PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG S K R I P S I

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP DISIPLIN KERJA GURU DI SMK PASUNDAN 3 BANDUNG

PENGARUH MOTIVASI CAMAT TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI KECAMATAN BONTANG UTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tempat yang dipilih sebagai objek penelitian adalah PT Komatsu

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN PADA PT TRADE SERVISTAMA INDONESIA-TANGERANG

BAB III METODE PENELITIAN. Utama Bandung. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah karyawan PT

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN ADMINISTRASI DI UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG

MOTIVASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT. SIGMA UTAMA PALEMBANG. Reva Maria Valianti *) Abstrak

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BANDUNG

JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin agar tujuan yang akan dicapai dapat terlaksana dengan baik.

KONTRIBUSI SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU (Pada SMAN Se-Kabupaten Indragiri Hulu Propinsi Riau)

PENGARUH PERAN KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KARYAWAN PADA PT ASTRA GRAPHIA. Senny Handayani, Siti Aisyah

KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI KEPALA SEKOLAH DENGAN GURU PENGARUHNYA TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU. Abstark

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin seakan-akan dapat mengelola tanpa susah payah, pada dasarnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. serta tertulis dalam lembar judul di awal, maka dapat diketahui bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. menarik kesimpulan sebagai berikut: 2. Tingkat prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bantul Manunggal tahun

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

BAB I PENDAHULUAN. Maka seorang pemimpin selain perlu memikirkan gaya kepemimpinannya, dia

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional.

BAB 3 METODA PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan cara atau metode yang benar dalam penelitian tersebut.

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dianalisis berdasarkan prosedur statistik. 1. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Juni-7 Juli 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. Kantor PLN Limboto Gorontalo, Jln. jendral sudirman kelurahan kayu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian korelasional dengan. B. Variabel Penelitian

PERANAN PERHATIAN ORANGTUA TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR PADA SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH 1 SALAM

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERENCANAAN DAN PENEMPATAN PEGAWAI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU

Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua terhadap Kemampuan Mengemukakan Pendapat Anak di Dusun Losari Randusari Argomulyo Cangkringan Sleman

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG. Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field study research) yakni

BAB III DESAIN PENELITIAN. emosional (emotional intelligence) pimpinan sebagai variabel X dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. ini sampai selesai, waktu penelitian dimulai tanggal 17 Juli 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

Pendidikan merupakan bagian terpenting untuk setiap individu dengan adanya pembimbing dan yang dibimbing guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU MA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan verifikatif. Penelitian

BAB V PENUTUP. dapat disimpulkan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman PPL terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel Y) : Kinerja. maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit

Hubungan antara Asertivitas Komunikasi Manajer dan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Tingkat Kedisiplinan Kerja Karyawan di CV Merapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, tipe disain penelitian yang digunakan bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini berusaha meneliti suatu fenomena yang terjadi dalam

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang dilakukan dengan uji statistik dengan

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN KUD MARGOREJO KABUPATEN PATI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. dan 11 karyawan perempuan. Masa kerja karyawan adalah minimal 6 bulan Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian menurut Silalahi ( 2010 : 180) yaitu, rencana dan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, dan menggunakan langkah-langkah

JURNAL PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN, DAN JAMINAN K3 TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PABRIK TEMBAKAU PT GELORA DJAJA KERTOSONO

BAB III METODE PENELITIAN. ini dapat diketahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Unit

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Pada Program Studi Manajemen OLEH :

HUBUNGAN MORAL KERJA DENGAN PELAKSANAAN TUGAS GURU SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 3 KOTA PADANG

BAB III. METODE PENELITIAN. penelitian eksploratif (explorative research), penelitian deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. metode eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

SKRIPSI PENERAPAN MODEL HARSEY & BLANCHARD UNTUK MENENTUKAN GAYA KEPEMIMPINAN SUPERVISOR PADA PT. MUFASUFU SEJATI JAYA LESTARI

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH SEMANGAT KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU CABANG TEGAL

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 03 NGLEBAK TAHUN AJARAN 2014/2015

Transkripsi:

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG S K R I P S I Oleh : NAMA : SUYATNO NIM : 100563201126 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 1

