JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal: (ISSN: )

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH WAKTU PENGERASAN PADA KEKUATAN PAVING BLOCK YANG MENGGUNAKAN CLAY, SEMEN, DAN PASIR. Andius Dasa Putra 1) Setyanto 1) Noor Syarifah Hasan 2)

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Blok Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur dengan Alat Pemadatan Modifikasi

Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Kapur Dengan Alat Pemadat Modifikasi. Diah Larasati 1) Iswan 2) Setyanto 3)

STUDI SIFAT FISIK TANAH ORGANIK YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN CORNICE ADHESIVE. Iswan 1) Muhammad Jafri 1) Adi Lesmana Putra 2)

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KEKUATAN PAVING BLOCK PASCA PEMBAKARAN MENGGUNAKAN MATERIAL TANAH DAN KAPUR UNTUK JALAN LINGKUNGAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

STUDI KUAT TEKAN TANAH PASIR BERLEMPUNG YANG DISTABILISASI MENGGUNAKAN ABU GUNUNG MERAPI. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Aditya Nugraha 2)

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

Studi Kuat Tekan Paving Block dari Campuran Tanah, Semen, dan Abu Sekam Padi Menggunakan alat Pemadat Modifikasi. Sherliana 1) Iswan 2) Setyanto 3)

STUDY DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN ECOMIX. Setyanto 1) Andius Dasa Putra 1) Erik Permana 2)

METODE PENELITIAN. 3. Zat additif yaitu berupa larutan ISS 2500 (ionic soil stabilizer).

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar

III. METODE PENELITIAN. 2. Air yang berasal dari Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

III. METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa tanah

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.

METODE PENELITIAN. Blok I A Karang Anyar, Lampung Selatan. Pengambilan sampel tanah menggunakan tabung besi. Tabung ditekan

METODE PENELITIAN. Lampung yang telah sesuai dengan standarisasi American Society for Testing

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah berbutir halus dari Yoso Mulyo,

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

III. METODE PENELITIAN. Bahan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung Rawa Sragi,

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung berpasir ini berada di desa

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah lempung lunak ini berada di Rawa Seragi,

METODE PENELITIAN. tanah yang diambil yaitu tanah terganggu (disturb soil) dan tanah tidak

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

Hubungan Batas Cair dan Plastisitas Indeks Tanah Lempung yang Disubstitusi Pasir Terhadap Nilai Kohesi Tanah pada Uji Direct Shear

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, pertama melakukan pengambilan sampel tanah di

Pengaruh Subtitusi Pasir Pada Tanah Organik Terhadap Kuat Tekan dan Kuat Geser. Rizky Dwi Putra 1) Iswan 2) Lusmeilia Afriani 2)

METODA PERBAIKAN TANAH LUNAK PADA RUAS JALAN SEKINCAU - SUOH DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Korelasi antara Kuat Tekan Bebas dengan Kuat Tekan Geser langsung pada Tanah Lanau Disubstitusi dengan Pasir

METODOLOGI PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah liat dari Yosomulyo, Kecamatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian. Tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3. 1.

Brick's Power Dimension Study Using Fly Ash Additive (Fly Ash) Based on SNI. Wenny Dwi Tiara Ayu Syaputri 1) Idharmahadi Adha 2) Setyanto 3)

BAB II LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel tanah yang digunakan adalah jenis tanah organik

Time Variation Effect on Unconfined Compressive Strength Value on Clay and Silt Stabilized using Cement on Soaking Condition

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung lunak yang diambil dari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

Aria Febriantama 1) Lusmeilia Afriani 2) Setyanto 3)

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BATAKO LUMPUR LAPINDO SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL PASANGAN DINDING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DATA HASIL PENGUJIAN Laboratorium. Lampiran A

Studi Kekuatan Batu Bata Pasca Pembakaran Dengan Menggunakan Bahan Additive Serbuk Gergaji Kayu. Setyanto 1) Iswan 1) Hari Diantoro Rahmad 2)

III. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

III. METODE PENELITIAN. paralon sebanyak tiga buah untuk mendapatkan data-data primer. Pipa

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diambil meliputi tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari Sukarame, Bandar Lampung. Serta cornice adhesive atau

