BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

Skripsi S-1 Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diajarkan di institusi-institusi pendidikan, baik ditingkat SD,

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia Indonesia. diri dan berhasil dalam kehidupan di masa mendatang.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara

(PTK Pada Siswa kelas VII SMP PGRI 15 Pracimantoro)

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk menunjang ilmu-ilmu lain seperti ilmu fisika,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

PEMBELAJARAN TEMATIK (LEARNING BY DOING) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA TEMA PEKERJAAN MENGHASILKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus mampu meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KEEP ON LEARNING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

: Pengaruh kemampuan awal, motivasi belajar, dan kecemasan menghadapi tes matematika terhadap prestasi belajar matematika siswa BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG SISI DATAR DAN KETRAMPILAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL ( PTK

BAB I PENDAHULUAN. menemukan pribadinya di dalam kedewasaan masing-masing individu secara maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung. memahami materi pelajaran matematika hal ini dilihat dari hasil pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Tekhnologi sangat besar. Semua dapat dilihat dalam fenomena kehidupan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE KONTEKSTUAL POKOK BAHASAN PECAHAN

MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM KOORDINAT DENGAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS VIII-B SMP NEGERI 3 SUBANG

I. PENDAHULUAN. Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL KUMON UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi segala jenis tantangan di era modern dewasa ini. Lebih lanjut

BAB I PENDAHULUAN. secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar prestasi

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

( Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII SMP Negeri 12 Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA DI KELAS VIIA SMP MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. dibanding dengan hasil nilai evaluasi mata pelajaran yang lain. Anggapan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu membentuk individu-individu yang berkompetensi di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi khususnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa ialah dengan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka. menghasilkan perubahan yang positif dalam diri anak.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TIPE SNOW BALL DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULAN. bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

Oleh : SITI ROHANAH A

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Pendidikan menciptakan sumber daya manusia

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. siswa, dari Sekolah Dasar (SD) hingga SMA bahkan juga di Perguruan

PENGARUH METODE KOOPERATIF TIPE CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) DAN TTW (THINK-TALK-WRITE) DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI GROUP RESUME SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab untuk membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan. serta mampu menghadapi permasalahan dengan sikap terbuka dan

UPAYA PENINGKATAN KEBERANIAN SISWA DALAM MENGERJAKAN SOAL GEOMETRI DI DEPAN KELAS MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MELALUI TUGAS BERSTRUKTUR DENGAN UMPAN BALIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas/mutu kehidupan manusia. Pendidikan ini terjadi melalui serentetan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangan tersebut. Berdasarkan perkembangan tersebut, baik

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jalan untuk mencerdaskan bangsa adalah melalui dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI ASSESSMENT FOR LEARNING (AFL) DENGAN PENDEKATAN UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses penting dalam kehidupan, manfaat dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Menyelesaikan Studi Program Strata Satu (SI) Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berjiwa pemikir, kreatif dan mau bekerja keras, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip yang saling berkaitan satu sama lain. Guru tidak hanya

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Negara negara berkembang termasuk Indonesia. Selain masalah masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk juga aspek pendidikan. Di satu sisi aspek ini telah memungkinkan kita untuk memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin mempelajari keseluruhan informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak semuanya diperlukan. Untuk menghadapi tantangan perkembangan teknologi informasi tersebut dituntut sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan ketrampilan tinggi, pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemauan bekerja sama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika. Hal ini sangat dimungkinkan karena matematika memiliki struktur dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu dengan lainnya serta berpola pikir deduktif dan konstan. Pembelajaran adalah suatu proses yang rumit karena tidak sekedar menyerap informasi dari pendidik, tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik. Salah satu kegiatan pembelajaran yang menekankan berbagai kegiatan dan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam

pembelajaran, karena suatu pendekatan dalam pembelajaran pada hakikatnya merupakan cara yang teratur dan terpikir secara sempurna untuk mencapai suatu tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dalam mengembangkan aktivitas belajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Pendekatan ini mempunyai peran yang sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang diinginkan. Proses pendidikan dalam pembelajaran di sekolah mulai Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Umum (SMU) khususnya di Indonesia pada era modern sekarang ini masih belum memuaskan, selalu mengalami suatu produk atau hasil pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan pengelola pendidikan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas pendidikan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun kreativitas pengelola pendidikan termasuk guru yang yang dipersyaratkan yaitu harus memiliki wawasan pendidikan yang luas, berorientasi ke depan yang selalu memikirkan inovasi pendidikan apa yang perlu digali, serta dapat memenuhi harapan dan kebutuhan siswa untuk menyongsong kehidupan di masa mendatang. Langkah ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. Matematika sebagai ilmu dasar memegang peranan peranan penting dalam segala bentuk kehidupan manusia. Dengan kemampuan yang dimiliki manusia akan membantu proses berpikir dalam melakukan kegiatan seharihari yang dilatarbelakangi matematika.

