STUDI PERANCANGAN VOITH TURBO FIN BERULIR PADA TUGBOAT DENGAN PENDEKATAN CFD

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

Pengaruh Jumlah dan Posisi Rudder Terhadap Kemampuan Manoeuvring Kapal

BAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.

PENGARUH JARAK RUDDER DAN PROPELLER TERHADAP KEMAMPUAN THRUST MENGGUNAKAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

Abstrak

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

Penelitian Numerik Turbin Angin Darrieus dengan Variasi Jumlah Sudu dan Kecepatan Angin

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN ELLIPTICAL BULB TERHADAP HAMBATAN VISKOS DAN GELOMBANG PADA KAPAL MONOHULL DENGAN PENDEKATAN CFD

ANALISA PENGARUH BENTUK FOIL SECTION NOZZLE TERHADAP EFISIENSI PROPULSI PADA KAPAL TUNDA

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE OLEH : AGUNG GINANJAR M ( )

SIMULASI NUMERIK PENGARUH MULTI-ELEMENT AIRFOIL TERHADAP LIFT DAN DRAG FORCE PADA SPOILER BELAKANG MOBIL FORMULA SAE DENGAN VARIASI ANGLE OF ATTACK

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

ANALISA PENGGUNAAN FLAP PADA MODIFIKASI KEMUDI MENYERUPAI BENTUK EKOR IKAN TERHADAP MANEUVERABILITY KAPAL

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) G-139

ANALISA PENGARUH VARIASI SUDUT RAKE PROPELLER B-SERIES TERHADAP DISTRIBUSI ALIRAN FLUIDA DENGAN METODE CFD

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Analisa Sudut Serang Hidrofoil Terhadap Gaya Angkat Kapal Trimaran Hidrofoil Menggunakan Metode Computational Fluid Dynamics (Cfd)

P3 SKRIPSI (ME ) ERICK FEBRIYANTO

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

Bilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174

PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA RUDDER UNTUK MENGURANGI HAMBATAN KEMUDI KAPAL DENGAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

IRVAN DARMAWAN X

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

Sistem Propulsi Kapal LOGO

Analisa Kombinasi Hub Cap dan Ducted Propeller Dengan Pendekatan CFD (Computational Fluid Dynamic)

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

ANALISA PERBANDINGAN TIPE KORT NOZZLE TERHADAP GAYA DORONG PROPELLER DENGAN METODE CFD

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

PENGARUH PENAMBAHAN FIN PADA RUDDER UNTUK MENGURANGI HAMBATAN KEMUDI KAPAL DENGAN METODE CFD (STUDI KASUS KAPAL KRISO CONTAINER SHIP)

BAB IV PROSES SIMULASI

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Disusun Oleh: SLAMET SUTRISNO JURUSAN TEKNIK PENERBANGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

PENGARUH BENTUK PROFILE

Analisis Ukuran dan Bentuk Layar Kapal Ikan Jenis Purse Seine; Studi Kasus: KM Maju

ecofirm SIMULASI MEKANISME PASSIVE PITCH DENGAN FLAPPING WING PADA TURBIN VERTIKAL AKSIS ARUS SUNGAI TIPE DARRIEUS STRAIGHT-BLADED BERBASIS CFD

ANALISA PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN HUB PROPELLER TIPE B-SERIES

SIMULASI AERODINAMIS DAN TEGANGAN PROPELER PESAWAT TIPE AIRFOIL NACA M6 MELALUI ANALISA KOMPUTASI DINAMIKA MENGGUNAKAN MATERIAL PADUAN (94% Al-6% Mg)

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

TUGAS AKHIR. Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

BAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

*Mohammad Renaldo Ercho. *Ir. Alam Baheramsyah, MSc. *Mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

START STUDI LITERATUR MENGIDENTIFIKASI PERMASALAHAN. PENGUMPULAN DATA : - Kecepatan Angin - Daya yang harus dipenuhi

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

DESAIN DAN ANALISA STATIK SISTEM PENGGERAK ITS AUV-01 (AUTONOMUS UNDERWATER VEHICLE)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR...

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN

Desain Blade Turbin Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut di Banyuwangi Berbasis CFD

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

ANALISIS PENGGUNAAN FLAP PADA MODIFIKASI KEMUDI MENYERUPAI BENTUK EKOR IKAN TERHADAP MANEUVERABILITY KAPAL

ANALISA PENGARUH SKEW ANGLE TERHADAP PERFORMA PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD ABSTRACT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembanggan dalam kedirgantaraan banyak. kasus yang menyebabkan pesawat terbang tidak efisien

Perubahan Hambatan Viskos Kapal Katamaran akibat Variasi Yaw Angel dengan Simulasi Numerik

PENGARUH VARIASI SUDUT MASUK TRIM TAB PADA FAST PATROL BOAT 60 METER MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

ANALISA AERODINAMIKA FLAP DAN SLAT PADA AIRFOIL NACA 2410 TERHADAP KOEFISIEN LIFT DAN KOEFISIEN DRAG DENGAN METODE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

Lampiran A: Gambar Bagian- bagian dari Alat Penukar Kalor Berdasarkan Standar TEMA

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

ANALISIS AERODINAMIKA PADA MOBIL SEDAN DENGAN VARIASI SUDUT DIFFUSER DAN SUDUT BOAT TAIL MENGGUNAKAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA ALIRAN PADA DUCTED PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD (COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS)

POWER UNTUK MENGGERAKKAN KATAMARAN

ANALISA PENGARUH POSISI SAIL DAN PENAMBAHAN TAKIK PADA TAIL KAPAL SELAM TERHADAP GAYA HAMBAT SECARA KOMPUTASIONAL

KAJIAN EKSPERIMEN PENAMBAHAN PROPERTIES OUTLET PADA GAS BUANG ENGINE UNTUK MENAMBAH DAYA DORONG DAN EFEK TURBULENSI

TAKARIR. Computational Fluid Dynamic : Komputasi Aliran Fluida Dinamik. : Kerapatan udara : Padat atau pejal. : Memiliki jumlah sel tak terhingga