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG (Suyatno, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang) Abstrak Gaya kepemimpinan transformasional pada dasarnya sangat baik digunakan dalam memimpin suatu organisasi dengan tujuan adanya perubahan sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Urusan Kurikulum di SMA Maitreyawira, Sepling Paling, S.Si.,M.Pd. pada tanggal 25 Mei 2014 mengatakan bahwa terdapat adanya hambatan dalam berkomunikasi yang mengakibatkan guru merasa kurang diperhatikan, diawasi, sehingga menimbulkan persepsi negatif guru yang berdampak pada motivasi kerja menjadi kurang optimal. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya tugas dan kewajiban di luar sekolah yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah yang kadang sering meninggalkan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya responden memberikan jawaban tidak setuju pada variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dan variabel Motivasi Kerja Guru, sehingga hasil analisis data diperoleh bahwa rendahnya motivasi kerja guru dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Besarnya pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru hanya sebesar 31,8 % sedangkan sisanya 68,2 % dipengaruhi oleh faktor yang lainnya.. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja 2

Latar Belakang Gaya kepemimpinan kepala sekolah menjadi salah satu faktor yang menentukan dalam keberlangsungan dan perkembangan organisasi pendidikan. Untuk mencapai tujuan sekolah, hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan, karena efektivitas seorang pemimpin diukur dari kinerja dan pertumbuhan organisasi yang dipimpinnya serta kepuasan guru terhadap pimpinannya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus dapat mempengaruhi bawahannya untuk melaksanakan tugas yang diperintahkan tanpa paksaan sehingga bawahan secara sukarela akan berperilaku dan berkinerja sesuai tuntutan organisasi melalui arahan pimpinannya. Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya merupakan gaya kepemimpinan transformasional yang menekankan pada pentingnya seorang pemimpin dalam pengembangan visi bersama, memotivasi para bawahan untuk berprestasi, pendistribusian kewenangan kepemimpinan (Danim, 2005: 54). Gaya kepemimpinan yang digunakan oleh kepala sekolah SMA Maitreyawira lebih mengarah ke gaya transformasional karena Kepala Sekolah SMA Maitreyawira dalam memimpin para guru dan stafnya memiliki ciri yang hampir sama dengan cirri-ciri gaya kepemimpinan transformasional, seperti ; dalam memimpin seringkali mengutamakan adanya suatu perubahan dalam system manajemen yang lama yang telah lama dijalankan di SMA Maitreyawira yang selalu berpusat pada aturan-aturan dan perintah langsung dari Yayasan, kepala sekolah dalam memberikan arahan dan petunjuk selalu menggunakan kata-kata yang dapat membangkitkan semangat para guru dan stafnya, serta melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama karena kepala sekolah SMA Maiteyawira memiliki prinsip bahwa tercapainya suatu tujuan organisasi merupakan tanggungjawwab bersama sehingga apa yang dikerjakan akan lebih baik jika dapat dilakukan secara bersama-sama dan dengan kerjasama yang baik. Selain itu, hal yang paling terlihat pada Kepala Sekolah SMA Maitreyawira adalah kreativitas dan kemampuan intelektualnya yang selalu kelihatan cerdas dan mampu untuk melindungi dan memperjuangkan bawahannya. Dengan memperhatikan fenomena ini, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yang nampak pada kepemimpinan Kepala Sekolah SMA Maitreyawira adalah gaya kepemimpinan transformasional. Gaya kepemimpinan transformasional pada dasarnya sangat baik digunakan dalam memimpin suatu organisasi dengan tujuan adanya perubahan sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Urusan Kurikulum di SMA Maitreyawira, Sepling Paling, S.Si.,M.Pd. pada tanggal 25 Mei 2014 mengatakan bahwa terdapat adanya hambatan dalam berkomunikasi yang mengakibatkan guru merasa kurang diperhatikan, diawasi, sehingga menimbulkan persepsi negatif guru yang berdampak pada motivasi kerja menjadi kurang optimal. Hal ini terjadi dikarenakan banyaknya tugas dan kewajiban di luar sekolah yang harus diselesaikan oleh kepala sekolah yang kadang sering meninggalkan sekolah. Selain itu, Kepala sekolah belum secara optimal memotivasi bawahan untuk menjalankan tugas dengan baik. Hal ini tampak pada masih belum optimalnya motivasi kerja guru di SMA Maitreyawira Tanjungpinang. Kaur 3

