KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK CAIR MULTINUTRIEN DARI BUANGAN INDUSTRI GARAM PADA TANAMAN SEMUSIM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAMBILAN MINERAL ELEKTROLIT DARI LIMBAH GARAM (BITTERN) UNTUK SUPLEMEN MINERAL IONIC PADA AIR MINUM

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN DAN BUAH KERSEN DENGAN PROSES EKSTRAKSI DAN FERMENTASI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

STUDY GREEN LIQUID FERTILIZER PRODUCTION FROM HELIANTHUS A.L AND MUNTINGIA C.L PLANT

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

PROSES PEMISAHAN ION NATRIUM (Na) DAN MAGNESIUM (Mg) DALAM BITTERN (BUANGAN) INDUSTRI GARAM DENGAN MEMBRAN ELEKTRODIALISIS

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PEMANFAATAN KOMPOS SAMPAH KOTA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI SENDOK DI TANAH REGOSOL

KAJIAN PRODUKSI DAN KINERJA PUPUK HIJAU CAIR DARI TANAMAN Muntingia C.L DAN Helianthus A.L

Gusniwati 1), Helmi Salim 1), Juwita Mandasari 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jambi Mandalo Darat, Jambi

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA DAN EKSTRAK TAUGE SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN KANDUNGAN PROTEIN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI

III. METODE PENELITIAN A.

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

Jurnal Viabel Pertanian Vol. 11 No.1 Mei 2017 p-issn: e-issn: Blitar,

PRODUCTION PROCESS OF LIQUID FERTILIZER FROM BANANA TRUNK PROSES PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI BATANG POHON PISANG

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Study Agronomi. Oleh : HARIYATI S

III. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

DOSIS PUPUK CAIR ANORGANIK DAN JARAK TANAM BERPENGARUH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L. var. TUK TUK ) ASAL BIJI

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS NUTRIFARM AG TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao)

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

STUDI PEMANFAATAN LUMPUR IPAL PT. KELOLA MINA LAUT UNTUK PUPUK TANAMAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Atikah Rahmah*, Munifatul Izzati*, Sarjana Parman* *Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (LACTUCA SATIVA) VARIETAS IMPERIAL

Aplikasi Pupuk Organik Cair pada Tanaman Caisim (Brassica juncea) dan Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) di Ultisol Lapisan Bawah

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

PEMUPUKAN NPK PADA TANAMAN DURIAN (Durio zibethinus Murr.) LOKAL UMUR 3 TAHUN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN Indigofera zollingeriana PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK FOSFAT

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

Oleh: Dhani Prasetyo A

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAHAN DAN METODE Metode Percobaan

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH JERAMI PADI DAN LIMBAH CANGKANG TELUR AYAM TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM DAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

169 ZIRAA AH, Volume 35 Nomor 3, Oktober 2012 Halaman ISSN

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

Tata Cara penelitian

PERBEDAAN UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L)

III. METODE PENELITIAN

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Riau Kepulauan, Batam. *Koresponden:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH PASAR TERHADAP HASIL SELADA (Lactuca sativa L.)

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG AKIBAT PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D DAN ZAT PENGATUR TUMBUH HARMONIK

III. METODE PENELITIAN. bibit sengon laut (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) pupuk NPK, herbisida

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMUPUKAN UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.)

