IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
VII. ANALISIS PENDAPATAN

VI POLA KEMITRAAN. Perusahaan Inti DUF. Perusahaan Pemasok Sapronak

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayam ayam lokal (Marconah, 2012). Ayam ras petelur sangat diminati karena

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada 16 Maret sampai 15 April 2014,

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial dikembangkan. Hal ini tidak lepas dari berbagai keunggulan

VI. PELAKSANAAN KEMITRAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ayam Pedaging dan Konversi Pakan ini merupakan penelitian penelitian. ransum yang digunakan yaitu 0%, 10%, 15% dan 20%.

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

VII. ANALISIS FINANSIAL

Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di kandang percobaan

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari 12 September 2014 sampai

BAB III METODE PENELITIAN Analisis proksimat dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang

I Peternakan Ayam Broiler

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari -- Maret 2013 di unit kandang

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Bogor. Pada umur 0-14 hari ayam diberi ransum yang sama yaitu

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kandang milik PT. Rama Jaya Lampung, Desa Jati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Campuran Onggok dan Molase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap dalam ransum

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di kandang closed house milik PT. Rama Jaya Farm,

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

METODE PENELITIAN. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Ayam Broiler Awal Penelitian

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di kandang Mutiara Robani Jalan Sekuntum Gang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium. Research and Development Station (UARDS) Universitas Islam Negeri Sultan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November - Desember 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu dari 12 Februari 29 Maret

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

BAB III MATERI DAN METODE. periode starter terhadap performans pada Ayam Kedu Hitam umur 0-10 Minggu.

VI. ANALISIS NON FINANSIAL

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Nopember sampai dengan

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September 17 Oktober 2012 di unit kandang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam yang berasal dari hasil genetik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENDAPATAN DAN KEUNTUNGAN INVESTASI USAHA TERNAK Deskripsi Organisasi Produksi Usaha Ternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Juli - Agustus 2012 di Desa. Alam Panjang Kecamatan Rumbio Jaya Kabupaten Kampar.

[Pengelolaan dan Evaluasi Kegiatan Agribisnis Ternak Unggas]

BAB I PENDAHULUAN. Budidaya ayam ras khususnya ayam broiler sebagai ayam pedaging,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kadar Kolesterol, Trigliserida, HDL dan LDL

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Limbah Ikan Bandeng (Chanos

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 7 minggu, pada 12 Febuari--29 Maret 2012

V. KELEMBAGAAN KEMITRAAN USAHATERNAK AYAM RAS PEDAGING

PERKEMBANGAN AYAM KUB pada Visitor Plot Aneka Ternak BPTP NTB. Totok B Julianto dan Sasongko W R

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

EVALUASI ADOPSI TEKNOLOGI PETERNAKAN AYAM BROILER DI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

II. TINJAUAN PUSTAKA. daging yang baik dan banyak. Ciri khasdaging broilerdibanding daging jenis

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

MATERI DAN METODE. Materi

ANALISIS PERFORMA PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETERNAK AYAM BROILER DENGAN SISTEM PEMELIHARAAN CLOSED HOUSE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

VII ANALISIS KEPUASAN PETERNAK PLASMA TERHADAP ATRIBUT KEMITRAAN. 7.1 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kemitraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penghasil telur. Ayam bibit bertujuan untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Brooding Management. Danang Priyambodo

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Budidaya Bebek Peking Sangat Menjanjikan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PRAKTIKUM INDUSTRI TERNAK UNGGAS

I. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini bertempat di Laboratarium UIN Agriculture Research and

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Lokakarya Fungsional Non Peneiti 1997 Sistem Perkandangan 1. Dari umur sehari sampai dengan umur 2 mingggu digunakan kandang triplek + kawat ukuran 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam pembibit adalah ayam penghasil telur tetas fertil yang digunakan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam yang digunakan adalah broiler strain cobb sebanyak 200 ekor yang

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

MATERI DAN METODE. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau pada bulan

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya dipanen pada umur 5 6 minggu dengan tujuan sebagai penghasil

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Tingkat Protein Ransum dan

I. PENDAHULUAN. umur 4 5 minggu. Sifat pertumbuhan yang sangat cepat ini dicerminkan dari. modern mencapai di bawah dua (Amrullah, 2004).

Lampiran 1. Data Demografi Ekonomi Desa Nambo Tahun 2011

Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di Desa Karya Bakti, Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Lokasi dan Bentuk Perusahaan Cikahuripan PS merupakan perusahaan perorangan yang didirikan pada tahun 1983 oleh Bapak H. Aceng Rusli yang dikelola dengan modal sendiri, dimulai sebagai toko penjual pakan ternak dan DOC yang bertempat di Tasikmalaya, kemudian sekitar tahun 1998 mulai membuka sistem kemitraan dengan peternak plasma dan bergerak dalam bidang perunggasan dengan tujuan komersil. Perusahaan peternakan Cikahuripan PS berlokasi di Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada kondisi lahan yang cukup subur, ketersediaan air yang cukup baik disekitar perkandangan, iklim yang sangat mendukung dan keamanan lingkungan yang kondusif. Keadaan tersebut sangat sesuai untuk melakukan pengembangan usaha. Cikahuripan PS bertindak sebagai inti, yaitu sebagai penyedia sapronak (sarana produksi ternak) dengan sistem Kemitraan Inti-Plasma, dimana inti memberikan sarana produksi ternak kepada peternak plasma dan membayarnya pada saat panen oleh hasil penjualan ayam broiler. Peternak plasma Cikahuripan PS berjumlah 156 peternak menyebar di Kabupaten Ciamis dengan kualifikasi 87 peternak aktif dan 69 peternak non aktif. Populasi panen untuk ayam broiler mencapai 90.000 ekor/bulan. Keterangan mengenai lokasi inti, wilayah kerja, perolehan DOC, perolehan pakan, perolehan obat, vitamin, vaksin dan bahan kimia disajikan pada Tabel 8.