ANALISA PENENTUAN AIR GAP TERHADAP PERFORMANCE MOTOR AC APLIKASI MARINE USE. AGUNG GINANJAR M*) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua fenomena aerodinamis yang terjadi pada. kendaraan mobil disebabkan adanya gerakan relative dari udara

STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

STUDI KOMPUTASIONAL NACA 2412 PADA VARIASI SUDUT PENGGUNAAN SINGLE SLOTTED FLAP DAN FIXED SLOT DENGAN SOFTWARE FLUENT

ANALISA EFISIENSI PROPELLER B-SERIES DAN KAPLAN PADA KAPAL TUGBOAT ARI 400 HP DENGAN VARIASI JUMLAH DAUN, SUDUT RAKE MENGGUNAKAN CFD

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja kendaraan. truk dengan penambahan pada bagian atap kabin truk berupa

Analisa Kinerja Propeller B-Series terhadap Pengurangan Luasan Blade pada Controllable Pitch Propeller di Daerah Antara Hub dan Blade

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

PERENCANAAN WATER JET SEBAGAI ALTERNATIF PROPULSI PADA KAPAL CEPAT TORPEDO 40 M UNTUK MENINGKATKAN KECEPATAN SAMPAI 40 KNOT

BAB I PENDAHULUAN. aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai airfoil sayap. pesawat. Fenomena pada airfoil yaitu adanya gerakan fluida yang

SIMULASI PENGARUH VARIASI KECEPATAN INLET TERHADAP PERSENTASE PEMISAHAN PARTIKEL PADA CYCLONE SEPARATOR DENGAN MENGGUNAKAN CFD ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang kecil sampai bagian yang besar sebelum semua. bagian tersebut dirangkai menjadi sebuah pesawat.

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH GAYA GELOMBANG LAUT TERHADAP PEMBANGKITAN GAYA THRUST HYDROFOIL SERI NACA 0012 DAN NACA 0018

STUDI PERANCANGAN ROV (REMOTELY OPERATED VEHICLE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MANEUVERING DI BAWAH LAUT DENGAN PENDEKATAN CFD

(Studi Kasus PT. EMP Unit Bisnis Malacca Strait) Dosen Pembimbing Bambang Arip Dwiyantoro, ST. M.Sc. Ph.D. Oleh : Annis Khoiri Wibowo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Desain Layar 3D Menggunakan Pengujian Pada Wind Tunnel

Transkripsi:

STUDI PERANCANGAN VOITH TURBO FIN BERULIR PADA TUGBOAT DENGAN PENDEKATAN CFD Kentas Warih Partono * ) Ir. Surjo Widodo Adji, MSc. ** ) Irfan Syarif Arief, ST.,MT. ** ) * ) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS ** ) Dosen Teknik Sistem Perkapalan FTK-ITS Abstrak Era globalisasi memaksa setiap individu untuk dapat kompetitif dalam persaingan di segala bidang. Hal ini mendorong semua pihak untuk dapat menjadi lebih baik hingga dampaknya juga terjadi pada dunia perkapalan dengan lahirnya inovasi-inovasi terbaru, salah satunya adalah voith turbo fin. Voith turbo fin berperan penting dalam sistem propulsor dan maneuvering pada kapal tug. Voith turbo fin diklaim mampu menghasilkan steering force 25% lebih besar daripada konvensional voith turbo. Inovasi ini menggerakkan penulis untuk mencoba melakukan eksperimen dengan melakukan perubahan pada desain voith turbo fin. Perubahan yang dimaksud yaitu dengan menambahkan ulir pada voith turbo fin yang telah ada. Desain baru ini penulis beri nama voith turbo fin berulir. Selanjutnya penulis akan melakukan perbandingan antara voith turbo fin konvensional dengan voith turbo fin berulir. Hal-hal yang dibandingkan antara lain adalah nilai gaya yang terjadi pada objek yang diteliti, tekanan dan kecepatan / velocity fluida pada objek yang diteliti. Dalam melakukan perbandingan juga akan dilakukan variasi pada eksperimen yang akan dilakukan, variasi tersebut dilakukan pada ukuran / dimensi objek yang diteliti. Dari variasi percobaan akan diketahui seberapa besar pengaruh perubahan ukuran / dimensi pada pengoperasian VTF berulir terhadap besarnya perubahan tekanan (pressure), kecepatan (velocity) dan gaya. Skripsi ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan voith turbo fin berulir pada tugboat. Keywords : Voith Turbo Fin, steering force, CFD. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan sistem propulsor kapal menunjukkan peningkatan yang signifikan, mulai dari kemampuan manouver yang handal, bentuk desain yang unik, dan berbagai inovasi lainnya. Salah satu sistem propulsor yang belum lama dikembangkan di dunia perkapalan adalah Voith Turbo Fin. Keunikan pada sistem propulsor yang satu ini adalah menghasilkan steering force 25% lebih besar daripada konvensional voith turbo, Voith Turbo Fin (VTF) berfungsi sebagai alat kemudi. VTF ( voith turbo fin ) diletakkan pada bagian haluan kapal.(santiago Iglesias Baniela dan Enrique Garcı a Melo n,2006) VTF dapat mentransfer steering force yang sangat tinggi melalui tow line. VTF juga menghasilkan steering force yang lebih besar dibandingkan rudder konvensional pada kapal. Pergerakan VTF dipengaruhi oleh aliran pada fin ( skeg ) dan hal ini dapat menyebabkan efek langsung pada besarnya steering force. Daerah operasi VTF yaitu pada kecepatan 0 12 knots. VTF mempunyai tabung putar (rotating tube) pada tepi fin (skeg). Operasi VTF pada sudut-sudut yang relatif besar dapat dilakukan tanpa adanya pemisahan aliran fluida sehingga aliran pada VTF adalah laminer. Pada skripsi ini, penulis berusaha membuat penambahan desain baru pada VTF konvensional yang telah ada, penulis menambahkan ulir pada voith turbo fin. Aliran fluida yang terjadi pada VTF tersebut akan dianalisa menggunakan metode CFD (Computational Fluid Dynamics) dan software yang digunakan adalah CFX di laboratorium Perancangan dan Rekayasa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Surabaya. 1.2 Perumusan Masalah a. Permasalahan Permasalahan utama yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan jarak optimal antara kedua rudder VCR agar dihasilkan gaya lift yang besar. Detail permasalahan yang akan dianalisa pada tugas akhir ini adalah: a. Bagaimana menentukan gaya steering yang terjadi dari VTF berulir maupun konventional VTF? b. Apabila konfigurasi dimensi pada VTF berulir akan diaplikasikan, bagaimana performance VTF ditinjau dari interaksi fluida terhadap VTF itu sendiri?

