ANALISIS KASUS OKNUM DEWAN MALAK DI TPR. Disusun oleh SRI SISKA WIRDANIYATI

dokumen-dokumen yang mirip
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusywaratan/perwakilan

PANCASILA. Implementasi Sila Keempat dan Kelima. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

PENDIDIKAN PANCASILA

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

14TEKNIK. Pendidikan Pancasila. Pancasila dan implementasinya dalam sila ke-4 dan ke-5. Yayah Salamah, SPd. MSi. Modul ke: Fakultas

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

PENGERTIAN DEMOKRASI Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat. kata kratos berarti pemerintahan.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

MAKALAH HAK ASASI MANUSIA DALAM PANCASILA HAK ASASI MANUSIA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

Penjabaran Pancasila Dalam Pasal UUD 45 dan Kebijakan negara. Komarudin, MA

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

TUGAS PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

tercantum Meskipun yaitu : Indonesia Limaa berikut: Rakyat. Dia Pancasila yang dasar Sekarang S Setelah Rumusan

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

PANCASILA. Implementasi Sila Kedua. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO

PANCASILA Sebagai Paradigma Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Terhadap Dunia Pendidikan

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA. Modul ke: 03TEKNIK. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi. Program Studi MKCU

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

Pendidikan Kewarganegaraan

PENDIDIKAN PANCASILA. Modul ke: 15TEKNIK. Pancasila dan implementasi terhadap sila pertama. Fakultas. Yayah Salamah, SPd. MSi.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BERPERILAKU PANCASILA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

PANCASILA DAN HAM. Makalah Disusun untuk: Memenuhi tugas akhir Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang serius jika tidak segera dicarikan jalan keluar.

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SILA- SILA PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

BAHAN TAYANG MODUL 5

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Tugas Akhir. STMIK AMIKOM Yogyakarta Taufik Rizky Afrizal. Kelompok I. S1 Sistem Informasi. Drs. Muhammad Idris P, MM

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TUGAS AKHIR

PENGAMALAN SILA KE LIMA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN IPTEK

Inisiasi 1 LANDASAN SISTEM NILAI, FILOSOFIS, IDEOLOGI, YURIDIS KONSTITUSIONAL HAK AZASI MANUSIA

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

NAMA : WAHYU IFAN AGASTYO NIM : KELOMPOK : I (NUSA) DOSEN : Drs.Muhammad Idris STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA. Pancasila sebagai Sistem Filsafat. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas MKCU. Program Studi Manajemen.

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Pancasila Sebagai Dasar Negara

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

Pancasila dan Implementasinya

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

3.2 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Dasar Negara Pancasila sebagai dasar negara sering juga disebut sebagai Philosophische Grondslag

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

BAB IV PANCASILA SEBAGAI ETIKA (MORAL)POLITIK

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Transkripsi:

ANALISIS KASUS OKNUM DEWAN MALAK DI TPR Disusun oleh SRI SISKA WIRDANIYATI JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013 1

A. Abstrak Oknum anggota DPRD dengan mobil Toyota Kijang warna hijau palt merah bernopol AB 1798 D mendatangi salah satu Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) wisata Pantai Pulegundes Tepus pada 1 Januari 2013. Kedatangan oknum tersebut sangat disambut baik oleh petugas TPR. Namun sebaliknya, oknum tersebut memeras petugas TPR dengan meminta uang senilai Rp 300 ribu dengan alasan anggota dewan berhak menerima jatah hasil retribusi. Tentu saja petugas menolak untuk mengeluarkan hasil TPR, namun karena takut oknum dewan itu naik pitam, petugas TPR berinisiatif memberikan uang Rp 100 ribu dari kantongnya sendiri. Bukan hanya memeras, oknum tersebut pun menggunakan fasilitas di tempat wisata secara cuma-cuma. Peristiwa tidak terpuji itu di ketahui oleh anggota kepolisian Polres Gunung kidul yang saat itu ada di lokasi. Polisi tersebut telah mencatat nama orang dan kendaraan yang telah mencoreng nama Institusi DPRD Gunungkidul. Di lain pihak, petugas TPR yang merupakan korban dari pemerasan itu seolah menutup-nutupi atas peristiwa tersebut. Sementara Ketua Komisi A Slamet tidak banyak berkomentar mengenai masalah pemalakan itu, namun dia mengetahui pemakai kendaraan dinas milik komisi A tersebut. Sedangkan Suharno, Wakil Ketua Badan Kehormatan DPRD Gunungkidul, beraksi keras terhadap kejadian tersebut. Suharno akan segera mengumpulkan informasu aksi oknum pemerasan dan segera menindaklanjuti. B. Analisi Kasus: Dalam kasus kali ini, penganalisis mengambil kaitan dengan bab 9 tentang pelaksanaan pengamalan pancasila. Dalam hal ini, oknum tersebut tidak sesuai dengan pelaksanaan pengamalan pancasila terutama pada point-point sebagai berikut: 1. Pengamalan Pancasila Secara Subjektif dan Menumbuhkan Kesadaran Pancasila Dewan DPRD adalah wakil rakyat yang merupakan tempat untuk menyalurkan aspirasi rakyat dan sebagai contoh untuk masyarakat. Pengamalan pancasila sebagai pedoman dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah. Pengamalan pancasila secara subjektif adalah pelaksanaan dalam pribadi, perorangan, setiap warga, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang Indonesia. Pengalaman pancasila sebagai subjektif ini sangat berkaitan dengan kesadaran, ketaatan dan kesiapan individu untuk mengamalkan pancasila sehingga melaksanakan pancasila bukanlah hanya akan menimbulkan akibat hukum, tetapi dapat pula menimbulkan moral. Untuk itu sebagai wakil rakyat memiliki kesadaran dan ketaatan tinggi, kesiapan individu dalam 2

