BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menimba berbagai ilmu. Banyak ilmu dan keterampilan diperoleh

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus

BAB I PENDAHULUAN. karena Bahasa Indonesia termasuk pembelajaran yang utama, terutama di Sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dituangkan melalui bahasa baik, lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu bentuk keterampilan berbahasa, yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Apabila menguasai keempat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Mengingat pentingnya kedudukan dan fungsi Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. mengupayakan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia secara terarah.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran Bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN. belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Proses tersebut sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Bahasa Indonesia. Menurut pendapat Pelly (Haryadi dan Zamzani,

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. menulis guru cenderung menganggap dirinya sebagai sumber utama pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan terjun ke masyarakat. keterampilan yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) dan Penjelasannya, Pasal 3.

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian yang berisikan pentingnya keterampilan menulis bagi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswa dianggap

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pendidikan memberikan pembaharuan pada kurikulumnya dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Adopratama, 2011, hal Depdiknas, Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. dan jenjang pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan saat ini adalah lemahnya para pendidik dalam menggali

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya untuk mencerdaskan kehidupan Bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terkait pada beberapa aspek pengetahuan, salah satunya adalah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu: keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau merupakan catur tunggal, dalam Tarigan (2008:1). Peningkatan keterampilan berbahasa tersebut dilaksanakan secara terpadu, kontekstual, dan fungsional dengan fokus pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara berganti-ganti dan berkesinambungan. Terkait hal ini, menulis karangan juga termasuk di dalamnya. Karena mengarang termasuk bahan kajian dari mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah termasuk bagi jenjang Sekolah Dasar. Bahasa memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan seseorang secara lisan serta menerima pikiran dan perasaan seseorang. Hal tersebut juga berkenaan dengan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui tulisan. Namun yang terpenting dari fungsi bahasa adalah fungsi kreatif atau juga disebut fungsi imajinatif (dalam bahasa Jerman disebut Darstellung Funktion). Perkembangan kehidupan manusia tak dapat dilihat terlepas dari fungsi-fungsi bahasa tersebut. Semua fungsi tersebut dimiliki seseorang secara potensial. Untuk keterwujudannya diperlukan berbagai kondisi lingkungan yang menyulutnya, yakni suatu ajakan yang dapat merangsang kecenderungan yang dapat mewujudkan secara nyata potensi manusia menjadi kenyataan. Mengarang termasuk bagian dari keterampilan berbahasa yang disebut menulis. Sedangkan menulis adalah kemahiran berbahasa yang keempat. Hal yang 1

2 pertama adalah mendengar, kedua adalah berbicara, ketiga adalah membaca, dan yang keempat tentunya adalah menulis. Keterampilan berbahasa adalah kekuatan nalar atau logika yang sangat sejajar. Biasanya orang-orang yang logikanya baik dapat diduga kemampuan berbahasanya baik. Tetapi, bila orang yang berbahasa verbal (lisan) itu baik belum tentu bahwa berbahasa tulisannya (grafis) juga baik. Dalam hal menulis, perlu kekuatan-kekuatan dari segi penguasaan simbol-simbol grafis seperti titik, koma, tanda tanya, tanda seru, tanda kutip, dan lain-lain. Karena itu, orang yang bagus bicaranya belum tentu bagus tulisannya. Sehingga,, menulis tergolong keterampilan bahasa (language skill) yang tersulit. Tidak mudah melakukannya. Allah S.W.T mengajarkan manusia untuk membaca dan menulis. Perintah ini secara eksplisit dapat disimak dalam Q.S. 96:1-5 sebagai berikut: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Dalam Iqra perintah membaca ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Perintah membaca ini tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad S.A.W semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah kemanusiaan. Kemudian, perintah menulis di dalam Al-qur an tercantum dalam Q.S. 68:1-3 yang terjemahannya sebagai berikut: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, berkat nikmat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. Dengan demikian, membaca dan menulis ibarat dua sisi mata uang. Satu dan lainnya saling menunjang peran dan fungsi masing-masing. Membaca dan menulis merupakan pekerjaan besar bagi orang-orang berperadaban. Mengarang menurut Sujito (dalam Buletin Pusat Perbukuan, 2005:38) pada prinsipnya adalah

3 bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan. Penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Pengertian mengarang menurut The Liang Gie (2002:3) adalah Segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami. Sejalan dengan pengertian di atas Byrne (dalam Haryadi dan Zamzami) mengemukakan bahwa: Mengarang pada hakikatnya bukan sekadar menulis simbol-simbol grafis sehingga terbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat menurut peraturan tertentu, akan tetapi mengarang adalah menuangkan buah pikiran kedalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang merangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil (1979:76). Pembelajaran mengarang di Sekolah Dasar memberikan keterampilan bagi siswa dalam menulis, dengan kata lain pembelajaran mengarang mutlak diperlukan di Sekolah-sekolah Dasar. Namun kenyataannya pembelajaran mengarang kurang mendapat perhatian serius. Berdasarkan kenyataan di lapangan Tarigan (1979:186-187) mengemukakan bahwa: Pengajaran mengarang belum terlaksana dengan baik di Sekolah Dasar. Kelemahan terletak pada cara guru mengajar. Umumnya kurang dalam variasi, tidak merangsang siswa berpikir dan berimajinasi juga kurang dalam frekuensi. Pembahasan karangan siswa kurang dilaksanakan oleh guru. Siswa sendiri menganggap mengarang tidak penting atau belum mengetahui peranan mengarang bagi kelanjutan studi mereka. Berikut kajian empiris pembelajaran mengarang di SD 1 Kalirejo Kudus, adapun kelemahan-kelemahan yang dilakukan guru adalah sebagai berikut: 1. Guru kurang mengkondisikan ruang belajar 2. Pada kegiatan awal, apersepsi yang diberikan guru kurang mewakili isi dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Pada kegiatan inti, guru kurang menjelaskan secara detil tentang berbagai jenis karangan dan langkah-langkah menulis karangan. 4. Pada kegiatan mengarang, siswa banyak yang merasa kesulitan dalam memunculkan ide/gagasan, mengkaitkan antara gagasan dalam menyusun kerangka karangan, dan mengembangkan kerangka karangan tersebut. Hal ini disebabkan karena guru kurang memberikan cara yang cepat dan tepat dalam memunculkan

