Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

dokumen-dokumen yang mirip
Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARIATKAN

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Menyambut Idul Adh-ha

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

: : :

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Definisi, hukum dan tata cara berqurban

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

ANALISIS PENDAPAT IBNU HAZM TENTANG WAKTU PELAKSANAAN PENYEMBELIHAN HEWAN KURBAN S K R I P S I

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Fatwa Seputar Badal Haji dan Umrah. Serta Hukum Melaksanakan Umrah Berkali-Kali Bagi Jama'ah Haji Saat Berada di Makkah

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Hukum Mengqadha' Puasa Ramadhan

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

Bukti Cinta Kepada Nabi

Bismillahirrahmanirrahim

Fikih Ringkas dalam Berkurban

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto


Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

: The Prostration of Forgetfulness : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Hakikat Dunia Dalam Permisalan

Kewajiban Haji dan Beberapa Peringatan Penting dalam Pelaksanaannya

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

PENGELOLAAN HARTA ZAKAT

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

HADITS KEsembilan Arti Hadits / :

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahman

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua

Khotbah yang Menggelisahkan

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

Munakahat ZULKIFLI, MA

MUZARA'AH dan MUSAQAH

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

Kecemburuan Seorang Suami Kepada Istri

BOLEHKAH MENGELUARKAN ZAKAT FITHRI DENGAN UANG?


BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 57/DSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH

Komunitas Pengusaha Muslim

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Indahnya Mengikuti Sunnah

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

Janganlah Berlaku Zalim

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Diantara perintah Allah Azza wa Jalla kepada kita adalah perintah agar kita mengikuti Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Berbakti Sepanjang Masa Kepada Kedua Orang Tua

Pengobatan dan Pemurnian Akidah

Hadits-hadits Shohih Tentang

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

Memaksimalkan Waktu-Waktu Mustajab Untuk Berdoa

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Sifat Surga dan Penghuninya

3 Wasiat Agung Rasulullah

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc Dipublikasikan ulang dari

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Dan Janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfa at) sampai ia dewasa penuhilah janji; sesungguhnya janji

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Jika Kuburan Dijadikan Tuhan

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 58/DSN-MUI/V/2007 Tentang HAWALAH BIL UJRAH

Penulis: Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja

ADAB MEMBERIKAN HADIAH

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

Umur Untuk Amal Shaleh

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

Alhamdulillah Was Shalaatu Was Salaamu Alaa Rasuulillah, adapun setelah ini:

Kategori : Tanggal : Rabu, 28 Januari :19:39 WIB

Perdagangan Perantara

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat

APAKAH SEORANG IBU MENUNAIKAN AQIQAH BAGI ANAKNYA JIKA BAPAKNYA TELAH MENCERAIKANNYA? هل تو دي الا م العقيقة عن ابنها إذا كن أبوه قد طلقها

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram

Koreksi Ritual di Bulan Rajab

Transkripsi:

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet I. LATAR BELAKANG Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS), Yayasan Yatim Mandiri mempunyai program qurban. Dulu pertama-tama hewan qurban yang berhasil dihimpun dari donatur atau umat Islam dibagikan berupa hewan hidup kepada anak-anak yatim. Setelah itu dirasa kurang efektif karena anak-anak yatim di panti asuhan kala itu juga sudah banyak menerima hewan qurban hidup. Istilahnya kurang efektif. Maka setelah itu, Yatim Mandiri berpikir tentang bagaimana distribusi tersebut lebih bermanfaat, terutama bagi kebutuhan pemenuhan gizi anak-anak yatim. Muncullah program SUPER GIZI QURBAN, yaitu pengolahan daging qurban menjadi sosis atau kornet. II. PERMASALAHAN Syariat qurban yang diketahui secara luas adalah pembagian daging qurban atau hewan qurban secara hidup. Pengolahan daging qurban belum begitu dikenal dan bahkan belum diketahui status hukum pengolahan daging qurban menjadi sosis atau kornet. Karena ada hadis Rasulullah yang artinya: Dari Salamah bin Al-Akwa Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu Aliahi Wa Sallam bersabda: Barangsiapa di antara kalian menyembelih hewan qurban, maka janganlah ia menyisakan sedikit pun darinya di dalam rumahnya setelah hari (Tasyriq) yang ketiga (tanggal 13 Dzulhijjah, pent). Ketika tiba (hari raya Qurban, pent) tahun berikutnya, mereka (para sahabat) bertanya; Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan sebagaimana tahun lalu? Beliau menjawab: (Tidak), tetapi sekarang silakan kalian makan, memberi makan, dan menyimpannya, karena sesungguhnya pada tahun lalu manusia ditimpa kesulitan (kelaparan/krisis ekonomi, pent), sehingga aku ingin kalian membantu mereka (yang membutuhkan makanan, pent). (HR. Bukhari V/2115 no. 5249, dan Muslim III/1563 no.1974) Hadis yang kedua adalah hadis Nabi yang artinya: Dan diriwayatkan dari Abu Sa id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam

bersabda: Wahai penduduk kota Madinah, Janganlah kalian makan daging qurban melebihi tiga hari (Tasyriq, tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, pent). Maka mereka mengadu kepada Rasulullah bahwa mereka memiliki keluarga, sejumlah orang (kerabat) dan pembantu. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: (Kalau begitu) silakan kalian memakannya, memberikannya sebagai makanan, menahannya atau menyimpannya. (HR. Muslim III/1562 no.1973). Sekilas dari hadis tersebut terkesan pengolahan daging qurban menjadi sosis atau kornet TIDAK BOLEH atau DILARANG. Sementara kebutuhan Yatim Mandiri adalah ingin lebih mengefektifkan atau mendayagunakan daging qurban atau bahkan syariat qurban ini. Demikian pula, Yatim Mandiri ingin memberikan sumbangan berupa peningkatan gizi kepada anak-anak yatim melalui sosis atau kornet hasil pengolahan daging qurban ini. III. USULAN Kami ingin mengetahui apakah pengolahan daging qurban menjadi sosis atau kornet tersebut diperbolehkan secara hukum Islam atau fikih? IV. PERMINTAAN OPINI DPS Sehubungan dengan uraian latar belakang, permasalahan, dan usulan di atas, kami mohon Opini Fatwa DPS mengenai hal-hal berikut: 1. Apa makna secara umum hadis tersebut? 2. Di bagian pertama redaksi hadis tersebut terkesan Nabi seakan melarang makan daging qurban lebih dari 3 hari, tapi di bagian akhir redaksi hadis Nabi malah menyuruh makan dan menyimpan daging qurban tersebut. Apa makna hal ini? 3. Apa sebenarnya makna menyimpan di hadis tersebut? 4. Apakah mengolah daging qurban menjadi sosis atau kornet itu termasuk dalam kategori menyimpan sebagai tersebut di dalam hadis tersebut? 5. Akhirnya, bagaimana sebenarnya hukum mengolah daging qurban menjadi sosis atau kornet itu BOLEH?

Jawaban / Opini Fatwa Dewan Pengawas Syariah (DPS) KH Abdurrahman Navis, Lc MHI 1. Pertama, hukum mengawetkan (daging qurban, ach) dalam bentuk kornet (sosis), disimpan di kulkas, atau dalam bentuk apa itu teknis. Tetapi, tidak makan atau tidak digunakan sampai selesai hari tasyriq itu memang ada dua pendapat ulama. Pendapat pertama adalah pendapat jumhur ulama termasuk madzahibul arba ah (madzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafi i, dan Hanbali) itu boleh. Mereka melandasi pendapatnya dengan beberapa hadits shahih dari Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam, di antaranya hadis Nabi SAW yang artinya: Dari Salamah bin Al-Akwa Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu Aliahi Wa Sallam bersabda: Barangsiapa di antara kalian menyembelih hewan qurban, maka janganlah ia menyisakan sedikit pun darinya di dalam rumahnya setelah hari (Tasyriq) yang ketiga (tanggal 13 Dzulhijjah, pent). Ketika tiba (hari raya Qurban, pent) tahun berikutnya, mereka (para sahabat) bertanya; Wahai Rasulullah, apakah kami melakukan sebagaimana tahun lalu? Beliau menjawab: (Tidak), tetapi sekarang silakan kalian makan, memberi makan, dan menyimpannya, karena sesungguhnya pada tahun lalu manusia ditimpa kesulitan (kelaparan/krisis ekonomi, pent), sehingga aku ingin kalian membantu mereka (yang membutuhkan makanan, pent). (HR. Bukhari V/2115 no. 5249, dan Muslim III/1563 no.1974) Dasar hadis yang kedua adalah hadis Nabi yang artinya: Dan diriwayatkan dari Abu Sa id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: Wahai penduduk kota Madinah, Janganlah kalian makan daging qurban melebihi tiga hari (Tasyriq, tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijjah, pent). Maka mereka mengadu kepada Rasulullah bahwa mereka memiliki keluarga, sejumlah orang (kerabat) dan pembantu. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: (Kalau begitu) silakan kalian memakannya, memberikannya sebagai makanan, menahannya atau menyimpannya. (HR. Muslim III/1562 no.1973). Dan hadits-hadits shahih lain yang semakna dengannya. Dari hadis-hadis ini, maka Jumhur Ulama termasuk Madzahibul Arba ah itu menyimpulkan bahwa: menyimpan daging qurban dalam bentuk apa saja (sosis, kornet, atau disimpan di kulkas misalnya) di atas tiga hari itu BOLEH atau DIPERBOLEHKAN. Pendapat kedua adalah pendapat Ibnu Hazm dan Ibnu Taimiyah. Beliau berdua mengatakan bahwa: secara hukum itu tidak di-nasakh (tidak dihapus status

