BAB III PERANCANGAN ALAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut sistem dari modul Hot Plate Magnetic Stirrer dapat dilihat pada

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

RANCANG BANGUN CATU DAYA BERKAPASITAS 180W DENGAN METODE SWITCHING

PERANCANGAN INVERTER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SKALA RUMAH TANGGA. Rico Alvin 1, Ibnu Kahfi Bachtiar 2

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat

USER MANUAL LAMPU EMERGENCY MATA DIKLAT : RANCANGAN ELEKTRONIKA SISWA XII ELEKTRONIKA INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO SMKN 3 BOYOLANGU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

BAB III METODA PENELITIAN

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

RANCANG BANGUN UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY (UPS) 1300 VA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB III PERANCANGAN ALAT

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

3. METODOLOGI PENELITIAN. Persiapan dan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. Adapun tempat penelitian yang saya lakukan adalah di Lab Fisika

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika Universitas

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

Adaptor/catu daya/ Power Supply

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III METODE PENELITIAN. Instrumentasi Medis Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PERTEMUAN 12 ALAT UKUR MULTIMETER

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN. Oleh : NIM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Instrumentasi jurusan Fisika

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

DAFTAR ISI. 2.7 Baterai Bagian-bagian baterai Prinsip Kerja Baterai... 19

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram Blok Untuk blok diagram dapat dilihat pada gambar 3.1. di bawah ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Diagram alir digambarkan pada gambar berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

SUMBER ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM HYBRID (SOLAR PANEL DAN JARINGAN LISTRIK PLN)

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat bekerja seperti yang diharapkan. Petunjuk yang memuat spesifikasi komponen atau datasheet merupakan petunjuk yang sangat penting dalam melakukan perancangan alat, maka kegiatan selanjutnya adalah membuat ke dalam bentuk yang lebih kompleks. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, harus terlebih dahulu dibuat suatu rancangan yang baik.dengan memperhatikan sifat dan karakteristik dari tiap-tiap komponen yang digunakan serta persediaan suku cadang di pasaran sehingga dapat mempermudah dalam pengerjaannya dan kerusakan pada komponen yang 37

38 digunakan dapat dihindari.sebelumnya kita harus mengerti dulu tentang tujuan dari perencanaan tersebut, dan juga tentang langkah-langkah dari perencanaannya. 3.2. Blok Diagram Rangkaian Diagram blok rangkaian merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan peralatan elektronik, karena dari diagram blok dapat diketahui prinsip kerja secara keseluruhan dari rangkaian elektronik yang dibuat. Sehingga keseluruhan blok dari alat yang dibuat dapat membentuk suatu sistem yang dapat difungsikan atau sistem yang bekerja sesuai dengan perancangan. Keseluruhan dari diagram blok dari alat yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.1dibawah ini: Gambar 3.1 Diagram Blok Perancangan Inverter dengan Sistem Isi Ulang Baterai Aki Gambar 3.1 merupakan diagram blok perancangan inverter dengan sistem isi ulang baterai accu dapat diketahui bahwa perancangan ini dapat mengubah

39 listrik DC dari aki menjadi AC 220 V oleh rangkaian inverter. Perancangan ini dapat difungsikan sebagai alternatif ketika sumber PLN sedang tidak berfungsi. 3.2.1 Charger Baterai Accu Didalam Alat Charger baterai accu terdapat komponen utama yaitu Trafo atau transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN serta penyearah atau rectifier atau disebut juga dioda rectifier/kiprox. Gambar dibawah ini adalah gambar rangkaian sederhana alat untuk charger aki yang menggunakan trafo jenis CT atau trafo yang memiliki titik Tengah (Center Tap).Gambar rangkaian nya cukup sederhana hanya diperlukan beberapa komponen saja sudah bisa digunakan untuk charging atau setrum aki. Gambar 3.2 rangkaian charger baterai accu Fungsi trafo adalah untuk menurunkan tegangan listrik PLN 220 Volt menjadi sekitar 12-15 volt sesuai yang di butuhkan. Sedangkan Fungsi Dioda atau rectifier adalah untuk menyearahkan tegangan yang sudah diturunkan oleh trafo sehingga bisa digunakan untuk carger aki.

