BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. itulah terjadi proses transformasi ilmu pengetahuan serta nilai-nilai. Ketika

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Faturrahman Dkk, Pengantar Pendidikan, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta, 2012, hlm 2

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. memungkinkan bagi kita untuk mengetahui tentang budaya yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

permasalahan untuk merangsang pemikiran siswa supaya siswa dapat lebih aktif menjawab pertanyaan, mampu memecahkan masalah dengan mudah dan dapat

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE DALAM UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI HIMPUNAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

2015 PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran geografi yang dilakukan di SMA Negeri 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber ilmu pengetahuan masih sering kita jumpai dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

tuntut menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran, terjadi proses

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh peran guru dan siswa sebagai induvidu- individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang efektif dan menarik merupakan langkah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu cara yang digunakan meningkatkan kualitas pendidikan. adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sejarah menunjukkan bahwa kemajuan dan kesejahteraan bangsa ditentukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perubahan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 siswa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keaktifan diperlukan dalam kegiatan belajar karena di dalam belajar perlu

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, menambah keterampilan serta dapat merubah sikap individu dari yang tidak tahu menjadi tahu. Terdapat komponen-komponen yang dapat mendukung berjalannya kegiatan pembelajaran diantaranya tujuan, materi atau bahan ajar, metode dan media, evaluasi, peerta didik dan guru. Guru mengajar dalam pembelajaran merupakan fasilitator untuk peserta didik, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Suprijono (2013, hlm. 13) yaitu guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilits belajar bagi peserta didik untuk mempelajarinya. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan peserta didik merupakan subjek dalam pembelajaran bukan menjadi objek dalam pembelajaran. Pembelajaran saat ini bersifat satu arah yaitu berpusat kepada guru sebagai pemberi materi ajar melalui metode ceramah. Melihat fenomena yang terjadi peserta didik merupakan objek dalam pembelajaran bukan menjadi subjek dalam pembelajaran, hal ini akan menyebabkan rendahnya interaksi antara guru dan peserta didik. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Suatu pembelajaran yang optimal merupakan proses dua arah antara peserta didik dengan guru. Dimana selain guru yang dalam pembelajaran peserta didik juga dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Sehingga dapat terciptanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

2 Pembelajaran sebagai salah satu cara untuk merubah tingkah laku peserta didik kearah yang lebih baik sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap individu peserta didik. hal ini seperti diungkapkan oleh Wina (dalam Supardi, 2013, hlm 164) yang mengungkapkan bahwa pembelajaran sebagai proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah prilaku siswa kearah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa. Terciptanya pembelajaran aktif akan memberikan suatu pembelajaran yang menuntut peserta didik aktif akan membantu perkembangan proses berpikir serta pemahaman materi ajar yang sedang dipelajarinya. Dalam pembelajaran aktif peserta didik tidak hanya mendengarkan penjelasan guru tetapi juga turut serta untuk berpikir, mencoba, berinteraksi, hal ini senada dengan yang diungkapkan Uno dan Nurdin (2012, hlm. 77) strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah peserta didik diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif menerima layaknya gelas kosong yang menunggu untuk diisi. Pembelajaran aktif dapat terlaksana dengan adanya partisipasi aktif guru dan peserta didik. selain itu juga pengunaan metode dan media pembelajaran yang tepat dapat membantu guru menciptakan pembelajaran aktif dan tidak membosankan. Dalam kegiatan pembelajaran peserta didik dituntut untuk aktif baik secara fisik, intelektual maupun emosional. Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran sangat berperan penting demi kemajuan proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Keaktifan belajar peserta didik dapat ditunjukkan melalui berbagai aktivitas atau kegiatan seperti mendengarkan, memperhatikan, mengungkapkan gagasan, memperoleh informasi baik dari guru ataupun dari

3 peserta didik lainnya, diskusi, memecahkan masalah. Seperti yang diungkapkan oleh Dierich (dalam Hamalik, 2004, hlm. 170-171) keaktifan belajar dapat dilihat dari segi aktivitasnya seperti kegiatan visual, kegiatan lian, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan emosional, kegiatan motorik dan kegiatan mental. Banyaknya kegitan yang dilakukan peserta didik sebagai bentuk keaktifan dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik dalam pemahaman materi ajar yang tidak hanya menghafal materi. Keaktifan belajar peserta didik juga dapat membantu guru dalam mengajarkan materi ajar maka akan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Plumbon yaitu peserta didik pasif dalam pembelajaran sedangkan guru lebih aktif dalam memberikan informasi dan peserta didik mendengarkan penjelasan guru. Ketika guru sedang menjelaskan materi dengan menggunakan metode ceramah, banyak peserta didik kurang mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Hal ini dapat dikatakan masih kurangnya kegiatan visual dan mendengarkan peserta didik saat pembelajaran berlangsung. Begitu juga saat dilakukan diskusi kelompok kurang seriusnya dalam mengerjakan tugas kelompok yang ditunjukkan dengan mendiskusikan sesuatu hal diluar materi diskusi dan tidak semua anggota kelompok melakukan diskusi hanya beberapa yang mengerjakan tugas yang diberikan. Kegiatan Tanya jawab yang dilakukan oleh guru hanya ditanggapi oleh 3-5 peserta didik dan didominasi oleh peserta didik tertentu. Mengetahui kurangnya keaktifan peserta didik khususnya dalam belajar geografi dilakukan wawancara pada peserta didik di SMA Negeri 1 Plumbon dapat diperoleh keterangan bahwa permasalahan yang ada pada saat berlangsung pembelajaran khususnya dalam belajar geografi adalah kejenuhan, kebosanan dan kurang mengertinya materi yang disampaikan. Kurangnya ketertarikan peserta

