BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENTINGNYA KETERWAKILAN PEREMPUAN DI LEMBAGA PENYELENGGARA PEMILU

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 Pendahuluan L IHA PEMILIHAN UMUM

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH UNTUK MEWUJUDKAN PEMILU 2019 YANG ADIL DAN BERINTEGRITAS

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

-2- MEMUTUSKAN: satu...

-2- MEMUTUSKAN: Pasal I...

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Memerhatikan : Putusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 26 Februari 2013;

-2- Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum tanggal 02 Juli 2012; MEMUTUSKAN:

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN TAHAPAN PERSIAPAN 1. Penataan Organisasi a. Penyusunan Tata Kerja KPU, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota

RANCANGAN PERATURAN KPU TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

KOMISI PEMILIHAN UMUM

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN TAHAPAN PERSIAPAN 1. Penataan Organisasi

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008 tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN. 9 Juni 2012 s/d 9 Juni Juni Juni Juni 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

2, No Pengelolaan data dan Informasi a. Penyusunan pedoman pengelolaan data dan informasi b. Penyusunan dan pengembangan aplikasi SI (Sistem In

NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN. 9 Juni 2012 s/d 9 Juni Juni 2012 s/d 9 Juni Juni 2012 s/d 9 Juni 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN : 2. Pendaftaran Pemantau dan Pemantauan Agust 2012 s/d Mar 2014

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adala

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KPU KABUPATEN TABANAN Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tabanan sebagai suatu sub sistem dari Komisi Pemilihan Umum,

Daftar Isi Undang undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum

TUGAS DAN FUNGSI KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM

PEMILIHAN UMUM TAHUN Agustus Februari PENYUSUNAN PERATURAN KPU 1 Agustus Januari 2019

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM TAHUN 2019

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

2 Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pengawasan Pemilihan Umum; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembar

2017, No Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum tentang Perubahan atas Peraturan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun 2

TAHAPAN PILPRES 2014 DALAM MEWUJUDKAN BUDAYA DEMOKRASI

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2013, No NO PROGRAM/KEGIATAN JADUAL KETERANGAN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN NOMOR : /Kpts/KPU-Sim/ /IV/ 2015

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN DONGGALA

UNDANG-UNDANG NO.7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Paragraf 2 KPU Provinsi. Pasal 9

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG NOMOR : 1/Kpts/KPU-Kota /2015 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN KPU KABUPATEN BANYUMAS. Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

BAB II DISKRIPSI ORGANISASI

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

- 4 - Pasal II Peraturan KPU ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

Memperhatikan : Berita Acara Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Cilacap Nomor 08/BA/V/2016 Tanggal 22 Mei 2016.

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN PAMEKASAN

- 2 - Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246);

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

Oleh : Dr. Muhammad, S.IP., M.Si. (Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum)

DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILU REPUBLIK INDONESIA

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

REKAPITULASI SURAT KEPUTUSAN KPU KABUPATEN LINGGA NO NO. SK JUDUL SK DASAR SK TGL DISAHKAN. tahun 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAHAN RATAS RUU PENYELENGGARAAN PEMILU SELASA, 13 SEPTEMBER 2016 NO. ISU STRATEGIS URAIAN PERMASALAHAN USULAN KPU 1. Penyelenggara - KPU dalam relasi dengan lembaga lain terkesan ditempatkan sebagai subordinat. 2. Tugas dan Wewenang KPU - Pemilu serentak (concurrent) tahun 2019 membutuhkan kelembagaan KPU yang profesional dan berintegritas. - Terdapat variasi luas wilayah dan jumlah pemilih - Oleh karenanya, perlu penguatan kelembagaan. - Penambahan tugas dan wewenang KPU - KPU RI ditetapkan sebagai pejabat negara. - Penggantian Anggota KPU dilaksanakan secara berkesinambungan (stagger system), yaitu sebagian anggota KPU yang lama dipertahankan dan sebagiannya anggota baru. - Jumlah anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/ Kota paling banyak 5 orang. - Anggota KPU saat pendaftaran berusia: a. KPU RI : 40 tahun b. KPU Provinsi : 35 tahun c. KPU Kabupaten/Kota : 35 tahun - Tidak bekerja dalam profesi lain, tidak menjabat atau non-aktif dari kepengurusan ormas/lsm, non-aktif dari studi yang ditempuh. - menyelenggarakan pemilu yaitu pemilu presiden dan wakil presiden, anggota legislatif, pilkada, dan kepala desa - Salah satu tugas wewenang KPU adalah - pendidikan politik, pengarsipan, 1