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

STUDI PENGARUH LAMA WAKTU PROSES PEMBAKARAN TERHADAP KUAT TEKAN BATU BATA SETELAH PENAMBAHAN BAHAN ADDITIVE ISS 2500 (IONIC SOIL STABILIZER)

Hubungan Nilai Konsolidasi dan Nilai Kuat Tekan Bebas pada Tanah Lempung yang Disubtitusi Material Pasir. Dedy Kurniawan 1) Iswan 2) Setyanto 3)

Pemanfaatan Pasir Telaga Sari dan Styrofoam untuk Pembuatan Batako Ringan

` METODE PENELITIAN. Adapun bahan penelitian sebagai berikut : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari daerah

TINJAUAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN TERHADAP KUAT GESER TANAH LEMPUNG KAPUR (STUDI KASUS TANAH TANON, SRAGEN)

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

PERBAIKAN PENGEMBANGAN TANAH MENGGUNAKAN ZAT ADDITIVE KAPUR DENGAN PEMODELAN ALAT KONSOLIDASI

PENGUJIAN PARAMETER KUAT GESER TANAH MELALUI PROSES STABILISASI TANAH PASIR MENGGUNAKAN CLEAN SET CEMENT (CS-10)

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

PEMANFAATAN KAPUR DAN FLY ASH UNTUK PENINGKATAN NILAI PARAMETER GESER TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASAI LAMA PERAWATAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP DAYA DUKUNG STABILISASI TANAH LEMPUNG LUNAK MENGGUNAKAN TX-300. M. Jafri 1) Setyanto 1) A.

III. METODE PENELITIAN. yang diambil adalah tanah terganggu (disturb soil) yaitu tanah yang telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. panjang, dengan panjang = 18 cm, Lebar = 9 cm, dan tebal = 4,5 cm.

Studi Pengaruh Penambahan Bahan Additive TX-300 Terhadap Kuat Tekan Batu Bata Pasca Pembakaran

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

PENGARUH RESAPAN AIR (WATER ADSORPTION) TERHADAP DAYA DUKUNG LAPIS PONDASI TANAH SEMEN (SOIL CEMENT BASE)

L 01 UJI KLASIFIKASI

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Transkripsi:

JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal:163-174 (ISSN:2303-0011) Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block dari Campuran Tanah dengan Semen Menggunakan Alat Pemadatan Modifikasi Risqon Septian 1) Iswan 2) Setyanto 2) Abstract Paving block is a building material composition made of a mixture of Portland cement or other similar hydraulic adhesive material, water, and aggregates or without other additives that do not reduce the quality of the concrete. In the implementation, paving blocks are made of basic materials such as cement, sand, aggregates and water by mixing all the ingredients and printing the mortar of paving block. One of the efforts to create new innovations in appliance manufacture of paving blocks so that paving blocks compactor was created which were expected to improve the quality of the paving block with the basic mixture of cement and soil. Soil samples tested in this research were soils derived from Kota Baru, Lampung Selatan. Content mixture used was 20% and conducted from 7 days, 14 days, 21 days, and until 28 days curing time as well as the pre and post-combustion treatment on the sample of paving blocks. Based on the physical properties of soil testing, USCS classifies the soil samples as fine-grained soils and belongs to CL group. The results of the research showed that the manufacture of paving blocks using the clay materials with additive materials such as cement fulfilled paving block SNI-03-0691-1996. The addition of the additive materials and curing can increase the physical and mechanical properties of the soil. For the compressive strength of paving blocks without and with burning process were best shown in the addition of a mixture of 20% content with curing time to 14 days. Beside the compressive strength, overall the water absorption between 3-9% qualifies paving block SNI-03-0691-1996. Keywords: paving blocks, clay, compressive strength, curing time, water absorption. Abstrak Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu. Dalam pelaksanaan dilapangan paving block dibuat dengan bahan dasar semen, pasir, agregat dan air dengan metode pembuatan mencampur seluruh bahan dan mencetak adukan paving block. Salah satu upaya untuk menciptakan inovasi baru pada alat pembuatan paving block maka diciptakanlah alat pemadat paving block yang diharapkan dapat meningkatkan mutu paving block tersebut dengan bahan dasar semen dan tanah.sampel tanah yang diuji pada penelitian ini yaitu tanah yang berasal dari daerah Kota Baru, Lampung Selatan. Kadar campuran yang digunakan adalah 20% dengan variasi waktu pemeraman selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari serta dengan perlakuan pra dan pasca pembakaran pada sampel paving block. Berdasarkan pengujian sifat fisik tanah, USCS mengkasifikasikan sampel tanah sebagai tanah berbutir halus dan termasuk ke dalam kelompok CL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembuatan paving block menggunakan bahan tanah lempung dengan bahan tambahan semen memenuhi paving block SNI-03-0691(1996). Penambahan bahan aditif tersebut dan pemeraman yang dilakukan dapat meningkatkan sifat fisik dan mekanik tanah. Untuk nilai kuat tekan paving block tanpa pembakaran dan dengan proses pembakaran paling baik ditunjukkan pada penambahan kadar campuran 20% dengan waktu pemeraman 14 hari. Selain kuat tekan pengujian daya serap air yang dihasilkan diantara 3-9% secara keseluruhan memenuhi syarat paving block SNI-03-0691(1996). Kata kunci : paving block, tanah lempung, kuat tekan, waktu pemeraman, daya serap air. 1) Mahasiswa pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. surel: septianrisqon@gmail.com 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung. Jalan. Prof. Sumantri Brojonegoro 1. Gedong Meneng Bandar lampung. 35145.

