BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Agus Mahfud, Ilmu Pendidikan Islam Pemikiran Gus Dur, Nadi Pustaka, Yogyakarta, 2012, hlm. 73.

BAB IV DATA PENELITIAN. A. Strategi Matriks Ingatan Mata Pelajaran SKI di MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Dwi Prasetia Danarjati, dkk, Psikologi Pendidikan, Graha Ilmu, Yogjakarta, 2014, Hlm.3 2

BAB I PENDAHULUAN. peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran. (Q.S. Al-Qomar:17). 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hal. 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. 4 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2002, hlm. 15 3

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2006), hlm Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Raja

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Zainal Aqib, Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), Yrama Widya, Bandung, 2013, hlm. 1.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mereka. 2 Masalah pendidikan adalah merupakan masalah yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Usana Offset Printing: Surabaya, 1981, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alquran yang secara harfiah berarti bacaan sempurna merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. 2008Hal Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik (Dasar-dasar Ilmu Mendidik), Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN. Selain ayat al-qur an juga terdapat sunnah Rasulallah SAW yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. 1 Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Surat al-baqarah ayat 2 yang artinya: Kitab (al-quran) ini tidak ada keraguan. padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm Endang Poerwanti, dkk, Perkembangan Peserta didik, Malang: UMM Press, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. setiap muslim laki-laki dan perempuan. Sebagaimana Allah SWT mengutus

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

Throwing untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. Membaca adalah pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dialakukan

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2005, hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat yang dinamis. 1

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENDIDIKAN DAN KOMPETENSI

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. efisien. 1 Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. PT Rineka Cipta, 2003),cet 1, hlm, 2. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB III METODE PENELITIAN1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta, Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB II CARD SORT METHODE DAN PEMBELAJARAN MEMBACA MENULIS ALQURAN. harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. 1 Dalam bahasa Arab metode

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. merasakannya. Begitu pula bisa membaca Al-Qur an dengan fasih dan benar

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2011), hlm Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. Sungguh, al-quran ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus... (Q.S. Al-Israa /17: 9) 2

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Adri Efferi, Materi dan Pembelajaran Qur an Hadits MTs-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2009, hlm. 2-3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, PT. Rieneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 2-3.

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya reformasi pembelajaran yang sedang berkembang di Indonesia, saat ini para guru atau calon guru banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, maka pada dasarnya gurupun dapat secara kreatif mencoba dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas sesuai dengan kondisi nyata ditempat kerja masing-masing. Rekayasa proses pembelajaran dapat di desain oleh guru sedemikian rupa. Idealnya pendekatan pembelajaran untuk peserta didik pandai harus berbeda dengan kegiatan siswa berkemampuan sedang atau kurang, karena peserta didik mempunyai keunikan masing-masing. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pendekatan, model, strategi, metode dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan. Aktivitas belajar dan pembelajaran sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Islam sangat menekankan terhadap pentingnya ilmu. Al- Qur an dan As-Sunnah mengajak kaum muslimin untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan (wisdom), serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat yang tinggi. 1 Di Al- Qur an, kata Al-ilm dan kata-kata jadiannya digunakan lebih dari 780 kali. Beberapa ayat pertama yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW menyebutkan pentingnya membaca, pena dan ajaran untuk manusia: Artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajarkan (manusia) denga perantara kalam. 1 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2. 1

2 Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Qs. AlAlaq:1-5)2 Surat Al- Alaq menyebutkan kata iqra dimana Allah SWT melalui Malaikat Jibril memerintahkan kepada Muhammad untuk membaca. Menurut Shihab (1997) iqra berasal dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun inilah lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak. Berbagai makna yang muncul dari kata iqra tersebut sebenarnya secara tersirat menunjukkan perintah untuk melakukan kegiatan belajar, karena dalam belajar juga mengandung kegiatan-kegiatan seperti mendalami, meneliti, membaca dan lain sebagainya. Islam menggambarkan belajar dan kegiatan pembelajaran denga bertolak dari firman Allah Qs. An-Nahl ayat 78: Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur (Qs. An-Nahl:78)3 Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia itu tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatupun. Maka belajar adalah perubahan tingkah laku lebih merupakan proses internal siswa dalam rangka menuju tingkat kematangan Proses belajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan menghafal, banyak hal yang diingat akan hilang dalam beberapa jam, mempelajari bukanlah menelan semuanya. Karena untuk mengingat apa yang telah diajarkan siswa harus mengelolanya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak para peserta didiknya 2 Al Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Jakarta, 2000, hlm. 479. 3 Ibid, hlm. 220.