3. Tugas dan wewenang KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyusun dan menetapkan pedoman teknis utk setiap tahapan pemilu setelah berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah dalam forum rapat dengan pendapat yang keputusannya bersifat mengikat. Mencermati metode konsultasi penetapan Peraturan KPU dan pedoman teknis dengan DPR dan Pemerintah yang dilakukan pada penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, maka pengaturan mengenai hasil konsultasidalam rapat dengar pendapat yang keputusannya bersifat mengikat harus dikaji kembali. Forum konsultasi adalah forum yang seharusnya dipergunakan untuk memastikan bahwa norma yang akan diatur dalam Peraturan KPU sudah sesuai dengan maksud (original intent) pembentuk Undang-Undang, bukan forum pembahasan pasal per pasal bahkan untuk menafsiran norma Undang-Undang. Proses legislasi pembentuk Undang-Undang, yaitu DPR dan Pemerintah telah selesai pada saat Undang-Undang tersebut disahkan dan diundangkan. - Perumusan tugas dan wewenang KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tidak ada pembedaan dan belum mencerminkan kelembagaan yang hirakhies - Tugas dan wewenang KPU Provinsi dan KPU pemutakhiran data pemilih berkelanjutan - Mengubah frasa pedoman teknis menjadi peraturan KPU - Menghapus kewajiban konsultasi ke DPR dan Pemerintah dalam membuat peraturan dan pedoman teknis KPU - Perlu dirumuskan ulang tugas dan wewenang KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota - Menambah tugas dan fungsi: 2

Kabupaten/Kota perlu diperkuat dengan fungsi pembangunan bidang demokrasi. 4. Kesekretariatan - Kelembagaan kesekretariatan masih belum memadai dibandingkan dengan rentang kendali tanggung jawab, wilayah dan jumlah Satker se Indonesia. Oleh karena itu, perlu penguatan kelembagaan - Perlu penambahan tugas dan wewenang Sekretariat Jenderal KPU dalam mendukung serta memfasilitasi Anggota KPU, disamping itu juga untuk lebih menegaskan sejauh mana wewenang dan tugas Sekretariat Jenderal KPU dalam memfasilitasi KPU 5. Tahapan - Mempertimbangkan program dan kegiatan tahapan, maka perlu dilakukan simulasi yang tepat untuk menentukan hari pemungutan suara 6. Pembentukan Badan Ad Hoc - Pembentukan PPS tidak didasarkan pada usulan bersama kepala desa dengan badan permusyawaratan desa/dewan kelurahan. - Pada beberapa daerah, terutama daerah yang remote, daerah perdesaan, daerah pegunungan, dan lain-lain terdapat kendala dalam perekrutan a. Melakukan pemutakhiran pemilih berkelanjutan; b. Pendidikan pemilih; c. Pengelolaan arsip Pemilu - Sekretariat terdiri atas Sekretaris Jenderal, Deputi dan Inspektur Utama - Penambahan tugas Sekretariat Jenderal KPU a. Membantu penyusunan program dan anggaran pemilu dan pemilihan b. Memberikan dukungan teknis dan administrasi penyelenggaraan Pemilu; c. Membantu dan memfasilitasi penyelesaian sengketa hukum di dalam dan di luar pengadilan: d. Membantu pelaksanaan system pengendalian internal KPU. - Pengaturan waktu harus cukup untuk pelaksanaan tahapan yang baik - Waktu tahapan penyelenggaraan untuk diserahkan kepada KPU supaya lebih sesuai kebutuhan lapangan - Mekanisme pembentukan PPS dilakukan sama dengan pembentukan PPK, yaitu secara terbuka tanpa melibatkan pemerintahan desa - Jumlah anggota KPPS paling banyak 7 3

anggota KPPS. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi kekurangan SDM perlu dipertimbangkan ketentuan mengenai jumlah anggota KPPS tanpa mengurangi tugas KPPS yang seharusnya - Mempertimbangkan pengalaman KPU yang menemui kendala dalam rektutmen PPLN dan KPPSLN, perlu diusulkan batasan umur anggota PPLN dan KPPSLN. Pada umumnya anggota PPLN dan KPPSLN adalah mahasiswa yang umurnya kurang dari 25 tahun. Sedangkan WNI yang berusia 25 tahun ke atas, umumnya adalah para pekerja yang terkendala dengan waktu 7. Pemilih - Syarat Pemilih dan Pemutakhiran Daftar Pemilih disesuaikan dengan UU No. 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua UU No. 1 Tahun 2015 orang. - Persyaratan PPS, KPPS, PPLN dan KPPSLN perlu dipertimbangkan usia minimal menjadi 18 tahun dan syarat pendidikan minimal SMA - Pemilih yang dapat menggunakan hak suaranya adalah: a. Pemilih yang terdaftar dalam DPT b. Pemilih pindahan c. Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT, dan menggunakan haknya pada hari pemungutan suara dengan menunjukkan KTP elektronik - Basis data pemutakhiran daftar pemilih adalah DPT Pemilu atau Pemilihan yang terakhir diselenggarakan dengan memerhatikan DP4 yang dari Pemerintah - DP4 berisi data potential pemilih pada Pemilu atau Pemilihan yang akan diselenggarakan 4