Kurikulum, Sepling Paling, S.Si.,M.Pd. yang diwawancara pada 25 Mei 2014 mengatakan bahwa belum semua guru bertanggung jawab dalam bekerja seperti kedisiplinan dalam bekerja, masih terdapat beberapa guru terlambat dalam memasuki kelas saat mengajar yang belum sesuai dengan waktu yang ditentukan, kurangnya motivasi guru dalam menggali metode mengajar, serta kurang optimalnya pemanfaatan media pembelajaran. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dan hanya menggunakan buku teks dan media-media konvensional dalam penyampaian materi pembelajaran. Motivasi guru dalam upaya pengembangan potensi diri juga masih kurang optimal. Masih terdapat beberapa guru yang mengalami kesulitan membuat media pembelajaran, Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang peneliti uraikan dan mengingat pentingnya motivasi kinerja guru, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan permasalahan pokok yaitu Kerangka Teori 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional Gaya kepemimpinan transformasional itu sendiri menurut Suharto (2006:16), adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan yang sangat dekat sehingga menimbulkan emosi dan kedekatan yang sangat lain, dan bawahan merasa hormat dan percaya pada pemimpinnya dan termotivasi untuk bekerja lebih dari yang sebenarnya. Menurut Bass yang dikutip Robin (dalam Danim dan Suparno, 2009: 2. Motivasi Kerja Istilah motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi agar tidak adanya guru di SMA Maitreyawira Tanjungpinang yang membuat karya ilmiah, melakukan penelitian pendidikan. Pengembangan potensi guru harus lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan prestasi kerja sehingga dapat menghasilkan output yang berkualitas. Berdasarkan fenomena di atas jelas bahwa masalah yang terjadi sangat berkaitan dengan gaya kepemimpinan kepala Sekolah dan motivasi kinerja guru, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang gaya kepemimpinan Kepala Sekolah dan motivasi kinerja guru di sebuah Sekolah, dengan judul penelitian Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di SMA Maitreyawira Tanjungpinang. Seberapa besar Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kinerja Guru di SMA Maitreyawira Tanjungpinang? 57), terdapat empat macam komponen dalam perilaku kepemimpinan transformasional yaitu : a. Idealized influence (charisma)/ karisma b. Intelctual stimulation/ stimulasi intelektual c. Individulized consideration/ perhatian yang individualisasi 1. Inspirational motivation/ motivasi inspirasional bekerja mencapai tujuan yang ditentukan (Hasibuan, 2006: 141). Pada dasarnya seorang bekerja karena keinginan memenuhi kebutuhan hidupnya. Dorongan keinginan pada diri seseorang 4

dengan orang yang lain berbeda sehingga perilaku manusia cenderung beragam di dalam bekerja. Motivasi merupakan dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ingin di capainya (Uno, 2013: 8). Dapat diartikan bahwa yang dimaksud tujuan adalah sesuatu yang berada diluar diri manusia sehingga kegiatan manusia lebih terarah karena seseorang akan berusaha lebih semangat dan giat dalam berbuat sesuatu. Motivasi kinerja adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan luar diri guru untuk melaksanakn tugas. Menurut Vroom ( dalam Purwanto, 2006: 72), motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P. Campbell, dkk mengemukakan bahwa motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku. Di samping itu, istilah tersebut mencakup sejumlah konsep dorongan ( drive), kebutuhan ( need), rangsangan (incentive), ganjaran ( reward), penguatan ( reinforcement), ketetapan tujuan ( goal setting), harapan (expectancy), dan sebagainya. Motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Menurut Wahjosumidjo (2001: 42), faktor yang mempengaruhi motivasi meliputi faktor internal yang bersumber dari dalam individu dan faktor eksternal yang bersumber dari luar individu. Faktor internal seperti sikap terhadap pekerjaan, bakat, minat, kepuasan, pengalaman, dan lain-lain serta faktor dari luar individu yang bersangkutan seperti pengawasan, gaji, lingkungan kerja, kepemimpinan. Pengaruh eksternal khususnya kepemimpinan menurut Hamzah B.Uno (20 13: 72) seorang yang memiliki motivasi kerja akan tampak melalui : (a) Tanggung jawab dalam melakukan kerja, meliputi: kerja keras, tanggung jawab, pencapaian tujuan, menyatu dengan tugas; (b) Prestasi yang dicapainya, meliputi : dorongan untuk sukses, umpan balik, unggul; (c) Pengembangan diri, meliputi : peningkatan keterampilan, dan dorongan untuk maju; (d) Kemandirian dalam bertindak, meliputi : mandiri dalam bekerja, dan suka pada tantangan. Variabel Penelitian Variabel Defenisi Variabel Indikator Gaya Kepemimpinan Transformasional Hubungan antara pemimpin dan bawahan yang sangat dekat sehingga menimbulkan emosi dan kedekatan yang sangat lain, dan bawahan merasa hormat dan percaya pada pemimpinnya dan termotivasi untuk bekerja lebih dari yang sebenarnya Dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk 1. Kharisma 2. Stimulasi Intelektual 3. Perhatian Individual 4. Motivasi Inspirasional 1. Tanggung Jawab Skala Pengukuran Skala Likert 5

