PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL HADI TAHUN PELAJARAN 2008/2009

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik memerlukan suatu sistem pendidikan yang memberikan

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran menulis di

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembelajaran merupakan suatu proses belajar seseorang untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan peserta didik aktif dalam kegiatan berbahasa secara lisan.

2015 KEEFEKTIFAN MODEL SOMATIS, AUDITORIS, VISUAL, INTELEKTUAL (SAVI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. karangan terutama karangan narasi. Data yang diperoleh juga menunjukkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek dasar, yaitu berbicara, menyimak, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BSNP 2006a (dalam Sufanti, 2010: 7) mata pelajaran bahasa

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

K BAB I PENDAHULUAN

bercerita kurang mendapat perhatian. Padahal, dari kegiatan bercerita itu akan membantu anak didik meningkatkan pengetahuan dan daya pikirnya.

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENGEMBANGKAN KARANGAN NARASI BERDASARKAN PENGALAMAN PRIBADI OLEH SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi di tengah-tengah pergaulan dan interaksi sosial. Melalui penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN TANDA BACA DAN HURUF KAPITAL PADA TEKS IKLAN BROSUR PENAWARAN BARANG ATAU JASA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di SMP Negeri 45 Bandung, kegiatan menulis tampaknya belum begitu

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKS ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GATAK SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizky Ananda Oktaviani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pradopo (1988:45-58) memberi batasan, bahwa karya sastra yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap

Naskah Publikasi. Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

MAKAKALAH Oleh : Sari Napitapulu

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap tatanan sosial, politik, ekonomi, seni budaya,

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sering dihadapi guru-guru yaitu metode yang digunakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang perlu mempelajari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Swie Indarti, 2013

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

YUNICA ANGGRAENI A

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 JATIPURO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2008/ 2009

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN MEDIA GAMBAR BERITA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GEMOLONG TAHUN PELAJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan. Oleh: L A S M I N I A

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Seorang pembaca teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, maka mau tidak mau sang pembaca harus membayangkan peristiwa yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

Transkripsi:

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM AL HADI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Oleh: ABDULAH JAINURI A310050154 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia dapat mengerti dan memahami berbagai ilmu pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan sejak kecil karena seorang anak tidak akan mendapatkan ilmu tanpa adanya kesempatan untuk belajar. Dengan adanya kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang anak dapat terpenuhi kebutuhan pendidikannya secara utuh. Selain itu, perlu adanya sistem pendidikan yang baik dan memperhatikan kebutuhan setiap individu. Sistem pendidikan yang baik seharusnya diterapkan oleh semua instansi pendidikan agar anak didik benar-benar dapat menuntut ilmu secara maksimal. Selain itu, pendidik juga harus bersikap professional agar benar-benar mampu membimbing siswa untuk menjadi manusia yang berkualitas. Permasalahan pendidikan selalu dianggap penting di seluruh negara baik di negara maju, berkembang, maupun negara yang baru merdeka. Pendidikan selalu diutamakan karena dengan pendidikan yang baik, sumber daya manusia yang dimiliki akan lebih berkualitas dan hal tersebut sangat berguna dalam pembangunan suatu negara. Setiap aspek kehidupan baik aspek ekonomi, kesehatan, komunikasi, hukum, dan aspek lainnya selalu membutuhkan ilmu pengetahuan masing-masing dan dari sinilah aspek pendidikan sangat

diperlukan. Seperti halnya di negara lain, negara Indonesia sangat memperhatikan aspek pendidikan khususnya di jalur sekolah. Berbagai inovasi pendidikan diolah menjadi sebuah kurikulum yang bermutu agar nantinya dapat digunakan dalam menunjang kelancaran kegiatan pendidikan. Dewasa ini sistem pendidikan di negara Indonesia yang disusun sudah sangat baik, namun masih belum dapat dilaksanakan secara merata. Banyak sekolah yang tidak mampu menerapkan kurikulum yang bermutu hanya karena tidak tersedianya fasilitas sekolah. Faktor biayalah yang menghambat tercapainya pendidikan yang berkualitas. Di lain pihak, sekolah yang memiliki fasilitas lengkap terkadang kurang dimanfaatkan secara maksimal oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan di masa mendatang. Berdasarkan fenomena di atas, kita tentunya akan merasa kecewa karena ternyata pendidikan yang kita laksanakan selama ini belum mampu memenuhi kebutuhan akan ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan. Semua ilmu pengetahuan pada dasarnya berguna bagi kehidupan. Sama halnya ilmu lain, ilmu bahasa juga memiliki peran penting dalam kehidupan. Dengan menguasai ilmu bahasa, seorang pembicara dapat memengaruhi masyarakat luas dan mengejak mereka mengikuti apa yang diinginkan oleh pembicara tersebut. Selain itu, ilmu bahasa juga memiliki peran krusial dalam menjaga kelestarian budaya. Manusia dapat mengembangkan dan melestarikan budaya dengan mengajarkan kepada orang lain melalui bahasa.

Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dihindari karena setiap hari semua orang akan menggunakannya untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama, maka akan memudahkan individu untuk menyampaikan pesan kepada yang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk melangsungkan hidupnya, maka mau tidak mau seseorang harus menggunakan bahasa. Selain itu, bahasa sangat penting untuk menyatukan seluruh manusia seperti halnya di Indonesia yang memiliki wilayah yang berpulau-pulau dan dipisahkan lautan. Bahasa Indonesia selain berfungsi sebagai bahasa pemersatu juga berfungsi sebagai bahasa nasional yang harus kita jaga dan lestarikan. Salah satu upaya dalam menjaga dan melestarikan bahasa adalah dengan menggunakannya dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan. Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini menyangkut aspek kebahasaan, yaitu mengenai penulisan karangan narasi. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2001: 136). Dari definisi tersebut dapt diketahui bahwa narasi menitik beratkan pada aspek peristiwa dan urutan waktu. Peneliti menetapkan lokasi penelitian di SMP Islam Al Hadi karena sekolah tersebut belum lama berdiri dan sebagian dari siswa belum mampu menulis narasi dengan benar. Siswa masih belum dapat memahami hakikat

karangan narasi. Hal ini dapat dilihat dari tiga komdisi karangan narasi siswa sebelum dilaksanakan penelitian. Kondisi 1 Malin Kundang Pada jaman dahulu ada cerita bernama Malin Kundang. Malin dan ibunya tinggal berdua. Pada saat Malin masih kecil Malin suka membantu ibunya dan suka menolong temannya. Ia ramah dan disenangi temantemannya. Sepuluh tahun kemudian ia sudah besar. Dan dia ijin pada ibunya ingin menceri pekerjaan. Dia lalu menikah dengan seorang manita. Dia menumpang kapal seorang kapten. Dia lalu kembali ke pulau ibunya. Tetapi Malin tidak mengakui Ibunya. Ibunya mengutuk Malin jadi batu. Malin lalu jadi batu. Rohma Dhona P.P. 26 VII C Kondisi (1) karangan di atas menunjukkan bahwa siswa masih belum mampu menulis karangan narasi dengan baik. Siswa tidak dapat menceritakan kejadian dengan lengkap dan rinci. Selain itu, siswa masih belum mampu mengungkapkan kejadian dengan urutan yang benar.. Siswa masih belum mampu menceeritakan setting kejadian secara lengkap. Siswa hanya mampu menceritakan lokasi kejadian hanya secara umum dan kurang rinci. Siswa juga belum mampu menceritakan waktu kejadian dengan baik. Kondisi 2 Malin Kundang Pada suatu hari hiduplah Malin Kundang. Maling Kundang hidup dengan ibunya di rumah. Malin Kundang lalu merantau uuntuk bekerja. Malin Kundang menaiki kapal yang dikemudikan kapten. Dia menikah dengan anak pedagang. Dan Malin Kundang menaiki kapal ke pulau tempat ibunya. Malin Kundang tidak mengakui kalau dia ibunya. Ibunya mengutuknya jadi batu.