26 Tabel 8. Keadaan umum inti Cikahuripan PS Aktivitas Keterangan Lokasi Wilayah Kerja Pemasok DOC Pemasok Pakan Pemasok obat, vitamin, vaksin dan bahan kimia Desa Sindangsari Ciamis, Tasik, Malangbong, Kawali, Banjar dan Pangandaran PT. Samsung, PT. Charoen Pokhpan Jaya Farm, PT. Sierad Produce Tbk, PT. Wonokoyo Jayakusuma, PT. Silga Perkasa dan Surya Putra PS. PT. Charoen Pokhpand, PT. Japfa Comfeed dan PT. Sierad Produced Tbk. PT. Indovetraco Makmur Abadi (IMA), PT. Surya Hidup Satwa (SHS), PT. Avisena Mitra Sejati, PT. Univetama Dinamika, dan PT. Medion PT. Sierad Produced Tbk 4.1.2 Struktur Organisasi Cikahuripan PS dipimpin langsung oleh pemiliknya sendiri yang mempunyai wewenang menentukan kebijakan perusahaan dibantu oleh bagian pembukuan, bagian keuangan, bagian pemasaran, bagian technical service, bagian produksi, gudang pakan. Bagian technical service bertanggungjawab terhadap kelayakan peternak dalam pemeliharaan, pengontrolan peternak, mengatasi masalah yang ada ditingkat peternak, memberikan pembinaan, serta teknik manajemen didalam kandang, merekomendasikan datangnya dokter hewan, serta sebagai perantara peternak plasma dengan inti. Bagian Administrasi bertugas mengatur surat-surat tanda bukti pembayaran dan lainnya, serta mengatur administrasi pegawai ataupun peternak mitra. Bagian Keuangan bertugas untuk mengurusi masalah perhitungan insentif ataupun bonus yang diterima peternak, baik dari konversi pakan ataupun mortalitas dan menghitung semua biaya yang telah

27 dikeluarkan peternak dari perusahaan, serta menghitung hasil panen ayam peternak. Bagian pemasaran bertugas untuk memberi DO (Delivery Order) dan bertanggungjawab menangani masalah pemasaran ayam broiler. Bagian gudang sekaligus bagian produksi bertanggungjawab dalam penyediaan sapronak, mengatur barang yang ada di gudang, melaporkan stock persediaan barang, serta melakukan pencatatan yang berhubungan dengan pergudangan. Pengemudi bertugas untuk memperlancar operasional perusahaan, seperti mengangkut pakan, mengantarkan ayam. Struktur organisasi lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2. Pemilik Perusahaan Bagian Administrasi Bagian Keuangan Technical Service Bagian Produksi, Gudang pakan Bagian Pemasaran Peternak Pengemudi Pengemudi Gambar 2. Struktur organisasi Cikahuripan PS 4.2 Gambaran Umum Desa Sindangsari 4.2.1 Letak Geografis dan Pembagian Administrasi Wilayah Desa Sindangsari berbatasan dengan dua kecamatan yaitu Kecamatan Sadananya dan Kecamatan Ciamis juga berdekatan dengan Ibukota Kabupaten Ciamis, yang berjarak 7 km dan Kabupaten Tasikmalaya 10 km. Selain itu wilayah Desa Sindangsari berada di kaki Gunung Sawal, sampai jalan propinsi (Ciamis Bandung). Letak geografis Desa Sindangsari yang strategik sangat potensi untuk pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, industri bahkan kerja antar desa. Salah satunya Desa Cisadap memanfaatkan sumber air dari Desa Sindangsari. Partisipasi masyarakat ini sebagian besar pada sektor kesehatan

28 (pembangunan sarana posyandu), pada sektor pendidikan (TPA, pesantren dan bangunan pendidikan Sekolah Dasar), pada sektor sarana keagamaan. Secara administratif Desa Sindangsari termasuk salah satu desa di Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Letak desa berbatasan dengan Desa Nasol, Kecamatan Ciamis di sebelah Selatan, Desa Cimari di sebelah Barat dan Kecamatan Sadananya di sebelah Timur. Orbitasnya jarak dari Ibukota Kecamatan 3 km, jarak dari Ibukota Kabupaten 7 km dan jarak dari Ibukota Propinsi 115 km. Wilayah Desa Sindangsari dibagi dalam 6 Dusun, yaitu Dusun Jetak 9 RT 3RW, Dusun Colendra 13 RT 5 RW, Dusun Sukahurip 6 RT 3 RW, Dusun Kalapanunggal 8 RT 3 RW, Dusun Setiamulya 6 RT 2 RW dan Dusun Singkup 2 RT 1 RW. Luas wilayah Desa Sindangsari 492.750 Ha, dengan tanah sawah 114.240 Ha, tanah pemukiman 162.715 Ha, tanah fasilitas umum (tanah kas desa 8.986 Ha, lapangan 1.015 Ha, tanah lainnya 18,64 Ha) dan tanah hutan produksi 15 Ha. 4.2.2 Topografi dan Iklim Keadaan topografi Desa Sindangsari sedang, relatif berbukit-bukit dengan tingkat kesuburan tanah yang sedang seluas 394,75 ha. Desa ini terletak dengan ketinggian tanah dari permukaan laut 500 m, banyak curah hujan 2.936 mm/th. Suhu udara rataan 29 o C. Tipologi desa disekitar hutan. Jarak orbitas dari masing-masing adalah jarak dari Ibukota Kecamatan 3 km, jarak dari Ibukota Kabupaten 7 km dan jarak dari Ibukota Propinsi 115 km. Iklimnya sangat potensial untuk beternak unggas, khususnya ayam broiler dan buras, karena lingkungannya berada disekitar hutan yang dipenuhi berbagai macam pepohonan, sehingga banyak lahan untuk dibuat kandang yang jauh dari pemukiman penduduk. 4.2.3 Penduduk dan Mata Pencaharian Data yang tercatat pada monografi desa menunjukkan bahwa sampai tahun 2008 jumlah penduduk Desa Sindangsari

29 mencapai 7.320 jiwa yang terbagi atas 2.436 kepala keluarga dengan kepadatan penduduk 30 jiwa per kilometer. Komposisi penduduk Desa Sindangsari (Tabel 9) terdiri atas 3.715 pria (50,75%) dan 3.605 wanita (49,25%). Dengan demikian jumlah pria dan wanita tidak jauh berbeda, selain itu sebagian penduduk berada pada usia produktif (60,69%). Tabel 9. Komposisi umur dan jenis kelamin penduduk Desa Sindangsari, Kecamatan Cikoneng Kabupaten Ciamis Umur (Tahun) Pria (Jiwa) Wanita (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Persentase (%) < 15 940 1.026 1.966 26,86 15-55 2.334 2.109 4.443 60,69 > 55 441 470 911 12,45 Jumlah 3.715 3.605 7.320 100,00 Tabel 10 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Desa Sindangsari memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, yaitu tidak tamat SD (20,66%), tamat SD (49,89%), tamat SMP (13,83%), tamat SMU (14,40%) dan sangat sedikit yang tamat perguruan tinggi (1,22%). Sekolah yang ada di Desa Sindangsari hanya sampai tingkat SLTP dan disana terdapat tiga pesantren. Tabel 10. Komposisi penduduk Desa Sindangsari menurut tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Tidak Tamat SD 1.371 20,66 Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMU/Sederajat Tamat Perguruan Tinggi 3.311 918 956 81 49,89 13,83 14,40 1,22 Jumlah 6.637 100,00