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block Dari Campuran Tanah... 1. PENDAHULUAN Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu ( SNI 03-0691, 1996). Akan tetapi, penggunaan semen dan pasir sebagai agregat sudah sering digunakan dalam pembuatan paving block yang diproduksi pada umumnya. Salah satu upaya untuk menciptakan inovasi baru pada pembuatan paving block yaitu peneliti mengunakan bahan tanah lempung dan bahan campuran paving block yaitu dengan mencoba menggunakan bahan additive semen portland. Dalam penelitian ini dilakukan pemeraman terhadap paving block. Pemeraman dalam hal ini dimaksudkan untuk pemeliharaan paving block yang mengunakan bahan tanah lempung dengan semen portland dengan variasi waktu pemeraman yaitu pemeraman selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari yang diharapkan dapat menigkatkan kekuatan paving block tersebut sehingga dapat menghasilkan paving block yang relatif murah namun memiliki kualitas yang baik yang dapat digunakam oleh masyarakat. 2. TINJAUAN PUSTAKA Paving block merupakan suatu komposisi bahan bangunaan yang dibuat dari campuran semen portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air, dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu beton itu ( SNI 03-0691, 1996). Tanah dapat didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat tersebut (Das, 1995). Ada beberapa macam sistem klasifikasi tanah sebagai hasil pengembangan dari sistem klasifikasi yang sudah ada. Tetapi yang paling umum digunakan adalah : Sistem Klasifikasi Tanah Unified (Unified Soil Classification System/ USCS). Menurut sistem ini tanah dikelompokkan dalam tiga kelompok yang masing-masing diuraikan lebih spesifik lagi dengan memberi simbol pada setiap jenis (Hendarsin, 2000), yaitu : 1) Tanah berbutir kasar, tanah yang mempunyai prosentase lolos ayakan No.200 50 %. 2) Tanah berbutir halus, tanah dengan persentase lolos ayakan No. 200 > 50 %. 3) Tanah Organis tanah ini tidak dibagi lagi. Dalam penelitian ini menggunakan tanah lempung menurut Craig (1987), tanah lempung adalah mineral tanah sebagai kelompok-kelompok partikel kristal koloid berukuran kurang dari 0,002 mm yang terjadi akibat proses pelapukan kimia pada batuan yang salah satu penyebabnya adalah air yang mengandung asam ataupun akali, dan karbondioksida. Bahan Tambahan yang digunakan dalam pembuatan paving block ini adalah semen yaitu suatu campuran senyawa kimia yang bersifat hidrolisisartinya jika dicampur dengan air dalam jumlah tertentu akan mengikat bahan-bahan lain menjadii satu kesatuan massa yang dapat memadat dan mengeras. Secara umum semen dapat didefinisikan sebagai bahan perekat yang dapat merekatkan bagian-bagian benda padat menjadi bentuk yang kuat, kompak, dan keras. 164

