tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis ini tidak semua orang menyukai, apalagi menguasai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, memproduksi yaitu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang dalam mengaktuslisasikan dirinya sepenuhnya dan selengkapnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlaksananya pendidikan dan tersampainya ilmu pengetahuan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan pendidik dengan

BAB I PENDAHULUAN. siswa turut menentukan pencapaian tujuan pendidikan. Kriteria untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis. penggunaan keempat keterampilan berbahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum. Saat ini sempat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih ketrampilan berpikir Tarigan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah perubahan yang bersifat evolutif, antisipatif, dan terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri. pembelajaran merupakan tercapainya perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keterampilan dalam berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Inti dari pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. periode jenjang pendidikan. Kurikulum tercatat sebagai perubahan ketiga selama

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. belajar dipengaruhi oleh motivasi dari dalam dan luar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk membentuk kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas

BAB I PENDAHULUAN. mampu berkembang. Kemudian proses pembelajaran dapat dilakukan karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. gerak-gerik badaniah yang nyata (Keraf, 1993: 2). Dengan bahasa, setiap orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses ketercapaian ilmu dari berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh pembaca dan hendak disampaikan melalui media kata-kata/bahasa tulis.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. beratkan pada keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Namun pada kenyataannya

BAB I PENDAHULUAN. akhlak mulia, serta keterampilan. Salah satu aspek yang dibutuhkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperhatikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bagi manusia sangat begitu penting karena dapat meningkatkan kemampuan

Mengingat pentingnya bahasa tersebut, maka dalam dunia pendidikan perlu. mulai sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Selain itu, bahasa Indonesia pun

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. edu-katif tergambarkan dengan adanya interaksi yang terjadi antar guru dengan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan. Keterampilan dan kemampuan berbahasa sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. makna kata-kata secara individul akan dapat diketahui. diharapkan dapat melatih kreatifitas dan keterampilan siswa dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memahami pelajaran yang diberikan oleh guru. Pembelajaran yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ruang yang tidak hanya mengantarkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat aspek keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan sehingga akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Memproduksi Teks Eksposisi Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tugas utama seorang pendidik adalah menyelenggarakan kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah serangkaian usaha untuk pengembangan atau kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen merupakan sebuah karya yang didalamnya terkandung berbagai aspek

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Kedudukan Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Berdasarkan Kurikulum

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia semakin hari kualitasnya semakin rendah. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Guru dituntut mampu memotivasi siswa agar mereka tertarik terhadap

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengandung pikiran atau perasaan. Di dalam kegiatan komunikasi ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya penguasaan yang menggunakan bahasa lisan, sementara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan latihan berkelanjutan. Sependapat dengan yang dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat, yaitu mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. dapat dipisahkan antara satu sama lain. Keempat komponen itu ialah keterampilan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pembelajaran Memproduksi Teks Ulasan Berdasarkan Kurikulum

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Metode Quantum Learning. Ulfah Nuryani STKIP Siliwangi Bandung

Transkripsi:

2 Banyak siswa yang belum menguasai dalam keterampilan menulis karena motivasinya yang kurang. Tarigan (2008:22) menyatakan bahwa menulis yaitu menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut jika mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Gambaran atau lukisan ini mungkin dapat menyampaikan maknamakna tetapi tidak akan menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Berdasarkan pengertian di atas sudah jelas, bahwa menulis adalah kegiatan memindahkan gagasan serta melukiskan lambang-lambang yang ada di pikiran kita ke dalam bentuk tulisan. Tujuan utama menulis adalah untuk menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. Pembaca tau apa yang diimpikan yang bersangkutan. Pembaca tahu apa yang diimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan penulis. Dengan begitu, terjadi kegiatan berbagai pengalaman, perasaan, dan pengetahuan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mencoba Untuk mengambil judul Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Model Lightening The Learning Climate pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi Tahun Ajaran 2015/2016.

3 I.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang sudah dipaparkan maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a. Rendahnya kemampuan menulis siswa, karena kurangnya minat baca siswa. b. Sulitnya menumbuhkan imaji dan kreativitas yang akan dimunculkan dalam sebuah tulisan. c. Model yang digunakan tidak efektif sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut. a. Mampukah penulis dalam melaksanakan pembelajaran dalam menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi? b. Mampukah siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan jenis penulisan paragraf persuasif? c. Efektifkah model lightening the learning climate digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif di Kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi? 1.4 Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut.