Namun di sisi lain kita menghadapi kenyataan yang sangat memprihatinkan terhadap kelanjutan nasib anak bangsa ke generasi mendatang, misalnya: 1) Banyaknya siswa yang kurang termotivasi untuk mempelajari topik-topik matematika dan menyelesaikan soal-soal yang ditugaskan guru. 2) Banyaknya siswa yang menjadi was-was menerima pelajaran matematika dikarenakan trauma terhadap ketidakmampuan belajar matematika pada kelas yang lebih rendah. 3) Sebagian orang tua mengeluh karena tidak dapat membimbing belajar anak-anaknya sesuai dengan pendekatan yang diajarkan oleh guru serta lebih memberi tekanan bahwa matematika adalah pelajaran yang sukar, sehingga anak kurang mempunyai kepercayaan diri untuk sukses dalam pelajarannya. Dari permasalahan-permasalahan di atas, jelaslah bahwa matematika dalam pandangan orang merupakan sesuatu pengetahuan atau ilmu yang sukar sehingga menimbulkan phobia di kalangan anak didik. Matematika di sekolah dasar yang di dalamnya termuat banyak materi termasuk bilangan pecahan, merupakan salah satu pokok bahasan yang dirasa sukar. Hal ini terjadi selain karena permasalahan atau uraian di atas juga disebabkan oleh kesalahan dalam mengajarkan konsep-konsep dasar bilangan pecahan yaitu apabila siswa Sekolah Dasar masih bersifat terbuka maka masih ada harapan dapat memperbaiki kesalahan konsep tersebut, namun jika siswa hanya menerima tidak memberi umpan balik berupa pertanyaan atau mau aktif menjawab pertanyaan guru mengenai konsep dasar bilangan pecahan maka kesalahan

konsep dasar bilangan pecahan maka kesalahan konsep dasar tersebut akan dibawa terus sampai pada suatu saat siswa menyadari mendapati konsep dasar bilangan pecahan yang ia miliki itu keliru. Menurut Usman dan Setiawati (1993: 9-10) tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu yang berasal dari dalam diri sendiri meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor psikologis antara lain panca indera yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, berfungsinya kelenjar tubuh yang membawa kelainan tingkah laku. Sedangkan faktor psikologis antara lain kecerdasan, bakat, sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri. Faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa yang berupa lingkungan dan faktor budaya. Faktor tersebut saling berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar. Selain hal-hal tersebut di atas, keberhasilan belajar seseorang tidak lepas dari motivasi siswa yang bersangkutan. Oleh karena itu pada dasarnya motivasi belajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang. Seseorang siswa yang pernah mengalami keberhasilan pada jenjang pendidikan sebelumnya akan termotivasi untuk terus berusaha secara maksimal. Upaya tersebut dilakukan untuk mempertahankan prestasinya serta untuk mencapai hasil yang lebih optimal. Siswa yang telah termotivasi dalam belajar matematika, ia akan lebih bersemangat dalam mempelajarinya sehingga menumbuhkan minat belajarnya. Siswa mempunyai minat belajar

yang tinggi akan selalu berusaha mencari, menggali, dan mengembangkan potensi dasar (bakatnya). Sehingga dapat menumbuhkan rasa percaya diri serta akan tercipta motivasi belajar matematika yang sangat tinggi. Oleh karena itu penulis ingin meneliti tentang sistem pembelajaran matematika, dimana guru memahami dan memperhatikan latar belakang emosi, dorongan, dan kemampuan individu siswa yang berbeda tingkat intelegensi serta adanya penyesuaian materi pembelajaran dan tugas belajarnya. Kegiatan pembelajarannya dengan cara guru melakukan dan memberi kesempatan siswa seluas-luasnya untuk mengutarakan semua gagasan dan konsepsinya tentang pokok bahasan bilangan pecahan, kemudian berdiskusi dalam kelompokkelompok kecil, dan selanjutnya salah satu siswa perwakilan dari kelompok kecil tersebut menjelaskan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini disebut sebagai Sistem pembelajaran matematika dengan penggunaan pendekatan humanistis. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya dalam pembelajaran matematika yang menyangkut tentang keberhasilan siswa seperti: anggapan atau pandangan yang salah terhadap matematika, kemampuan matematika dan kualitas pengajaran matematika yang rendah, kurangnya kemampuan siswa memecahkan permasalahan dalam hitung bilangan pecahan, pemilihan pendekatan pembelajaran matematika yang salah. Perlu disadari bahwa anggapan atau pandangan yang salah terhadap matematika yaitu menganggap