c. Apabila konfigurasi dimensi ulir pada VTF berulir akan diaplikasikan, bagaimana performance VTF ditinjau dari interaksi fluida terhadap VTF itu sendiri? d. Berapa nilai gaya yang terjadi pada VTF berulir dibanding dengan konvensional VTF? b. Batasan masalah Batasan permasalahan pada penulisan tugas akhir ini adalah : Penelitian yang dilakukan menggunakan simulasi komputer dengan menggunakan metode CFD dan software yang digunakan adalah ANSYS 11.0.. Penelitian yang dilakukan dengan mengabaikan faktor aliran fluida dari lambung. Penelitian yang dilakukan tidak meliputi upaya peningkatan efisiensi propulsif kapal, melainkan hanya membandingkan kemampuan manouvering kapal dengan menggunakan VTF berulir dan kapal dengan konvensional VTF. I.5 Manfaat Tugas Akhir Di harapkan Tugas Akhir ini akan memberikan Manfaat Sebagai berikut : a. Dapat mengetahui kemampuan manouvering dari kapal tug yang menggunakan voith turbo fin berulir. b. Mengetahui dampak dari penggunaan VTF berulir secara ilmiah, sehingga dapat memprediksi konsekuensi yang diterima saat mengaplikasikan desain ini. c. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungkan dengan penelitian ini. II. METODOLOGI Metodologi yang dipakai untuk penyelesaian tugas akhir ini secara lengkap dapat dilihat pada gambar dibawah dengan tahapan-tahapan seperti berikut : 1.3 Batasan Masalah Untuk menegaskan dan lebih memfokuskan permasalahan yang akan dianalisa dalam penelitian tugas akhir ini, maka akan dibatasi permasalahanpermasalahan yang akan dibahas, antara lain : a. Voith turbo fin berulir yang akan dianalisis. b. Tipe foil yang digunakan untuk penggambaran model VTF adalah NACA 0025 c. Ketebalan dari sirip yang digunakan sebesar 0,005 m, 0,01m dan 0,015m diletakkan pada dua sisi VTF yang terkena aliran fluida. Jumlah penambahan sirip sebanyak, 5 buah,dan 10 buah d. Sudut manuevering / masuk aliran fluida yang mengenai VTF diatur hanya sebesar 45 0 e. Penelitian yang dilakukan dengan mengabaikan faktor aliran fluida dari lambung. f. Analisa biaya tidak diperhitungkan. g. Upaya peningkatan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan manoeuvring tidak dilakukan, melainkan hanya membandingkan kemampuan manouvering kapal dengan menggunakan VTF berulir dan kapal dengan konvensional VTF. I.4 Tujuan Penulisan Di dalam Penulisan tugas akhir ini, penulis mempunyai tujuan untuk : a. Mengetahui seberapa besar pengaruh variasi dimensi / ukuran VTF pada pengoperasian VTF berulir terhadap besarnya perubahan tekanan (pressure), kecepatan fluida dan gaya tersebut. b. Mengetahui seberapa besar pengaruh variasi ulir VTF pada pengoperasian VTF berulir terhadap besarnya perubahan tekanan (pressure), kecepatan fluida dan dan gaya tersebut. c. Menentukan besarnya steering force yang dihasilkan oleh VTF berulir dan konvensional VTF. Gambar 1. Flow Chart Pengerjaan Tugas Akhir