40 Pada sebuah Alat untuk charger Aki kalaupun terdapat saklar atau selektor adalah untuk memilih tegangan sesuai dengan banyaknya aki yang dicharger.terdapat alat ukur arus atau Amperemeter untuk menunjukan besarnya arus pengisian aki, terdapat pula Volt meter yang merupakan alat untuk mengukur tegangan. 3.2.2 Baterai accu Baterai digunakan sebagai sumber utama DC, baterai ini mempunyai kemampuan 12 Volt 70 AH, tegangan dan arus baterai akan menurun jika terus menerus atau lama digunakan, maka digunakan suatu rangkaian pengisian yang dapat bekerja secara otomatis. Untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam pengisian dan pemakaian diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Gramedia,1987) : Q = I. t (AH)...(3.1) Dimana : Q = Kemampuan arus dari baterai (AH) I = Arus pengisian baterai (A) t = Waktu yang dibutuhkan dalam pengisian baterai (s).

41 Dan untuk mengetahui berapa lama tahan baterai atau lama pengoperasian alat yang diambil dari baterai sebagai sumber utama yaitu tergantung kepada besarnya arus yang digunakan atau yang terpakai. Dapat juga ditentukan melalui rumus : Lama tahan baterai (It) :...(3.2) Dimana : (I k ) : Kapasitas arus baterai (I b ) : Arus yang terpakai (It) : Lama tahan baterai 3.2.3 Oscilator Rangkaian oscilator ini berfungsi untuk menghasilkan frekuensi 50 Hz. Rangkaian oscilator yang digunakan adalah rangkaian oscilator RC. Untuk mendapatkan frekuensi dengan nilai 50 Hz diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut : Selang waktu penundaan keluaran tinggi untuk pengisian kapasitor dari 1/3 Vcc sampai dengan 2/3 Vcc adalah : t1 = 0,693 (R 1 + R 2 )C 1

42 Sedangkan selang waktu penundaan keluaran rendah untuk pengosongan kapasitor dari 2/3 Vcc sampai dengan 1/3 Vcc adalah: t2 = 0,693 (R2)C1 Jadi jumlah waktu isolasi (T) untuk pengisian dan pengosongan kapasitor adalah : T = t1 + t2 Sehingga frekuensi untuk gelombang keluaran adalah kebalikan dari waktu perioda isolasi total. ( )...(3.3) Keterangan : f = frekuensi ( Hertz ) R1 = Besarnya tahanan pada Resistor R1 ( Ohm ) R2 = Besarnya tahanan pada Resistor R2 ( Ohm ) C1 = Kapasitor ( Farad )

43 3.2.4 Power MOSFET Untuk perancangan power MOSFET kita perlu mempelajari spesifikasi-spesifikasi yang diinginkan. Spesifikasi ini tidak harus mencakup semua parameter yang ada. Karena beberapa parameter dapat kita asumsikan saja. Ketika E-MOSFET dibiaskan di daerah ohmic, E-MOSFET sama dengan hambatan R DS(on). Hampir semua lembar data akan menampilkan nilai dari hambatan ini pada arus saluran dan tegangan gatesourcespesifik. Gambar 2.8 menunjukkan ide ini. Ada titik Q test pada daerah ohmic kurva V GS = V GS(on). Pabrik mengukur arus I D(on) dan tegangan V DS(on) pada titik Q tes. Dari sini, pabrik menghitung nilai R DS(on) menggunakan definisi berikut (Malvino,2003): (3.4) Gambar 3.3 Grafik Pengukuran R DS(on) (Malvino, 2003)