30 Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui bahwa sebagian besar (3.425 jiwa) penduduk Desa Sindangsari bekerja di sektor pertanian (63,29%) dan penduduk (1.987 jiwa) yang bekerja di luar sektor pertanian (36,71%). Berarti pekerjaan utamanya adalah sebagai petani, karena sebagian besar lahan yang dimiliki digunakan untuk areal pertanian, sementara usaha ternak hanya dilakukan sebagai usaha sambilan. Tabel 11. Komposisi penduduk Desa Sindangsari menurut mata pencaharian Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%) Sektor Pertanian Diluar Sektor Pertanian 3.425 1.987 63,29 36,71 Jumlah 5.412 100,00 4.3 Distribusi Karakteristik Peternak Plasma Karakteristik peternak yang diamati mencakup tingkat pendidikan, umur, pengalaman beternak dan status usaha peternakan. Pengelompokan peternak menurut pendidikannya didasarkan pada jenjang pendidikan yang dilalui peternak. Tingkat pendidikan formal peternak pada Tabel 12 menunjukkan angka yang bervariasi mulai dari SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi. Secara umum peternak plasma di Desa Sindangsari telah menempuh jenjang pendidikan formal, sehingga peternak tersebut tidak termasuk dalam kategori buta huruf. Sebagian besar peternak plasma memiliki latar belakang pendidikan yang rendah, yaitu hanya tamat SD 44,44% dan hanya 3,70% tamat Perguruan Tinggi. Alasan kesulitan ekonomi membuat peternak banyak yang tidak melanjutkan pendidikan. Selain itu letak gedung sekolah lanjutan yang relatif jauh di Ibukota Kecamatan. Kondisi ini akan berpengaruh dalam proses adopsi inovasi ilmu pengetahuan yang ada, terutama dalam bidang peternakan, karena tingginya tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara dan pola berpikir peternak. Sebagian besar peternak plasma berada pada kelompok umur produktif antara 25-45 tahun 74,07% dari keseluruhan. Hal ini menunjukkan bahwa pada umur tersebut peternak plasma mempunyai potensi untuk mengembangkan usaha ternaknya dan biasanya masih

31 mampu terlibat secara langsung di kandang. Distribusi umur pada Tabel 12 juga menunjukkan bahwa faktor umur tidak mempengaruhi peternak plasma untuk beternak ayam broiler. Hal ini disebabkan begitu mudahnya mempelajari pemeliharaan ternak ayam broiler. Tidak banyak peternak yang memiliki pengalaman tinggi, lebih banyak di bawah 10 tahun. Pengalaman beternak 74,07% antara 5-10 tahun menunjukkan bahwa peternak plasma cukup memahami mekanisme pola kemitraan yang dijalankan. Tetapi dilapangan tingginya pengalaman tidak menjamin keberhasilan, karena dengan pengalaman di bawah 5 tahun peternak tidak mengalami kerugian. Peternak yang mempunyai pengalaman di atas 10 tahun biasanya perintis di suatu daerah dan pernah bekerja di peternakan milik orang lain. Pengalaman beternak sangat membantu peternak dalam menghadapi permasalahan yang biasanya dihadapi dalam memelihara ternak. Peternak yang berpengalaman umumnya lebih cepat menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dibandingkan dengan peternak yang kurang berpengalaman. Tabel 12 juga menunjukkan bahwa sebagian besar peternak plasma (77,78%) beranggapan bahwa usaha ternak yang dijalankan merupakan usaha sampingan. Sedangkan sisanya (22,22%) peternak plasma menganggap usaha ternak ayam broiler sebagai usaha pokok. Hal ini dikarenakan usaha yang lebih awal dijalankan peternak plasma adalah sebagai petani.

32 Tabel 12. Distribusi karakteristik Peternak Plasma Karakteristik Peternak Jumlah (orang) Persentase (%) Umur (tahun) < 25 25-45 > 45 Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMU/Sederajat Tamat PT Pengalaman Beternak (tahun) < 5 5-10 > 10 Status Usaha Peternakan Usaha Utama Usaha Sampingan 2 20 5 3 12 7 4 1 4 20 3 6 21 7,41 74,07 18,52 11,11 44,44 25,93 14,82 3,70 14,82 74,07 11,11 22,22 77,78 4.4 Mekanisme Kemitraan Cikahuripan PS memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh peternak jika ingin bermitra, diantaranya : 1. Memiliki kandang sendiri beserta peralatan yang diperlukan didalam kandang 2. Memberikan jaminan kepada perusahaan Cikahuripan PS 3. Mampu budidaya, memiliki sikap jujur dan dapat dipercaya, serta memiliki keinginan yang besar untuk melakukan kemitraan 4. Diberikan sanksi jika terjadi pelanggaran dan nilai FCR (Feed Conversion Rate) 2. Pengalaman beternak bukan merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan inti untuk menilai apakah peternak layak atau tidak sebagai

33 mitra. Perusahaan inti akan memberikan pelatihan kepada peternak yang belum menguasai cara beternak ayam broiler. Selain itu, perusahaan inti juga melakukan pengawasan pada saat pemeliharaan ayam dikandang, sehingga apabila peternak plasma memiliki kesulitan akan dibantu oleh pengawas dari inti. Hal yang terpenting untuk melakukan kemitraan dengan perusahaan inti adalah peternak berkeinginan besar untuk melakukan kemitraan dengan perusahaan inti, memiliki sikap jujur dan dapat dipercaya. Sebelum resmi menjadi mitra, maka peternak diwajibkan terlebih dahulu mengisi formulir surat permohonan kontrak pemeliharaan ayam broiler dengan Cikahuripan PS yang berisi, diantaranya jumlah kandang, luas kandang, kapasitas, alamat kandang dan jaminan yang dapat diberikan kepada pihak inti. Selain itu produksi yang dihasilkan berupa ayam hidup dijual pada pihak inti (Gambar 3). Perusahaan Inti Penyediaan Sapronak Bimbingan Teknis dan Non Teknis Hasil Panen Peternak Plasma Budidaya Pakan, DOC, OVK* Gambar 3. Mekanisme kemitraan Cikahuripan PS Keterangan : * Obat-obatan, vaksin dan bahan kimia Perusahaan inti menetapkan harga input, output dan bonus produksi secara sepihak yang kemudian diberikan kepada peternak plasma untuk disepakati. Harga kesepakatan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan perubahan harga pasar. Penetapan harga input produksi peternakan meliputi DOC, pakan, obat-obatan, vitamin dan bahan kimia. Sedangkan penetapan harga output produksi yaitu harga jual ayam panen ditetapkan secara sepihak oleh perusahaan inti. Harga kesepakatan menyesuaikan harga pasar, sehingga sewaktu-waktu dapat berubah. Bonus yang diberikan oleh