Risqon Septian, Iswan, Buktin Setyanto 3. METODE PENELITIAN Bahan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah yang digunakan berupa tanah yang berasal dari Way Huwi Jati Agung, Lampung Selatan. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung sebagai pengganti pasir. Pengambilan sampel tanah dilakukan dengan pengalian tumpukan tanah menggunakan cangkul yang kemudian dimasukan dalam karung. Dalam pembuatan paving block ini digunakan bahan tambah berupa semen baturaja untuk bangunan yang diperoleh dari toko-toko bangunan. Metode pembuatan sampel dilakukan dengan cara menimbang tanah dan material semen dengan berat sesuai dengan jenis campurannya (400 gr semen + 1,6 kg tanah), mencampur tanah dengan semen hingga merata, menambahkan air sesuai dengan kadar optimum, mencampur dan mengaduk tanah dan semen yang sudah diberi penambahan air, menyiapkan cetakan paving block sebelum memasukan campuran olesi dahulu cetakan dengan oli, menuang campuran 1/3 dari cetakan lalu melakukan pemadatan dengan mesin pemadat modifikasi, menuang campuran 2/3 dari cetakan lalu melakukan pemadatan dengan mesin pemadat modifikasi, menuang campuran ke dalam cetakan hingga penuh kemudian melakukan pemadatan dengan mesin pemadat modifikasi, selanjutnya, mengeluarkan benda uji dari cetakan paving block. Setelah pencetakan benda uji, dilakukan pemeraman terhadap semua benda uji. Proses pemeraman terhadap benda uji dilakukan dengan membungkus benda uji satu per satu dengan menggunakan kantong plastik agar tetap terjaga suhu dan kadar airnya sehingga tidak terganggu atau terpengaruh suhu dari luar. Dengan variasi waktu pemeraman 7, 14, 21, 28 hari. Dalam pembuatan paving block ini menggunakan Alat pemadat modifikasi berfungsi sebagai alat pencetak paving block. Alat ini menggunakan sistem hidrolik secara manual dengan menggunakan dial. Pembuatan paving block ini diharapkan dapat menghasilkan mutu paving block yang lebih baik. Alat cetak paving block ini mampu mencetak model paving block segi empat dengan panjang sisi 20 cm, lebar 10 cm dan tebal 6 cm. Proses selanjutnya setelah dilakukan pencampuran bahan benda uji, pencetakan benda uji, dan pemeraman benda uji adalah pembakaran benda uji. Sesuai dengan peraturan SNI 03-0691 (1996), sampel yang telah dibentuk berukuran 20 cm x 10 cm x 6 cm. kemudian dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 0 C.Untuk sampel pra pembakaran dilakukan pengovenan selama 1 x 24 jam, sedangkan untuk sampel pasca pembakaran dilakukan selama 2 x 24 jam. Pelaksanaan pengujian pada penelitian ini antara lain : 1. Pengujian Sifat Fisik Tanah Pengujian sifat fisik tanah ini dilakukan untuk melihat karakteristik dari tanah yang akan digunakan. Sifat-sifat fisik tanah sangat berhubungan erat dengan kelayakan pada banyak penggunaan yang diharapkan dari tanah. Kekuatan dan kekokohan pendukung, kapasitas penyimpanan air, plastisitas, semuanya secara erat berkaitan dengan kondisi fisik tanah. Hal ini berlaku apabila tanah akan dijadikan sebagai bahan struktural dalam pembangunaan, bendungan, dan pondasi. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan berdasarkan standar PB 0110 76 atau ASTM D-4318. 2. Pengujian Pengujian kuat tekan dilakukan pada benda uji tanpa mengalami pembakaran serta benda uji setelah melalui proses pembakaran. Pengujian kuat tekan menggunakan 165