4 a. Kemampuan penulis yang diukur adalah kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan model lightening the learning climate di Kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi; b. Kemampuan siswa pada Kelas X-2 SMA Pasundan 1 Cimahi dalam pembelajaran menulis paragraf persuasi yang berjenis iklan dengan menggunakan model lightening the learning climate; dan c. Keefektifan model lightening the learning climate dengan cara pembelajaran menulis paragraf pada siswa pada Kelas X-2 SMA Pasundan 1 Cimahi berdasarkan pretes dan postes. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mengetahui kemampuan penulis dalam mengajarkan dan menerapkan pembelajaran dalam menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi. b. Mengetahui kemampuan siswa kelas X dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif yang berdasarkan kriteria penulisan paragraf persuasif. c. Untuk mengetahui ketepatan model lightening the learning climate yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi mamfaat sebagai berikut.

5 a. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman dan keterampilan tentang pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat meningkatkan semangat untuk mengadakan penelitian yang sifatnya pembelajaran. b. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan mengajar dalam memilih metode pengajaran yang sesuai dan menarik bagi para siswa, khususnya dalam proses pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate. c. Bagi Peneliti Lanjutan Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya ke arah yang lebih baik. 1.7 Kerangka Pemikiran Dalam hal ini penulis beranggapan bahwa dalam melakukan sebuah penelitian, khususnya pada aspek kebahasaan (menulis) pada siswa kelas X SMA, dapat berjalan dan terencana sesuai dengan rancangan pembelajaran yang akan dibuat sebelum penulis melakukan tindakan pembelajaran. Melihat penelitian yang penulis buat, secara teoritis berpautan antara variabel yang akan diteliti dalam hal ini, penulis akan melakukan tindakan satu kelas dalam melakukan penelitian, dikarenakan lebih mudah bagi penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai pembelajaran dalam

6 menulis paragraf persuasi, untuk itu penulis dapat mempergunakan metode praeksperimen teknik tes awal dan tes akhir kelompok tunggal (the one group pretest posttest) sebagai cara yang digunakan dalam menyelesaikan masalah suatu penelitian yang tentunya dibuat secara terencana. Melihat rencana pembelajaran yang penulis buat di atas, penulis ingin mempergunakan model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan supaya dalam kegiatan pemnelajaran, peserta didik menjadi aktif dan respon di dalam menulis sebuah paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate. Dengan demikian para siswa menjadi lebih antusias dalam menuliskan paragraf persuasif. Dalam hal ini penulis akan mengolah data yang diperoleh untuk menganalisis lebih mendalam kemampuan siswa dalam menulis paragraf persuasif. Berikut penulis akan menggambarkan skema penelitian dan pelaksanaan tes awal dan tes akhir pada kelompok tunggal yang akan penulis teliti, supaya pembaca dapat memahami maksud dan tujuan dari pelaksanaan proses pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate pada siswa kelas X SMA.

7 Tabel 1.1 Kerangka Pemikiran Masalah 1. Keterampilan menulis memang terasa sulit bagi sebagian siswa. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi untuk siswa. 2. Pembelajaran dikelas saat ini banyak menyebabkan siswa menjadi tegang dan membosankan sehingga pembelajaran dikelas kurang berjalan aktif. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang terlalu formal sehingga Menulis paragraf berdasarkan kriteria persuasi dengan memperhatikan bahasa yang digunakan, ejaan, bahasa untuk meyakinkan pembaca Tujuan Untuk mengetahui siswa dalam proses menulis paragraf persuasif Model lightening the learning climate Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasif dengan Menggunakan Model lightening the learning climate pada Siswa Kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi Tahun Pelajaran 2015/2016 1.8 Asumsi dan Hipotesis 1.8.1 Asumsi Pada penelitian ini penulis mempunyai anggapan dasar sebagai berikut. a. Penulis telah lulus mengikuti perkuliahan Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian atau yang disebut dengan (MPK) di antaranya yaitu: Pendidikan

