I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN TTW

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

I. PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

I. PENDAHULUAN. untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya seoptimal mungkin. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. membantu proses pembangunan di semua aspek kehidupan bangsa salah satunya

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termuat dalam kurikulum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

I. PENDAHULUAN. dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan kegiatan belajar sejak dilahirkan. Syah (2006: 92) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. sebagai upaya menunjukkan eksistensi diri. Salah satu bidang yang menunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

I. PENDAHULUAN. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Masalah yang muncul pada kehidupan setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1, ayat (1) 31, ayat (1). 1 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan hidup. Pentingnya pendidikan di Indonesia tercermin dalam

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan zaman di era globalisasi menuntut setiap negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Sejalan dengan itu Jujun (Prasetya, 2010: 2) mengatakan, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting yang menjadi salah satu prioritas utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan suatu landasan dan kerangka perkembangan ilmu

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran agar siswa aktif mengembangkan potensi diri dan keterampilan. makhluk beragama dan makhluk sosial dengan baik.

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia,karena pendidikan. Dalam pendidikan, terdapat kegiatan yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Permen 23 Tahun 2006 (Wardhani, 2008:2) disebutkan bahwa tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas, berkarakter dan mampu berkompetensi dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap bangsa merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan keterampilan intelektual. Matematika juga merupakan. lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang tinggi untuk menghadapi tantangan tersebut. Salah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat dari berbagai belahan dunia manapun. Untuk mempelajari informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusiamanusia

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pengembangan kemampuan matematis peserta didik. Matematika

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki banyak manfaat. Ilmu matematika

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP KELAS VII PADA PENERAPAN OPEN-ENDED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah AgusPrasetyo, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menurut National Council of Teachers of Mathematics tahun 1989 (dalam Yuliani,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan bakat serta kepribadiannya. Agar mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka manusia berusaha mengembangkan dirinya dengan pendidikan. Hal senada juga disebutkan dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 tahun 2013 tentang tujuan Kurikulum 2013 SMP/MTs yang menyatakan bahwa: Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Oleh karena itu, masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan relevansinya. Dalam upaya mempersiapkan sumber daya manusia, diperlukan peningkatan kualitas pendidikan antara lain dalam bidang matematika. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Matematika adalah salah satu ilmu dasar yang berhubungan dengan bidang-bidang ilmu lainnya seperti ekonomi dan teknologi. Selain itu, matematika memiliki

2 banyak peranan dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Belajar matematika tidak hanya sebatas menguasai perhitungan matematika tetapi juga untuk melatih kemampuan berpikir kritis, sistematis, dan kemampuan dalam menyajikan masalah matematika ke dalam representasi. National Council of Teachers of Mathematics NCTM (2000: 67) menetapkan lima standar kemampuan matematis yang harus dimiliki oleh siswa, yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving), kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi ( connection), kemampuan penalaran ( reasoning), dan kemampuan representasi ( representation). Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa representasi menduduki peranan yang penting dalam pembelajaran matematika. Dengan representasi matematis, siswa dapat mengembangkan dan memperdalam pemahaman mereka tentang konsep-konsep matematika dan membantu siswa mengomunikasikan pemikiran mereka. Survey yang dilakukan oleh TIMSS ( Trends in International Mathematics and Science Study) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 38 dari 42 negara dengan skor rata-rata 386. Nilai tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007, yaitu peringkat 36 dari 49 negara dengan skor rata-rata 397. Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa kemampuan matematika siswa Indonesia masih tergolong rendah. Salah satu penyebab rendahnya kemampuan tersebut adalah siswa Indonesia pada umumnya kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada TIMSS, yang subtansinya kontekstual, menuntut penalaran, argumentasi, dan kreativitas dalam penyelesaiannya (Wardhani & Rumiati, 2011: 2). Hal tersebut