III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Dalam bab berikut ini akan dilakukan tahap analisa data berupa proses pemodelan dan simulasi pada Voith Turbo Fin (VTF) beserta pembahasannya. Pertama akan diuraikan proses penggambaran model dari data data yang diperoleh. Kemudian pada subbab berikutnya akan dilakukan proses simulasi dengan menggunakan metode CFD. Hasil dari proses simulasi akan digunakan sebagai parameter untuk melakukan perhitungan validasi dan proses variasi model VTF pada subbab selanjutnya. Sehingga didapat hasil yang optimal dari proses simulasi variasi model VTF yang dibuat. Adapun data data utama VTF yang dibutuhkan untuk proses penggambaran model dan simulasi pada percobaan ini direncanakan sebagai berikut : Tinggi Skeg : 4 m Tinggi Silinder : 4 m Diameter Slinder : 0.8 m Panjang Skeg : 3.6 m Tinggi Ulir : 0.01 m Va : 8 knot 4.3 Simulasi Model VTF konventional dan modifikasi yang telah dibuat pada subbab sebelumnya disimulasi dengan menggunakan software CFD. Data yang didapat dari proses simulasi nantinya juga digunakan sebagai validasi dengan menggunakan perhitungan matematis. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dan ditentukan pada proses simulasi dengan menggunakan software CFD ini, yaitu : Domain Domain merupakan daerah batas atau ruang lingkup fluida dimana fluida tersebut berada dan bekerja. Pada simulasi ini akan dibuat satu domain yaitu domain stationer dimana fluida yang bekerja pada domain tersebut adalah air. area yang meliputi ke dalam domain ini yaitu vtf. Aliran fluida yang bekerja pada saat melewati domain ini bergerak translasi. 4.2 Voith Turbo Fin Dari data-data utama diatas, akan dibuat bentuk VTF konvensional dan juga beberapa variasi bentuk VTF. Variasi bentuk VTF meliputi variasi ulir, tinggi, panjang dan lebar. gambar 4.3 domain stationer gambar 4.1 model conventional vtf Boundary Boundary atau bisa juga disebut kondisi batas dibuat untuk mengetahui karakteristik benda dan fluida agar mendekati dengan kondisi yang sebenarnya. Pada simulasi ini, terlebih dahulu model akan diletakkan dalam sebuah balok sebagai pembatas aliran fluida yang akan dilewati dengan panjang 12 m,lebar dan tinggi 10 m. Kondisi batas yang dibentuk diantaranya berupa inlet yaitu sebagai saluran masuknya fluida, outlet sebagai saluran keluarnya fluida dan wall (dinding pembatas) yang digunakan sebagai boundary pada model (vtf) serta silinder pembatas aliran fluida. Inlet Pada simulasi digunakan dua inlet untuk dua jenis domain yang telah dibuat sebelumnya, yang pertama yaitu inlet untuk domain stationer dengan parameter input berupa V s (kecepatan dinas kapal) yaitu 8 knot atau 4,11 m/s. gambar 4.2 model vtf berulir outlet Outlet merupakan bagian dari domain stationer dengan parameter yang dipakai adalah tekanan statis rata-rata sebesar 1 atm yang bersifat relative terhadap tekanan fluida pada domain.

Wall Wall merupakan dinding pembatas fluida kerja yang dikondisikan pada model percobaan. Silinder yang digunakan untuk meletakkan model vtf ditetapkan sebagai wall dengan parameter opening, dimana aliran fluida yang bekerja pada percobaan dianggap tidak akan memantul kembali ke dalam silinder jika mengenai silinder pembatas tersebut. Sedangakn model propeller dan rudder yang digunakan juga bertipe wall tetapi dengan parameter no slip yang artinya terdapat gesekan pada kedua model tersebut apabila dilewati fluida kerja. Solver Program solver CFD ini bertujuan untuk melakukan proses pengolahan data dengan perhitungan numerik komputer dari semua parameter-parameter yang telah ditentukan pada domain dan boundary condition di atas. Pada tahap ini, parameter yang digunakan adalah Maximum iteration = 65 Timescale control = Automatic time scale Convergence criteria (residual target) = 1 x 10-4 Iterasi diatas digunakan untuk memperoleh konvergensi, yaitu kesesuaian (matching) antara input simulasi (boundary condition dan parameter lain) atau tebakan yang diberikan dengan hasil perhitungan yang diperoleh (kriteria output). Semakin kecil selisih konvergensi maka hasil yang diperoleh semakin akurat. Post Tahap post ini bertujuan untuk menampilkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada proses solver. Hasil yang diperolah dapat berupa data numerik maupun data visual. Data yang diperoleh akan digunakan sesuai dengan tujuan dari percobaan yang dilakukan dan sebagai validasi. Untuk proses validasi, data yang digunakan adalah Gaya lift yang diambil dari function calculator pada tahap post. Berikut ini adalah contoh data visual yang diambil dari tahap post berdasarkan proses simulasi. Gambar 4.4- Kontur kecepatan fluida dan streamline aliran fluida. Gambar 4.5 - Kontur velocity dari aliran fluida yang bekerja pada domain stationer. Gambar 4.3- Kontur tekanan dan gaya pada kemudi Gambar 4.6 - Kontur tekanan dari aliran vector fluida bidang x-z

3.3 Analisa Data Dari Proses Simulasi Pada tahap analisa ini, data yang diperoleh dari proses simulasi diambil untuk menentukan proses validasi dan variasi dari percobaan yang dilakukan. 3.3.1 Validasi Validasi yang dilakukan adalah membandingkan data gaya steering yang didapat dari hasil simulasi menggunakan software CFD dengan hasil perhitungan manual berdasarkan persamaan sebagai berikut : L = 0,5 x CL x ρ x V 2 x A Dimana, CL = coefficient of lift = 2 x π x (α/180 ) = 2 x 3,14 x (45/180) = 1,57 α = angle of attack (sudut belokan kemudi) = 45 ρ = density of fluid = 1025,9 kg/m 3 V = kecepatan fluida (speed service) = 4,11 m/s A = luasan foil (rudder) keseluruhan. = 49,716 m 2. Untuk luasan rudder secara keseluruhan, agar lebih valid nilainya diambil dari proses post pada tahap simulasi dengan menggunakan function calculator, sehingga : L = 0,5 x 1,57 x 1025,9 x 4,11 2 x 49,716 = 1.087.763,3727 N = 1.087,763 kn Setelah mendapatkan hasil gaya lift yang didapat dari perhitungan matematis secara manual, untuk selanjutnya adalah mendapat data gaya lift dari proses simulasi CFD dengan parameter-parameter seperti boundary condition dan domain yang telah dijabarkan pada subbab sebelumnya. Data yang gaya lift yang didapat pada simulasi CFD diambil pada proses post dengan menggunakan function calculator seperti berikut ini : Harga ( ) menunjukan arah gaya lift ke arah sumbu y minus. Dari simulasi program CFD, dengan memakai function calculator diperoleh harga gaya lift rudder sebesar 1.198.680 N atau 1.198,68 kn. Tabel 4.1 : Validasi harga gaya lift pada rudder Validasi VTF Gaya steering Perhitungan Manual 1.087,763 kn Simulasi CFD 1.198,68 kn 3.3.2 Variasi Pada model Voith Turbo Fin berulir dilakukan variasi untuk mendapatkan gaya steering yang lebih besar daripada Voith Turbo Fin konvensional.variasi yang dilakukan berupa perubahan dimensi / ukuran dari Voith Turbo Fin dan dari sirip / ulir. c Gambar 4.12 - Model konvensional vtf Panjang skeg (span) ditunjukkan dengan variable c, ketebalan skeg (chord) ditunjukkan dengan variable t, sedangkan tinggi silinder ditunjukkan dengan variable s. T T t s s Gambar 4.9- Harga gaya lift pada rudder c Gambar 4.12 - Model vtf modifikasi