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KAJIAN PEMANFAATAN PUPUK CAIR MULTINUTRIEN DARI BUANGAN INDUSTRI GARAM PADA TANAMAN SEMUSIM Nur Hapsari dan Nugrohorini UPN Veteran Jawa Timur Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya Telp : (031)8782179 Email : nurhapsari2000@yahoo.com ABSTRACT From the results of the research on Liquid Multinutrient Fertilizer Production Process from Waste Industry of Salt With Elektrodialisis Membrane Technology, Liquid Fertilizers obtained quality produced Multinutrien yield : 3.6466% Potassium; Manganese = 0.0001%; Iron = 0.0004%; sulfate = 5.7458% and magnesium = 79.6047%. To determine the optimal dose to produce the maximum product, it is necessary to evaluate on plants. Test plants used are chilli, eggplant and mustard. This research aims to produce liquid fertilizer products with a high content multinutrien, technology, liquid fertilizer production process and product testing at multinutrien fertilizer seasonal crops. This research uses Randomize Complete Design, with 5 treatments and 3 replications. The research results indicate that the dose of 10 cc / plant is the best dose for plant growth, especially chilli, eggplant and mustard. This is supported by the average growth of plants more quickly and high (123 cm chilli, eggplant, mustard 127 cm and 35 cm), and the weight of the average production per plant was also the highest (1130 gram chilli, eggplant 1230 grams and mustard 572 grams) Keywords : elektrodialisis, membranes, liquid fertilizer multinutrien ABSTRAK Dari hasil penelitian Kajian Proses Produksi Pupuk Cair Multinutrien Dari Buangan Industri Garam Dengan Teknologi Membran Elektrodialisis, didapat kualitas Pupuk Cair Multinutrien yang dihasilkan berkadar : Kalium = 3,6466 % ; Mangan = 0,0001 %; Besi = 0,0004 %; Sulfat = 5,7458 % dan Magnesium = 79,6047 %. Untuk menentukan dosis yang optimal guna menghasilkan produk yang maksimal, maka perlu dilakukan pengujian pada tanaman. Tanaman uji yang digunakan adalah lombok, terong dan sawi. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk pupuk cair dengan kandungan multinutrien yang tinggi, teknologi proses produksi pupuk cair serta pengujian produk pupuk multinutrien pada tanaman semusim. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dosis 10 cc/tanaman merupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan tanaman terutama lombok, terong dan sawi. Hal ini didukung oleh rata-rata pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan tinggi (lombok 123 cm, terong 127 cm dan sawi 35 cm), serta berat produksi rata-rata per tanaman juga tertinggi (lombok 1130gram, terong 1230 gram dan sawi 572 gram). Kata Kunci : elektrodialisis, membrane, pupuk cair multinutrien PENDAHULUAN Dalam rangka menunjang program Pemerintah yaitu Go Organic 2010 dan mengatasi permasalahan rendahnya kualitas pupuk, kurangnya produksi pupuk (kelangkaan pupuk) dan tingginya harga pupuk perlu dilakukan pengkajian terhadap pengembangan industri pupuk dan bahan baku yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan pupuk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau. Salah satu bahan baku yang perlu dikaji sebagai bahan baku pupuk adalah Buangan Industri Garam. Buangan industri garam merupakan produk samping (waste) pada industri garam berbentuk cairan diketahui mengandung berbagai jenis nutrien yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk, nutrien tersebut antara lain : ion K (Kalium), Ca (Kalsium), Magnesium (Mg), SO 4 (Sulfat), PO 4 (Phosphat), Mn (Mangan), Fe (Besi), dan Cl (Clorida), yang sangat diperlukan oleh berbagai jenis tanaman. Produksi pupuk cair multinutrien dari buangan industri garam memerlukan berbagai tahapan operasi untuk pemisahan ion yang didasarkan pada besarnya potensial standar setiap ion. Skema tahapan proses pemisahan ion-ion dalam buangan industri garam dengan teknologi membran elektrodialisis disajikan gambar dibawah : Tahap 1 : Potensial Standar = 2, 8 Teknologi membran elektrodialisis yang dioperasikan pada potensial standar 2,8 dapat memisahkan ion K (kalium) dari cairan induk (buangan industri garam awal). Hasil pemisahan tahap 1 ini, diluat yang