3 karena dalam proses pembelajaran siswa tidak dapat menemukan konsep secara mandiri, juga tidak terlatih untuk berdiskusi dan mengemukakan pendapatnya, sehingga dalam menyelesaikan suatu soal mereka cenderung mengikuti cara yang biasa digunakan oleh gurunya. Oleh karena itu, siswa tidak dapat mengembangkan ide dan konsep yang mereka miliki dalam berbagai bentuk representasi. Akibatnya, kemampuan representasi matematis siswa tidak berkembang secara optimal. Sejalan dengan hasil TIMSS, berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika di sekolah tersebut, terlihat bahwa sebagian besar siswa SMP Mitra Bakti Bandar Sribhawono mengalami kesulitan jika dihadapkan dengan soal yang menuntut siswa menyajikan ulang suatu permasalahan ke dalam bentuk gambar, grafik, atau persamaan, misalnya saja pada pokok bahasan Segitiga dan Segiempat. Kesalahan yang sering dialami oleh para siswa adalah ketidaktepatan mereka dalam menerjemahkan soal tersebut dalam bentuk notasi matematis. Tes pendahuluan diberikan untuk mengetahui kemampuan representasi matematis siswa di SMP Mitra Bakti Bandar Sribhawono dengan contoh soal sebagai berikut: Perhatikan gambar disamping. Tentukan nilai x 0 Contoh jawaban siswa adalah: x + 3x + 2x = 6x jadi nilai x 0 = 6x Kemudian untuk contoh soal kedua:

4 Pak Surya akan menjual sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki seperti pada gambar di bawah ini. Dengan keliling 48 m, panjang sisi CD 8 m dan DA 10 m. Jika harga tanah tersebut Rp. 150.000,00 per m 2, berapakah harga keseluruhan sebidang tanah tersebut? Contoh jawaban yang diberikan adalah: D C Dik : keliling = 48 m; CD = 10 m; DE = 8 cm A E B Maka panjang AE 2 = 100 64 = 36 =6 L = ½ x a x t L = s x s = ½ x 6 x 8 = 8 x 8 = 24 m 2 = 64 m 2 Jadi luas sebidang tanah adalah L = L + L = 24 + 64 = 88 m 2 Jadi harga tanah = Rp. 150.000,00 x 88 m 2 = Rp. 1.3200.000,00 Hasil jawaban di atas menunjukkan bahwa siswa belum bisa menerjemahkan soal tersebut ke dalam bentuk persamaan matematika. Misalnya pada soal pertama, siswa belum mampu merepresentasikan sudut-sudut segitiga tersebut ke dalam notasi matematis. Pada soal kedua siswa belum bisa menggunakan representasi visual dari gambar yang telah diberikan, sehingga siswa kurang tepat dalam melibatkan ekspresi matematis dalam mencari luas bidang tanah tersebut.

5 Salah satu faktor yang menyebabkan masih belum berkembangnya kemampuan representasi matematis siswa karena selama ini proses pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru. Siswa terbiasa menerima informasi dari guru. Selain itu, dalam mengerjakan latihan-latihan soal siswa cenderung mengikuti langkah-langkah yang biasa digunakan oleh gurunya. Dengan proses pembelajaran seperti itu, siswa akan jarang mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan representasinya. Akibatnya, tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar menjadi kurang optimal dan siswa menjadi pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan usaha dari guru selaku fasilitator untuk menciptakan suasana belajar yang mampu meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Penggunaan model pembelajaran kooperatif diharapkan merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Dengan model pembelajaran kooperatif maka siswa diharapkan dapat aktif berpikir dan bekerja secara kelompok dan saling mendukung agar setiap anggota kelompok dapat menyelesaikan masalahnya. Model pembelajaran tersebut antara lain model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TTW. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS menekankan siswa untuk bekerjasama dengan pasangannya dan saling membantu dalam memecahkan masalah. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini siswa akan melaksanakan tiga tahapan pembelajaran. Tahap pertama yaitu Thinking (berpikir) siswa diberi kesempatan untuk mencari sendiri jawaban. Tahap kedua yaitu Pairing (berpasangan) siswa bertukar pikiran atau berdiskusi dengan teman sebangku. Tahap ketiga yaitu Sharing (berbagi) guru meminta pasangan-pasangan tersebut