Motivasi Kerja melakukan tujuan tertentu yang ingin di capainya 2. Prestasi Kerja Skala Likert 3. Pengembangan Diri 4. Kemandirian Sumber : Bass (dalam Danim dan Suparno 2009: 57) dan Uno (2013:72) Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan ini bersifat Asosiatif, yaitu penelitian mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini dilakukan di sekolah Maitreyawira Tanjungpinang, Jalan Prof.Ir. Sutami No. 66. Tanjungpinang. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan guru SMA Maitrewiya Tanjungpinng yang berjumlah 17 orang guru yang sekaligus dijadikan sebagai sampel penelitian sehingga jenis sampel disebut sebagai total sampling. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari respoden yang menjadi sasaran penelitian yang meliputi data hasil quesioner tentang gaya kepemimpinan transformasional terhadap motivasi guru. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak kedua atau buku-buku, dokumen-dokumen, file, hasil olahan dan sebagainya yang mendukung dan melengkapi data primer. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, Hasil dan Pembahasan 1. Uji Validitas Adapun hasil uji validitas terhadap instrumen penelitian (kuesioner yang akan digunakan) pada variabel gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah yang diolah melalui program SPSS 20 diperoleh hasil semua item soal nomor 1 20 menunjukkan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r hitung yang diperoleh dari hasil olahan SPSS berada pada rentang 0,471 0,889 dan nilai r tabel pada jumlah sampel/responden 20 wawancara, dan studi literatur. Data yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif yang dimulai dengan menaikkan data ordinal menjadi interval kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada kuesioner yang digunakan. Selanjutnya data yang diperoleh diuji secara statistik dengan menggunakan program SPSS versi 20 melalui uji regresi liner sederhana dan Analisis Korelasi Pearson Product Moment (PPM) atau Koefisien Determinasi (r 2 ) dengan berpedoman pada interpretasi Koefisien Korelasi menurut Riduwan (2009:221) : Inter Tingkat Hubungan Koefisien 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG KUAT SANGAT KUAT Sumber : Riduwan, 2009 : 221 adalah 0,444. Nilai r tabel ditentukan dengan melihat jumlah sampel (responden) dengan tingkat kepercayaan (taraf signifikasi) 5 % atau 0,05. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa nilai r hitung > nilai r tabel. Ini membuktikan bahwa item soal 1 20 dikatakan valid atau layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Maksudnya adalah data yang diperoleh bisa relevan/sesuai dengan tujuan diadakannya pengukuran tersebut. 6

