasien.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan cara seseorang untuk mengungkapkan sesuatu ataupun memberikan informasi kepada individu (Suryani, 2006). Komunikasi ini dilakukan setiap hari, karena merupakan proses kompleks yang melibatkan tingkah laku serta hubungan dengan orang lain dan lingkungan sekitar (Potter & Perry, 2005). Pada dasarnya, dalam berkomunikasi tidak hanya mendengar respon verbal saja tetapi juga dapat memperhatikan sikap non-verbal saat berinteraksi. Seperti hubungan antara perawat dengan pasien yang tidak hanya sekedar hubungan saling menguntungkan (mutualisme) tetapi juga kedua pihak harus saling berinteraksi dan memahami kondisi masing-masing. Hal ini bertujuan agar dapat menumbuhkan rasa saling percaya, menimbulkan kenyamanan, kepuasan, meningkatkan pengobatan dan menuju sembuh yang biasa disebut dengan komunikasi terapeutik (Maulana, 2009). Komunikasi terapeutik mempunyai peran penting dalam perawatan pasien di rumah sakit. Komunikasi ini berfokus pada kesembuhan klien dengan menggunakan tekhnik komunikasi verbal dan non verbal. Tujuannya untuk meningkatkan rasa saling percaya antara perawat dengan pasien (Maulana, 2009). Komunikasi terapeutik berarah pada pertumbuhan klien seperti peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang nyata (Potter & Perry, 2005). 1

2 Beberapa masalah psikososial yang sering dihadapi oleh pasien yang sedang sakit meliputi kecemasan, gangguan konsep diri, rasa tidak berdaya, ketidakmampuan, dan kurangnya pengetahuan (Abdad, 2012). Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan kepekaan, keterampilan khusus dan motivasi yang dimiliki setiap perawat professional agar masalahnya dapat teratasi. Motivasi sebagai karakteristik psikologi yang dimiliki setiap manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang (Nursalam, 2008). Motivasi ini merupakan suatu perasaan yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Menurut Harzberg berdasarkan bentuknya motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik (Suwarno, 2014). Menurut Nursalam (2008) mengatakan bahwa motivasi intrinsik merupakan motivasi yang identik dengan panggilan jiwa karena timbul berdasarkan keinginan diri sendiri bukan berdasarkan orang lain. Motivasi intrinsik ini sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku yang dimiliki seorang perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik. Firman Allah SWT dalam surat At Taubah (9) : ayat 105 menyatakan bahwa dalam bekerja kita harus bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab, karena apa yang kita lakukan saat ini suatu saat nanti akan diminta (Allah) pertanggung jawabannya.

3 Artinya : Dan katakanlah : bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul- Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah swt) yang mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Berdasarkan hasil penelitian Sitepu (2012) diperoleh data bahwa penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap RSJSH didapatkan bahwa 23 responden (69,7%) yang memiliki motivasi rendah, mereka kurang menerapkan komunikasi terapeutik pada pasien di ruang rawat inap RSJSH dan perawat yang mempunyai motivasi tinggi (32,7%) menggunakan komunikasi tepapeutik dengan baik di ruang rawat RSJSH. Penelitian oleh Farida (2010) menunjukkan bahwa 55,1% perawat menggunakan komunikasi terapeutik pada saat bertemu dengan pasien atau memberikan asuhan keperawatan pada pasien dalam kata gori baik dan sebanyak 46,9% perawat mempunyai motivasi baik untuk penerapan komunikasi tersebut. Penelitian ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui motivasi dari dalam diri perawat untuk melakukan komunikasi terapeutik. Seperti kita ketahui, seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu bukan dari dalam diri mereka sendiri tetapi karena dorongan dari luar. Hal ini dikarenakan tidak adanya motivasi/ keinginan dari dalam diri, sehingga berdampak pada kinerja perawat itu sendiri karena mereka menggunakan komunikasi terapeutik hanya