8. Waktu penetapan DAK2 - Perlu dipertimbangkan batasan waktu yang memadai untuk penerimaan DAK2 dengan penyerahan dukungan calon DPD 9. Penataan Dapil dan - dapil yang ada tidak sesuai dengan prinsip alokasi kursi 10. Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden keterwakilan dan perkembangan penduduk - Antisipasi calon tunggal - Pemilihan Presiden dengan 1 pasangan calon diselenggarakan setelah dilakukan upaya yang sungguh-sungguh, dengan memperpanjang waktu pendaftaran yang memadai bagi partai politik untuk mendaftarkan calon 11. Dana Kampanye - Perlu penambahan pengaturan Dana Kampanye Pileg dan Dana Kampanye Pilpres - perlu waktu minimal 4 (empat) bulan DAK2 harus ditetapkan, sebelum penyerahan dukungan calon DPD - penetapan dapil perlu ditata dan kewenangannya diserahkan kepada KPU - Mekanisme pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dengan 1 pasangan calon dapat dijadikan referensi dalam mengatur kemungkinan adanya calon tunggal Pemilu Presiden. - Waktu perpanjangan pendaftaran yang diusulkan adalah 7 hari, dengan tetap menjaga jadwal tahapan penetapan pasangan calon - Dana Kampanye Pileg a. Entitas pelaporan dana kampanye adalah partai politik b. Perlu ketentuan yang mewajibkan caleg juga melaporkan pengeluaran dana kampanyenya (dalam Pileg sistem proporsional terbuka) c. Rekening Partai Politik sebagai syarat pendaftaran berbeda dengan Rekening Khususn Dana Kampanye. d. Rekening Khusus ini dibuka paling lambat sejak ditetapkan sebagai Partai Politik Peserta Pemilu yang terpisah dari Rekening Partai Politik dan digunakan untuk penerimaan 5

dan pengeluaran dana kampanye. e. Laporan awal dana kampanye memuat penerimaan dan pengeluaran yang telah dilakukan sebeum ditetapkan sebagai Peserta Pemilu. f. Perlu diatur batasan jumlah sumbangan dari para caleg dan partai politiknya g. Perlu dikaji kembali jumlah sumbangan dari pihak ketiga h. Perlu dihitung kembali batasan waktu penyerahan laporan dana kampanye i. Pengaturan mengenai audit dana kampanye - Dana Kampanye Pilpres a. Laporan awal dana kampanye memuat penerimaan dan pengeluaran yang telah dilakukan sebelum ditetapkan sebagai Paslon Pilpres. b. Perlu diatur batasan jumlah sumbangan pribadi Paslon dan sumbangan dari partai politik pengusulnya c. Perlu dikaji kembali jumlah sumbangan dari pihak ketiga j. Perlu dihitung kembali batasan waktu penyerahan laporan dana 6

12. Jumlah Pemilih dalam 1 TPS - Penetapan jumlah Pemilih dalam 1 TPS didasarkan pada sistem Pileg yang proporsional tertutup atau terbuka. - Apabila dilakukan Pileg dengan sistem proporsional terbuka + Pilpres, maka jumlah Pemilih sebanyak maksimal 500 Pemilih dalam 1 TPS dianggap kurang memadai karena membutuhkan waktu yang lama dalam proses pemungutan dan penghitungan suaranya. kampanye Pengatran mengenai audit dana kampanye k. Pengaturan mengenai audit dana kampanye - Pengaturan Jumlah Pemilih setiap TPS untuk diserahkan kepada KPU dengan mempertimbangkan aksesibilitas dan jumlah pemilih. 13. Rekapitulasi - Membutuhkan profesionalitas dan integritas - Rekapitulasi di PPK 14. Penyelesaian sengketa - Memerhatikan masih terjadinya tumpang tindih penyelesaian sengketa Pemilu, maka perlu dan ditegaskan jenis-jenis sengketa Pemilu dibentuk lembaga peradilan yang khusus memeriksa dan memutus perkara sengketa Pemilu 15. Kewenangan DKPP - Beban terlalu berat dan tidak efisien - Peserta pemilu juga melanggar pemilu yang berintegritas 16. Penggunaan Teknologi dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara - Dibutuhkan Penggunaan teknologi dalam Penyelenggaraan Pemilu 17. Pemilu Serentak - Ada kebutuhan untuk memperkuat Sistem pemerintahan - Penyelesaian sengketa tidak melibatkan terlalu banyak lembaga - Khusus pelanggaran etika, untuk diatur etika peserta pemilu dan sanksinya - DKPP terbatas pada sidang etik anggota KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten - Proses dan pemberhentiaan dugaan pelanggaran etika yang dilakukan badan adhoc oleh KPU Kabupaten/Kota - Penggunaan teknologi dalam penyelenggaraan Pemilu diserahkan kepada KPU. - Penyelenggaraan Pemilu Serentak dalam bentuk serentak nasional (untuk memilih 7

- Kebutuhan untuk memudahkan menejemen penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, anggota DPR dan DPD dalam waktu bersamaan), dan Serentak Daerah (untuk memilih Gubernur dan Wakil gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, Walikota dan Wakil Walikota, serta Angota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam waktu bersamaan). - Pemilu Serentak Nasional diselenggarakan pada tahun 2019, dan Pemilu Serentak Daerah diselenggarakan pada Tahun 2022. 8