menjalankan sila dari pancasila. Namun untuk kasus ini, wakil rakyat tersebut telah merendahkan rasa kesadaran dengan bukti nyata yang dilakukan oleh oknum dewan yang melakukan pemerasan kepada TPR. Selain itu, wakil rakyat tidak siap sebagai individu untuk mengamalkan pancasila sehingga menyebabkan melakukan hal yang tidak terpuji tersebut (pemerasan). 2. Menanamkan Ketaatan Dalam rangka pengamalan pancasila sangat diperlukan suatu kondisi mutlak untuk terlaksananya pengamalan tersebut yaitu pendorong lahir dan batin dan ketaatan yang meliputi ketaatan moral, ketaatan hukum serta ketaatan mutlak. Selain dari merendahkan rasa kesadaran, oknum tersebut pun tidak menanamkan dan merendahkan ketaatan seperti ketaatan moral, ketaatan hukum dan ketaatan mutlak. Merendahkan ketaatan moral dapat dilihat dari proses oknum dewan DPRD yang melakukan pemalakan (pemerasan). Untuk ketataan hukum, oknum dewan DPRD tidak menerapkan dalam pasal 27 ayat (1) : Segala warga Negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjungkan hukum dan pemerintahan itu dengan tidaj ada kecualinya. Berdasarkan hal tersebut, sudah sangat jelas bahwa Institusi DPRD Gunungkidul tersebut telah merendahkan ketaatan hukum. Selain dari itu, oknum itu juga tidak menerapkan ketaatan mutlak yaitu adanya kekuasaan sebagai bawaan hakikat organisasi hidup bersama dalam bentuk masyarakat dan negara, yang mewajibkan adanya penguasa dan ketaatan mutlak yang khusus sebagai bawaan dari pernyataan kemerdekaan (pembukaan UUD 1945) bahwa Kemerdekaan adalah sesungguhnya hak segala bangsa. 3. Kepribadian Indonesia Berdasarkan pada pembahasan bab 9 tentang pelaksanaan pengamalan pancasila, kepribadian Indonesia meliputi kepribadian yang berupa sifat-sifat hakikat kemanusiaan monupluralis, kepribadian yang mengandung sifat kemanusiaan dan kepribadian kemanusiaan. Namun dalam kasus pemerasan yang di lakukan oleh oknum dewan DPRD tersebut telah mencoreng diri sebagai kepribadian bangsa terutama pada sila ke-2, sila ke-4, dan sila ke-5. Pada sila ke-2, oknum tersebut tidak mencerminkan sebagai manusia yang memandang persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia dan tidak merasa sebagai bagian dari seluruh umat manusia yang berkewajiban mengemangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama. Pada sila ke-4, oknum tersebut tidak mencerminkan sebagai warga negara dan warga masyarakat Indonesia yang mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Pada sila ke-5, para 3