hukumnya) karena ikut kepada hadis yang melarang pada tahun sebelumnya. Sehingga kalau hal itu memang illat -nya (sebabnya tidak terjadi), maka itu tetap tidak boleh menyimpannya (daging qurban). Illat yang dimaksud adalah pada saat itu terjadi paceklik sehingga perlu segera didistribusikan, jangan menunggu sampai tiga hari. Nah kalau sudah tidak paceklik, maka tidak harus dihabiskan sebelum berakhirnya hari tasyriq. Jadi, pendapat Ibnu Hazm dan Ibnu Taimiyah ini kalau illatnya masih ada maka daging qurban itu TIDAK BOLEH DISIMPAN. Nah, dari dua pendapat ini, setelah saya kaji ternyata yang lebih kuat itu adalah pendapatnya Jumhur Ulama terutama pendapatnya Madzahibul Arba ah yaitu YANG DIPERBOLEHKAN. Dan konteksnya di zaman sekarang ini illatnya tadi tidak terjadi. Artinya, di panti asuhan atau di anak-anak yatim di masyarakat itu kalau segera dihabiskan daging qurbannya itu tidak mendukung. Yang baik itu malah justru daging qurban itu diolah menjadi sosis, dendeng, atau kornet, sehingga bisa dimakan di kemudian harinya (setelah hari tasyriq). 2. Dalam Kaidah Ushul Fiqih disebutkan bahwa al-amru ba da al-nahi lil-ibahah (Perintah setelah larangan itu menunjukkan boleh atau diperbolehkan). Misalnya, hadis Nabi SAW yang awalnya melarang ziarah qubur tetapi lalu Nabi memerintahkan untuk berziarah kubur. Nah, ini berarti ziarah kubur itu boleh karena perintah datangnya setelah larangan sebagaimana kaidah ushul fiqih tadi. Nah, termasuk dalam urusan kebolehan mengolah daging qurban menjadi sosis dan lainlain. Dalam hadis tadi, Rasulullah melarang untuk makan daging qurban lebih dari tiga hari itu karena pada waktu itu banyak orang yang membutuhkan, maka daging qurban pada waktu itu harus diberikan kepada mereka dan jangan disimpan. Nah, setelah tahun berikutnya karena sudah tidak terjadi paceklik, maka boleh daging qurban itu disimpan dan diolah. Bahkan, oleh Rasululah SAW malah DIANJURKAN UNTUK DISIMPAN sebagaimana yang tersebut dalam redaksi hadis beliau tadi. 3. Ya maksudnya menyimpan di atas (lebih) dari tiga hari, baik dalam bentuk didendeng, disosis, dikornet, itu hanya masalah teknis. Yang jelas, menyimpan di sini maksudnya adalah tidak dimakan lebih dari tiga hari. Jadi, bukan kornet atau sosisnya yang menjadi masalah, tapi yang menjadi masalah hukum di sini adalah: tidak dimakan lebih dari tiga hari. 4. Mengolah daging qurban menjadi sosis atau kornet itu termasuk dalam kategori menyimpan sebagai tersebut di dalam hadis tersebut.

5. Maka, hukum mengolah daging qurban menjadi sosis atau kornet itu BOLEH, karena illatnya sudah tidak ada bahkan lebih dibutuhkan untuk disosis, didendeng, atau dikornet. Surabaya, Rabu 2 Dzulqa dah 1438 H / 26 Juli 2017 KH Abdurrahman Navis, Lc MHI