BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Acquired Immunice Deficiency Syndrome atau AIDS merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membuat hal tersebut menjadi semakin bertambah buruk.

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB I PENDAHULUAN. Menurut (Nugroho. T, 2010: 94) Aquired Immune Deficiency Syndrome

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinfeksi

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit

Persoalan dan strategi penting

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN orang orang orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh menurunnya daya tubuh akibat infeksi oleh virus HIV

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

2015 INTERAKSI SOSIAL ORANG D ENGAN HIV/AID S (OD HA) D ALAM PEMUD ARAN STIGMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. (HIV-AIDS) merupakan masalah kesehatan global karena penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara-negara berkembang. HIV dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

# kasus terbanyak ditemukan pada kelompok risiko tinggi termasuk pengguna narkoba suntik (penasun), pekerja seks dan pasangan/ pelanggannya, homoseksu

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB 1 LATAR BELAKANG. mengenai keberadaan AIDS dan virus HIV belum terlalu berkembang. Namun,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENYULUHAN MASYARAKAT PEDULI AIDS BAGI KELOMPOK PKK RT/DAWIS SE-KECAMATAN BRINGIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. berbagai lapisan masyarakat dan ke berbagai bagian dunia. Di Indonesia,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, salah satunya HIV/AIDS. Laporan kementerian kesehatan, sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN NOMOR : KEP- 75 /DJ-PPK / IX /2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang. Kebahagiaan autentik

Lampiran 1. Lembar Persetujuan Menjadi Informan (Inform Concent)

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah untuk menampung orang-orang yang melanggar

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muncul melalui proses evaluasi masing-masing individu terhadap kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. Para ilmuwan meyakini bahwa HIV/AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Setelah kurang lebih lima hingga sepuluh tahun, HIV ini dapat berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS DI KELAS XI SMA YADIKA CICALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sebuah sindrom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi kerja, penyedian

STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KONSELOR VCT DALAM MENINGKATKAN KESADARAN BEROBAT PADA PASIEN HIV DI RSUD KABUPATEN KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. serta proses-prosesnya, termasuk dalam hal ini adalah hak pria dan

1 DESEMBER HARI AIDS SE-DUNIA Stop AIDS: Akses untuk Semua! Mardiya. Kondisi tersebut jauh meningkat dibanding tahun 1994 lalu yang menurut WHO baru

2015 KAJIAN TENTANG SIKAP EMPATI WARGA PEDULI AIDS DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS SEBAGAI WARGA NEGARA YANG BAIK

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. Deficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit mematikan di dunia yang kemudian menjadi wabah internasional atau bencana dunia sejak pertama kehadirannya adalah HIV/AIDS.Sejak pertama kali dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 1981, HIV/AIDS telah berkembang luas diseluruh dunia, sehingga menjadi masalah kesehatan yang utama di dunia (Departemen Kesehatan, 2006). Berdasarkan laporan dari badan untuk penanggulangan HIV/AIDS atau UNAIDS, Indonesia berada diurutan nomor satu diantara negara-negara Asia terkait dengan tingkat laju epidemik HIV (Departemen Kesehatan, 2006). Angka- angka penderita HIV/AIDS yang dilaporkan adalah angka perkiraan, bukan angka sesungguhnya.jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia ibarat gunung es (Iceberg Phenomenon) sebab belum semua kasus HIV/AIDS terdeteksi dengan baik (Departemen Kesehatan, 2006).Jumlah kasus baru AIDS di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bila pada tahun 2005 hanya ada 2.638 kasus AIDS baru, tahun 2006 jumlahnya bertambah menjadi 2.873 kasus, naik lagi menjadi 2.974 pada tahun 2007 dan menjadi sebanyak 4.969 kasus baru pada 2008. Menurut data dari Komisi Penanggulangan AIDS Nasional hingga Maret 2009 secara kumulatif kasus AIDS yang terdeteksi sebanyak 16.964 kasus. Jumlah ini bukan jumlah sebenarnya, diperkirakan jumlah kasus sesungguhnya sebanyak 169.230 sampai 216.820 kasus (Surya, 2009).

Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa jumlah pengidap HIV/AIDS selalu meningkat bahkan banyak diantara orang dengan HIV/AIDS yang kemudian meninggal.banyaknya korban jiwa akibat HIV/AIDS disebabkan karena HIV sebagai virus penyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan penurunan kekebalan tubuh penderitanya.virusvirus tersebut memanfaatkan kesempatan (opportunity) yang diberikan sistem kekebalan tubuh yang rusak, sehingga menyebabkan infeksi oportunistik (Murni, Green, Djauzi, Setyanto dan Okta, 2009). Ketika infeksi yang terjadi semakin parah, maka orang dengan HIV/AIDS dikategorikan mengidap AIDS. Orang yang terinfeksi HIV atau yang mengidap AIDS tersebut biasa disebut dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Selain dapat menyebabkan kematian, HIV/AIDS juga memunculkan berbagai masalah psikologis seperti ketakutan, putus asa yang disertai dengan prasangka buruk dan diskriminasi dari orang lain yang kemudian dapat menimbulkan tekanan psikologis (Green dan Setyowati, 2004). Meskipun perkembangan teknologi dan pengetahuan kedokteran telah berkembang sangat pesat, sehingga saat ini masih belum ditemukan vaksin atau obat yng menyembuhkan AIDS. Obat antiretroviral (ARV) yang selama ini diberikan hanya mampu memperpanjang hidup ODHA, tetapi tidak dapat menyembuhkan infeksi HIV.Pengobatan ini harus dipakai terus menerus sepanjang kehidupan ODHA.Hal ini tentu membawa dampak sosial dan psikologis pada penderita maupun masyarakat (Sarunggallo, 2009).

Secara umum penderita HIV/AIDS harus berhadapan dengan masalah yang dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu menghadapi masalah kesehatan yang berkaitan dengan akibat dari virus HIV, menghadapi kemungkinan akan datangnya kematian yang cepat. Menghadapi reaksi ia lain, terutama masyarakat umum sehubungan dengan stigma dan diskriminasi terhadap HIV/AIDS (Sarunggallo, 2009). Sampai saat ini sikap diskriminasi dan stigmatisasi terhadap penderita HIV/AIDS masih melekat pada masyarakat.stigma ini tidak bersifat sementara, ini mengikuti penderita HIV/AIDS sepanjang hayat karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkannya.banyak anggota masyarakat yang menolak atau menghindari berinteraksi, bersentuhan dan berurusan dengan pengidap HIV/AIDS. Terdapat banyak berita yang mengatakan bahwa orang yang HIV positif dan pengidap AIDS didiskriminasi dan dilayani secara negatif oleh masyarakat (Sarunggallo, 2009). Diskriminasi yang diperoleh dari banyak pihak akan semakin menambah beban yang dipikul oleh orang dengan HIV/AIDS karena sebenarnya orang dengan HIV/AIDS sudah terbebani oleh tanggung jawab terhadap tubuhnya sendiri. Stigma negatif dan diskriminasi yang dialami orang dengan HIV/AIDS dapat memberikan efek negatif pada harga diri, memengaruhi penyesuaian diri, sosial, dan kesejahteraan (Mohammad, 2002).Stigma dan diskriminasi ini terjadi karena penyebaran penyakit ini yang sebagian besar terjadi melalui hubungan sesama jenis, hubungan seksual

dengan pekerja seksual, berganti-ganti pasangan, melacurkan diri atau dari pengguna narkoba yang dianggap melanggar nilai moral, agama dan sosial. Hal ini mengakibatkan banyak orang dengan HIV/AIDS yang merahasiakan statusnya.perhatian orang dengan HIV/AIDS bertumpu pada perubahan identitas dan harga diri yang berkaitan dengan makna dan akibat dari perubahan statusnya. Meskipun dapat menghindari stigma dan diskriminasi, orang dengan HIV/AIDS akan mendapatkan efek negatif dari tindakan tersebut. Orang dengan HIV/AIDS tidak dapat lari pada rasa malu, rasa bersalah, rasa takut dan sedih. Orang dengan HIV/AIDS juga tidak mendapatkan dukungan sosial, lambat berusaha untuk mendapatkan perawatan, tidak melibatkan diri pada aktivitas sosial dan pekerjaan sebagai usaha untuk menghindari orang lain mengetahui status HIV positif dirinya. Orang dengan HIV/AIDS mengalami tekanan emosi yang berat karena terpaksa menjalani kehidupan orang normal dan sehat tetapi sebenarnya sakit dan tidak normal. Keterbukaan hubungan dengan kualitas yang lebih baik dalam dukungan sosial, harga diri yang lebih baik, dan level depresi yang lebih rendah (Sarunggallo, 2009). Banyaknya permasalahan dan konsekuensi yang ditanggung oleh orang dengan HIV/AIDS menimbulkan berbagai pertanyaan seputar kesehatan mentalnya.penjelasan di atas menunjukkan bahwa menjadi penderita HIV/AIDS menyebabkan dampak psikologis disebabkan kondisi fisik dan stresor sosialnya sehingga tidak bisa mencapai kondisi psikologis