34 perusahaan inti adalah bonus minyak tanah, bonus kematian dan bonus konversi pakan Feed Conversion Rate (FCR). Cihahuripan PS akan memberikan upah apabila saat panen persentase kematian (mortalitas) ayam lebih kecil dari standar kematian yang ditetapkan pihak inti. Besarnya bonus konversi pakan (FCR) yang diterima peternak berdasarkan nilai FCR yang dimiliki peternak. Semakin besar selisih FCR dengan standar yang ditetapkan maka semakin besar perolehan bonus yang didapat. 4.5 Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Broiler Sistem pemeliharaan (budidaya) ayam broiler yang dilakukan oleh Cikahuripan PS secara intensif. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi cekaman pada ayam. Sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak plasma mengikuti aturan-aturan yang telah diberikan oleh perusahaan inti. Sistem budidayanya menggunakan sistem pemeliharaan all in all out, yaitu sistem pemeliharaan yang memasukkan dan memelihara DOC dalam kandang dengan umur yang sama dan dapat dipanen dalam umur yang sama. Sistem pemeliharaan ini dapat mempermudah dalam proses pengelolaan produksi dan dapat mengurangi stres pada ayam. Rataan umur panen di Cikahuripan PS ini per periode produksi, yaitu 35 hari. Setiap tahun terdiri dari 5 periode pemeliharaan. Tatalaksana pemeliharaan ayam broiler meliputi persiapan kandang, kedatangan DOC dan pemeliharaan. Kandang yang digunakan adalah kandang panggung dan postal yang beralaskan litter. Persiapan kandang diawali dengan pembersihan kandang dari sisa-sisa kotoran pemeliharaan sebelumnya, pencucian dengan air yang sudah dicampur dengan deterjen 1-2% dan pensucihamaan kandang digunakan desinfektan dengan cara disemprotkan kemudian dikeringkan. Setelah kandang dalam keadaan kering dilakukan pengapuran dan selanjutnya diistirahatkan paling sedikitnya dua minggu sebelum DOC masuk kandang. Sebelum DOC masuk kandang, peternak harus memastikan bahwa semua peralatan kandang dicuci bersih dan diatur tata letaknya, lantai kandang diberi alas berupa sekam padi dengan ketebalan ± 5 cm, sebelumnya sekam disiram desinfektan untuk membersihkan sekam dari bakteri, dilanjutkan dengan pemasangan alat pemanas dan pembatas.

35 Beberapa jam sebelum DOC datang alat pemanas sudah mulai dinyalakan selama 15-30 menit dengan suhu 29-32 o C, sehingga pada saatnya DOC masuk kedalam kandang keadaan suhu ruangan dalam kandang sudah terasa hangat. Tempat minum yang sudah dipersiapkan diisi dengan air yang sebelumnya sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan gula. Perbandingannya 1 l air dicampur dengan 5 g gula pasir atau gula jawa diberikan untuk 40 ekor anak ayam selama 2 jam. Hal ini dilakukan untuk memulihkan kondisi DOC setelah menempuh perjalanan dari perusahaan pembibitan ke peternakan ayam Cikahuripan PS. Setelah pemberian air gula dilanjutkan dengan pemberian pakan starter dan pemberian vitamin yang dicampurkan melalui air minum dengan dosis 2 cc per 5 l air untuk 500 ekor ayam. Saat DOC datang, penimbangan contoh 10% box DOC ditimbang secara acak, agar diketahui bobot awal dan dihitung jumlahnya, serta diperiksa kondisi fisik DOC tersebut. Setelah itu DOC diletakkan di tempat yang sudah dipersiapkan sebelumnya yaitu ditempatkan langsung ke dalam kandang yang telah disekat-sekat dengan pembatas berupa seng. DOC yang sudah masuk untuk beberapa saat dibiarkan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan yang akan ditempatinya. Pemeliharaan dari umur 1-3 hari diberikan antibiotik yang dicampur pada air minum, untuk mencegah dari penyakit dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Satu buah tempat pakan digunakan untuk 40-50 ekor anak ayam. Setelah 3 hari sampai akhir pemeliharaan terjadi penambahan jumlah tempat pakan sesuai dengan pertumbuhan ayam. Peralatan yang digunakan peternak untuk proses produksi terdiri dari tempat pakan, tempat minum, semawar, alat vaksinasi, pompa air, lampu, timbangan, termometer, pembatas, tirai, drum dan peralatan lain seperti sapu lidi, gayung, selang plastik, sekop dan ember. Sedangkan biaya listrik disesuaikan dengan jumlah ayam yang dipelihara. Termometer berfungsi untuk mengontrol suhu didalam kandang agar suhu ayam tetap stabil dan pertumbuhan ayam tidak terganggu. Setiap kandang ayam terdapat 1 buah termometer yang diletakkan ditempat strategik, agar memudahkan pekerja

36 mengontrol, tanpa mengganggu atau menimbulkan stres pada ayam. Umur ekonomis termometer adalah 2 tahun. Pemanas yang digunakan oleh peternak plasma adalah semawar dengan bahan bakar minyak tanah. Minyak tanah dibeli sendiri dari agen minyak. Kebutuhan minyak tanah untuk satu semawar (pemanas) sebanyak 5 l/hari. Harga rataan minyak tanah per liter berkisar antara Rp. 2.250-2.800. Pemanas diletakkan pada ketinggian ± 50-70 cm di atas sekam. Penggunaan alat pemanas pada umumnya umur 14 hari sudah mulai dilepas. Setiap kandang dilengkapi 2 buah pemanas. Satu buah pemanas biasanya digunakan untuk menghangati sekitar 1.000 ekor DOC. Umur ekonomis dari pemanas ± 5 tahun. Harga 1 buah pemanas adalah Rp. 160.000,-. Pembatas (Brooder Guard) merupakan alat pembatas bagi DOC yang dipelihara antara umur 1-14 hari. Bahan yang digunakan untuk pembatas adalah seng. Penggunaan pembatas ini bersamaan dengan pemanas agar DOC mendapatkan panas atau kehangatan yang merata. Pembatas yang digunakan seng dengan tinggi 45-60 cm. Penggunaan pembatas setiap minggunya diperlebar sesuai dengan pertumbuhan ayam. Umur ekonomis dari pembatas ± 5 tahun. Harga seng pembatas adalah Rp. 7.500/m. Standar kebutuhan luas lantai untuk pemeliharaan 1.000 ekor ayam pada peternakan Cikahuripan PS dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Standar kebutuhan luas lantai untuk 1.000 ekor Ayam pada usaha peternakan Cikahuripan PS Umur (hari) Luas Lantai (m 2 ) 1-4 5-6 7-9 10-16 > 17 14 24 45 75 100 Timbangan yang ada berjumlah 2 buah, yaitu 1 buah digunakan untuk timbangan obat atau vitamin dan 1 buah lagi digunakan untuk menimbang ayam. Timbangan obat atau vitamin menggunakan timbangan duduk, sedangkan timbangan ayam menggunakan timbangan gantung.

