PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI FISIKA SISWA SMP

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Nadia Cahyadi*, Zulfitri Aima**, Ainil Mardiyah**

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

*

Yudhi Hanggara 1), Fauzan Jafri 2) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan.

Key words: CIRC models, pictures media, learning achievement, human excretory system

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Kata Kunci : strategi belajar peta konsep, hasil belajar, penelitian eksperimen, kurikulum KTSP.

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Economic Education Analysis Journal

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

EFEKTIVITAS METODE KOOPERATIF TIPE GI DAN STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL. Praptiwi dan Jeffry Handhika

Journal of Mechanical Engineering Learning

Falestina Rosyida et al., Model Tugas Analisis Video Kejadian Fisika dengan Verifikasi Konsep...

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (KAJIAN: DI SMAN 1 TAPEN BONDOWOSO)

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT & STAD DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

IMPLEMENTASI MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) DALAM PEMBELAJARAN HUKUM NEWTON DI SMA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Keperluan korespondensi, HP : ,

Aulya Nanda P., Sri Astutik, Rif ati Dina H.

Nora Hawari Daulay dan Usler Simarmata Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP 1) Rika Lestari, 2) Singgih Bektiarso, 2) Albertus D. Lesmono 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email:ri3cha_quers@yahoo.co.id Abstract Cooperative learning model type Team Assisted Individualization (TAI) with demonstration method is the learning model that combines individual learning and group learning which students work in heterogeneous groups to facilitate the students finish the job and give students the opportunity to be active in learning activities by way of demonstration. The purpose of this research is to describe the students' learning activities through the implementation of cooperative learning model type TAI with demonstration method for learning science-physics and assess whether there is a difference between the results of physics students learn science through the implementation of cooperative learning model type TAI with demonstration method by direct instructional model in learning science-physics. This research is an experimental research with design research using randomized, pre-test, post-test design. Data collection methods include observation, test, interview, and documentation. Methods of data analysis using Independent Sample T-Test with SPSS 16. Results of this study are students' learning activities through the implementation of cooperative learning model type TAI with demonstration method for learning science-physics criteria are very active and there is a significant difference in learning outcomes science -physics students when using cooperative learning model type TAI with demonstration method by direct instructional model. Key words: Cooperative learning model type TAI, demonstration method, activities learning, learning outcomes PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan (Trianto, 2009:1) [4]. Perkembangan pendidikan di Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu melakukan pembaharuan kurikulum. Mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat, salah satunya adalah ilmu pengetahuan alam (IPA). IPA mencakup tiga bidang ilmu yaitu Fisika, Biologi, dan Kimia. Fisika merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan serta penemuan teori dan konsep (Trianto, 2011:137) [5]. Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pendidikan formal saat ini adalah masih rendahnya daya serap siswa yang dapat dibuktikan dari rata-rata hasil belajar siswa yang masih tergolong rendah dan memprihatinkan (Trianto, 2009:5) [4]. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terbatas dengan guru mata pelajaran IPA-fisika di empat SMPN di 272

Rika, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif 273 Kabupaten Jember diperoleh fakta bahwa masih banyak siswa mengalami kesulitan belajar IPA-fisika. Hal ini dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa yang masih berada di bawah KKM dan siswa yang pasif selama kegiatan pembelajaran. Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh informasi bahwa selama ini pelajaran IPA-fisika disajikan dengan model pembelajaran langsung menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan saja. Hal tersebut dilakukan oleh para guru karena model pembelajaran langsung dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan lebih mudah dilakukan dan tidak membutuhkan persiapan serta keterampilan khusus dari guru, berbeda dengan model dan metode pembelajaran yang lain. Dalam proses pembelajaran, siswa hanya dituntut untuk mendengarkan, mencatat, bahkan menghafal saja, sehingga mengakibatkan kean dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang optimal. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila terjadi interaksi positif antara guru dan siswa. Sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif agar proses pembelajaran efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru dituntut selalu berinovasi dalam menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai agar siswa termotivasi untuk belajar. Model dan metode pembelajaran yang digunakan harus dapat membuat siswa belajar dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA-fisika siswa yaitu dengan pembelajaran kooperatif. Sebagaimana diungkapkan Ibrahim et al.(2000:16) belajar kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar daripada dengan belajar kompetitif dan individualistik [3]. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang membentuk siswa belajar dalam kelompok kecil sehingga siswa dapat saling bekerja sama memecahkan masalah dalam kelompoknya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Indiviualization (TAI). Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan salah satu model pembelajaran inovatif. Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan pembelajaran yang mengkombinasikan belajar individual dan belajar kooperatif. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan jumlah tiap kelompok yatiu 4 sampai 5 orang. Siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang memiliki kemampuan kurang. Menurut Daryanto (2013:418) ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap peserta didik secara individual belajar materi pelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru [2]. Hasil belajar individual dibawa ke kelompok-kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan jawaban sebagai tanggung jawab bersama. Model kooperatif tipe TAI dalam penelitian ini akan dipadukan dengan metode pembelajaran yang mampu membantu siswa lebih dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran ini adalah metode demonstrasi. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) disertai Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran IPA- Fisika di SMP. Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana aktivitas belajar siswa melalui penerapan model

