SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

dokumen-dokumen yang mirip
ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP

KAJIAN KESELAMATAN PADA PROSES PRODUKSI ELEMEN BAKAR NUKLIR UNTUK REAKTOR RISET

Widyanuklida, Vol. 14 No. 1, November 2014: ISSN

Suhaedi Muhammad 1, Rr.Djarwanti Rahayu Pipin Sudjarwo 2 ABSTRAK ABSTRACT

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

KAJIAN ASPEK KESELAMATAN DALAM PENANGANAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA BERLEBIH DI PRR

EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )

Suhaedi Muhammad, Rimin Sumantri PTKMR BATAN

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

GAGASAN PENENTUAN NILAI PEMBA TAS DOSIS UNTUK INSTALASI PRODUKSI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (IPRR)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA MELEBIHI BATAS YANG DITENTUKAN.

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENGAWASAN PEMBUATAN DI PUSA T RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM KEGIATAN IMPOR, EKSPOR, DAN PENGALIHAN BARANG KONSUMEN

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI DAN KONTAMINASI DI DALAM HOTCELL 101 INSTALASI RADIOMETALURGI

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PEMANTAUAN PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN DI PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR TAHUN 2011

PEMANTAUAN DOSIS PERORANGAN DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI - BATAN BANDUNG

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PENGANGKUTAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT DAN CAIR DARI PENIMBUL KE INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF. Arifin Pusat Teknologi Limbah Radioaktif -BATAN

KAJIAN DAMPAK PENERAPAN BSS-115 DI FASILITAS RADIOTERAPI DAN INDUSTRI DI INDONESIA

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PENGUKURAN DAN EVALUASI KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI EKSTERNA DI PTAPB-BATAN YOGYAKARTA

Kata kunci: sumber radiasi, material, pascairadiasi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DI INSTALASI ELEMAN BAKAR EKSPERIMENTAL TAHUN 2011

PEMANTAUAN DOSIS RADIASI INTERNAL DENGAN WBC UNTUK PEKERJA PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF SERPONG TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DAN KEAMANAN DALAM PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

FUNGSI PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF DI INTERIM STORAGE-1 SELAMA PERIODE

PENELITIAN DAN NUKLIR ABSTRAK PEKERJA BKTPB 1,27. msv. BEM. merupakan. tahun. ABSTRACTT. for radiation. carried out. on radiation.

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 05-P/Ka-BAPETEN/VII-00 TENTANG PEDOMAN PERSYARATAN UNTUK KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Dasar Proteksi Radiasi

PENGENDALIAN PERSONEL DI PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG TAHUN 2005

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN ZAT RADIOAKTIF UNTUK WELL LOGGING

PENGENDALIAN PAPARAN RADIASI NEUTRON DI KANAL HUBUNG PRSG PSTBM PADA SAAT REAKTOR RSG-GAS BEROPERASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

KAJIAN PROTEKSI RADIASI DALAM PENGOPERASIAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) BERDASARKAN NS-G-2.7

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BAPETEN. Petugas Tertentu. Bekerja. Instalasi. Sumber Radiasi Pengion. Bekerja. Surat Izin. Pencabutan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

Keamanan Sumber Radioaktif

PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU K3 DAN DOSIS RADIASI PEKERJA DI PUSAT TEKNOLOGI RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA (PTRR) BATAN SERPONG

Kajian Soal Tertulis Sertifikasi Personel PPR Tahun 2015 Review of the Written Test Question for RPO Sertification Year of 2015

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: Panduan Penyusunan Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Kegiatan Well Logging LEMBAR PENGESAHAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TINGKAT KLIERENS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

TINJAUAN PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM FRZR

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

EVALUASI PAPARAN RADIASI TERHADAP DOSIS EKSTERNA YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI DI IEBE TAHUN 2008

PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN PERALATAN RADIOGRAFI INDUSTRI

EVALUASI PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS ALPHA DAN BETA DI PERMUKAAN LANTAI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2009

ANALISA TINGKAT KONTAMINASI DOSIS NUKLIR DAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA INSTALASI KEDOKTERAN NUKLIR

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN OPERASI REAKTOR NONDAYA

IMPLEMENTASI SK. BAPETEN NOMOR : 01/KA-BAPETEN/V 1999, TENTANG KETENTUAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI DI INSTALASI NUKLIR.