mengandung ion K ditampung sebagai produk tahap 1, sedangkan konsentrat yang masih mengandung berbagai jenis ion diproses pada tahap 2. Tahap 2 : Memvariabel Potensial Standar dan Waktu Operasi Teknologi membran elektrodialisis dioperasikan dengan memvariabel potensial standar dan waktu operasi untuk dapat memisahkan ion Na (natrium), Mg (magnesium) dan Cl (clorida) yang berada dalam konsentrat tahap 1. Hasil pemisahan tahap 2 ini, konsentrat yang mengandung ion Mn, Fe, dan SO 4 ditampung sebagai produk tahap 2, sedangkan diluat yang masih mengandung ion Na, Mg dan Cl diproses pada tahap 3. Tahap 3 : Potensial Standar = 2,5 Teknologi membran elektrodialisis yang dioperasikan pada potensial standar 2,5 dapat memisahkan ion Na (natrium) yang berada dalam diluat tahap 2. Hasil pemisahan tahap 3 ini, konsentrat yang mengandung ion Mg dan Cl diproses kembali pada tahap 4, sedangkan diluat yang mengandung ion Na dibuang. Tahap 4 : Potensial Standar = 1,5 Teknologi membran elektrodialisis yang dioperasikan pada potensial standar 1,5 dapat memisahkan ion Mg (magnesium) dari campuran Mg dan Cl, diluat yang mengandung ion Mg ditampung sebagai produk tahap 4, sedangkan konsentrat yang mengandung Cl dibuang. Berdasarkan kajian melalui 4 (empat) tahapan proses pemisahan, diperoleh : Produk tahap 1 : Cairan mengandung ion K Produk tahap 2 : Cairan mengandung ion Mn, Fe, dan SO4 Produk tahap 4 : Cairan mengandung ion Mg Ketiga produk cairan ini selanjutnya dicampur dan menghasilkan produk pupuk yang selanjutnya dikenal sebagai PUPUK CAIR MULTINUTRIEN. Tujuan penilitian menghasilkan produk pupuk cair dengan kandungan nutrien yang tinggi, teknologi proses produksi pupuk cair serta pengujian produk pupuk multinutrien pada tanaman semusim.

BAHAN DAN METODA Dari hasil penelitian Kajian Proses Produksi Pupuk Cair Multinutrien Dari Buangan Industri Garam Dengan Teknologi Membran Elektrodialisis, didapat kualitas Pupuk Cair Multinutrien, dihasilkan kualitas pupuk cair multinutrien sebagai berikut : Komposisi Konsentrasi Kadar (%b) (mgr/lt) Multinutrien Jumlah Kalium 12,910.04 3.6466 Magnesium 281,825.61 79.6047 Mangan 0.30 0.0001 88.99 Besi 1.53 0.0004 Sulfat 20,341.85 5.7458 Natrium 9,207.53 2.6008 11.01 Chlorida 29,744.52 8.4017 Pada penelitian lanjutan ini, digunakan Rancangan Acak Lengkap, masing-masing komoditi diuji dengan 5 perlakuan (dosis 2,5 cc/tan; 5 cc/tan; 7,5 cc/tan; 10 cc/tan, 12,5 cc/tan.), dan setiap perlakuan 3 ulangan. Persiapan benih dan media tanam Melakukan persiapan penelitian, mulai dari penyediaan benih (lombok, terong dan sawi), media tanam dan pupuk multinutrient. Persemaian Benih Benih lombok, terong dan sawi yang akan digunakan, direndam dalam air hangat selama setengah jam. Selanjutnya ditiriskan dan dikering anginkan sebentar, baru kemudian ditanam dalam polibag ukuran 250 gram. Penanaman Bibit lombok, terong dan sawi dalam bak persemaian yang telah berumur 2-3 minggu dipindahkan kedalam pot. Pengambilan bibit dilakukan secara hati-hati agar bibit tidak rusak. Dalam setiap pot berisi satu bibit tanaman lombok, terong dan sawi. Media tanam berupa tanah taman yang telah dipersiapkan untuk masing masing perlakuan ditempatkan dalam pot berukuran 10 kg. Aplikasi Pupuk Cair Multinutrient Pupuk diaplikasikan pada tanaman lombok, terong dan sawi satu minggu setelah bibit dipindahkan dalam pot perlakuan. Masing-masing komoditi diuji dengan menggunakan dosis 2,5 cc/tan; 5 cc/tan; 7,5 cc/tan; 10 cc/tan, 12,5 cc/tan. Pada pengujian pupuk dilakukan model komparasi (pembanding) dengan tanaman tanpa pupuk multinutrien. Pemeliharaan Pemberian air pada tanaman dilakukan setiap sore hari. Disamping itu juga dilakukan pendangiran tanah. Syarat ini penting agar tidak terjadi pemadatan tanah atau perusakan tanaman. Gulma yang tumbuh di sekitar tanaman harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam pertumbuhannya. Pengamatan Pengamatan dilakukan mulai tanaman dipindahkan dalam pot sampai panen dengan interval pengamatan satu minggu sekali. HASIL DAN PEMBAHASAN Pupuk cair multinutrient merupakan pupuk yang dapat meningkatkan pasokan unsur hara yang dibutuhkan tanaman selama pertumbuhan. Guna mengetahui kinerja Pupuk Cair Multinutrien pada tanaman, dalam penelitian ini dilakukan pengujian Pupuk Cair Multinutrien pada berbagai jenis tanaman dengan perlakuan dosis pupuk Cair Multinutrien yang diaplikasikan pada setiap tanaman yang diperlakukan (Gambar 1).