44 Tabel 3.1 E-MOSFET Sinyal Kecil (Malvino, 2003) Peranti V GS(th) V V GS(on) V I D(on) R DS(ON) I D(max) P D(max) VN2406L 1,5 2,5 100mA 10 200mA 350mW BS107 1,75 2,6 20mA 28 250mA 350mW 2N7000 2 4,5 75mA 6 200mA 350mW VN10LM 2,5 5 200mA 7,5 300mA 1W MPF930 2,5 10 1A 0,9 2A 1W IRFD120 3 10 600mA 0,3 1,3A 1W Dalam Gambar 2.8(a), arus jenuh saluran pada rangkaian adalah: ( ) ( )...(3.5) Dan tegangan cut off saluran adalah V DD. Gambar 2.8(b) menunjukan garis beban DC di antara arus jenuh I D(sat) dan tegangan cut off V DD. Ketika V GS = 0, titik Q berada pada batas bahwa dari garis beban DC. Ketika V GS = V GS(on), titik Q pada batas atas dari garis beban. Ketika Q berada di bawah titik Q test, seperti ditunjukkan Gambar 2.4(b), alat dibiaskan di daerah ohmic. Dengan cara lain, E-MOSFET dibiaskan di daerah ohmic ketika memenuhi persyaratan:

45 I D(sat) Lebih Kecil dari I D(on) dengan V GS = V GS(on)... (3.6) Gambar 3.4 I D(sat) Lebih Kecil dari I D(on) dengan V GS = V GS(on) Memastikan Kejenuhan. (Malvino2003) Persamaan ini memberitahukan kita apakah E-MOSFET sedang beroperasi di daerah aktif atau daerah ohmic. Melihat rangkaian E- MOSFET, ketika dapat menghitung I D(sat). Jika I D(sat) lebih kecil dari I D(on) ketika V GS = V GS(on), kita akan mengetahui bahwa alat dibiaskan di daerah ohmic dan ini sama dengan hambatan kecil. Pada perancangan MOSFET disini daya (P) yang diinginkan adalah 250 Watt, dengan tegangan masukan (V) adalah 12 Volt. Maka besarnya arus (I) dapat diperoleh melalui persamaan :

46 P = VxI, maka : I = P/V I = 250/12 = 20.833 Ampere Dengan diketahui besarnya arus 20.833 Ampere, maka dipilihlah MOSFET dengan tipe 2SJ471 dan 2SK2956 yang memiliki arus I D = 50 Ampere. Gambar 3.5 Rangkaian Inverter Keseluruhan 3.3. Cara kerja rangkaian keseluruhan Tegangan yang diberikan dari sumber tegangan DC, disini karena merupakan pembangkit listrik tenaga surya, maka sumber tegangan DC bisa berasal dari panel solar sel disaat sinar matahari masih ada, dan menggunakan accumulator (aki) disaat sinar matahari sudah tidak ada. Sumber tegangan DC yang nilainya 12 Volt ini diregulasikan terlebih dahulu melalui IC 2 ( IC regulator )

47 tegangan Positif yaitu IC 78L05 yang menghasilkan nominal tegangan keluaran 5 Volt. Tegangan yang sudah diregulasikan ini digunakan untuk mengoperasikan IC 1 ( IC CMOS 4069UB ). IC ini digunakan untuk menghasilkan sinyal kotak. Kemudian keluaran sinyal kotak ini ( pin 2 dan pin 4 ) dikuatkan melalui transistor TR1 dan TR2 yang nantinya TR1 dan TR2 ini berfungsi menswitch MOSFET TR3dan TR4 serta TR5 dan TR6. Jika pada saat TR3 dan TR4 mendapat input high ( 1 ) dari TR1, dan TR5 dan TR6 mendapat input low ( 0 ) dari TR2, maka TR3 dan TR6 akan menjadi off dan TR4 dan TR5 menjadi on. Sehingga arus mengalir dari Vcc-TR5- Trafo-TR4-(-Vcc). Begitu sebaliknya terjadi secara kontinyu dan terus menerus serta bergantian sehingga menghasilkan suatu tegangan bolak-balik. Tegangan yang dihasilkan oleh MOSFET ini masih tegangan 12 Volt tapi memiliki Arus yang besar. Tegangan 12 Volt AC ini dinaikan kembali oleh transformator stepup. 3.4. Pembuatan PCB ( PRINT CIRCUIT BOARD ) Untuk pembuatan PCB ini sekaligus perancangan layout dan tata letak komponen pada papan PCB. Dalam perancang papan PCB ini ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu : 1 Mengusahakan jalurnya sependek mungkin 2 Mengusahakan agar jumper sedikit mungkin 3 Menghindari belokan yang tajam pada jalur 4 Rancangan layout dapat dilihat pada bagian akhir laporan ini.