274 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.3, Desember 2014, hal 272-276 metode demonstrasi pada pembelajaran IPA-fisika di SMP?, (2) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA-fisika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI disertai metode demonstrasi dengan model pembelajaran langsung pada pembelajaran IPA-fisika di SMP?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan aktivitas belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi selama pembelajaran IPAfisika di SMP, (2) Mengkaji perbedaan antara hasil belajar IPA-fisika siswa melalui penerapan model pembelajaran langsung pada pembelajaran IPA-fisika di SMP. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi model dan metode pembelajaran yang nantinya diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya IPA-fisika sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, dan sebagai informasi dan pertimbangan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Responden penelitian ditentukan setelah uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Desain penelitian ini menggunakan Random, Pre-Test, Post-Test desain. E O 1 X O R 2 K O 3 O 4 Gambar 1. Random, Pre-test, Post-test desain (Arikunto, 2010:126) [1] Keterangan: E = kelas eksperimen K = kelas kontrol O 1 = hasil pre-test kelas eksperimen O 2 = hasil post-test kelas eksperimen O 3 = hasil pre-test kelas control O 4 = hasil post-test kelas control X = perlakuan berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI disertai metode demonstrasi R = random Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisa data menggunakan Independent Sample T-test dengan bantuan SPSS 16. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Balung dan diterapkan pada siswa kelas VIII. Jumlah kelas VIII di SMP Negeri 2 Balung terdiri dari 6 kelas. Sebelum menentukan sampel penelitian terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas dengan ANOVA (Analisis of Variance). Data untuk uji homogenitas diambil dari nilai Ulangan Harian IPA-Fisika Bab Gaya. Berdasarkan uji homogenitas melalui uji One-Way ANOVA diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (sig. 0,322 > 0,05). Jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan di atas maka dapat dikatakan bahwa varian data kelas VIII SMP Negeri 2 Balung bersifat homogen. Selanjutnya digunakan metode cluster random sampling dengan teknik undian maka responden penelitian adalah siswa kelas VIII A (kelas eksperimen) dan kelas VIII B (kelas kontrol). Data aktivitas belajar siswa yang diperoleh dalam penelitian ini dimaknai sebagai segala tingkah laku siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar demonstrasi yaitu kegiatan motorik (melakukan demonstrasi), kegiatan visual (memperhatikan demonstrasi), kegiatan lisan (bertanya dan menjawab pertanyaan), dan kegiatan emosional (bekerjasama). Kemudian skor aktivitas belajar dipersentasekan untuk mengkriteriakan masing-masing indikator.