oknum tersebut tidak mencerminkan sikap menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia, tidak menanamkan sikap suka memberi pertolongan kepada orang lain, dan oknum tersebut menggunakan hak milik untuk pemerasan, pemborosan, bergaya hidup mewah dan perbuatan lain yang bertentangan dan merugikan kepentingan umum. Selain berkaitan dengan bab 9 tentang pengamalan pancasila, kasus ini juga berkaitan dengan bab 7 tentang negara pancasila. Dalam hal ini, oknum tersebut tersebut tidak mengangkat nilai-nilai yang dirumuskan dalam sebuah dasar negara bangsa Indonesia sebagai berikut : 1. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkerakyatan Negara Kebangsaan yang berkedaulatan rakyat berarti bahwa kekuasaan tertinggi adalah di tangan rakyat dan dalam sistem kenegaraan dilakukan oleh suatu Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Oleh karena itu negara kebangsaan yang berkedaulatan rakyat adalah suatu negara demokrasi. Demokrasi ini didasarkan asas kekeluargaan kebebasan individu diletakkan dalam rangka tujuan atas kesejahteraan bersama. Dalam kasus kali ini, oknum pemerasan merupakan rakyat dan sistem kenegaraan, sedangkan korban pemerasan (petugas TPR) juga merupakan rakyat. Oknum dan petugas TPR memiliki hak-hak demokrasi yang sama dalam negara kebangsaaan yang berkerakyatan. Namun oknum tersebut tidak menggunakan hak-hak demokrasi tersebut dengan baik namun melakukan penyimpangan. Adapun hak-hak demokrasi yang sama dalam negara kebangsaan yang berkerakyatan sebagai berikut : Hak yang disertai tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa Menjunjung dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Tujuan untuk mewujudkan suatu keadilan yaitu kesejahteraan dalam hidup bersama 2. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkeadilan Sosial Oknum dewan DPRD dalam kasus ini tidak menerapkan sebagai sifat kodrat individu dan dijiwai oleh hakikat keadilan manusia sebagai makhluk yang beradab (sila II). Manusia pada hakikatnya adalah adil dan beradab, yang berarti manusia harus adil terhadap diri sendiri, adil terhadap Tuhannya, adil terhadap orang lain dan masyarakat serta adil terhadap lingkungan alamnya. Oknum dewan DPRD dan petugas TPR berada dalam lingkungan yang sama, namun anggota DPRD tersebut tidak mewujudkan suatu keadilan sosial. Padahal dalam 4

hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan negara harus terwujud suatu keadilan (keadilan sosial) yang meliputi tiga hal sebagai berikut : Keadilan distributif (keadilan membagi), yaitu negara terhadap warga. Keadilan legal (keadilan bertaat), yaitu warga terhadap negaranya untuk mentaati peraturan perundang-undangan. Keadilan komutatif (keadilan sesama warga negara), yaitu hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya secar timbal balik. Analisis kasus ini juga berkaitan dengan bab 6 tentang isi dan arti dari pancasila bilamana perilaku oknum pemerasan tidak sesuai dengan inti isi sila-sila pancasila. Inti isi sila-sila yang terkait dalam kasus pemerasan sebagai berikut : 1. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap lingkunganannya. Nilai kemanusiaan yang beradab adalah perwujudan nilai kemanusiaan sebagai makhluk yang berbudaya, bermoral dan beragama. Pada kasus pemerasan yang di lakukan oleh oknum dewan DPRD tersebut sangat tidak tercermin sebagai manusia berpancasialis dengan nilai kemanusiaan. Untuk korban (petugas TPR) pun sepenuhnya tidak menerapkan nilai kemanusiaan dalam hal keadilan dengan diri sendiri. Pada kasus pemerasan itu, petugas TPR seolah menyembunyikan fakta dan berdalih tentang peristiwa tersebut. Padahal nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia sebagai mahkluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2. Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan Petugas TPR dan oknum dewan DPRD mempunyai hak untuk berdemokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam hidup negara. Pada sila kerakyatan terkandung nilai-nilai demokrasi sebagai berikut : 5

Adanya kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat, bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama. Mengakui atas perbedaan individu, kelompok, ras, suku, agama karena perbedaan adalah merupakaan bawaan kodrat manusia. Mengakui adanya persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompo, ras, suku maupun agama Mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab. Menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab. Mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama. Bila dilihat pada point-point di atas, petugas TPR dan anggota DPRD mempunyai hak demokrasi yang sama. Namun anggota DPRD malah membuat hak-hak tersebut sebagai sebuah penyimpangan dengan tidak menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, tidak mengakui persamaan hak yang melekat pada setiap individu, kelompok, ras, suku maupun agama, tidak mengarahkan perbedaan dalam suatu kerja sama kemanusiaan yang beradab, tidak menjunjung tinggi asas musyawarah sebagai moral kemanusiaan yang beradab, dan tidak mewujudkan dan mendasarkan suatu keadilan dalam kehidupan sosial agar tercapainya tujuan bersama. Sedangkan petugas TPR tidak menggunakan hak demokrasi menggunakan kebebasan yang harus disertai dengan tanggung jawab baik terhadap masyarakat, bangsa maupun secara moral terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Padahal hak ini dapat digunakan untuk memberikan keterangan yan telah terjadi dan tidak menyembunyikan fakta dari perbuatan tercela tersebut. 3. Sila Keadilaln Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Sila kelima terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Untuk kasus pemerasan ini, oknum tidak menerapkan kehidupan bersama (kehidupan sosial). Padahal keadilan didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negarnya serta hubungan manusia dengan Tuhannya. 6