Panjang skeg (span) ditunjukkan dengan variable c, ketebalan skeg (chord) ditunjukkan dengan variable t, sedangkan tinggi silinder ditunjukkan dengan variable s, ketebalan sirip / ulir (chord) ditunjukkan dengan variable t. Selain variable diatas, variasi juga dilakukan pada jumlah sirip / ulir pada model yang ditunjukkan dengan variable n. Dari variasi yang dilakukan langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil variasi-variasi VTF modifikasi terhadap hasil variasi VTF konvensional. Pada variasi dilakukan pembandingan dari perbedaan dimensi pada VTF, antara lain : ( t + t ) / c c / s n / s Nilai perbandingan dari variasi VTF modifikasi dapat dilihat pada tabel berikut : Mod T n T' C S (t+t')/c C/S n/s 1 0.8 10 0.01 4 4 0.202 1 2.5 2 0.8 10 0.015 4 4 0.203 1 2.5 3 0.8 10 0.005 4 4 0.201 1 2.5 4 0.8 5 0.01 4 4 0.202 1 1.25 5 0.8 5 0.015 4 4 0.203 1 1.25 6 0.8 5 0.005 4 4 0.201 1 1.25 7 0.8 10 0.01 3.5 3.5 0.231 1 2.86 8 0.8 10 0.015 3.5 3.5 0.233 1 2.86 9 0.8 10 0.005 3.5 3.5 0.23 1 2.86 10 0.8 5 0.01 3.5 3.5 0.231 1 1.43 11 0.8 5 0.015 3.5 3.5 0.233 1 1.43 12 0.8 5 0.005 3.5 3.5 0.23 1 1.43 13 0.6 10 0.01 4 3.5 0.152 1.143 2.86 14 0.6 10 0.015 4 3.5 0.153 1.143 2.86 15 0.6 10 0.005 4 3.5 0.151 1.143 2.86 16 0.6 5 0.01 4 3.5 0.152 1.143 1.43 17 0.6 5 0.015 4 3.5 0.153 1.143 1.43 18 0.6 5 0.005 4 3.5 0.151 1.143 1.43 Tabel 4.2 : Nilai perbandingan variasi terhadap dimensi Sedangkan nilai perbandingan untuk model VTF konventional dapat diliihat pada tabel berikut : KONVENTIONAL T C S T/C C/S MODEL 1 0.8 4 4 0.2 1 MODEL 2 0.8 3.5 3.5 0.228571429 1 MODEL 3 0.6 4 3.5 0.15 1.14286 Tabel 4.3 : Nilai perbandingan variasi terhadap dimensi Variasi yang telah ditentukan tersebut kemudian disimulasikan dengan tahap-tahap yang sama seperti yang telah dijelaskan pada subbab sebelumnya. Berikut adalah detail simulasinya : Dom Name Loc Type Settings Stationery Inlet Inlet Inlet Flow Regime = Subsonic Normal Speed = 8 [Knot] Mass And Momentum = Normal Speed Turbulence = Medium Intensity and Eddy Viscosity Ratio Stationery VTF VTF Wall Wall Influence On Flow = No Slip Wall Roughness = Smooth Wall Stationery Wall Wall Opening Flow Regime = Subsonic Mass and Momentum = Opening Pressure and Direction Relative Pressure = 1 atm Flow Direction = Normal to Boundary Condition Turbulence = Medium (Intensity = 5%) Stationery Outlet Outlet Outlet Flow Regime = Subsonic Mass And Momentum = Static Pressure Average statis Pressure = 1 [atm] Tabel 4.4 :Boundary Condition untuk simulasi variasi VTF