3 karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan dilihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Ingatan atau memory adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa lampau, berhubungan dengan yang pernah dialami dan diamati. Ingatan juga meliputi kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan/perekaman (remembering/retrieval) kembali stimulus yang pernah dialami dan diamati. Oleh karenanya maka didefinisi dari ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan yang lampau. Memory adalah sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme mampu merekam fakta tentang dunia dan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya atau perekaman. Kemampuan mengingat pada manusia adalah kemampuan untuk menimbulkan kembali segala yang tersimpan dan pernah dialami. Namun tidak semua yang dialami itu akan tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya karena ingatan merupakan kemampuan yang bersifat terbatas.4 Sehingga perlu adanya pengulangan kembali untuk mengingat apa yang tersimpan dan pernah dialaminya. Berdasarkan kenyataan yang ditemukan kurangnya pemahaman peserta didik dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus, terlihat sedikit sekali peserta didik dalam mengajukan pertanyaan, cara guru mengajar masih bersifat konvensional sehingga peserta didik tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran, sebagian peserta didik kurang mencatat pelajaran yang dijelaskan oleh guru, setelah di tes siswa cenderung rendah, ketidak seriusan peserta didik dalam proses belajar, masih banyak siswa yang berbicara di luar pelajaran dengan temannya, keluar masuk kelas dan bahkan ada yang mengantuk di dalam kelas pada saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran. Namun, disatu sisi, bahwa tidak semua peserta didik seperti itu, ada yang senang dan semangat mengikuti kegiatan pembelajaran SKI dengan serius, ada peserta didik yang disiplin dalam mengikuti pembelajaran SKI, 4 44. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm.

4 seperti mencatat materi, meringkas materi, ada juga peserta didik yang melontarkan pertanyaan kepada guru saat guru memberikan kesempatan untuk bertanya maupun saat kegiatan belajar berlangsung ada yang belum dipahami oleh peserta didik maka peserta didik langsung mengajukan pertanyaan. 5 Melihat permasalahan tersebut, untuk menghindari situasi belajar seperti yang telah diungkapkan di atas maka, untuk kedepannya dirasa seorang guru perlu menerapkan strategi-strategi yang dapat meningkatkan aktivitas dan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran SKI, karena materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) ini terbilang amat luas, sehingga memerlukan kemampuan guru sebagai pengajar adalah menentukan yang mencakup pemahaman, hafalan dan pengetahuannya. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah strategi matriks ingatan. Strategi matriks ingatan dapat dilakukan dengan cara guru membuat satu matrik kosong yang terdiri kolom-kolom dan baris-baris, isilah ruang yang kosong dengan fakta-fakta yang berhubungan dengan materi, pastikan kesesuaian atau keserasian antara judul kolom dengan judul baris, mintalah peserta didik mengigi kolom-kolom yang kosong sesuai dengan judul kolom dan judul baris, setelah sesuai diisi peserta didik, kumpulkan matrik itu dan siap untuk mengoreksi hasil kerja peserta didik.6 Pelaksanaan strategi matriks ingatan dalam pembelajaran pada materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus, saat peneliti wawancara dengan guru pengampunya mengatakan yaitu pertama, membuat gambar matrik di papan tulis, kemudian dibawahnya diberikan keterangan permasalahannya selanjutnya peserta didik disuruh maju ke depan untuk mengisi kolom matrik yang telah dibuatnya. 7 Kegiatan pembelajaran seperti ini akan memberikan dampak pada kognitif atau pengetahuan peserta didik. 5 Observasi saat pembelajaran SKI peserta didik kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus, tanggal 15 April 2015. 6 Hisyam Z, Bermawhy. dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD, Yogyakarta, 2008, hlm. 136. 7 Wawancara dengan Nafi ah selaku Guru Pengampu SKI Peserta Didik Kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus, tanggal 15 April 2015.

5 Domain kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Domain ini memiliki enam tingkatan, mulai dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi. Tingkatan yang paling rendah menunjukkan kemampuan yang sederhana, sedang yang paling tinggi menunjukkan kemampuan yang cukup komplek. Keenam tingkatan tersebut terdiri atas knowledge (pengetahuan), comprehension (pemahaman), application (penerapan), analysis (analisis), syntesis (sintesis) dan evaluation (evaluasi).8 Namun yang ada pada diri peserta didik kelas V hanya dapat merasakan pengetahuan, pemahaman, penerapan dan evaluasi. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran SKI, peneliti memilih strategi Matriks Ingatan yang diterapkan dalam pembelajaran pada materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) peserta didik kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus. Dengan berlandaskan apa yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini berjudul, Hubungan Penerapan Strategi Matriks Ingatan dengan Peningkatan Kemampuan Kognitif dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Peserta didik MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan sesuai dengan judul yang ada, jelaslah bahwa rumusan maslah dari penelitian yang akan dilakukan adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan penerapan strategi matriks ingatan dan kemampuan kognitif peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebuyaan Islam (SKI) di kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus? 2. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan penerapan strategi matriks ingatan dengan peningkatan kemampuan kognitif dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam peserta didik kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus? 8 Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Alfabeta, Bandung, 2012, hlm. 156.

6 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan strategi matriks ingatan dan kemampuan kognitif peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebuyaan Islam (SKI) di kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus. 2. Untuk mengetahui hubungan antara pelaksanaan penerapan strategi matriks ingatan dengan peningkatan kemampuan kognitif dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam peserta didik kelas V MI NU Miftahul Ulum Loram Kulon Jati Kudus. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritetis Dapat memberikan pengembangan pendidikan tentang pelaksanaan penerapan strategi matriks ingatan dan kemampuan kognitif peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebuyaan Islam (SKI). 2. Manfaat Praktis a. Bagi pihak sekolah khususnya guru bidang studi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), dapat menjadi bahan masukan, bagaimana memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang efektif. b. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan akan memberikan motivasi dalam belajar sehingga akan membentuk rata percaya diri.