Irvan Handoko 16 VII D Kondisi (2) karangan di atas menunjukkan bahwa siswa masih belum dapat menulis karangan narasi dengan baik. Siswa belum mampu menceritakan tokoh cerita dengan benar. Siswa belum dapat menceritakan setiap kejadian secara utuh. Dalam hal ini, siswa hanya menceritakan kejadian demi kejdaian secara garis besar. Siswa masih kesulitan menceritakan setting setiap kejadian. Siswa masih belum dapat menceritakan waktu kejadian dan lokasi yang melatarbelakangi peristiwa dengan jelas dan detil. Siswa belum dapat menceritakan kejadian dengan urutan yang benar. Siswa masih kesulitan dalam menghubungkan setiap kejadian. Kondisi 3 Malin Kundang Pada suatu hari hiduplah Malin Kundang dan ibunya di sebuah desa. Di rumah itu mereka hidup berdua. Malin Kundang pamit kepada ibunya dan merantau dan menaiki sebuah kapal. Di kapal itu ada laki-laki yang mengendarai kapal. Malin Kundang bekerja lalu menikah dengan wanita. Malin Kundang pul;ang ke rumahnya. Ibunya menangis karena Malin Kundang tidak mengakui ibunya. Ibunya mengutuk Malin Kundang menjadi batu raksasa. Dwi Dhaya 12 VII E Kondisi.(3) karangan di atas menunjukkan bahwa siswa masih belum dapat menulis karangan narasi dengan baik. Siswa belum mampu menceritakan setiap kejadian secara utuh dan terperinci. Siswa hanya mampu menceritakan kejadian secara garis besar. Siswa belum dapat menceritakan

setting kejadian secara lengkap. Dalam hal ini, siswa belum dapat menceritakan waktu kejadian dan lokasi kejadian dengan jelas. siswa juga belum dapat menggambarkan karakteristik setiap tokoh dengan jelas. berdasarkan contoh kondisi karangan siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian siswa masih belum dapat membuat karangan narasi dengan benar. Peneliti mencoba memanfaatkan media audio visual dalam membantu siswa agar lebih mudah memahami teknik penulisan karangan narasi. Media audio visual sangat cocok untuk membantu siswa dalam menulis narasi karena dengan melihat media audio visual siswa akan memiliki gambaran yang lebih fokus dan terperinci tentang peristiwa yang telah disaksikan sehingga dapat menuliskannya dengan mudah. B. Identifikasi Masalah Kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP Islam Al Hadi pada dasarnya masih rendah. Rendahnya kemampuan tersebut disebabkan karena metode pembelajaran yang digunakan selama inii belum dapat membantu siswa secara maksimal. Metode yang digunakan selama ini hanya menggunakan metode ceramah atau bercerita. Dalam hal ini, guru membaca buku cerita selanjutnya siswa menulis karangan narasi berdasarkan informasi yang telah mereka dengar. Dengan metode ini siswa tidak dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya karena hanya mengandalkan indera pendengaran. Dari situasi tersebut peneliti menawarkan media audio visual untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi.

Dengan media ini siswa akan mendapatkan informasi lebih banyak dan lebih mudah karena media ini menyajikan informasi dalam bentuk gambar dan suara. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan mengenai segala hal yang akan diteliti tidak meluas. Selain itu, pembatasan masalah sangat penting agar pembahasan dalam penelitian ini dapat lebih fokus, terarah, dan mendalam. Pembahasan masalah dalam penelitiqan ini dibatasi hanya pada pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa kelas VII SMP Islam Al Hadi tahu pelajaran 2008/2009. D. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang perlu dibahas. 1. Bagaimana implementasi pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas VII SMP Islam Al Hadi? 2. Apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual? 3. Bagaimana persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan media audio visual untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi?

E. Tujuan Penelitian Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan implementasi pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual pada siswa kelas VII SMP Islam Al Hadi. 2. Menjelaskan apakah siswa dapat menguasai materi dengan baik setelah mengikuti pembelajaran kemampuan menulis narasi dengan memanfaatkan media audio visual. 3. Memaparkan persepsi dan kesan siswa terhadap pemanfaatan media audio visual.untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan media audio visual dalam meningkatkan kemampuan menulis narasi pada siswa. b. Menambah khasanah ilmu pengetahuan bahasa khususnya dalam bidang menulis narasi. c. Menambah wawasan mengenai pemanfaaatan media audio visual sehingga dapat digunakan dalam penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis a. Memahami langkah-langkah dalam menerapkan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran.

b. Memberi kemudahan kepada siswa dalam menulis karangan narasi berdasarkan media audio visual. c. Memberi kemudahan kepada guru dalam mengajarkan materi terutama dalam menulis narasi.