4.4.3 Data yang Diperoleh dari Hasil Simulasi Variasi VTF Data yang diperoleh dari hasil simulasi vtf modifikasi berupa data numerik adalah harga gaya steering, pressure dan velocity, data numeric tersebut dapat ditabulasikan pada tabel-tabel berikut: Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Force 4x0.8x4x0.01x10-1492520 4x0.8x4x0.015x10-1293210 4x0.8x4x0.005x10-1274150 Tabel 4.5 : Harga gaya steering pada c/s = 1 dan n/s = 2.5 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Force 4x0.8x4x0.01x5-1495130 4x0.8x4x0.015x5-1297280 4x0.8x4x0.005x5-1136170 Tabel 4.6 : Harga gaya steering pada c/s = 1 dan n/s = 1.25 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Force 3.5x0.8x3.5x0.01x10-881379 3.5x0.8x3.5x0.015x10-880822 3.5x0.8x3.5x0.005x10-884358 Tabel 4.7 : Harga gaya steering pada c/s = 1 dan n/s = 2.857143 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Force 3.5x0.8x3.5x0.01x5-884321 3.5x0.8x3.5x0.015x5-883997 3.5x0.8x3.5x0.005x5-884653 Tabel 4.8 : Harga gaya steering pada c/s = 1 dan n/s = 1.428571 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Force 4x0.8x3.5x0.01x10-887373 4x0.8x3.5x0.015x10-886231 4x0.8x3.5x0.005x10-888722 Tabel 4.9: Harga gaya steering pada c/s = 1.4285 dan n/s = 2.857143 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Force 4x0.8x3.5x0.01x5-889362 4x0.8x3.5x0.015x5-889030 4x0.8x3.5x0.005x5-889600 Tabel 4.10 : Harga gaya steering pada c/s = 1.4285 dan n/s = 1.428571 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Pressure 4x0.8x4x0.01x10 101816 4x0.8x4x0.015x10 103600 4x0.8x4x0.005x10 103747 Tabel 4.11 : Harga pressure pada c/s = 1 dan n/s = 2.5 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Pressure 4x0.8x4x0.01x5 101848 4x0.8x4x0.015x5 103800 4x0.8x4x0.005x5 103807 Tabel 4.12 : Harga pressure pada c/s = 1 dan n/s = 1.25 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Pressure 3.5x0.8x3.5x0.01x10 102999 3.5x0.8x3.5x0.015x10 103070 3.5x0.8x3.5x0.005x10 103225 Tabel 4.13: Harga pressure pada c/s = 1 dan n/s = 2.857143 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Pressure 3.5x0.8x3.5x0.01x5 103361 3.5x0.8x3.5x0.015x5 103403 3.5x0.8x3.5x0.005x5 103464 Tabel 4.14: Harga pressure pada c/s = 1 dan n/s = 1.428571 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Pressure 4x0.8x3.5x0.01x10 103611 4x0.8x3.5x0.015x10 103441 4x0.8x3.5x0.005x10 103710 Tabel 4.15: Harga pressure pada c/s = 1.428571 dan n/s = 2.857143 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Pressure 4x0.8x3.5x0.01x5 103764 4x0.8x3.5x0.015x5 103717 4x0.8x3.5x0.005x5 103743 Tabel 4.16: Harga pressure pada c/s = 1.428571 dan n/s = 1.428571 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Velocity 4x0.8x4x0.01x10 3.84426 4x0.8x4x0.015x10 3.23208 4x0.8x4x0.005x10 3.44106 Tabel 4.17: Harga velocity pada c/s = 1 dan n/s = 2.5

Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Velocity 4x0.8x4x0.01x5 3.87162 4x0.8x4x0.015x5 3.30497 4x0.8x4x0.005x5 3.38614 Tabel 4.18: Harga velocity pada c/s = 1 dan n/s = 1.25 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Velocity 3.5x0.8x3.5x0.01x10 3.36221 3.5x0.8x3.5x0.015x10 3.329939 3.5x0.8x3.5x0.005x10 3.54627 Tabel 4.19: Harga velocity pada c/s = 1 dan n/s = 2.857143 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Velocity 3.5x0.8x3.5x0.01x5 3.43062 3.5x0.8x3.5x0.015x5 3.37822 3.5x0.8x3.5x0.005x5 3.46787 Tabel 4.20: Harga velocity pada c/s = 1 dan n/s = 1.428571 tanda minus pada harga gaya steering di atas menunjukkan gaya angkat yang bekerja pada kemudi berlawanan arah dengan sumbu y dari model percobaan. gaya lift yang didapat untuk kondisi VTF pada belokan 45. Gaya steering yang paling optimal pada hasil simulasi VTF didapat pada rasio c/s = 1 dan rasio n/s = 2.5 pada dimensi 4m untuk span, 0.8m untuk chord, 4m untuk tinggi, 0.01m untuk chord sirip / ulir, 10 buah jumlah sirip / ulir yaitu sebesar 1495130 N. Selisih gaya steering yang didapat dengan konventional vtf sebesar ± 24.5 %. 3.5 Pembahasan Data- data yang ditabulasikan dalam bentuk tabel pada subbab sebelumnya, kemudian akan di plot ke dalam bentuk grafik untuk mengetahui karakteristik dari masing masing model variasi yang telah dibuat. 3.5.1 Hubungan Antara Gaya kemudi dengan Dimensi VTF Untuk c/s dan n/s yang Sama. Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Velocity 4x0.8x3.5x0.01x10 3.18919 4x0.8x3.5x0.015x10 3.20191 4x0.8x3.5x0.005x10 3.2464 Tabel 4.21: Harga velocity pada c/s = 1.428571 dan n/s = 2.857143 Dimensi ( CxTxSxT'xn ) Velocity 4x0.8x3.5x0.01x5 3.2531 4x0.8x3.5x0.015x5 3.24624 4x0.8x3.5x0.005x5 3.30311 Tabel 4.22: Harga velocity pada c/s = 1.428571 dan n/s = 1.428571 Data yang diperoleh dari hasil simulasi konvensional vtf ditabulasikan pada tabel-tabel berikut : Dimensi ( CxSxT ) Force Pressure Velocity 4x4x0.8-1198680 103262 3.40303 3.5x3.5x0.8-880745 103378 3.51613 Tabel 4.23: Hasil simulasi pada c/s = 1 Dimensi ( CxSxT ) Force Pressure Velocity 4x3.5x0.6-885062 103711 3.36405 Tabel 4.24: Hasil simulasi pada c/s = 1.14286 Keterangan : Grafik 4.1: Hubungan gaya kemudi dengan dimensi sirip pada c/s = 1 dan n/s = 2.5 Hal pertama yang dibahas yaitu mengenai karakteristik hubungan gaya steering yang terjadi akibat variasi dimensi yang dimodelkan pada rasio c/s dan n/s yang sama.dari grafik diatas dapat dilihat bahwa penentuan panjang kord dari sirip / ulir cukup berpengaruh terhadap nilai dari steering force. Gaya steering terbesar terjadi pada panjang kord sirip / ulir 0,01m, hal ini dikarenakan pada panjang kord sirip / ulir 0,01m mampu mengarahkan aliran dengan cukup optimal serta memiliki gaya hambat yang relative kecil, hal ini tidak terjadi pada panjang kord sirip / ulir yang lebih kecil yaitu 0,005m yang kurang mampu mengarahkan aliran fluida dengan baik. Sedangkan untuk panjang kord sirip / ulir 0,015m terjadi gaya hambat yang lebih besar sehingga gaya steering yang dihasilkan lebih kecil daripada panjang kord 0,01m. Karakterisitk ini berlaku sama untuk dimensi panjang span 4m, panjang kord 0,8m, tinggi 4m. Untuk lebih lengkapnya lihat grafik berikut ini dengan rasio c/s dan n/s yang berbeda dari grafik sebelumnya.

