BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menjadi memiliki keterampilan. Arismantoro yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Melalui pendidikan sebuah negara dapat meningkatkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan informasi serta persaingan yang ketat di antara organisasiorganisasi.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan juga ada keluaran (output) pendidikan yang merupakan

BAB 1 P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi keberlangsungan hidup dan masa depan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aura Santika Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan untuk membentuk karakter dan kecakapan hidup. Nasional (UU No. 20/2003) Bab II Pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pratiwi Tristiyani, 2014 Pendapat peserta didik tentang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Triatno, (2009:53) menyatakan pendapatnya bahwa tujuan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan berperan sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pendidikan saat ini sedang memasuki era yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini setiap Negara di seluruh dunia semakin terbuka dalam segala bidang usaha seperti bidang politik, bidang industri, bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan kesempatan yang sangat besar kepada seluruh masyarakat dunia untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Era globalisasi tersebut telah membangkitkan kesadaran terhadap pembangunan Negara Indonesia yang menitik beratkan pada peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia, yang mana peningkatan kualitas tersebut dapat terealisasi melalui pendidikan, sehingga dengan pendidikan yang memadai maka tingkat kompetensinya-pun meningkat sehingga masyarakat Indonesia dapat bersaing dengan masyarakat lainnya di seluruh belahan dunia. Menurut Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 1, yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara. Pendidikan selain sebagai dasar bagi kemajuan suatu bangsa, pendidikan juga merupakan pembinaan atau pelatihan yang pada hakekatnya merupakan usaha dalam proses pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada

2 aspek jasmani dan rohani. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Perkembangan dunia pendidikan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas tinggi dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang Teknologi dan Kejuruan. Oleh karena itu, SDM yang mempunyai kualifikasi dalam pengembangan, pengelolaan dan pelaksanaan program-program Pendidikan Kejuruan khususnya dalam bidang Teknologi dan Kejuruan menjadi penting. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan industrial Training, keberhasilannya ditandai dengan sejauh mana outputnya (tamatan, dan produk barang/jasa) mempunyai relevansi dan keunggulan kompetitif, baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Dalam upaya mengembangkan potensi peserta didik, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan formal memiliki peran dalam mempersiapkan peserta didik yang potensial sesuai dengan bidangnya dan dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja di industri atau menciptakan lapangan pekerjaan secara profesional dan kompetitif. Sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan menengah kejuruan utamanya adalah mempersiapkan peserta didik untuk mampu bekerja pada bidang tertentu.

3 Hal ini sesuai dengan tujuan utama yang ingin dicapai oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK Edisi Tahun 2008 yaitu: 1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya. 2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, iman dan taqwa agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Siswa di SMKN 2 Subang merupakan salah satu SMK yang memiliki program studi pertanian. Dalam kurikulum pertanian tersebut terdiri dari program keahlian pertanian, perikanan dan teknik pengolahan hasil pertanian (TPHP). Salah satu program keahlian pada jurusan pertanian yaitu program keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan Dan hortikultura (APTN). Siswa SMKN 2 Subang pada program keahlian APTN terdiri dari 2 kategori, yaitu kelas mandiri dan reguler. Pada kelas mandiri, pembelajaran yang diterapkan adalah Teaching Factory dengan proses pembelajaran berbasis produksi. Kompetensi dasar yang diajarkan pada kelas APTN ini meliputi penyiapan media pembibitan, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit dan pemindahan bibit (transplanting). Penguasaan kompetensi-kompetensi dasar tersebut di atas harus dicapai oleh siswa melalui kegiatan pembelajaran menyiapkan bibit, sehingga siswa setelah lulus dari sekolah tersebut dapat bekerja di industri maupun membuka usaha sendiri sebagai petani bibit tanaman hortikultura. Pembelajaran menyiapkan bibit merupakan pembelajaran yang memiliki keterkaitan sangat erat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran produksi

4 tanaman, salah satunya adalah produksi tanaman hortikultura. Dalam kegiatan pembelajaran produksi tanaman hortikultura, siswa dituntut untuk memahami segala kompetensi produktif yang meliputi persiapan lahan, persiapan benih tanaman, pemeliharaan tanaman, panen dan pasca panen. Hasil belajar menyiapkan bibit tanaman yang diperoleh siswa harus dirasakan manfaatnya dalam kesiapan sebagai seorang petani bibit tanaman hortikultura. Saat ini petani bibit tananan hortikultura sangat dibutuhkan di masyarakat karena tidak banyak petani ahli bibit tanaman hortikultura yang memiliki kualitas dan mampu menghasilkan bibit tanaman hortikultura yang memiliki kualitas baik dan berproduksi optimal. Tanaman sehat dan berproduksi optimal tersebut dapat berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat, ditanam dengan baik serta dilakukan perawatan dengan baik. Untuk menjadi seorang petani bibit tanaman hortikultura yang baik harus memiliki kompetensi dalam menyiapkan bibit. Pembelajaran menyiapkan bibit ini merupakan pembelajaran yang dapat dipelajari oleh siswa di SMKN 2 Subang. Kompetensi dasar yang harus dipelajari dalam menyiapkan bibit adalah menyiapkan media pembibitan, menyapih bibit, memelihara bibit, dan memindahkan bibit (transplanting). Kompetensi dasar menyiapkan media pembibitan merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam dalam hal menentukan jenis, kriteria atau syarat serta perlakuan terhadap bahan yang akan dijadikan sebagai media pembibitan, dengan kita menggunakan bahan media tanam yang baik, maka dimungkinkan pertumbuhan bibit yang kita tanam kan memiliki pertumbuhan