Rika, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif 275 Data aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran menggunakan model metode demonstrasi secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Perte muan ke- Tabel 1. Data aktivitas belajar siswa Ratarata KV KL KE (%) (%) (%) (%) KM (%) 1 94.29 97.14 59.29 97.14 81.43 2 98.57 100 72.15 100. 88.57 3 98.57 100 95.72 100 98 Ratarata Kriter ia 97.14 99.05 75.72 99.05 92.72 Aktif Keterangan: KM : Kegiatan Motorik KV : Kegiatan Visual KL : Kegiatan Lisan KE : Kegiatan Emosional Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diartikan bahwa persentase rata-rata aktivitas belajar siswa diperoleh persentase tertinggi yaitu pada indikator aktivitas kegiatan visual dan kegiatan emosional, masing-masing sebesar 99.05% dengan kriteria sangat. Persentase rata-rata aktivitas belajar siswa pada indikator kegiatan motorik diperoleh persentase sebesar 97.14% dengan kriteria sangat. Sedangkan persentase ratarata aktivitas belajar siswa pada indikator kegiatan lisan diperoleh persentase terendah yaitu sebesar 75.72% dengan kriteria. Hal ini dikarenakan pada pertemuan pertama aktivitas belajar siswa pada indikator kegiatan lisan masih rendah (kurang ). Siswa masih kurang percaya diri karena merasa malu dan takut untuk bertanya materi pelajaran yang belum dimengerti serta menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti karena pada pembelajaran sebelumnya siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang peneliti lakukan. Akan tetapi aktivitas belajar siswa pada indikator kegiatan lisan tersebut mengalami peningkatan pada pertemuan berikutnya yaitu dalam kriteria pada pertemuan kedua dan sangat pada pertemuan ketiga. Hal tersebut terjadi karena siswa sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan, siswa mulai bertanya dan menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan dan peneliti juga selalu memfasilitasi siswa agar siswa dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Hasil belajar IPA-fisika yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah kognitif produk yang diwujudkan dalam bentuk selisih nilai pre-test dan post-test siswa. Data hasil belajar IPA-Fisika siswa kelas eksperimen dan kelas control secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Data hasil belajar (selisih nilai pre-test dan post-test) IPA-Fisika siswa Kelas N Rata-rata Eksperimen 35 47.14 Kontrol 35 32.31 Berdasarkan tabel 2 di atas, terlihat bahwa rata-rata hasil belajar IPAfisika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, namun untuk mengetahui perbedaan signifikan antara hasil belajar IPA-fisika kelas kontrol dan kelas eksperimen diperlukan pengujian menggunakan uji Independent Sample T- test menggunakan uji pihak kanan. Berdasarkan hasil analisis Independent- Sample T-test, nilai F hitung levene test sebesar 2.516 dengan signifikansi 0.117 0.05, maka analisis Independent-Sample T-test menggunakan asumsi equal variance assumed. Nilai t hitung pada equal variance assumed adalah 4.367 dikonsultasikan dengan t tabel dengan db = 68 pada taraf signifikansi 5% sehingga memperoleh t tabel sebesar 2.00, maka diperoleh t hitung > t tabel (4.367 > 2.00) dengan signifikansi (1-tailed) 0.000 0.05, jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada

276 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.3, Desember 2014, hal 272-276 perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (Ha diterima, Ho ditolak), sehingga karena Ha diterima dan Ho ditolak maka dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA-fisika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar IPA-fisika siswa langsung pada pembelajaran IPA-fisika. Hal ini dikarenakan model pembelajaran koopertaif tipe TAI disertai metode demonstrasi tersebut dapat membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan karena membangun pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang lama melalui kerjasama yang dilakukan dengan teman sekelompok dan dari pengalaman yang dialami sendiri oleh siswa dengan melakukan demonstrasi ke sesama teman sekelompoknya. Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII A (kelas eksperimen) diperoleh data tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA-fisika menggunakan model metode demonstrasi adalah baik. Siswa merasa senang mengikuti proses pembelajaran yang dilakukan dan siswa dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Siswa juga merasa bisa materi IPA-fisika yang diberikan menggunakan model dan metode pembelajaran yang diterapkan. Hal tersebut secara konkret terwujud dari hasil belajar IPA-fisika (nilai post-test) kelas eksperimen yang 63% siswanya mencapai nilai tuntas (mencapai nilai KKM). SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diperoleh kesimpulan yaitu aktivitas belajar siwa melalui penerapan model metode demonstrasi selama pembelajaran IPA-fisika siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Balung dengan kriteria sangat dan ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar IPA-fisika siswa saat langsung pada pembelajaran IPA-fisika siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Balung. Hasil belajar IPA-fisika siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah dalam pembelajaran IPA-fisika hendaknya guru menggunakan model dan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa berperan salah satunya dengan model metode demonstrasi, dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI disertai metode demonstrasi hendaknya guru lebih membimbing siswa selama proses pembelajaran agar KBM dapat berjalan dengan baik dan diharapkan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA [1]Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi 2010). Jakarta: PT. Rineka Cipta. [2] Daryanto. 2013. Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrama Widya. [3]Ibrahim, et al. 2000. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: UNESA Press. [4]Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. [5]. 2011. Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.