37 Umur ekonomis dari timbangan adalah 10 tahun. Harga timbangan duduk Rp. 80.000,- sedangkan harga timbangan gantung Rp. 500.000,- Tirai penutup yang digunakan adalah terpal. Terpal digunakan sebagai layar penutup dinding kandang. Terpal dipasang terus menerus pagi sampai malam hari selama 3 hari dari kedatangan DOC. Penggunaan terpal setelah umur 3 hari sudah mulai dibuka sedikit demi sedikit disesuaikan dengan kondisi atau suhu lingkungan di daerah tersebut. Umur ekonomis terpal adalah 5 tahun. Harga terpal Rp. 4.000,-/m 2. Alat penerangan yang digunakan di setiap kandang yaitu lampu neon. Setiap kandang dipasang 8 buah lampu TL (tube lamp) 60 watt. Rataan umur ekonomis lampu TL adalah 5 tahun. Harga satu buah lampu neon Rp. 55.000,-. Tambang digunakan untuk menggantung tempat pakan dan tempat minum. Tambang yang dibutuhkan untuk menggantung satu tempat pakan dan minum sekitar 2 m. Umur ekonomis tambang adalah 5 tahun. Harga tambang adalah Rp. 750/m. Jerigen digunakan untuk menyimpan minyak tanah yang diletakkan di atas semawar. Setiap kandang dilengkapi 3 buah jerigen. Umur ekonomis jerigen adalah 5 tahun. Harga satu buah jerigen adalah Rp. 15.000,-. Peralatan lainnya yang diperlukan untuk kegiatan sanitasi, diantaranya sprayer, ember, gayung, sekop, sapu lidi dan sikat. DOC yang digunakan untuk produksi, seluruhnya ditentukan oleh pihak inti. Strain ayam broiler yang digunakan adalah strain cobb, dengan bobot awal DOC berkisar 38-42 gram/ekor. Menurut informasi yang didapat, pihak inti menggunakan strain cobb, dikarenakan strain tersebut cocok untuk kondisi lingkungannya dan mempunyai tingkat pertumbuhan yang cepat. Mutu DOC yang baik akan sangat mempengaruhi kelancaran produksi dan dapat menurunkan tingkat kematian ayam broiler selama periode pemeliharaan. Obat-obatan yang digunakan diantaranya Dinasol, Petrovit, Corydon, Press Gumboro, Dinabro dan Hidrostress. Obat-obatan diberikan kepada ayam untuk pengobatan terhadap penyakit yang sering diderita oleh ayam

38 dan untuk mengurangi angka kematian pada ayam. Penyakit pada ayam pada prinsipnya disebabkan oleh defisiensi (kekurangan) zat-zat makanan, bakteri, protozoa, virus, parasit dan jamur. Defisiensi zat-zat makanan pada ayam dapat ditanggulangi dengan pemberian vitamin sesuai dengan kebutuhan dan gejala-gejala yang terjadi pada ayam. Penyakit yang sering menyerang pada proses produksi pada pola kemitraan Cikahuripan PS adalah penyakit gumboro, tetelo dan Chronik Respiratory Disease (CRD). Pemberian vaksin pada ayam adalah sebagai upaya untuk pencegahan terhadap penyakit dengan cara membuat ayam mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap satu penyakit tertentu. Vaksinasi adalah proses memasukkan bibit penyakit yang sudah mati (vaksin pasif) atau bibit penyakit yang sudah dilemahkan (vaksin aktif) ke dalam tubuh ayam broiler baik melalui suntikan (injeksi), tetes mata maupun campuran air minum. Selain vaksin, pemberian vitamin, mineral dan antibiotika perlu dilakukan untuk pencegahan penyakit. Vitamin yang digunakan pada saat penelitian adalah Vitastress untuk mencegah stres pada ayam dan Broilervita. Pemberian kedua bahan ini dapat dilakukan melalui air minum dengan cara dicampurkan ke dalamnya. Tempat pakan yang digunakan ada 2, yaitu berbentuk nampan atau baki pakan dan tempat pakan ukuran besar dengan kapasitas 5 kg pakan. Nampan digunakan untuk ayam umur 1-10 hari. Setelah itu nampan diganti seterusnya dengan tempat pakan berbentuk tabung 5 kg yang dapat digunakan untuk ± 30 ekor ayam. Umur ekonomis tempat pakan adalah 5 tahun. Harga masing-masing tempat pakan nampan plastik adalah Rp. 5.600,- dan tempat pakan tabung 5 kg Rp. 10.400,-. Tempat air minum yang digunakan terbuat dari bahan galon plastik yang dapat digunakan untuk 50 ekor ayam, dengan volume 2 l. Umur ekonomis tempat minum adalah 5 tahun. Harga tempat minum galon plastik Rp. 35.200,-. Perbandingan penggunaan tempat pakan dengan tempat minum di dalam kandang adalah 1:1. Untuk 1.000 ekor membutuhkan tempat pakan dan minum 35 buah, tetapi apabila musim kemarau tempat minum bisa ditambah menjadi 40 buah.

39 Pakan yang digunakan oleh peternak plasma Cikahuripan PS adalah jenis pakan starter. Hal ini disebabkan oleh rataan pemeliharaan ayam broiler di kandang hanya 35 hari, sehingga lebih praktis jika hanya menggunakan pakan starter. Pemberian pakan finisher dianggap kurang efisien oleh pihak inti, karena ayam akan merasa stres akibat pergantian pakan, dari pakan yang bersifat crumble (butiran) menjadi pakan finisher lebih padat. Pemberian pakan pada ayam dikandang bersifat ad libitum atau pemberian pakan tidak terbatas. Pemberian pakan dikandang dikontrol setiap saat oleh pekerja, apabila pakan di dalam tempat pakan sudah habis maka pakan harus ditambah tanpa harus dibatasi. Konsumsi pakan pada setiap kandang harus dicatat oleh pekerja setiap hari. Hal ini dimaksudkan agar pihak inti mengetahui nilai Feed Conversion Ratio (FCR) dari masingmasing peternak plasma. Input produksi yang digunakan peternak plasma adalah input tetap dan input variabel. Input tetap adalah input yang jumlahnya tidak berubahubah dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume produksi. Input tetap terdiri dari bangunan kandang dan peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi. Sedangkan input variabel adalah input produksi yang penggunaanya tergantung pada besarnya volume produksi. Input variabel terdiri dari DOC, pakan, tenaga kerja, vaksin, desinfektan, listrik, sekam, obat-obatan dan vitamin. Desinfektan digunakan peternak plasma untuk membersihkan seluruh peralatan produksi dan kandang. Pembersihan dilakukan setelah pemanenan, sehingga kandang dan peralatan yang akan digunakan untuk produksi selanjutnya menjadi higienis. Bahan dasar sekam yang digunakan adalah sekam padi. Keunggulan sekam padi adalah sekam tidak menimbulkan debu, harganya relatif murah dan mudah menghisap air. Banyaknya sekam yang diperlukan adalah 80 karung sekam untuk 2.000 ekor ayam.