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block Dari Campuran Tanah... standar SK-SNI-03-0691(1989) tentang paving block. Persamaan untuk pengujian kuat tekan dengan menggunakan Universal Testing Machine. 3. Pengujian Daya Serap terhadap Air Pengujian daya serap air dilakukan pada benda uji yang telah melalui proses pembakaran untuk tiap-tiap campuran. Besar kecilnya penyerapan air pada benda uji sangat dipengaruhi oleh pori-pori atau rongga. Semakin banyak pori-pori yang terkandung dalam benda uji maka akan semakin besar pula penyerapan airnya sehingga ketahanannya akan berkurang. Adapun uruutan dari prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pengujian tanah untuk mendapatkan karakteristik dari tanah sampel seperti uji kadar air, analisa saringan, berat jenis, batas atterberg, dan pengujian pemadatan tanah. 2. Dari hasil pengujian kadar air, berat jenis, batas atterberg, berat volume, dan analisis saringan pada tanah asli digunakan untuk mengkasifikasikan tanah berdasrkan kalsifikasi tanah Unified diperoleh nilai kadar air optimum untuk pencampuran sampel. 3. Dari data hasil pengujian pemadatan tanah pada sampel tanah asli yang berupa grafik hubungan berat volume kering dan kadar air digunakan untuk mendapatkan nilai kadar air kondisi optimum untuk campuran sampel tanah asli dengan semen. 4. Melakukan pencampuran dan pencetakan 5. Melakukan pemeraman sampel selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, 28 hari. 6. Melakukan pengujian kuat tekan sebelum pembakaran. 7. Melakukan pembakaran selama 48 jam. 8. Melakukan normalisasi suhu 9. Melakukan pengujian kuat tekan setelah pembakaran. 10.Melakukan perendaman selama 24 jam. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pengujian Sifat Fisik Tanah Asli Dalam suatu bidang pekerjaan konstruksi tanah mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal ini sering dijumpai jenis tanah di suatu pekerjaan konstruksi memiliki kualitasnya tidak selalu memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk pembangunan konstruksi di atasnya. Dalam penelitian paving block campuran tanah dan semen ini akan dilakukan pengujian sifat fisik tanah mengetahui jenis tanah dan kandungan tanah apakah tanah yang dipakai dapat digunakan untuk campuran penganti pasir paving block atau tidak. Pengujian sifat fisik tanah dilakukan di Laboratotium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung. Sifat fisik yang diuji yaitu kadar air, uji berat jenis (Gs), uji batas Atterberg, uji analisis saringan, uji hidrometri, berat volume dan pemadatan tanah. Dari hasil pengujian sampel tanah asli terggangu (disturb) berasal dari Way Huwi Jati Agung, Lampung Selatan. di laboratorium didapatkan nilai kadar air sebesar 18,17%. Hasil pengujian berat jenis diperoleh nilai sebesar 2,502 gr. Pengujian batas atterbergpada tanah asli didapatkan: a) Nilai batas cair (liquid limit : LL) sampel tanah pada kondisi terganggu adalah sebesar 32,98%, dan nilai batas plastis (plastic limit : PL) adalah sebesar 20,08%. b) Dengan hasil kedua data uji batas cair dan batas plastis, maka diperoleh nilai indeks plastisitas (PI) adalah sebesar 12,90%. Hasil pengujian analisa saringan terbagi menjadi 2 dapat dilihat pada Tabel berikut : 166

Risqon Septian, Iswan, Buktin Setyanto Tabel 1. Hasil Pengujian Analisis Ukuran Butiran Tanah. No. Saringan Ukuran Partikel (mm) Persentase Kumulatif (%) Persentase Lolos (%) 4 4,75 0 100 10 2 0 100 20 0,85 0,45 99,55 30 0,6 1,44 98,56 40 0,43 3,20 96,80 60 0,25 5,73 94,27 80 0,18 7,17 92,83 100 0,15 7,69 92,31 120 0,125 8,23 91,77 200 0,075 9,47 90,53 Pan 0 100 0 Tabel 2.Hasil Pengujian Hidrometri. Waktu (Menit) Diameter Butir (mm) Persen Massa (P) 2 0,0349 82,6693 5 0,0229 52,6077 15 0,0134 37,5796 30 0,0096 30,0615 60 0,0068 22,5462 1440 0,0014 15,0308 Hasil dari pengujian pemadatan tanah didapatkan : a. Kadar air optimum : 18,70% b. Berat isi kering maksimum : 1,567 gr/cm 3 Adapun data-data pengujian pemadatan sampel tanah asli adalah sebagai berikut: Tabel 3. Data Hasil Sampel Material Tanah (Lanjutan) No Pengujian Hasil 1 Kadar air 18,17 % 2 Berat jenis (Gs) 2,502 3 Batas-batas atterberg Batas cair (LL) Batas plastis (PL) Indeks Plastisitas (PI) 32,98% 20,08% 12,90% 4 Gradasi lolos saringan no.200 90,53% 5 Pemadatan tanah : Kadar air optimum berat isi kering maksimum 18,7% 1,567 gr/cm 3 167