Tanaman Lombok Tanaman Terong Tanaman Sawi Gambar 1. Contoh perlakuan pada tanaman lombok, terong dan sawi Tinggi Tanaman Salah satu indikator adanya pertumbuhan tanaman adalah penambahan tinggi tanaman. Semakin tinggi tanaman, maka akan terjadi peningkatan jumlah daun, peningkatan ukuran diameter batang, sehingga diharapkan akan terjadi peningkatan produksi. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman lombok, terong dan sawi diketahui bahwa pertumbuhan tanaman lombok, terong dan sawi bervariasi. Empat belas hari setelah aplikasi pupuk cair multinutrient, pertumbuhan tanaman pada perlakuan A (dosis 2,5 cc/tan), B (dosis 5 cc/tan), C (dosis 7,5 cc/tan) dan D (dosis 10 cc/tan) mulai meningkat dan lebih tinggi dibanding kontrol (tanpa pupuk). Hal ini menunjukkan adanya perbaikan pertumbuhan tanaman akibat pemberian pupuk cair multinutrien. Semakin tinggi dosis pupuk cair multinutrien yang diaplikasikan (dosis antara 2,5 cc/tanaman 10 cc/tanaman), semakin cepat pertumbuhan tanaman, baik pada lombok, terong maupun sawi. Akan tetapi pada perlakuan E (dosis 12,5 cc/tan) pertumbuhan tanaman lebih lambat. Hal ini diduga disebabkan karena pada dosis yang terlalu tinggi, maka akan menghambat proses metabolisme pada tanaman sehingga pertumbuhan tanaman lebih lambat dibanding dengan perlakuan A (dosis 2,5 cc/tan), B (dosis 5 cc/tan), C (dosis 7,5 cc/tan) dan D (dosis 10 cc/tan) (Gambar 2). 140 120 Tinggi Tanaman (cm) 100 80 60 40 20 Tan Lombok Tan Terong Tan Sawi 0 0 2.5 5 7.5 10 12.5 Dosis Pupuk Cair Multinutrien (cc/tan) Gambar 2. Histogram Pengaruh pemberian pupuk cair multinutrient terhadap tinggi tanaman lombok, terong dan sawi. Produksi tanaman Hasil pengamatan terhadap produksi lombok, terong dan sawi diketahui bahwa pemberian pupuk cair multinutrien berpengaruh terhadap produksi tanaman lombok, terong dan sawi (Gambar 3). Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan produksi lombok, terong dan sawi pada perlakuan A (dosis 2,5 cc/tan), B (dosis 5 cc/tan), C (dosis 7,5 cc/tan) dan D (dosis 10 cc/tan) apabila dibandingkan dengan kontrol (dosis 0 cc/tanaman)(gambar 4).