Demikian halnya dengan instrumen untuk variabel motivasi kerja guru setelah diolah dengan menggunakan SPSS 20 menunjukkan bahwa semua item soal nomor 1 20 memiliki r hitung yang berada pada rentang nilai 0,501 0,913 dan nilai r tabel pada jumlah sampel/responden 20 adalah 0,444. Nilai r tabel ditentukan 2. Uji Reliabilitas Berdasarkan hasil olahan SPSS 20 menunjukkan reliabilitas pada tabel Cronbach s Alpha sebesar 0,958 dan r tabel sebesar 0,456. Dengan demikian r hitung > r tabel sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen variabel gaya kepemimpinan transformasional dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. Demikian halnya 3. Regresi Linier Sederhana Hasil pengolahan SPSS 20 dari hasil jawaban kuesioner yang telah dibagikan menunjukkan nilai t hitung sebesar 2,553 yang jika dibandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2,132 membuktikan bahwa t hitung > t tabel atau dengan kata lain bahwa angka signifikan pada uji t < 0,05. Hal ini menunjukkan H 0 tidak dapat diterima yang artinya bahwa terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi Kerja Guru. Sehingga dengan demikian hasil penelitian dapat menerima H 1 dan menolak H 0. Untuk menentukan seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap Motivasi Kerja Guru, maka dilanjutkan dengan melihat tabel Model Summary hasil olahan SPSS 20 yang menunjukkan Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian diperoleh suatu kesimpulan bahwa : 1. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan indikator dengan melihat jumlah sampel (responden) dengan tingkat kepercayaan (taraf signifikasi) 5 % atau 0,05. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa nilai r hitung > nilai r tabel. Ini membuktikan bahwa item soal 1 20 dikatakan valid atau layak digunakan sebagai instrumen penelitian. dengan instrumen variabel motivasi kerja guru melalui pengolahan SPSS 20 menunjukkan reliabilitas pada tabel Cronbach s Alpha sebesar 0,953 dan r tabel sebesar 0,456. Dengan demikian r hitung > r tabel sehingga dapat dikatakan bahwa instrumen variabel kepemimpinan transformasional dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian. bahwa besarnya angka R Square adalah 0,303 yang jauh dari 1 dan jika dikonsultasikan dengan interpretasi Koefisien Korelasi dalam Riduwan (2009 : 221) yang berada pada rentan angka 0,20-0,399 yang mengindikasikan bahwa korelasi antara variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru ialah rendah. Besarnya pengaruh variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru adalah 0,303 atau sama dengan 30,3%. Angka tersebut berarti bahwa besarnya pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru adalah sebesar 30,3% sedangkan sisanya sebesar 69,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Kharisma, sebagian besar responden Hal ini dikarenakan kepala sekolah tidak dapat menjadi contoh dan suri tauladan bagi karyawannya, kurang 7

jujur, kurang energik dan kurang senyum dalam bekerja, tidak berwibawa, dan kepala sekolah jarang sekali memberikan pujian bila guru melaksanakan tugasnya dengan baik. 2. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan indikator stimulasi intelektual, sebagian besar Hal ini dikarenakan kepala sekolah jarang melakukan evaluasi diri, tidak adanya job descrition bagi guru, jarang memberikan gagasannya, kurang mengajak guru-guru bekerja bersama dalam pengembangan sekolah, dan jarang melibatkan para bawahan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan dalam organisasi berdasarkan bidang masing-masing guru. 3. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan indikator perhatian individual, sebagian besar Hal ini dikarenakan kepala sekolah tidak adil, tidak melibatkan masukan-masukan dari guru-guru dalam pengambilan keputusan, tidak toleran, tidak memberikan apresiasi terhadap guru yang melakukan tugasnya dengan baik, dan tidak percaya dengan hasil kerja bawahannya. 4. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dengan indikator motivasi inspirasional, sebagian besar responden memberikan jawaban tidak setuju. Hal ini dikarenakan kepala sekolah tidak pernah memberikan semangat kepada bawahannya, tidak dapat menjadi sumber inspirasi, kurang sosialisasi dengan bawahannya, dan tidak pernah mengkomunikasikan ekspektasi yang ingin dicapai. 5. Untuk variabel Motivasi Kerja Guru dengan indikator tanggung jawab, sebagian besar responden Hal ini dikarenakan guru-guru merasa kurang bekerja keras untuk mencapai prestasi terbaik, tidak adanya rasa memiliki, kurang disiplin, ogah-ogahan dalam bekerja, dan kurangnya kesadaran para guru untuk menganggap bahwa pekerjaan merupakan hal yang utama. 6. Untuk variabel Motivasi Kerja Guru dengan indikator prestasi kerja, sebagian besar responden Hal ini dikarenakan kurangnya rasa kepedulian guru terhadap tugastugasnya, kurang motivasi, tidak adanya umpan balik dari kepala sekolah terhadap prestasi kerja yang dilakukan, dan kurangnya loyalitas guru. 7. Untuk variabel Motivasi Kerja Guru dengan indikator pengembangan diri, sebagian besar responden Hal ini dikarenakan idak adanya program pemilihan pegawai teladan, tidak ada pelatihan, tidak adanya pendorong untuk bekerja keras, tidak adanya pengembangan karir guru, dan tidak adanya keleluasaan kepada guru dalam mengikuti seminar, workshop, ataupun sejenisnya yang berhubungan dengan bidang kerja yang dijalankan. 8. Untuk variabel Motivasi Kerja Guru dengan indikator kemandirian, sebagian besar responden Hal ini dikarenakan pemimpin tidak memberikan penjelasan keada guru tentang pekerjaannya, tidak adanya motivasi untuk belajar, sarana dan prasarana yang menunjang pekerjaan guru tidak bekerja dengan baik, ketergantungan terhadap yang lainnya, dan ketiadaan untuk bekerja keras dan berusaha mencari 8