yang sehat, yang berarti pula tidak mampu mencapai kesejahteraan psikologis (Psychological Well Being). Psychological Well Being disini adalah suatu kondisi psikologis yang sehat yang ditandai dengan adanya kemampuan seseorang untuk menerima dirinya apa adanya, mampu membentuk hubungan dengan orang lain, memiliki otonomi, memiliki tujuan hidup, mampu menguasai lingkungan eksternal serta mampu merealisasikan potensi dirinya (Ryff, 1989). Bila seseorang tidak mencapai kesejahteraan psikologis maka dia tidak akan berfungsi dengan baik dalam masyarakat. Hasil wawancara ditemukan bahwa subjek mengalami ketakutan dan keputusasaan ketika mengetahui bahwa dirinya terinfeksi HIV.Ketakutan tersebut berimbas pada kesehatan selanjutnya dan muncul karena kurangnya informasi tentang HIV/AIDS itu sendiri.butuh waktu yang cukup lama untuk subjek dapat menerima kondisinya positifnya.meskipun mengalami gangguan psikologis seperti ketakutan dan keputusasaan diawal diagnosa HIV, seiring dengan penerimaan diri dan penyesuaian yang dilakukan, subjek dapat kembali merasakan bahagia. Subjek bisa survive dengan kondisi positifnya, bahkan kini subjek telah menjadi konselor disalah satu tempat rehabilitasi narkoba di Surabaya, (Hasil wawancara pada tanggal 15 Mei 2013). Dengan berbagai macam permasalahan dan konsekuensi yang ditanggung oleh orang dengan HIV/AIDS menimbulkan berbagai pertanyaan seputar kesejahteraan psikologis orang dengan HIV/AIDS. Bagaimana seseorang penderita HIV/AIDS dapat mencapai Psychological Well Being

ditengah-tengah persoalan yang dihadapinya. Penelitian tentang Psychological Well Being penting untuk dilakukan karena nilai positif dari kesehatan mental yang ada di dalamnya membuat seseorang untuk mengidentifikasi apa yang hilang dalam hidupnya. Hal inilah yang melatarbelakangi peneliti untuk meneliti bagaimana gambaran Psychological Well Being pada orang dengan HIV/AIDS. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang di atas, maka fokus penelitian yang hendak diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana gambaran Psychological Well Being pada orang dengan HIV/AIDS. C. Keaslian Penelitian Sebuah penelitian oleh Maulina (2011) dengan judul Hubunganantara Religiusitas denganpsychological Well BeingPada Lansia.Dari hasil analisis data diketahui Psychological Well Beingdan religiusitas terlihat adanya hubungan positif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan Psychological Well Beingpada lansia. Sebuah penelitian oleh Adhyatman dan Yuniardi (2010) dengan judul Pengaruh Group Positive Psychotherapy terhadappsychological Well BeingpadaMahasiswa.Hasilnya dapat disimpulkan ada perbedaan skor pretest dan post-test pada kelompok eksperimen yang signifikan.hal tersebut membuktikan bahwa Group Positive Psychotherapy dapat menjadi suatu alternatif untuk meningkatkan Psychological Well Beingmahasiswa.

Sebuah penelitian oleh Sarungallo (2009) Hubungan Dukungan Sosial Dengan Psychological Well BeingPada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).Dari hasil analisis data penelitian dukungan sosial dengan Psychological Well Being menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara dukungan sosial denganpsychological Well Being. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini adalah Psychological Well Being pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA).Persamaannya dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama mengangkat tema tentang Psychological Well Being.Sebaliknya, perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengambil subjek orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ada di Surabaya,dan menggunakan metode kualitatif. D. TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan Psychological Well Being orang dengan HIV/AIDS. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan pengembangan psikologi klinis terutama dalam ranah Psychological Well Being. 2. Secara praktis, penelitian ini berguna bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA), penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan agar dapat mencapaipsychological Well Being ditengah-tengah persoalan yang dihadapinya.

F. Sistematika Pembahasan Pembahasan skripsi ini dibagi menjadi 5 (lima) bab, yang tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab, disusun sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, keaslianpenelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika pembahasan. Bab II: Kajian pustaka, berisi penjelasan secara rinci meliputi: pembahasan teori yang berisikan: HIV/AIDS: pengertian HIV/AIDS, cara penularan HIV/AIDS, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), pengobatan HIV/AIDS. Psychological Well Being: Pengertian Psychological Well Being, dimensi Psychological Well Being, faktor-faktor yang mempengaruhi Psychological Well Being. Bab III: Metode penelitian menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian, subyek penelitian, prosedur pengumpulan data dan analisis data. Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan: memaparkan hasil penelitian yaitu berupa data-data yang telah diperoleh selama penelitian, baik berupa data primer dan skunder. Bab V: Penutup meliputi kesimpulan dan saran sebagai bagian akhir dari penelitian ini.