4 jika ada pengawasan dari atasan saja bukan dari dalam diri mereka sendiri. Sehingga mereka dalam mengerjakan pekerjaannya itu tidak bersungguhsungguh. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan peneliti pada tanggal 23 Januari 2015, didapatkan hasil bahwa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati adalah rumah sakit tipe B pendidikan dengan jumlah perawat 154 orang. Perawat tersebut bertugas dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga. Hasil observasi yang dilakukan pada 8 orang perawat di ruang rawat inap kelas III RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil bahwa perawat di sana 75% telah memotivasi diri mereka saat bertemu dengan pasien. Namun, beberapa perawat belum menerapankan komunikasi terapeutik sesuai dengan tahapan-tahapan komunikasi terapeutik. Pada tahap pra-interaksi memang sudah semua menererapkannya, tetapi pada tahap orientasi 50%, tahap kerja 87,5%, dan tahap terminasi 62,5% yang melakukan komunikasi terapeutik sesuai dengan tahapannya dalam memberikan asuhan keperawatan. Peneliti ingin mengetahui apakah ada motivasi dari dalam diri perawat untuk melakukan komunikasi terapeutik pada pasien. Oleh sebab itu peneliti mengambil penelitian yang berjudul hubungan motivasi intrinsik dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien rawat inap kelas III RSUD Panembahan Senopati Bantul.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar belakang diatas, maka dapat rumusan masalah pada penelitian ini adalah : Apakah ada hubungan motivasi intrinsik dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien rawat inap kelas III RSUD Panembahan Senopati Bantul? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dirumuskan dalam tujuan umum dan tujuan khusus seperti diuraikan berikut ini : 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien rawat inap kelas III RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus dari penelitian ini meliputi : a. Mengetahui motivasi intrinsik yang digunakan oleh perawat dalam penerapan komunikasi terapeutik pada di ruang rawat inap kelas III RSUD Panembahan Senopati Bantul b. Mengetahui penerapan komunikasi terapeutik yang dilakukan perawat pada pasien di ruang rawat inap kelas III RSUD Panembahan Senopati Bantul. c. Mengidentifikasi kerakteristik (usia, jenis kelamin, lama bekerja dan tingkat pendidikan) perawat RSUD Panembahan Senopati Bantul.

6 D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi rumah sakit, pengembangan ilmu pengetahuan, peneliti dan pendidikan. 1. Bagi rumah sakit. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi rumah sakit untuk membuat kebijakan terhadap penerapan komunikasi terapeutik, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta dan kepuasan klien juga keluarganya dapat tercapai lebih optimal. 2. Bagi Instansi Pendidikan. Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi kepada peserta didik sehingga mereka dapat menerapkan komunikasi terapeutik yang benar pada saat bertemu dengan pasien. 3. Bagi penelitian selanjutnya. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan atau landasan dari penelitian yang berkaitan dengan motivasi intrinsik dan komunikasi terapeutik. E. Penelitian Terkait 1. Rosihan (2012). Hubungan Komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat kepuasan pelayanan keperawatan pada lanjut usia di Panti Werdha Budhi Luhur Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan non-eksperimen dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian ini

7 menunjukkan bahwa komunikasi terapeutik yang digunakan perawat sudah cukup baik dan tingkat kepuasan terhadap pelayanan menyatakan puas. Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada salah satu variabelnya, jika penelitian yang dilakukan Rosihan meneliti tentang tingkat kepuasan pasien. Sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang motivasi intrinsik yang digunakan dalam penerapan komunikasi terapeutik. Persamaannya adalah di salah satu variabelnya menggunakan komunikasi terapeutik. 2. Sitepu (2012). Hubungan motivasi dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap rumah sakit jiwa Dr. Soeharto Heerjan Jakarta. Dari hasil penelitian bahwa ada hubungan yang bermaknh senopati antara motivasi dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap RSJSH. Perbedaan dengan penelitian saya yaitu variable independen yang digunakan, jika penelitian ini menggunakan motivasi sebagai variable independennya, penelitian saya menggunakan motivasi intrinsik. Selain itu tempat dilakukannya penelitian, penelitian Sitepu dilakukan di rumah sakit jiwa Dr. Soeharto Heerjan Jakarta, sedangkan penelitian saya dilakukan di rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Persamaannya adalah di salah satu variabelnya menggunakan komunikasi terapeutik. 3. Hardhiyani (2013). Hubungan Komunikasi Terapeutik perawat dengan motivasi sembuh pada pasien rawat inap di ruang melati rumah sakit

8 umum daerah kalisari Batang Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional, dengan tekhnik pengambilan sampel secara accidental sampling. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan positif antara komunikasi terapeutik perawat dengan motivasi sembuh pasien rawat inap, dimana komunikasi terapeutik perawat berhubungan dengan meningkatnya motivasi sembuh pasien rawat inap. Perbedaan dengan penelitian saya yaitu penelitian ini menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara accidental sampling, sedangkan penelitian saya menggunakan tekhni penganbilan sample total sampling. Persamaannya adalah di salah satu variabelnya menggunakan komunikasi terapeutik.