5 yang optimal. Kompetensi dasar menyapih bibit pembibitan merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam dalam hal menentukan kriteria bibit yang siap dilakukan penyapihan, penyiapan media dan peralatan penyapihan bibit, sehingga dengan melakukan proses penyapihan bibit tersebut maka akan mengurangi tingkat persaingan dalam penyerapan unsur hara yang ada pada tempat persemaian. Kompetensi dasar memelihara bibit merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam hal kegiatan-kegiatan pemeliharaan bibit, baik itu penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit, dengan melakukan kegiatan tersebut maka bibit tanaman yang kita tanam akan tumbuh secara normal dan sehat. Dan untuk yang terakhir, yaitu kompetensi dasar memindahkan bibit (transplanting) merupakan kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa dalam hal pemilihan bibit untuk dipindahkan, syarat dan teknik yang dilakukan saat proses transplanting, sehingga dengan mengetahui hal tersebut, kita akan dapat menentukan bibit yang siap untuk dipindahkan dengan tidak mengesampingkan syarat dan teknik yang harus diterapkan dalam proses transplanting. Kompetensi-kompetensi dasar tersebut selayaknya dapat dikuasai oleh siswa karena sebagai seorang petani bibit tanaman tidak terlepas dari kegiatan persiapan media pembibitan, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit dan pemindahan bibit. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang petani bibit tanaman hortikultura, selayaknya siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran menyiapkan bibit tersebut, sehingga siswa akan memiliki kesiapan menjadi seorang petani bibit tanaman hortikultura.

6 Selain pemahaman tentang pembibitan tanaman, seorang calon petani bibit selayaknya mempunyai aspek-aspek pendukung yang dapat menjadikan dirinya siap menjadi calon petani bibit, aspek-aspek tersebut seperti mempunyai kondisi fisik yang baik, mempunyai bakat, kematangan, kecerdasan, kematangan jasmanani dan rohani, pengalaman dirinya tentang pembibitan tanaman dan adanya kesiapan dasar yang berasal dari dalam dirinya sendiri (minat dan motivasi). Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti memandang perlu untuk meneliti tentang Persepsi Siswa Tentang Manfaat Hasil Belajar Menyiapkan Bibit Sebagai Kesiapan Menjadi Petani Bibit Tanaman Hortikultura. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, muncul beberapa masalah yang memperkuat alasan mengapa permasalahan tersebut diangkat. Adapun identifikasi masalah dari judul yang penulis pilih adalah hasil belajar menyiapkan bibit belum dirasakan manfaatnya oleh siswa sebagai kesiapan menjadi petani bibit tanaman hortikultura yang meliputi menyiapkan media pembibitan, menyapih bibit, memelihara bibit dan memindahkan bibit (transplanting). C. Pembatasan Masalah Agar permasalahan tidak terlalu luas atau lebih terarah pada maksud serta tujuan yang ingin dicapai, maka perlu adanya pembatasan masalah yang menjadi ruang lingkup penelitian. Untuk itu, penulis membatasi permasalahan di dalam penelitian ini, yaitu kompetensi siswa yang akan dijadikan obyek penelitian pada

7 standar kompetensi menyiapkan bibit yang meliputi penyiapan media pembibitan, penyapihan bibit, pemeliharaan bibit, dan pemindahan bibit (transplanting) yang menggambarkan kesiapan siswa SMK Negeri 2 Subang program keahlian APTN menjadi calon petani bibit tanaman hortikultura. D. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana manfaat hasil belajar menyiapkan bibit sebagai kesiapan siswa SMK Negeri 2 Subang program keahlian APTN menjadi petani bibit tanaman hortikultura? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat hasil belajar menyiapkan bibit sebagai kesiapan siswa SMK Negeri 2 Subang program keahlian APTN menjadi petani bibit tanaman hortikultura. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kebermanfaatan hasil belajar menyiapkan bibit sebagai kesiapan siswa menjadi petani bibit tanaman hortikultura yang meliputi menyiapkan media pembibitan, menyapih bibit, memelihara bibit dan memindahkan bibit (transplanting).

8 F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Menambah referensi bagi penulis dan tenaga pendidik sebagai bahan pengembangan keilmuan bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan pembelajaran pada program keahlian Agribisnis Produksi Tanaman Pangan Dan hortikultura (APTN) di SMK Negeri 2 Subang. 2. Secara praktis Sebagai acuan dan arahan tenaga pendidik dalam meningkatkan mutu peserta didik yang memiliki standar kompetensi kejuruan nasional, dapat diterima oleh industri sebagai kriteria pekerja baru dan dapat membuka lapangan pekerjaan atau berwirausaha sebagai petani bibit tanaman hortikultura.