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block Dari Campuran Tanah... b. Klasifikasi Material Tanah Berdasarkan hasil pengujian di Laboratorium menunjukkan parameter-parameter tanah yang menggambarkan karakteristik kondisi tanah asli sehingga dapat dilihat klasifikasi tanah berdasarkan golongannya. Klasifikasi tanah berdasarkan sistem unified sering digunakan untuk menggolongkan jenis-jenis tanah. Berdasarkan data yang diperoleh dari uji fisik tanah yaitu : a. Tanah yang lolos saringan no.200 = 90,53% b. Batas atterberg : Batas cair (LL) = 32,98 % Batas plastis (PL) = 20,08 % Indeks plastis (PI) = 12,90 % Maka disimpulkan bahwa berdasarkan nilai persentase lolos saringan no.200, sampel tanah memiliki persentase lebih besar dari 50 % maka berdasakan klasifikasi USCS tanah ini secara umum dikatagorikan golongan tanah berbutir halus. Dari klasifikasi USCS untuk dara batas cair dan indeks plastisitas diperoleh termasuk kedalam kelompok CL yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas rendah. Hasil Pengujian Pemadatan Tanah Campuran yang digunakan untuk penelitian ini: Dari hasil uji pemadatan tanah campuran yang optimum (campuran paving block yangterdiri dari 80% tanah lempung + 20% semen), diperoleh : a. Kadar air optimum (ω opt ) adalah : 22,60 % b. Berat isi kering maksimum (γ dmax ) adalah : 1,516 gr/cm3 c. Hasil Pengujian Nilai Menurut SNI 03-1974 (1990) kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Pengujian nilai kuat tekan ini dilakukan di Laboratorium Bahan bangunan Universitas Lampung. 1. Hasil uji kuat tekan pra pembakaran. Pengujian kuat tekan untuk benda uji pra pembakaran pada benda uji yang dicetak dan diperam selama 7, 14, 21, 28 kemudian dilakukan uji nilai kuat tekan. Pengujian nilai kuat tekan pra pembakaran ini dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan dari benda uji yang tiap waktu pemeraman berbeda. Berikut ini adalah nilai kuat tekan rata-rata pra pembakaran : Tabel 4. Nilai Pra Pembakaran C-5.A (kg/cm 1 2111 205 200 104,48 2 2100 195 200 99,39 3 1972 200 200 101,94 4 2123 205 200 104,48 5 1862 195 200 99,39 Nilai Rerata 101,94 168

Risqon Septian, Iswan, Buktin Setyanto Tabel 5. Nilai Pra Pembakaran C-5.B (kg/cm 1 2152 240 200 122,32 2 2163 250 200 127,42 3 2175 245 200 124,87 4 2164 250 200 127,42 5 2088 245 200 124,87 Nilai Rerata 125,38 Tabel 6. Nilai Pra Pembakaran C-5.C (kg/cm 1 2152 230 200 117,23 2 2163 220 200 112,13 3 2175 235 200 119,78 4 2164 230 200 117,23 5 2088 225 200 114,68 Nilai Rerata 116,21 Tabel 7. Nilai Pra Pembakaran C-5.D (kg/cm 1 2285 210 200 107,03 2 2220 225 200 114,68 3 2212 225 200 114,68 4 2169 210 200 107,03 5 2305 230 200 117,23 Nilai Rerata 112,13 Gambar 1. Hubungan Antara Nilai Paving Block Pra Pembakaran dengan Jangka Waktu Pemeraman 169