40 Tabel 14. Rataan jumlah ayam yang dijual, jumlah ransum yang dihabiskan, bobot jual, konversi pakan dan mortalitas pada Peternak Plasma selama periode tahun 2008 Periode Jumlah Awal Ayam (ekor) Jumlah Ayam Dipanen (ekor) Total Daging Dijual (kg) Total Pakan (kg) Bobot Jual (kg) FCR Mortalitas 1 1.150 1.061 1.686,61 3.002,16 1,59 1,78 7,76 2 1.071 977 1.402,74 2.496,88 1,59 1,78 8,78 3 1.111 1.023 1.304,52 2.400,32 1,47 1,84 7,89 4 1.217 1.103 1.388,98 2.458,49 1,54 1,77 9,39 5 1.200 1.104 1.611,15 2.883,96 1,64 1,79 7,97 6 1.211 1.112 1.729,76 3.148,17 1,88 1,82 8,21 7 1.167 1.076 1.704,68 3.170,70 1,77 1,86 7,79 8 1.206 1.058 1.369,40 2.629,25 1,78 1,92 12,28 9 1.273 1.205 1.856,32 3.304,25 1,54 1,78 5,31 10 1.250 1.095 1.372,74 2.718,03 1,61 1,98 12,41 11 1.100 982 1.106,60 2.146,80 1,64 1,94 10,75 12 1.214 1.137 1.203,70 2.202,77 1,78 1,83 6,35 Pada saat penelitian performa (kinerja) peternak plasma didasarkan pada nilai rasio konversi pakan (FCR) dan angka kematian (mortalitas). Semakin tinggi angka FCR dan mortalitas, maka semakin buruk performa ayam yang ditampilkan dan sebaliknya semakin rendah nilai FCR dan mortalitas, maka semakin baik performanya. Standar FCR yang digunakan Cikahuripan PS, yaitu 1,80 dan apabila peternak plasma nilai FCR di atas 2,00 akan diberikan sanksi. Pada Tabel 14 bahwa nilai FCR terkecil diperoleh peternak plasma yang berproduksi pada bulan April-Mei 1,77 nilai ini menunjukkan bahwa pakan yang digunakan cukup efisien, sedangkan nilai FCR terbesar diperoleh peternak plasma yang berproduksi di bulan Oktober-Nopember 1,98 ini menunjukkan penggunaan pakan kurang efisien. Penggunaan DOC terbanyak pada bulan September-Oktober, yaitu 1.273 ekor dan penggunaan DOC paling sedikit pada bulan Februari-Maret 1.071 ekor. Seluruh peternak yang bermitra dengan Cikahuripan PS diharuskan memiliki kandang sendiri. Kepemilikan kandang merupakan syarat utama untuk melakukan kemitraan. (%)

41 4.6 Persyaratan Peternak Plasma Persyaratan untuk mengikuti pola kemitraan merupakan dasar kerjasama yang akan dilakukan oleh perusahaan inti maupun peternak plasma dan persyaratan itu ditentukan oleh perusahaan inti namun kontrak kesepakatan itu tidak jelas. Hal ini disebabkan tidak adanya peraturan tertulis yang berisi kesepakatan mengenai kerjasama yang dilakukan. Persyaratan utama untuk menjadi peternak plasma berdasarkan kesepakatan antara lain peternak harus menyediakan kandang sendiri, biasanya untuk 1.000 ekor peternak cukup menyediakan kandang seluas 100 m 2. Namun tidak menutup kemungkinan bagi peternak yang mempunyai kandang kurang dari 100 m 2. Kebijakan pihak inti ini dimaksudkan untuk memanfaatkan kandang yang dimiliki peternak, dengan catatan peternak mempunyai niat yang kuat untuk membudidayakan ayam broiler dan bersedia mengikuti aturan yang ditetapkan pihak inti. Kandang dan peralatan merupakan modal utama untuk beternak, baik kandang maupun peralatan harus dalam keadaan yang baik dan layak untuk digunakan. Persyaratan lain, yaitu peternak harus membayar sejumlah uang sebagai tanda peternak menjadi plasma sebesar Rp. 500.000,00 atau menjaminkan beberapa jaminan bisa berupa sertifikat tanah dan bangunan maupun BPKB kendaraan. Peternak yang tidak mempunyai modal untuk membayar uang jaminan tersebut dapat pula menjalin kemitraan dengan perusahaan inti, jika peternak diberi kepercayaan oleh perusahaan inti untuk melakukan budidaya ayam broiler sesuai dengan tatalaksana pemeliharaan yang dianjurkan pihak inti. Modal yang dikeluarkan peternak plasma hanya untuk kandang, peralatan kandang dan operasional. Sarana produksi peternakan, terutama pakan merupakan biaya terbesar ditanggung oleh perusahaan inti. Demikian pula dengan biaya pengangkutan dan pemanenan ditanggung oleh perusahaan inti. Kewajiban perusahaan inti adalah menyediakan sarana produksi peternakan bagi peternak plasma, memberikan bimbingan teknis dan non teknis dan menampung hasil panen. Hak dari perusahaan inti adalah memperoleh ayam hasil budidaya dari peternak plasma.

42 Kewajiban peternak plasma adalah melaksanakan budidaya ayam broiler sesuai dengan tatalaksana pemeliharaan yang dianjurkan pihak inti mulai dari pemeliharaan DOC sampai batas waktu umur panen yang ditetapkan dan menyetorkan hasil panennya kepada pihak inti untuk dipasarkan. Hak peternak plasma antara lain memperoleh sarana produksi peternakan (pakan, DOC dan OVK) yang bermutu. Selain itu peternak plasma berhak mendapatkan bimbingan teknis, seperti teknis budidaya ternak ayam broiler maupun bimbingan non teknis, seperti manajemen dan tatalaksana pemeliharaan ayam broiler. 4.7 Penetapan Harga Sapronak dan Hasil Panen Penetapan sistem harga sapronak seperti pakan, DOC, OVK dan pembelian harga ayam hasil panen, inti memperhatikan harga pasar yang berlaku, dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perbedaan yang cukup jauh dengan harga pasar dan harga itu harus disepakati oleh peternak plasma. Harga sapronak dan pembelian harga ayam hasil panen pada setiap siklus berubah-ubah. Keuntungan bagi peternak plasma adalah apabila harga ayam yang dijual dipasaran lebih rendah, maka peternak tetap menerima harga sesuai dengan harga yang telah disepakati dan hal ini merupakan risiko bagi pihak inti. Pada umumnya harga ayam hasil panen yang ditetapkan lebih rendah dibanding dengan harga pasar. 4.8 Pola Pengaturan Produksi Pola pengaturan produksi merupakan pola yang diterapkan perusahaan inti untuk memperoleh jumlah produksi yang dikehendaki sesuai dengan kapasitas kandang, peralatan dan kemampuan peternak yang ada. Pola pengaturan produksi ini dipengaruhi oleh permintaan pasar. Pada prinsipnya pola pengaturan produksi meliputi penempatan DOC dengan mempertimbangkan kapasitas kandang, namun apabila harganya mahal dan diperkirakan masih berfluktuasi, maka perusahaan mengurangi pasokan DOC ke peternak plasma. Siklus produksi yang umum dilaksanakan oleh peternak plasma Cikahuripan PS adalah 5 kali panen dalam satu tahun. Hal ini merupakan siklus standar dengan waktu pemeliharaan selama 35 hari dan waktu