6 untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang materi yang telah mereka diskusikan. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TPS, maka siswa dapat merepresentasikan ide-ide matematis yang mereka temukan secara mandiri lalu mendiskusikan kembali bersama pasangannya. Solusi lain yang dapat digunakan untuk membuat kemampuan representasi matematis siswa meningkat adalah model pembelajaran kooperatif tipe TTW. Model pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah suatu model pembelajaran yang dibangun melalui kegiatan berpikir ( think), berbicara ( talk) dan menulis ( write) yang melibatkan pemecahan masalah dalam kelompok kecil. Pemilihan model pembelajaran ini didasarkan pada tiga tahap yang dapat menumbuhkembangkan pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi yang merupakan kemampuan dasar dari representasi matematis. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TTW menekankan pada pengembangan kemampuan siswa untuk mengonstruksi pemahaman mereka sendiri. Perbedaaan kedua model pembelajaran kooperatif ini terletak pada tahap terakhir. Pada model pembelajaran kooperatif tipe TPS, siswa diminta untuk mempresentasikan apa yang telah mereka peroleh dari diskusi kelompok. Sementara itu, pada model pembelajaran kooperatif tipe TTW siswa diminta untuk menuliskan kembali hasil diskusi kelompok dengan bahasa sendiri. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TTW dapat mendorong siswa untuk mengomunikasikan ide-ide yang mereka temukan secara mandiri. Siswa dibiasakan untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri dan mengungkap-

kannya kepada kelompok. Pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan representasi matematis. 7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada perbedaaan kemampuan representasi matematis siswa antara model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW? 2. Apakah terdapat perbedaan ketuntasan belajar siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW? C. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Perbedaan kemampuan representasi matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW di kelas VIII SMP Mitra Bakti Bandar Sribhawono tahun pelajaran 2014/2015. 2. Ketuntasan belajar siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif tipe TPS dan tipe TTW pada siswa kelas VIII semester ganjil SMP Mitra Bakti Bandar Sribhawono tahun pelajaran 2014/2015.

8 C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dalam pendidikan matematika berkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe TTW serta hubungannya dengan kemampuan representasi matematis siswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan perbaikan mutu pembelajaran matematika. b. Bagi guru dan calon guru, sebagai bahan masukan mengenai pembelajaran matematika yang melibatkan diskusi kelompok dan memberikan susasana baru dalam pembelajaran yang mendorong peningkatan kemampuan representasi siswa. c. Bagi peneliti lainnya, melalui hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukkan dan bahan kajian bagi peneliti di masa yang akan datang. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah model pembelajaran yang mengembangkan cara berpikir dan komunikasi siswa. Langkah-langkah pembelajarannya terdiri atas tiga tahapan, yaitu: a. Think: siswa secara individu membaca bahan ajar atau LKPD kemudian mencoba memikirkan langkah penyelesaian permasalahan yang diberikan.

9 b. Pair: siswa berdiskusi secara berpasangan untuk membahas hasil gagasan yang diperolehnya dalam tahap sebelumnya. c. Share: siswa diminta untuk mempresentasikan hasil dari diskusinya di depan kelas dan siswa lain menanggapi. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam menyelesaikan suatu masalah. Langkahlangkah pembelajarannya terdiri atas tiga tahapan, yaitu: a. Think: siswa secara individu membaca bahan ajar atau LKPD kemudian mencoba menyelesaikan permasalahan yang diberikan, kemudian membuat catatan kecil berupa hal-hal yang diketahui dan tidak diketahui. b. Talk: siswa berdiskusi dalam kelompok untuk membahas catatan kecil tersebut dan mencari solusinya. c. Write: siswa menuliskan kembali hasil dari diskusi berupa solusi masalah pada LKPD yang diberikan secara individu. 3. Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan mengungkapkan ide matematika dalam bentuk pengganti dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya sebagai hasil interpretasi pikirannya melalui gambar, kata-kata, bangun geometri, atau simbol matematika. Adapun indikator kemampuan representasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke suatu representasi diagram, grafik, atau tabel. b. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah.

10 c. Membuat persamaan, model matematik, atau representasi dari representasi lain yang diberikan. d. Menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematik. e. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah matematik dengan katakata.