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block Dari Campuran Tanah... Berdasarkan tabel nilai kuat tekan rata-rata pra pembakaran dan gambar 1, diatas dapat dilihat bahwa nilai kuat tekan pra pembakaran waktu pemeraman 7 hari merupakan nilai kuat tekan yang terkecil sebesar 101,94 kg/cm 2 dikarenakan kadar air pada paving block tersebut masih banyak karena penguapan yang terjadi belum optimal. Nilai kuat tekan paving block pra pembakaran paling tinggi terdapat pada waktu pemeraman 14 hari sebesar 125,38 kg/cm 2 dikarenakan proses pemeraman yang dilakukan sudah sempurna dikarenakan kondisi penguapan yang terjadi pada paving block sudah optimal. Ketika waktu pemeraman mencapai 21 hari tejadi penurunan nilai kuat tekan yang signifikan sebesar 116,21 kg/cm 2 dan nilai kuat tekan yang dihasilkan pada pemeraman 28 hari sebesar 112,13 kg/cm 2 dikarenakan lama nya waktu pemeraman yang membuat proses penguapan yang terjadi kurang optimal, karena uap air yang berada pada saat penguapan kembali di serap oleh paving block sehingga kadar air paving block mengalami kenaikan. Nilai kuat tekan ini sudah memenuhi spesifikasi untuk nilai kuat tekan minimal paving block yang sesuai dengan SK SNI 03-0691 (1996). 2. Hasil Tekan Pasca Pembakaran Pengujian kuat tekan untuk benda uji pasca pembakaran yang dicetak dan diperam selama 7,14,21,28 hari kemudian dilakukan uji nilai kuat tekan. Pengujian kuat tekan pasca pembakaran ini dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan dari benda uji yang tiap waktu pemeraman berbeda. Berikut ini nilai kuat tekan rata-rata pasca pembakaran : Tabel 8. Nilai Pasca Pembakaran C-5.A (kg/cm 1 1843 240 200 122,32 2 1906 255 200 129,97 3 1945 255 200 129,97 4 2033 260 200 132,52 5 2014 250 200 127,42 Nilai Rerata 128,44 Tabel 9. Nilai Pasca Pembakaran C-5.B (kg/cm 1 1794 280 200 142,71 2 1961 300 200 152,90 3 1830 300 200 152,90 4 1801 290 200 147,81 5 1998 295 200 150,36 Nilai Rerata 149,34 170

Risqon Septian, Iswan, Buktin Setyanto Tabel 10. Nilai Pasca Pembakaran C-5.C (kg/cm 1 2061 240 200 122,32 2 2111 230 200 117,23 3 2064 220 200 112,13 4 2131 230 200 117,23 5 2081 245 200 124,87 Nilai Rerata 118,76 Tabel 11. Nilai Pasca Pembakaran C-5.D (kg/cm 1 2104 225 200 114,68 2 2141 220 200 112,13 3 2065 235 200 119,78 4 2148 220 200 112,13 5 2110 210 200 107,03 Nilai Rerata 113,15 Gambar 2. Hubungan Antara Nilai Paving Block Pasca Pembakaran dengan Jangka Waktu Pemeraman Berdasarkan tabel nilai kuat tekan rata-rata pasca pembakaran dan gambar 2, diatas dapat dilihat bahwa nilai kuat tekan pra pembakaran waktu pemeraman 7 hari merupakan nilai kuat tekan yang terkecil sebesar 128,44 kg/cm 2 dikarenakan kadar air pada paving block tersebut masih banyak karena penguapan yang terjadi belum optimal. Nilai kuat tekan paving block pra pembakaran paling tinggi terdapat pada waktu pemeraman 14 hari sebesar 149,34 kg/cm 2 dikarenakan proses pemeraman yang dilakukan sudah sempurna dikarenakan kondisi penguapan yang terjadi pada paving block sudah optimal. Ketika waktu pemeraman mencapai 21 hari tejadi penurunan nilai kuat tekan yang signifikan sebesar 118,76 kg/cm 2 dan nilai kuat tekan yang dihasilkan pada pemeraman 28 hari sebesar 113,15 kg/cm 2 dikarenakan lamanya waktu pemeraman yang membuat proses 171

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block Dari Campuran Tanah... penguapan yang terjadi kurang optimal, karena uap air yang berada pada saat penguapan kembali di serap oleh paving block sehingga kadar air paving block mengalami kenaikan. Nilai kuat tekan ini sudah memenuhi spesifikasi untuk nilai kuat tekan minimal paving block yang sesuai dengan SK SNI 03-0691 (1996). d. Perbandingan Nilai Pra dan Pasca Pembakaran Nilai kuat tekan rata-rata dari paving block pra pembakaran dan pasca pembakaran dapat di lihat dalam grafik dibawah ini : Gambar 3. Hubungan Nilai paving block dengan Jangka Waktu Pemeraman Pra dan Pasca Pembakaran Berdasarkan gambar 3, diatas dapat dilihat bahwa kenaikan nilai kuat tekan setelah pembakaran diakibatkan dari proses pemanasan yang mengurangi kandungan air pada benda uji sehingga paving block menjadi lebih kuat. Proses pembakaran yang mengakibatkan hilangnya kandungan air dalam paving block dapat dilihat dari menurunnya berat dari benda uji sebelum dibakar dan setelah dibakar. Grafik tersebut menunjukkan bahwa nilai kuat tekan dari paving block setelah pembakaran mengalami kenaikan dibandingkan dengan paving block tanpa pembakaran namun tidak terlalu besar. e.hasil Daya Serap Air Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui besar atau kecil penyerapan air yang dipengaruhi oleh pori atau rongga udara yang terdapat pada material paving block pasca pembakaran. 172

