BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan sebagai istilah-istilah teknis yang kegiatan-kegiatannya lebur dalam

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. 1 Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelajaran pokok di Sekolah Dasar (SD) pengetahuan dan pemahaman konsep Sains yang bermanfaat dan dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi dan cita-cita untuk maju. tidak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mengembangkan potensi dirinya. Selain itu, pendidikan. potensi diri yang dilakukan melalui proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan. Kemungkinan guru dalam menyampaikan materi saat proses

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. andil yang cukup besar. Guru memang bukan satu-satunya penentu. itu, guru adalah bapak ruhani ( spiritual father) bagi siswa, yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan generasi muda yang memiliki potensi dan kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Disamping itu pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB II KAJIAN TEORI. tujuan pembelajaran tertentu. Oleh karena itu, strategi pembelajaran bukan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULIAN. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran adalah sebagai aktivitas, dalam mengajar guru harus

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. perhatian; motivasi; keaktifan siswa; mengalami sendiri; pengulangan; materi

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini mutu pendidikan dirasakan masih sangat kurang, terutama pada. pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi pembangunan bangsa dan negara. Dalam UU Sistem. didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan disarankan pada keinginan guru, akan sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang berkembang pesat sekarang ini. Sejalan dengan kemajuan tersebut,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Tentang Strategi Isu Setuju/Tidak Setuju

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada proses pembelajaran di dalamnya, proses pembelajaran meliputi

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. 1 (QS. Al Alaq: 1)

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengaplikasikan materi ajar yang didapatnya di kelas ke dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dimiliki siswa dalam proses belajar mengajar. Pemahaman konsep

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. manusia sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Dalam ajaran agama

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

faktor eksternal. Berjalannya suatu pendidikan harus didukung oleh unsur-unsur pendidikan itu sendiri. Unsur-unsur pendidikan tersebut adalah siswa,

BAB II KAJIAN TEORI. didik, sehingga terjadi proses belajar. 1 Sedangkan Belajar adalah: suatu

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, Hlm: 28 2

BAB I PENDAHULUAN. Ruzz Media Group, 2009), hlm Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-

BAB I PENDAHULUAN. terlalu cerdas, seolah memimpikan anak-anak menjadi robot. sempurna. Kurikulum ini tidak menyisakan waktu bagi anak-anak untuk

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Media Wacana Press, Yogayakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Cara efektif untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya generasi muda, yang nantinya akan mengambil alih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 1 Mengajar merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas belajar sangat terkait dengan proses pencarian ilmu. Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Pada dasarnya manusia hidup di dunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur an dan Al-Hadist. Sebagaimana wahyu yang pertama kali turun kepada Rasulullah SAW yakni QS.Al-Alaq ayat 1-5 : Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya 1 Ayat ini menjadi bukti bahwa Al-Qur an memandang bahwa aktivitas belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat berupa menyampaikan, menelaah, mencari, dan 1 Q.S (Al-Alaq: 1-5)

2 mengkaji, serta meneliti. Hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya belajar. Proses belajar mengajar merupakan serangkaian aktivitas yang disepakati guru-siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal. 2 Salah satu cara muwujudkan tujuan pendidikan tersebut adalah dengan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagaimana Mulyasa mengatakan bahwa Belajar hanya akan terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri sehingga tujuan akhir dari proses pembelajaran akan tercapai. 3 Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. An-Najm ayat 39-41: Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna 4 Dalam proses pendidikan, guru merupakan salah satu faktor yang menentukan terhadap kaberhasilan siswanya. Dengan demikian guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar tidak hanya dituntut agar mampu menyampaikan materi pelajaran dan menguasai bahan pelajaran, tetapi harus dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan UU No. 20 th 2003 bahwa pendidikan adalah 2 Pupuh Fathurahman, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Aditama, 2007, hlm. 10 3 Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, hlm. 26 4 QS. (An-Najm: 39-41)

3 usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 5 Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik secara intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial didalam masyarakat. Menurut H. M. Arifin yang dikutip oleh Ramayulis menyatakan bahwa dengan adanya tujuan yang jelas, maka suatu pekerjaan akan jelas pula arahnya. 6 Usaha menyiapkan peserta didik dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa termasuk kedalamnya Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu Bidang Studi yang dipelajari di sekolah dasar. Dalam dokumen Permendiknas dikemukakan bahwa IPS SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. 7 Ilmu Pengetahuan Sosial mempelajari berbagai kenyataan sosial dalam kehidupan sehari-hari baik yang terjadi sekarang maupun masa lampau. Pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini tidak terlepas dari model atau metode yang diterapkan oleh guru, karena hlm. 4 2009, hlm. 194 5 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, 6 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, hlm. 148 7 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