43 istirahat kandang selama 2 minggu. Pemanenan hasil produksi dilakukan dengan melihat kondisi pasar yaitu jumlah permintaan dan harga pasar yang berlaku. 4.9 Pengawasan dan Pembinaan Pengawasan dan pembinaan berasal dari pihak inti, yaitu TS (Technical Service) datang secara berkala untuk memeriksa kesehatan ayam broiler. Pengawasan hampir dilakukan setiap hari sedangkan pembinaan dilakukan satu bulan sekali. Hal ini dimaksudkan agar proses budidaya yang dilakukan peternak plasma sesuai dengan standar yang ditetapkan inti, demikian pula dengan hasil panennya. TS merupakan ujung tombak keberhasilan pola kemitraan yang dijalankan karena bertanggungjawab terhadap kelayakan peternak dalam pemeliharaan, pengontrolan dan mengatasi masalah peternak. Selain itu TS langsung berhadapan dengan peternak plasma di lapangan, sehingga menjadi penghubung antara inti dengan peternak. Pada awal produksi ayam dikandang, TS melakukan pengawasan kepada peternak hampir setiap hari. TS selalu melakukan pengawasan dan membantu peternak ketika pemberian vaksin dan obat-obatan. Seminggu sebelum ayam dipanen, TS melakukan pengawasan setiap hari untuk membantu peternak dalam menjaga kondisi ayam supaya terhindar dari penyakit dan kematian. 4.10 Bonus dan Sanksi Bonus biasanya diberikan oleh perusahaan inti kepada peternak plasmanya yang memiliki prestasi baik, dilihat dari nilai FCR pada pola kemitraannya, hal ini dilakukan untuk merangsang peternak plasma untuk berproduksi lebih baik. Sedangkan pemberian sanksi dilakukan oleh perusahaan inti terhadap peternak plasma yang lalai dalam melakukan kegiatan produksi ayam broiler atau sengaja melanggar ketentuan, walaupun ketentuan tersebut tidak mutlak secara tertulis. Bentuk sanksi dapat berupa teguran secara lisan, penundaan waktu panen, penundaan penempatan DOC untuk periode berikutnya atau pencabutan keanggotaan sebagai peternak plasma, jika peternak mengalami kegagalan dalam

44 budidaya sebanyak tiga kali berturut-turut, namun apabila terjadi kegagalan panen yang relatif tidak fatal, perusahaan inti pada umumnya akan tetap memberikan kesempatan untuk memperpanjang produksi pada periode berikutnya dengan bimbingan dan pengontrolan yang lebih serius. 4.11 Analisis Pendapatan Usaha Ternak Ayam Broiler 4.11.1 Biaya Produksi Biaya yang digunakan dalam usaha ternak ayam broiler terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan ada atau tidak adanya ayam di kandang. Sekalipun peternakan sedang dalam masa kosong kandang selama 14 hari, biaya ini harus tetap dikeluarkan. Komponen biaya tetap antara lain biaya penyusutan kandang, penyusutan peralatan. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah ayam yang dipelihara. Komponen biaya variabel terdiri dari biaya pakan, DOC, OVK (obat, vitamin, vaksin dan bahan kimia), tenaga kerja, minyak tanah, sekam, pemeliharaan, kapur dan listrik. Tenaga kerja yang termasuk dalam biaya variabel adalah tenaga kerja dalam keluarga, karena tenaga kerja ini berhubungan langsung dalam proses produksi. Biaya total produksi terbesar dikeluarkan oleh peternak plasma yang berproduksi pada bulan September-Oktober, yaitu Rp. 10.651,38/ekor, dikarenakan harga DOC relatif tinggi mencapai Rp. 4.125,65/ekor. Tingginya harga DOC menurut pihak inti terjadi karena saat menjelang dan sesudah Hari Raya Idul Fitri dan ada beberapa perusahaan yang tidak atau belum berproduksi kembali sehingga supply (penawaran) DOC dipasaran relatif sedikit sedangkan permintaan meningkat. Komponen biaya terbesar adalah biaya pakan yang mencapai 49,35%, biaya pakan merupakan komponen utama dalam pemeliharaan ayam broiler, kemudian diikuti dengan komponen biaya DOC, OVK (obat, vaksin, vitamin dan kimia), tenaga kerja, minyak tanah, sekam, pemeliharaan dan listrik dengan nilai masing-masing 39,72%, 3,53%, 4,60%, 1,55%, 0,86%,

45 0,18%, dan 0,13%, sedangkan persentase terkecil adalah biaya kapur sebesar 0,07%. Penggunaan biaya total produksi terkecil yang dikeluarkan oleh peternak plasma yaitu pada bulan Jan-Feb, yaitu Rp. 10.037,49/ekor akibat harga DOC cukup murah mencapai Rp. 3.950,00/ekor. Biaya tetap yang terdiri dari biaya penyusutan kandang dan penyusutan peralatan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, yaitu mengurangi nilai baru dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan lama pemakaian kandang dan lama pemakaian peralatan (dalam tahun). Daya tahan untuk kandang adalah 11 tahun, tempat makan, tempat minum, semawar dan pembatas digunakan 3-5 tahun. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15.