Tanaman Lombok Tanaman Terong Tanaman Sawi Gambar 3. Tanaman lombok, terong dan sawi yang telah berproduksi. Hasil analisis statistik diketahui bahwa ada perbedaan nyata antar perlakuan, baik pada tanaman lombok, terong maupun sawi. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk cair multinutrient yang diberikan pada tanaman lombok, terong dan sawi berpengaruh sangat nyata terhadap rata-rata produksi yang dihasilkan. 1400 Produksi (Gram/tanaman) 1200 1000 800 600 400 200 Lombok Terong Sawi 0 0 2.5 5 7.5 10 12.5 Dosis Pupuk Cair Multinutrien (cc/tan) Gambar 4. Histogram Pengaruh pemberian pupuk cair multinutrient terhadap produksi tanaman lombok, terong dan sawi. Tabel 1. Rata-rata produksi tanaman lombok, terong dan sawi akibat pengaruh pemberian Pupuk Cair Multinutrient Dosis Pupuk Cair Produksi Tanaman Multinutrien (cc/tanaman) Lombok Notasi Terong Notasi Sawi Notasi 0 (K) 453 e 752 c 315 b 2,5 (A) 778 d 773 bc 332 b 5 (B) 894 c 899 bc 340 b 7,5 (C) 993 b 954 b 361 b 10 (D) 1130 a 1230 a 572 a 12,5 (E) 980 b 460 d 543 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf 5%. Perlakuan : A : Dosis pupuk 2,5 cc/tanaman B : Dosis pupuk 5,0 cc/tanaman C : Dosis pupuk 7,5 cc/tanaman D : Dosis pupuk 10 cc/tanaman E : Dosis pupuk 12,5 cc/tanaman K : Dosis pupuk 0 cc/tanaman Berdasarkan data tersebut diatas diketahui bahwa rata-rata produksi lombok, terong dan sawi pada perlakuan D (dosis 10 cc/tan) adalah tertinggi, baik pada tanaman lombok (1130 gram/tanaman), terong (1230

gram/tanaman) dan sawi (572 gram/ tanaman). Pada perlakuan E (dosis 12,5 cc/tan.) produksi lombok, terong dan sawi lebih rendah dibandingkan perlakuan A, B, C dan D. Hal ini diduga disebabkan karena pupuk cair multinutrien mengandung unsur Na dan Cl. Pada dosis pupuk cair multinutrien yang terlalu tinggi (melebihi titik optimal) maka kandungan Na dan Cl yang teraplikasi dalam tanah juga semakin tinggi. Adanya Na dan Cl yang tinggi dalam tanah akan menyebabkan terganggunya metabolisme dalam tanaman. Adanya gangguan metabolisme dalam tanaman dapat menyebabkan produksi tidak maksimal. Bahkan pada kadar yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian pada tanaman. KESIMPULAN Pemberian pupuk cair multinutrien dengan dosis 10 cc/tanaman memberikan tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman lombok, terong dan sawi tertinggi (produksi lombok 1130 gram/tanaman, terong 1230 gram/tanaman dan sawi 572 gram/ tanaman). DAFTAR PUSTAKA Harjadi, S. 1979. Pengantar Agronomi, Gramedia. Jakarta. 195 Hal. Lingga, P. Dan Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 150 Hal. Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif.. Agromedia Pustaka. Jakarta. 114 Hal. Marsono dan S. Paulus. 2001. Pupuk Akar, Jenis dan Aplikasinya. Penebar Swadaya. Jakarta. 96 Hal.