4 model atau metode merupakan cara guru untuk mentransfer ilmu pada siswa, agar siswa dengan mudah memahami materi ajar tersebut. Berdasarkan pengamatan awal peneliti, bahwa guru telah menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan dalam proses kegiatan belajar mengajar pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru tetapi terlihat aktivitas belajar siswa masih rendah, hal ini dapat terlihat dari berbagai gejala-gejala berikut: 1. Dari 41 orang siswa terlihat 21 orang siswa (51 %) yang tidak aktif atau jarang bertanya dan mengemukakan pendapatnya kepada guru atau kepada siswa lain apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 2. Ketika guru memberikan suatu permasalahan untuk diselesaikan terdapat 17 orang siswa ( 41%) yang tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. 3. Terdapat 20 orang siswa ( 49%) kurang mampu membuat kesimpulan pelajaran dan kurang mendiskusikan tentang apa yang telah dipelajari dengan temannya. 4. Hanya 25 orang siswa (61%) yang aktif mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran, sedang 16 orang siswa (39%) m asih bersikap acuh dan siswa tidak suka bergabung dalam kelompok atau enggan bekerja sama dengan orang lain. Berdasarkan gejala-gejala yang dikemukakan di atas, guru dituntut untuk melakukan perbaikan dalam pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah

5 satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah dengan memilih model pengajaran yang tepat. Tentunya model pengajaran tersebut dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar pun meningkat. Karena keterlibatan siswa secara aktif dapat menjadikan pembelajaran menjadi efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan. Maka diperlukan bimbingan dari guru agar aktivitas itu terus berkembang dan meningkat sesuai dengan kemampuannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Hud ayat 93 : Artinya: Dan (dia berkata): "Hai kaumku, berbuatlah menurut kemampuanmu, Sesungguhnya aku pun berbuat (pula), kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakannya dan siapa yang berdusta, dan tunggulah azab (Tuhan), Sesungguhnya aku pun menunggu bersama kamu" 8 Untuk meningkatkan aktivitas belajar tersebut, maka peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe three step interview. Model pembelajaran kooperatif tipe three step interview adalah model pembelajaran kelompok yang terdiri dari tiga tahap tanya jawab. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. Tiga tahap kegiatan (Wawancara -Wawancara-Laporan) 8 QS. (Hud ayat 93)

6 yang dimaksud disini adalah : 1) Siswa A mewawancarai atau bertanya kepada siswa B, 2) Siswa B mewawancarai atau bertanya kepada siswa A, 3) Siswa A dan B masing-masing merangkum respon mitra mereka untuk siswa C dan D, demikian juga sebaliknya. 9 Three step interview juga memiliki ciri-ciri utama yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama secara berpasangan dan berkelompok. Mereka dapat saling memberi informasi dan pendapat sehingga terjadi pemerataan informasi. Dengan keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe three step interview tersebut tentunya dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam membahas pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. 10 Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas sebagai upaya melakukan perbaikan dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Three Step Interview di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru B. Defenisi Istilah Agar tidak terjadi kekeliruan dalam menafsirkan penelitian ini, maka penulis akan menegaskan beberapa istilah yang berkait dengan judul ini antara lain: 9 Elizabert E. Barkley, Collaborative Learning Techniques, Bandung: Nusa Media, 2012, hlm. 183 10 Yola, Model Pembelajaran, http://coretanyola.2013.blogspot.com. Diakses: 20 Agustus 2014. Pukul 13:12 WIB

7 1. Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan siswa yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, seperti mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan dan mempertanyakan gagasan orang lain. 11 Adapun indikator aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPS yaitu : siswa aktif bertanya kepada guru maupun kepada teman, siswa aktif mengemukan pendapat, siswa aktif memberikan sumbangan terhadap respons siswa yang kurang relevan atau salah, siswa aktif dalam mencari jawaban atas permasalahan yang diberikan guru, siswa aktif menyimpulkan pelajaran, dan siswa aktif secara mandiri maupun secara kelompok dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe three step interview adalah model pembelajaran kelompok yang terdiri dari tiga tahap tanya jawab. Dalam three step interview, siswa membentuk pasangan dan secara bergantian mewawancarai satu sama lain kemudian melaporkan apa yang sudah mereka pelajari pada kelompok pasangan lainnya. 12 C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan gejala-gejala di atas maka rumusan masalah ini adalah bagaimanakah model pembelajaran kooperatif tipe three step interview dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru. 11 Jamal Ma mur Asman, 7 Tips Aplikasi Pakem (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), Yogyakarta: Diva Press (Anggota IKAPI), 2011, hlm. 95 12 Elizabert E. Barkley, Loc. Cit

8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa pada Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Sosial melalui model pembelajaran kooperatif tipe three step interview di kelas V Sekolah Dasar Negeri 163 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi Siswa Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. b. Bagi Guru Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat memberikan semangat bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya dan guru lain pada umumnya untuk melaksananakan model pengajaran yang bervariasi dan menjadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran. d. Bagi Peneliti

9 Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan penulis terutama dalam bidang perbaikan pembelajaran.