46 Tabel 15. Rataan komposisi biaya produksi Peternak Plasma Cikahuripan PS periode produksi tahun 2008 Keterangan Bulan Produksi (Rp/ekor) Jan-Feb Feb-Mar Mar-April April-Mei Mei-Juni Juni-Juli Juli-Agst Agst-Sept Sept-Okt Okt-Nov Nov-Des Des-Jan I. Biaya Variabel Pakan 4.900,00 4.925,29 4.925,00 5.025,00 5.000,00 5.000,00 5.015,46 5.020,38 5.100,00 5.025,47 5.058,65 5.056,28 DOC 3.950,00 3.975,50 4.025,64 4.000,00 4.000,00 4.025,82 4.041,67 4.035,71 4.125,65 4.065,78 4.036,69 4.052,72 OVK 315,21 375,00 350,00 365,76 360,84 360,00 325,53 365,18 370,53 380,64 357,49 369,25 Tenaga Kerja 450,50 450,25 450,00 475,00 475,00 475,00 463,71 475,05 480,79 476,53 450,37 479,64 Minyak Tanah 135,39 130,45 150,25 160,64 160,86 160,62 143,44 163,54 175,86 173,59 160,62 173,68 Sekam 78,26 85,69 80,68 82,34 84,46 86,48 79,39 92,19 98,43 97,64 85,94 96,73 Pemeliharaan 12,50 11,65 15,35 16,68 15,88 18,75 13,26 21,72 25,68 24,27 17,58 23,84 Kapur 6,09 7,25 7,25 7,25 7,25 7,24 6,79 7,25 7,28 7,27 7,28 7,29 Listrik 8,69 10,00 11,00 15,00 13,63 12,45 13,50 13,76 14,98 15,67 15,86 15,74 Total Biaya Variabel 9.856,64 9.971,08 10.015,17 10.147,67 10.117,92 10.146,36 10.102,75 10.194,78 10.399,20 10.266,86 10.190,48 10.275,17 II. Biaya Tetap Peny. Kandang 105,35 150,45 165,55 165,55 180,60 180,00 114,35 185,43 192,26 190,92 190,58 193,77 Peny. Peralatan 75,50 50,50 51,32 60,34 60,34 60,75 76,13 65,72 59,92 65,88 90,41 62,72 Total Biaya Tetap 180,85 200,95 216,87 225,89 240,94 240,75 190,48 251,15 252,18 256,80 280,99 256,49 III. Total Biaya (I+II) 10.037,49 10.172,03 10.232,04 10.373,56 10.358,86 10.387,11 10.293,23 10.445,93 10.651,38 10.523,66 10.471,47 10.531,66 46

47 4.11.2 Penerimaan Penerimaan yang diperoleh peternak plasma ayam broiler berasal dari penjualan ayam broiler, penjualan pupuk dan penjualan karung. Besarnya penerimaan yang diterima peternak plasma pada tiap periode produksi berbeda-beda tergantung pada jumlah kilogram ayam yang dihasilkan dan harga jual yang berlaku di pasar. Tabel 16. Rataan penerimaan Peternak Plasma Cikahuripan PS periode produksi tahun 2008 Bulan Produksi Penjualan Ayam Penjualan Pupuk Penjualan Karung Total Penerimaan (Rp) % (Rp) (Rp) (Rp) 1 10.065,63 97,49 67,87 91,37 10.224,87 2 10.400,00 99,05 55,95 74,60 10.530,55 3 10.947,22 99,97 43,21 75,62 11.066,05 4 12.145,83 97,36 34,34 60,60 12.240,77 5 12.500,00 99,21 43,26 72,09 12.615,35 6 12.455,56 99,05 38,99 80,59 12.575,14 7 12.850,00 99,61 40,75 81,51 12.972,26 8 13.278,10 98,91 37,06 71,94 13.387,10 9 13.628,33 99,48 46,72 88,25 13.763,30 10 13.162,50 93,35 47,84 80,45 13.290,79 11 10.297,50 91,53 46,84 78,07 10.422,41 12 9.718,75 95,28 45,36 70,76 9.834,87 Total 141.449,42 536,87 906,15 142.893,07 Tabel 16 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil perhitungan, penerimaan terbesar diperoleh peternak plasma pada bulan September- Oktober, yaitu Rp. 13.763,30/ekor, sedangkan penerimaan terkecil diperoleh peternak plasma yang berproduksi pada bulan Desember-Januari sebesar Rp. 9.834,87/ekor, pada saat itu banyak sekali peternak plasma yang kehilangan ayamnya dikandang dan ada juga sebagian peternak menjual ayamnya sendiri ke konsumen langsung. Besarnya angka

48 penerimaan akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh peternak. Suatu usaha dikatakan menguntungkan jika penerimaan lebih besar dari pengeluaran. Total penerimaan peternak plasma Cikahuripan PS periode produksi tahun 2008 selama 12 periode yaitu Rp. 142.892,44 dengan total jumlah penjualan ayam Rp. 141.449,42, total penjualan pupuk Rp. 536,87 dan total penjualan karung Rp. 906,15. 4.11.3 Pendapatan Pendapatan yang diperoleh peternak plasma merupakan hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya total. Tabel 17. Rataan pendapatan dan R/C rasio Peternak Plasma Ayam Broiler Cikahuripan PS selama periode produksi tahun 2008 Bulan Penerimaan Total Biaya Total Pendapatan R/C Produksi (Rp/ekor) (Rp/ekor) (Rp/ekor) 1 10.224,87 10.037,49 187,38 1,02 2 10.530,55 10.172,03 358,52 1,04 3 11.066,05 10.232,04 834,01 1,08 4 12.240,77 10,373,56 1.867,21 1,18 5 12.615,35 10.358,86 2.256,49 1,22 6 12.575,14 10.387,11 2.188,03 1,21 7 12.972,26 10.293,23 2.679,03 1,26 8 13.387,10 10.445,93 2.941,17 1,28 9 13.763,30 10.651,38 3.111,92 1,29 10 13.290,79 10.523,66 2.767,13 1,26 11 10.422,41 10.471,47-26,97 0,99 12 9.834,87 10.531,66-696,79 0,93 Tabel 17 menunjukkan bahwa besarnya pendapatan yang diterima peternak plasma berfluktuasi setiap bulan periode produksinya. Pendapatan tertinggi diperoleh peternak plasma yang berproduksi pada bulan produksi September-Oktober, yaitu Rp. 3.111,92/ekor atau Rp. 1.618,34 per kilogram bobot hidup, dikarenakan tingginya permintaan masyarakat akan

49 daging ayam karena bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri. Pendapatan terendah dan merupakan kerugian terbesar yang dialami oleh peternak plasma yang berproduksi pada bulan Desember-Januari, yaitu Rp. (-)696,79/ekor. Nilai R/C Rasio terbesar diperoleh peternak plasma pada bulan produksi September-Oktober, yaitu 1,29 artinya setiap rupiah biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan Rp. 1,29 jadi usaha ternak yang dijalankan menguntungkan karena nilai R/C rasionya berada pada angka di atas satu, sedangkan nilai R/C rasio terkecil diperoleh peternak plasma pada bulan produksi Desember-Januari 0,93 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan Rp. 100 akan memberikan penerimaan yang lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan, yaitu Rp.0,93 dan nilai R/C secara keseluruhan adalah 1,00, berarti usaha ternak yang dijalankan kurang menguntungkan, karena tidak memberikan keuntungan berarti.