4 didik dalam belajar geografi akan berpengaruh pada proses belajar mengajar. Begitu juga keberanian peserta didik dalam bertanya atau mengemukakan pendapat masih merasa malu dan kurangnya kepercayaan diri untuk aktif dalam pembelajaran. Menurut Depdiknas tentang pendekatan kontekstual tahun 2002 menjelaskan bahwa Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dilaksanakan dengan pendekatan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dengan menggunakan metode yang bervariasi. Metode mengajar merupakan cara atau alat untuk menyampaikan materi ajar, hal ini diungkapkan oleh Hasibuan dan Moedjiono (2010, hlm. 3) metode mengajar adalah alat merupakan perangkat alat atau cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar. Dan karena strategi belajar mengajar merupakan arana atau alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar. Oemar Hamalik (2005, hlm. 26) menyatakan bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Metode pembelajaran apapun yang digunakan oleh guru menurut Majid, A. (2005, hlm. 136) hendaknya dapat mengakomodasi menyeluruh terhadap prinsipprinsip pembelajaran, yaitu : 1) Pertama, berpusat pada anak didik (student oriented). Guru harus memandang anak didik sebagai sesuatu yang unik, tidak ada dua orang anak didik yang sama, sekalipun mereka kembar. Suatu kesalahan jika guru memperlakukan mereka secara sama. Gaya belajar (learning style) anak didik harus diperhatikan. 2) Kedua, belajar dengan melakukan (learning by doing). Supaya proses belajar menyenangkan guru harus menyediakan kesempatan kepada anak didik untuk melakukan apa yang dipelajarinya, sehingga ia memperoleh pengalaman nyata. 3) Ketiga, mengembangkan kemampuan sosial. Proses pembelajaran dan pendidikan selain sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan, juga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial (learning to live together).

5 4) Keempat, mengembangkan keingintahuan dan imajinasi. Proses pembelajaran dan pengetahuan harus dapat memancing rasa ingin tahu anak didik. Juga mampu memompa daya imajinasi anak didik untuk berpikir kritis dan kreatif. Kelima, mengembangkan kreativitas dan keterampilan memecahkan masalah. Penggunaan metode yang dapat membantu guru dalam menyapaikan materi ajar, sehingga peserta didik dapat memahami materi ajar serta berperan aktif dalam pembelajaran. Banyak ahli yang mengemukakan berbagai metode pembelajaran. Salah satu metode untuk meningkatkan keaktifan belajar peserta didik adalah metode Everyone Is A Teacher Here seperti yang diungkapkan oleh Suprijono (2013, hlm. 110) bahwa metode Everyone Is A Teacher Here merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individu. Bentuk partisipasi kelas dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif terlibat dalam pembelajaran. Dengan metode Everyone Is A Teacher Here peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Pendapat lain yaitu menurut Silberman, Mel (2009, hlm. 171) menyatakan bahwa metode Everyone Is Teacher Here merupakan strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lain. Metode Everyone Is Teacher Here akan menumbuhkan rasa percaya diri untuk tampil di depan kelas. Pada pelaksanaan metode ini awalnya guru memberikan bahan bacaan, kemudian tiap peserta didik membaca dan memahami isi bacaan yang diberikan oleh guru. Tahap selanjutnya peserta didik menuliskan satu pertanyaan yang ditulis pada kartu yang sudah disiapkan oleh guru. Selanjutnya semua pertanyaan peserta didik dikumpulkan kepada guru, kartu diberi nomor

6 berdasarkan absensi peserta didik. Setiap peserta didik akan memilih satu kartu kemudian menjawab pertanyaan dengan tampil sebagai guru dan menjelaskan jawaban kepada teman-temannya. Penerapan metode Everyone Is Teacher Here peserta didik dapat dilatih untuk menyelesaikan tugasnya secara individu dengan waktu yang singkat. Dalam hal ini dibutuhkan kecakapan peserta didik dalam menjawab pertanyaan. Metode pembelajaran demikian sangat memungkinkan peserta didik untuk belajar bagaimana mengerjakan atau melakukan sesuatu (learning to do), seperti merumuskan ide, membuat simpulan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Peserta didik dengan begitu akan mengalami sendiri dan terlibat langsung secara aktif (baik fisik, intelektual, emosional dan sosial) dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis mengambil judul Penerapan Metode Everyone Is Teacher Here Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Peserta Didik Kelas X IPS 1 Pada Mata Pelajaran Geografi Di SMA Negeri 1 Plumbon Kabupaten Cirebon. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang kontribusi metode Everyone Is Teacher Here dalam pembelajaran Geografi. B. Identifikasi Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