8 Pancasila, Penglingsosbutek, Intemediate English For Education, Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan; Mata Kuliah Keilmuan dan keterampilan (MKK) di antaranya yaitu : Teori dan Praktik Pembelajaran Menulis, Analisis Kesulitan Menulis, Menulis Kreatif, Menulis Kritik dan Esai; Mata Kuliah keahlian Berkarya (MKB) di antaranya: SBM Bahasa dan Sastra Indonesia, Penelitian Pendidikan; Mata Kuliah Perilaku Berkarya atau (MPB) di antaranya yaitu ; Pengantar Pendidikan, Psikologi Pendidikan, Profesi Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran; Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB) diantaranya; PPL 1 (MicroTeaching), dan KKN. b. Belajar pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. c. Paragraf persuasi adalah suatu karangan yang bertujuan untuk mengajak pembaca untuk percaya, yakin dan terbujuk terhadap suatu gagasan atau pendapat dari seseorang dengan menyertakan bukti, fakta di dalamnya. d. Model lightening the learning climate, model ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik, dalam hal ini peserta didik aktif terlibat dalam berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dalam belajar atas penyajian materi bersumber dari lingkungan peserta didik.

9 1.8.2 Hipotesis Hipotesis merupakan kendali bagi peneliti agar arah penelitian tidak kemana-mana dari tujuan penelitian. Rumusan hipotesis pun hendaknya memiliki nilai prediktif (mengandung dugaan yang sesuai dengan kajian), bersifat konsisten dan harus dapat diuji (Subana, 2001:74). Dalam penelitian ini, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut. a. Penulis mampu merencanakan dan melaksanakan pembelajaran menulis paragraf persuasif dengan menggunakan model lightening the learning climate pada siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi; b. Siswa kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi mampu mengikuti pembelajaran menulis paragraf persuasif berdasarkan kriteria penulisan paragraf persuasi. c. Model lightening the learning climate sangat efektif digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif di kelas X SMA Pasundan 1 Cimahi. 1.9 Definisi Operasional Pada penelitian ini, istilah- istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. a. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. b. Menulis paragraf persuasi adalah membuat suatu karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar untuk berbuat sesuatu. Paragraf persuasi dimulai dengan memaparkan gagasan yang disertai alasan yang kuat atau bukti untuk meyakinkan pembaca. Setelah itu, diikuti dengan

10 ajakan, bujukan, rayuan, imbauan dan saran kepada pembaca. Jadi, karangan persuasi menitik beratkan kepada ajakan agar pembaca atau orang lain mau mengikuti kehendak penulis. Biasanya juga ditandai dengan hadirnya kata penghubung antar kalimat, oleh karena itu, dan oleh sebab itu, dengan demikian, dan sebagainya. c. Model lightening the learning climate (menghidupkan suasana belajar) adalah strategi pembelajaran yang tepat dalam membuat suasana yang menyenangkan dengan cara membuat humor yang berhubungan dengan materi pembelajaran. Berdasarkan uraian dikemukakan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa judul penelitian ini bermaksud mengarahkan siswa untuk terampil menulis dalam mengungkapkan suatu pemikiran, sehingga dalam kegiatan menulis paragraf persuasif ini siswa mampu menuangkan ide-ide kreatifnya ke dalam sebuah tulisan. 1.9.1 Struktur Organisasi Skripsi Gambaran lebih jelas tentang struktur dan isi dari keseluruhan skripsi disajikan dalam struktur organisasi tersebut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi tersebut disusun sebagai berikut. a. BAB I Bab ini merupakan bagian awal dari skripsi yang menguraikan tentang latar belakang penelitian berkaitan dengan kesenjangan harapan dan fakta di lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

11 tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. b. BAB II Kajian teori, kedudukan pembelajaran menulis paragraf persuasi dengan menggunakan model lightening the learning climate (mencangkup dengan kedudukan materi terhadap kurikulum 2006 atau KTSP serta Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Alokasi Waktu dan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA) keterampilan menulis (mencangkup pengertian menulis paragraf persuasif, langkah-langkah menulis paragraf persuasif, ciriciri paragraf persuasif, struktur paragraf persuasif, hasil penelitian terdahulu, dan kelemahan serta keunggulan dari model pembelajaran. c. BAB III Metode penelitian dan desain penelitian, subjek penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel, objek penelitian, operasional variabel, pengumpulan data dan instrumen penelitian, serta perencanaan pembelajaran. d. BAB IV Deskripsi hasil dan temuan penelitian, serta pembahasan penelitian. e. BAB V Simpulan dan saran.