bahwa matematika adalah sesuatu pengetahuan atau ilmu yang sukar, dapat menimbulkan phobia di kalangan anak didik dimana anak didik tertanam perasaan cemas, dan takut jika berhadapan dengan matematika. Rendahnya motivasi siswa dikarenakan guru dalam menerangkan materi matematika kurang jelas dan kurang menarik perhatian siswa dan pada umumnya guru terlalu menarik perhatian siswa dan pada umumnya guru terlalu cepat dalam menerangkan materi, di samping itu penggunaan pendekatan pengajaran yang salah, sehingga siswa dalam memahami dan menguasai materi masih kurang dan nilai yang diperoleh siswa cenderung rendah. Dalam pembelajaran matematika khususnya pembelajaran bilangan pecahan yang dianggap sukar oleh kebanyakan siswa Sekolah Dasar, perlu melakukan suatu perbaikan pendekatan pembelajaran yang sesuai dan cocok dengan karakteristik individu siswa yang berbeda-beda agar tercapai keberhasilan serta motivasi siswa dalam pembelajaran yang diinginkan. Untuk itu diperlukan profesionalisme guru dalam memilih pendekatan pembelajaran. Salah satu diantaranya kemungkinan penggunaan pendekatan humanistis dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bilangan pecahan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih efektif, efesien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam, maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun hal-hal yang membatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Rancangan pembelajaran matematika yang akan diterapkan dengan pendekatan humanistis yaitu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan penekanan pada proses pembentukan suatu konsep dan memberikan kesempatan luas kepada siswa berperan aktif dalam proses tersebut. 2. Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dibatasi pencapaian keberhasilan penguasaan materi pokok bahasan bilangan pecahan. 3. Proses pembelajaran matematika dalam menguasai materi pokok bahasan bilangan pecahan. D. Perumusan Masalah dan Pemecehan Masalah 1. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan humanistis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? 2. Pemecahan Masalah Keberhasilan Peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan humanistis pada penelitian tindakan kelas ini ditentukan dari peningkatan sikap belajar yaitu perasaan senang, perhatian, konsentrasi, kesadaran, dan kemauan siswa dalam proses belajar. Tindakan yang dilakukan guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa adalah: a) Menggunakan pola pembelajaran

dengan kombinasi klasikal, kelompok dan individual, b) Memberitahukan tujuan pembelajaran, inti materi ajar dan kegiatan yang akan dilakukan, c) menyampaikan materi ajar secara sistematis dan jelas sesuai dengan pendekatan humanistis, d) memberi petunjuk langka-langkah pengerjaan ada setiap soal yang dianggap sulit, e) selalu mengingat siswa untuk mengulangi materi ajar yang akan dibahas, f) mendorong semangat belajar siswa agar menumbuhkan motivasi belajar siswa, g) membantu siswa memperbaiki kesalahannya dengan sikap ramah, simpati, dan terbuka, h) menciptakan iklim belajar yang kondusif, sehingga mampu mendorong siswa untuk aktif belajar, i) mendorong siswa untuk saling belajar dan mengajar dalam suatu kelompok. E. Tujuan Penelitian Selajan dengan masalah penelitian yang dikemukakan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan humanistis F. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis berharap semoga hasil pemilihan dapat memberikan manfaat konseptual utamanya kepada pembelajaran matematika. Di samping itu juga kepada penelitian peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran matematika Sekolah Dasar. 1. Manfaat teoritis

Secara umum hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika Sekolah Dasar, utamanya pada peningkatan motivasi siswa Sekolah Dasar melalui penggunaan pendekatan humanistis. Mengingat seorang siswa Sekolah Dasar merupakan subyek pembelajaran yang mempunyai: cipta, rasa dan karsa yang mengerti dan menyadari akan keberadaan dirinya, memiliki budi dan kehendak, memiliki dorongan untuk mengembangkan potensi pribadinya yang telah mereka miliki sebelumnya untuk digunakan secara aktif dalam pembentukan konsepsi dan definisi matematika untuk memenuhi tuntutan tersebut ialah pendekatan humanistis. 2. Manfaat praktis Dilihat dari segi praktis, penelitian ini memberikan manfaat antara lain: a. Bagi penulis, untuk mengetahui sejauh mana peningkatan motivasi siswa setelah dilakukan proses pembelajaran dengan pendekatan humanistis. b. Bagi guru matematika, dengan pendekatan humanistis ini digunakan untuk menyelenggarakan pembelajaran matematika Sekolah Dasar yang aktif dan kreatif. c. Bagi siswa, proses pembelajaran dengan pendekatan humanistis ini dapat meningkatkan kemampuan dan motivasi siswa dalam bidang studi matematika.