informasi untuk mengatasi berbagai tantangan dalam tugas. 9. Hasil analisis data melalui uji t dan determinasi koefisien melalui program SPSS Versi 20.0, diperoleh bahwa Kepala Sekolah SMA Maitreyawira Tanjungpinang belum berhasil dalam menerapkan Gaya Kepemimpinan Transformasional. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru dengan nilai R Square jauh dari angka 1 yaitu sebesar 0,303 jika dikonsultasikan dengan interpretasi Koefisien Korelasi dalam Riduwan (2009 : 221) yang berada pada rentan angka 0,20-0,399 yang mengindikasikan bahwa korelasi antara variabel Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah dengan Motivasi Kerja Guru ialah rendah. Sedangkan besarnya pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja Guru hanya sebesar 30,3 % sedangkan sisanya 69,7 % dipengaruhi oleh faktor yang lainnya. Daftar Pustaka 1. Buku Sumber Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta. Danim, Sudarwan. 2005. Menjadi Komunitas Pembelajar Kepemimpinan Transformsional dalam Komunitas Organisasi Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara.. 2010. Kepemimpinan Pendidikan, Bandung : Alfabeta. Danim dan Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan, Jakarta : Rineka Cipta. Hadari, Nawawi. 2002. Kepemimpinan dan Mengefektifkan Organisasi, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Bumi Aksara. Juniarti, A. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Di Man Malang II Batu, Skripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Mangukunegara, A. A. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung. Mulyasa, E. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurahman. 2007. Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia. 9

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta. Riduwan dan Sunarto. 2010. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. 134 Sarwono, Jonathan. 2012. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suharto, Babun. 2006. Kepemimpinan Transformasional Dalam Pendidikan (Studi Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional; Terhadap Kepuasan dan Kinerja Bawahan). Surabaya : AprintA. Suparlan, 2008, Menjadi Guru Efektif, Jakarta: Hikayat Publishing. Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media Group. Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan Dalam Manejemen. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta. Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia..2010. Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Parsada Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan Dalam Organisasi (Edisi Kelima). Alih bahasa: Budi Supriyanto. Jakarta: PT. Indeks. 2. Sumber Lainnya Anikmah. 2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Survey Pada PT. Jati Agung Arsitama Grogol Sukoharjo). Surakarta : UMS. Skripsi Anita Juniarti. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru di MAN Malang II Batu.lib.uinmalang.ac.id/thesis/fullchapter/0 6110010-anita-juniarti.ps.diakses pada tanggal 14 Mei 2012 pukul 21.40 WIB. Ivan Tri Sudewa. 2013. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Profesionalisme Guru di TK Lovely Lovita Tanjungpinang, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Skripsi. Muhammad Alamfadillah. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada Kantor PT. Raja Raharja Tanjungpinang, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang. Skripsi. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. 10