4 ide/gagasan, membuat kaitan antara gagasan dalam menyusun kerangka karangan, sehingga anak cenderung melihat pekerjaan temannya. Namun, kenyataan yang dijumpai di lapangan, siswa masih pasif dalam pembelajaran mengarang bahasa Indonesia. Siswa belum mencapai hasil yang maksimal. Hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya praktek pembelajaran masih menggunakan model konvensional dan penggunaan media yang masih kurang. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Walaupun para siswa sudah melaksanakan proses pembelajaran dengan baik tetapi tingkat penguasaan siswa pada materi pelajaran bahasa Indonesia masih sangat rendah. Realitas menunjukkan bahwa berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari SD 1 Kalirejo, sebagian siswa mengalami kesulitan dalam mata pelajaran mengarang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan prestasi belajar bahasa Indonesia materi mengarang siswa kelas V yang masih berada di bawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 67. Siswa yang nilainya di atas KKM hanya 3 siswa atau (10%). Sedangkan 27 siswa atau (90%) masih memperoleh nilai di bawah KKM, sehingga nilai rata-rata kelas rendah. Untuk memperbaiki hal tersebut maka, sebaiknya guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan memberikan dorongan pada guru dalam menyampaikan pembelajaran lebih efektif, lebih menyenangkan sehingga siswa lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Maka pada penelitian ini peneliti menekankan upaya untuk melihat hasil penerapan metode pembelajaran mengalirkan bayangan (Image Streaming) untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa. Guna menunjang efisiensi dan efektivitas penggunaan metode pembelajaran yang dimaksud, maka penulis ingin menerapkan metode pembelajaran Image Streaming agar pembelajaran dapat berlangsung secara menyenangkan (enjoyful learning). Menurut Wenger (2003) Metode Image Streaming adalah kegiatan membiarkan bayang-bayang hadir dan muncul di hadapan mata pikiran Anda tetapi tidak memutuskan secara sadar isi bayangan

5 tersebut. Dan sementara anda melihat bayang-bayang tersebut, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam atau pendengar) isi bayangbayang tersebut dengan detil inderawi bertekstur kaya. Pengaliran bayangan menyebabkan beberapa bagian otak dan pikiran bekerja sama lebih erat. Integrasi ini membangun keseimbangan, memperkuat titik lemah, dan dengan cepat meningkatkan kekuatan intelektual (dan estetik), termasuk subjek-subjek akademis yang terkait. Sehingga pembelajaran mengarang lebih bemakna. Berdasarkan dari permasalahan yang ada di lapangan, untuk meningkatkan kemampuan mengarang bahasa Indonesia, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Pembelajaran Mengalirkan Bayangan (Image Streaming) untuk Meningkatkan Kemampuan Mengarang Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas V SD 1 Kalirejo Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014 B. Rumusan Masalah Dari permasalahan yang muncul pada saat pembelajaran, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang menjadi fokus kajian dalam penelitian adalah bagaimana metode pembelajaran mengalirkan bayangan (Image Streaming) dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa kelas V SD 1 Kalirejo Kudus Tahun Pelajaran 2013/ 2014? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui hasil penerapan metode mengalirkan bayangan (Image Streaming) dalam materi mengarang pada siswa kelas V SD 1 Kalirejo Kudus Tahun pelajaran 2013/2014. D. Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penelitian yang membahas tentang penerapan metode mengalirkan bayangan (Image Streaming) dalam materi mengarang ini adalah sebagai berikut:

6 1. Bagi Siswa Sebagai pemberi motivasi agar mereka lebih kreatif lagi dalam menuangkan ide, gagasan, serta pikirannya dalam bentuk tulisan. 2. Bagi Guru Memberikan alternatif pilihan penggunaan metode pembelajaran dalam materi mengarang bahasa Indonesia, sehingga guru bisa lebih kreatif juga inovatif dalam mengembangkan dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik diterapkan di kelas sehingga target pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dapat dicapai. 3. Bagi Sekolah Sebagai kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang dijadikan tempat penelitian dengan menerapkan berbagai metode yang menunjang demi keberhasilan dalam pembelajaran. 4. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan sebagai bekal untuk meningkatkan profesionalisme sebagai calon guru dimasa akan datang yang ingin mengetahui tingkat efektivitas metode Image Streaming dalam pengajaran mengarang.