7 1. Keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran masih dianggap rendah dengan dilihat saat berlangsungnya pembelajaran banyak beserta didik yang hanya mendengarkan penjelasan guru, dan ketika diberikan kesematan untuk bertanya hanya beberapa peserta didik yang mengajukan pertanyaan. 2. Peserta didik kurang memahami penjelasan yang diberikan oleh guru, hal ini mengekibatkan peserta didik merasa bosan dengan suasana pembelajaran. 3. Interaksi antara guru dengan peserta didik masih diangkap kurang karena guru yang berperan aktif dalam pembelajaran 4. Keaktifan peserta didik untuk mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan, mendiskusikan tugas kelompok dengan sungguh-sungguh belum nampak dalam pembelajaran. 5. Peserta didik membutuhkan metode baru yang dapat memacu peserta didik untuk aktif dalam pemebelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi yang sedang dipelajarinya dan tidak merasa bosan selama pembelajaran berlangsung. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini: 1. Bagaimana penerapan metode Everyone Is Teacher Here dalam meningkatkan keaktifan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon? 2. Apakah kegiatan visual peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon meningkat setelah menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dalam belajar geografi? 3. Apakah kegiatan lisan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon meningkat setelah menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dalam belajar geografi?

8 4. Apakah kegiatan menulis peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon meningkat setelah menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dalam belajar geografi? 5. Apakah kegiatan mendengarkan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon meningkat setelah menggunakan metode Everyone Is Teacher Here dalam belajar geografi? D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan keaktifan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon melalui penggunaan metode Everyone Is Teacher Here 2. Untuk meningkatkan kegiatan visual peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon melalui penggunaan metode Everyone Is Teacher Here 3. Untuk meningkatkan kegiatan lisan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon melalui penggunaan metode Everyone Is Teacher Here 4. Untuk meningkatkan kegiatan menulis peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon melalui penggunaan metode Everyone Is Teacher Here 5. Untuk meningkatkan kegiatan mendengarkan peserta didik kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Plumbon melalui penggunaan metode Everyone Is Teacher Here E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Pada hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai metode Everyone Is Teacher Here yang dapat digunakan sebagai referensi dalam pengembangan model pembelajaran khususnya pada pembelajaran geografi.

9 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi peserta didik, meningkatnya keaktifan dari segi kegiatan visual, lisan, menulis dan mental dalam pembelajaran peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dhadapi b. Manfaat bagi guru, meningkatnya pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan guru dalam menggunakan metode Everyone Is Teacher Here serta meningkatnya profesionalitas. c. Manfaat bagi sekolah, memberikan kontribusi terhadap peningkatan mutu sekolah melalui peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) d. Manfaat bagi guru lain, sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan proses pembelajaran geografi dengan menggunakan metode Everyone Is Teacher Here. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktuk organisasi skripsi berisi mengenai alur dalam penulisan dari setiap bab sebagai pedoman penyusunan dalam penulisan skipsi ini. Struktur organisasi dalam skripsi ini sebagai berikut: BAB I BAB II Pendahuluan Menguraikan latar belakang masalahpenelitian, indentifikasi masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Kajian Teori Menguraikan berbagai teori yang terkait dengan permasalahan yang diteliti tentang belajar, pembelajaran aktif, metode Everyone Is Teacher Here, penjelasan mengenai penelitian tindakan kelas. Selain teori sebagi panduan dalam melakukan penelitian ini juga terdapat kerangka pemikiran dan hipotesi tindakan.

10 BAB III Metode Penelitian Menjelaskan mengenai beberapa cara yang berkaitan dengan kegiatan ataupun proses yang akan ditempuh peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam bab ini menjelaskan tentang setting penelitian, objek kajian, metode penelitian, penjelasan istilah, rencana tindakan, pengumpulan data, dan indicator keberhasilan dalam penelitian ini. BAB IV BAB V Hasil dan Pembahasan Pada bab ini menjelaskan hasil penelitian yang berisi pengelolaan atau analisis data yang terkait serta didapat dari penelitian dilapangan, yang disesuaikan dengan masalah penelitian berdasarkan teori-teori yang dikaji pada bab sebelumnya. Kesimpulan dan Saran Menguraikan secara singkat atau menyimpulkan hasil penelitian atau jawaban dari rumusan masalah yang diajukan dan memberikan saran yang diberikan dari hasil penelitian.