Risqon Septian, Iswan, Buktin Setyanto Gambar 4. Hubungan Nilai Daya Serap Air paving block dengan Jangka Waktu Pemeraman Pasca Pembakaran. Berdasarkan tabel hasil pengujian daya serap dan gambar 4, di atas terlihat nilai daya serap pasca pembakaran yang terjadi kenaikan dan penurunan yang terjadi di karenakan perbedaan waktu pemeraman. Waktu pemeraman 7-14 hari mengalami penurunan dan ketika 21 28 hari terjadi kenaikan yang signifikan. Sehingga berpengaruh terhadap nilai kuat tekan paving block semakin kecil nilai daya serap yang terjadi maka semakin besar nilai kuat tekan yang di hasilkan. Oleh karena itu di dapatkan waktu pemeraman optimum terhadap daya serap air pada 14 hari. Dikarenakan proses hidrasi oleh semen sudah optimal, mengakibatkan keluarnya gelembung air dari dalam paving block tersebut yang berada di atas paving block sehingga nilai kadar air yang di hasilkan rendah dan nilai kuat yang tinggi. Nilai daya serap air paving block tanah ini termasuk dalam spesifikasi daya serap untuk paving block SK SNI 03-0691 (1996) yaitu antara 3% - 10%. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian dan pembahaasan yang telah dilakukan terhadap paving block dengan bahan dasar tanah yang bersumber dari Kota Baru, Lampung Selatan, maka diperoleh beberapa kesimpulan : 1. Sampel tanah yang digunakan dalam penilitian ini berasal dari daerah Kota Baru, Lampung Selatan. Berdasarkan sistem klasifikasi USCS digolongkan tanah berbutir halus dan termasuk kedalam kelompok CL yaitu tanah lempung anorganik dengan plastisitas rendah. 2. Material semen mempengaruhi nilai kuat tekan terhadap paving block, hal ini terbukti bahwa semakin tinggi kadar campuran material semen untuk pembuatan paving block maka semakin tinggi juga kuat tekan paving block. 3. Dengan prilaku prilaku pemeraman didapatkan waktu optimasi 14 hari dengan nilai kuat tekan tertinggi pasca bakar sebesar 149,34 kg/cm 2 dan pra bakar sebesar 125,38 173

Pengaruh Waktu Pemeraman Terhadap Paving Block Dari Campuran Tanah... kg/cm 2 dengan nilai kuat tekan tersebut maka paving block ini memenuhi standar mutu c yang dapat diaplikasikan untuk pejalan kaki berdasarkan SNI 03-0691(1996). 4. Dengan prilaku pasca pembakaran selama 2 x 24 jam menghasilkan kuat tekan paving block lebih tinggi dibandingkan dengan prilaku pra pembakaran. Hasil nilai daya serap paving block berkisar 8-9 % maka daya serap paving block memenuhi spesifikasi nilai daya serap paving block berdasarkan SNI 03-0691 (1996) yaitu sebesar 3-10%. DAFTAR PUSTAKA Das, Braja,M., 1988, Mekanika Tanah I, Erlangga, Surabaya. Hardiyatmo, C.H., 2010, Mekanika Tanah I, Beta Offset, Yogyakarta. SNI 03-0691, 1996, Bata Beton, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. SNI 15-7064, 2004, Semen Portland, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. SK SNI T-04, 1990, Pola Pemasangan Paving Block, Yayasan Lembaga Pendidikan Masalah Banguaan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. SK SNI-03-0691, 1996, Spesifikasi Kekuatan Fisik Paving Block, Yayasan Lembaga Pendidikan Masalah Banguaan, Departemen Pekerjaan Umum, Bandung. 174