Grafik 4.2: Hubungan gaya kemudi dengan dimensi sirip pada c/s = 1 dan n/s = 1.25 Keadaan berbeda terjadi pada pada variasi model yang lain. Pada grafik 4.3 terlihat bahwa gaya steering yang terbesar terjadi pada panjang sirip / ulir 0,005. Semakin panjang kord sirip atau ulir maka gaya steering yang terjadi semakin kecil. Hal ini memperlihatkan bahwa gaya hambat yang diakibatkan penggunaan sirip / ulir berpengaruh pada besarnya gaya steering yang dihasilkan. Karakteristik ini berlaku sama untuk dimensi panjang span 3,5m, panjang kord 0,8m, tinggi 3,5m dan panjang span 4m, panjang kord 0,6m, tinggi 3,5m. Untuk lebih lengkapnya lihat grafik berikut ini dengan rasio c/s dan n/s yang berbeda dari grafik sebelumnya. Grafik 4. 5 - Hubungan gaya kemudi dengan dimensi sirip pada c/s = 1.428 dan n/s = 1.428 Grafik 4. 6 - Hubungan gaya kemudi dengan dimensi sirip pada c/s = 1.428 dan n/s = 2.857 3.6.2 Hubungan Antara Koefisien Lift Dengan Dimensi VTF Untuk C,S,T Yang Sama. Grafik 4. 3 - Hubungan gaya kemudi dengan dimensi sirip pada c/s = 1 dan n/s = 2.857 Dari data numeric yang didapatkan melalui proses simulasi yang berupa besaran force, dapat ditentukan besarnya koefisien lift yang terjadi pada tiap model. Koefisien lift (CL atau CZ) adalah koefisien yang berhubungan dengan dimensi lift yang dihasilkan oleh sebuah foil, tekanan dinamika fluida aliran di sekitar foil, dan area planform foil. Besarnya koefisien lift dirumuskan sebagai berikut: Dimana : - C L adalah koefisien lift - L adalah gaya lift - ρ adalah massa jenis air laut - v adalah kecepatan fluida - A adalah luas permukaan model Grafik 4. 4 - Hubungan gaya kemudi dengan dimensi sirip pada c/s = 1 dan n/s = 1.428 Dengan menggunakan rumus diatas besarnya C L dapat dicari untuk setiap model. Hasilnya kemudian diplotkan dalam grafik perbandingan antara koefisien lift dengan dimensi VTF. Untuk lebih lengkapnya lihat grafik berikut ini :

panjang drag sirip / ulir bernilai paling kecil maka luasannya pun bernilai kecil, sehingga C L yang terjadi menjadi lebih besar dibandingkan dengan yang lainnya. 3.6.3 Hubungan Antara Koefisien Drag Dengan Dimensi VTF Untuk C,S,T Yang Sama. Berikut ini adalah daftar nilai gaya geser atau hambat yang terjadi pada setiap model yang didapatkan melalui proses simulasi : Grafik 4. 7 - Hubungan koefisien lift dengan dimensi vtf pada c = 4, s = 4 Pada grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai C L terbesar terjadi pada c = 4, s = 4, dan t = 0,01. Karakteristik ini sama seperti yang terjadi pada perbandingan gaya steering untuk ukuran c = 4, s = 4, dan t = 0,01 yang dijabarkan pada subbab sebelumnya. Keadaan berbeda terjadi pada pada variasi dimensi VTF yang lain. Untuk lebih lengkapnya lihat grafik berikut ini dengan ukuran c dan s yang yang berbeda dari grafik sebelumnya. Grafik 4. 8 - Hubungan koefisien lift dengan dimensi vtf pada c = 3.5, s = 3.5 ULIR Fd Cd MODEL 1 1.03E+06 0.379513128 MODEL 2 1049770 0.603353409 MODEL 3 660312 0.591243465 MODEL 4 921365 0.381669583 MODEL 5 1.05E+06 0.605025927 MODEL 6 664064 0.529552868 MODEL 7 682893 0.390752329 MODEL 8 684126 0.390901189 MODEL 9 679867 0.392491517 MODEL 10 682196 0.392090917 MODEL 11 682272 0.392134598 MODEL 12 682033 0.392227133 MODEL 13 735414 0.422792816 MODEL 14 735605 0.422442795 MODEL 15 734419 0.423255489 MODEL 16 737199 0.423703792 MODEL 17 737360 0.423623902 MODEL 18 737009 0.423767015 Tabel 4.25: Hasil simulasi gaya hambat/seretan dan perhitungan koefisien drag Nilai C D diatas didapatkan melalui perhitungan rumus berikut : Grafik 4. 9 - Hubungan koefisien lift dengan dimensi vtf pada c = 4, s = 3.5 Dari grafik 4.8 dan grafik 4.9 dapat dilihat karakteristik yang terjadi. Pada panjang drag sirip / ulir 0,005 memiliki nilai C L yang paling besar, hal ini dikarenakan faktor luasan area yang berbanding terbalik dengan factor gaya yang terjadi. Dengan Dimana : - C d adalah koefisien drag - F d adalah gaya drag - ρ adalah massa jenis air laut - v adalah kecepatan fluida - A adalah luas permukaan model Dari tabulasi data pada tabel diatas kemudian dibuat grafik perbandingan antara koefisien drag dan dimensi model VTF. Berikut ini adalah grafik perbandingan koefisien drag dan variasi dimensi VTF pada model :