48 Proses pembuatan PCB ini dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan, supaya hasil yang diinginkan tercapai dengan maksimal. Adapun tahap-tahap pengerjaanya adalah: 1 Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, seperti PCB, tempat pelarutan, tang, bor listrik dan lain sebagainya. 2 Membuat layout rangkaian pada kertas, yang kemudian menjiplakkanya pada PCB. 3 Setelah jalur-jalur rangkaian dijiplak ke PCB menggunakan spidol permanen, siapkan larutan FeCl 3. jangan menempatkan larutan ini pada tempat yang terbuat dari logam. Karena sifat dari larutan ini adalah melarutkan logam. 4 Masukan PCB kedalam larutan FeCl 3 sambil digoncang-goncang supaya hasilnya merata. 5 Jika semua lapisan tembaga pada PCB yang tidak terlapisi dengan spidol hilang, bersihkan PCB menggunakan air bersih. Setelah dibersihkan dengan air bersih, PCB dibersihkan lagi dengan menggunakan spritus atau alkohol, fungsinya untuk menghilangkan tinta spidol. 6 Papan PCB yang telah dibersihkan kemudian didril untuk menandai bagian yang akan di bor menggunakan bor listrik. 7 Bor PCB yang telah ditandai dengan dril.

49 Setelah proses pengeboran selesai, bersihkan PCB dengan menggunakan kertas pasir. Tujuanya agar proses penghantaran arus listrik pada PCB berjalan dengan baik. 3.5. Pemasangan komponen Sebelum komponen yang akan digunakan ditempatkan pada PCB, terlebih dahulu komponen-komponen tersebut di cek terlebih dahulu. Ini dilakukan untuk memastikan apakah komponen yang akan kita pasang nantinya rusak atau dalam keadaan baik. Selain itu cek semua jalur-jalur pada PCB, apakah jalur-jalur tersebut ada yang bisa menyebabkan hubung singkat atau tidak. Setelah semuanya dipastikan sudah tidak ada lagi kejanggalan, maka proses selanjutnya memasang komponen-komponen sesuai dengan yang telah direncanakan. Setelah semua komponen terpasang dengan tepat dan benar, maka proses selanjutnya adalah melakukan penolderan komponen. Hal-hal harus diperhatikan dalam proses penyolderan adalah : 1 Pastikan suhu solder tidak terlalu panas, karena bisa merusak komponen yang tidak tahan terhadap panas. 2 Waktu atau lama penyolderan komponen jangan terlalu lama, untuk menghindari rusaknya komponen-komponen yang peka terhadap panas. 3 Penggunaan yang seminimal mungkin dan memperhatikan kematangan timah pada titik persambungan.

50 4 Menggunakan pengaman untuk komponen tertentu yang sensitif terhadap panas seperti socket IC, yang bertujuan untuk mempermudah penggantian IC yang mengalami kerusakan. Gambar 3.6 Hasil pembuatan Oscilator tanpak belakang

51 Gambar 3.7 Hasil pembuatan Rangkaian Oscilator Inverter tanpak depan Gambar 3.8 Hasil pembuatan Rangkaian MOSFET Inverter tanpak belakang

52 Gambar 3.9 Hasil Rangkaian MOSFET Inverter tanpak depan Melakukan penyolderan kaki kaki pada komponen yang sensitif terhadap panas dan tidak menggunakan socket secara bergantian ke komponen lain. 3.6. Perancangan kotak pengaman ( BOX ) Perancangan box ini di rancang sebagai tempat perlindungan dari rangkaian agar rangkaian tidak berpengaruh dari lingkungan diluar rangkaian dan juga sebagai penarik dari nilai tampilan. Bahan yang digunakan pada perancangan box ini adalah : Box terbuat dari kayu Paku dan lem kayu Bor dan Gerinda

53 Adapun urutan perancangan box ini adalah sebagai berikut : Perancangan kayu sesuai dengan ukuran yang ditentukan. Perancangan pemotongan panjang dan lebar kayu. Gambar 3.10 Hasil pembuatan Box