Grafik 4. 10 - Hubungan koefisien drag dengan dimensi vtf pada c = 4, s = 4 Grafik 4. 11 - Hubungan koefisien drag dengan dimensi vtf pada c = 3.5, s = 3.5 Grafik 4. 12 - Hubungan koefisien drag dengan dimensi vtf pada c = 4, s = 3.5 Pada grafik 4.10, 4.11, dan 4.12 dapat dilihat bahwa koefisien drag memiliki nilai yang paling besar pada t = 0,015m. Perlu diperhatikan bahwa gaya hambat / seret yang terjadi pada setiap model berpengaruh besar pada hasil C d yang didapat, sehingga walaupun panjang kord sirip / ulir semakin besar maka belum tentu hasil C d yang didapat semakin besar pula, karena factor yang sangat berpengaruh pada nilai C d adalah gaya seret / hambat itu sendiri. 4.1 Kesimpulan Setelah melakukan semua simulasi model yang direncanakan, dan berdasarkan hasil analisa serta pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Modifikasi dengan penambahan sirip / ulir pada vtf sangat mempengaruhi besar nilai gaya steering yang dihasilkan. Hal ini disebabkan luas permukaan vtf semakin besar sehingga gaya yang diterima oleh vtf dapat didistribusikan merata, tetapi hal ini juga mempengaruhi gaya hambat yang diterima oleh vtf. Kedua hal tersebut saling berhubungan karena akan mempengaruhi nilai resultan gaya yang dihasilkan yang akan mempengaruhi manuevering. 2. Dari beberapa variasi penambahan jumlah sirip yang dilakukan (5 buah, dan 10 buah) gaya steering yang paling optimal pada hasil simulasi VTF didapat pada rasio c/s = 1 dan rasio n/s = 2.5 pada dimensi 4m untuk span, 0.8m untuk chord, 4m untuk tinggi, 0.01m untuk chord sirip / ulir, 10 buah jumlah sirip / ulir yaitu sebesar 1495130 N. 3. Selisih gaya steering terbesar yang didapat dengan konventional vtf sebesar ± 24.5 %. 4. Nilai koefisien lift (C L ) terbesar terjadi pada c = 4, s = 4, dan t = 0,01 yaitu sebesar 1,7186. Dari analisa yang dilakukan diketahui bahwa nilai koefisien lift sangat dipengaruhi oleh luasan area dari model dimana hubungan antara koefisien lift dan luasan area adalah berbanding terbalik. 5. Besar gaya hambat / seret ( F D )yang terjadi pada setiap model berpengaruh besar pada hasil koefisien drag (C d ) yang didapat. Semakin besar gaya seret maka semakin besar nilai koefisien drag yang diperoleh. Nilai koefisien drag terbesar terjadi pada rasio c/s = 1 dan n/s = 2.5 dengan dimensi c = 4, t = 0.8, t = 0.015, s = 4, dan n = 5 yaitu sebesar 0.605026 4.2 Saran Ada beberapa hal yang dirasa perlu dikembangkan untuk penelitian penelitian selanjutnya dan sejenis. Untuk itu saran-saran yang diberikan oleh penulis untuk penelitian-penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Memperbanyak jumlah iterasi baik pada proses penggambaran model (meshing) dan proses simulasi agar hasil yang didapatkan lebih maksimal. 2. Memperbanyak variasi dimensi VTF yang akan disimulasi. 3. Menambah variasi penambahan jumlah sirip dan dimensi sirip yang digunakan atau bahkan menambahkan variasi baru dengan berbagai macam bentuk sirip yang digunakan

untuk analisis yang lebih dalam dan pengaruhnya terhadap gaya steering yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA Iglesias Baniela, Santiago dan Garcia Melon,Enrique. 2006. The Voith Turbo Fin (VTF) A New System To Improve The Performance Of Escort Tractor Voith Tugs. United Kingdom: The Royal Institute Of Navigation. Halvald, Sv. Aa. 1983. Tahanan dan Propulsi Kapal. Surabaya: Airlangga University Press. http://www.ansys.com/products/cfx-features.asp dikunjungi 12 November 2008. http://haacer07.wordpress.com/ dikunjungi 12 November 2008. http://duniaaeromodeling.blogsome.com/2008/06/30/th e-basic-of-propeller/ dikunjungi 12 November 2008. Lammeren, Van W.P.A. 1948. Resistance, Propulsion and Steering of Ship. Netherlands: The Technical Publishing Company H. Stam-Harlem. Dwi Ananto,Galih (2008), Analisa Kemampuan Maneuvering Voith Cycloidal Rudder Dibandingkan dengan Konvensional Rudder Pada Kapal Single Screw Propeller Dengan pendekatan CFD. Tugas Akhir Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS : Surabaya. Tuakia, Firman. 2008. Dasar-Dasar CFD Menggunakan FLUENT. Bandung: Informatika.