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

PENGUKURAN KONSENTRASI RADON DALAM TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF. Untara, M. Cecep CH, Mahmudin, Sudiyati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

EVALUASI HASIL PEMANTAUAN RADIOAKTIVITAS UDARA DI LINGKUNGAN PUSAT PENGEMBANGAN RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA PERIODE APRIL DESEMBER 2000

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad 1 dan Rr. Djarwanti,RPS 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN Gedung B Lantai 2, Kawasan Nuklir Pasar Jum at email: suhaedi.muhammad62@gmail.com 2 Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka, BATAN Gedung 11, Kawasan Nuklir Serpong ABSTRAK SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT. Guna melindungi keselamatan dan kesehatan para personil yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan zat radioaktif dengan kendaraan darat, pihak pengirim selaku pemegang izin (PI) harus memenuhi persyaratan proteksi dan keselamatan radiasi sebagaimana ditetapkan di dalam pasal 10 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh PI untuk memenuhi persyaratan tersebut adalah dengan menerapkan sistem manajemen dosis yang di dalamnya mencakup sumber potensi penerimaan dosis, kebijakan penerapan nilai batas dosis (NBD), kebijakan penerapan nilai pembatas dosis (NPD), evaluasi penerimaan dosis dan tindaklanjut penerimaan dosis. Melalui penerapan sistem manajemen dosis ini dapat diperkirakan besarnya dosis yang diterima oleh personil yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan zat radioaktif mulai dari tahap persiapan sampai dengan pelaksanaan. Dari sini dapat diketahui apakah ada personil yang menerima dosis melebihi NPD tapi masih kurang dari NBD atau ada personil yang menerima dosis melebihi NBD, sehingga dapat diketahui tindaklanjut apa yang harus dilakukan oleh PI. Kata Kunci: Zat radioaktif, pengangkutan, dosis ABSTRACT DOSE MANAGEMENT SYSTEM FOR RADIOACTIVE MATERIALS TRANSPORT BY LAND VEHICLES. In order to protect the health and safety of personnel involved in the transport of radioactive materials by land vehicles, the sender as the licensee holder (PI) must meet the requirements of protection and safety of radiation as set forth in article 10 of regulation of the nuclear energy supervisory agency (BAPETEN) number 4 in 2013 on the protection and radiation safety in nuclear power utilization. one effort that can be done by pi to meet these requirements is to implement a management system dose which include sources of revenue potential dose, policy implementation limit value doses (NBD), the policy application of the value of the limiting dose (NPD), the evaluation of acceptance dose and follow up acceptance dose. Through the application of these dose management system can be estimated magnitude of the dose received by the personnel involved in the transport of radioactive material ranging from preparation to implementation. from this it can be known if there are personnel who received doses exceeding the NBD but still less than NBD or there are personnel who received doses exceeding NBD, so that can know the follow what should be done by the PI. Keywords: radioactive substances, transporting, dosing PENDAHULUAN U ntuk memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan bagi pekerja radiasi yang terlibat dalam menggunakan kendaraan darat, maka pihak pengirim selaku pemegang izin (PI) sesuai dengan pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif dan pasal 10 Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir berkewajiban memenuhi persyaratan proteksi radiasi yang meliputi justifikasi, limitasi dosis serta optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi [1,2]. Salah satu bentuk penerapan prinsip optimisasi proteksi dan keselamatan radiasi adalah PI harus mengupayakan agar besarnya dosis yang diterima oleh pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan kendaraan darat dibawah nilai batas dosis (NBD) yang diizinkan melalui penerapan sistem manajemen penerimaan dosis. Suhaedi M dan Rr. Djarwanti ISSN 1410 8178 133

TATA KERJA Tujuan Penerapan sistem manajemen dosis ini dimaksudkan agar besarnya dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan kendaraan darat serendah mungkin yang dapat dicapai dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi sesuai yang ditetapkan di dalam pasal 34 Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007. Ruang Lingkup Sistem manajemen dosis ini di dalamnya memiliki ruang lingkup : sumber potensi penerimaan dosis, personil penerima dosis, kebijakan penerapan nilai batas dosis (NBD), kebijakan penerapan nilai pembatas dosis (NPD), manajemen penerimaan dosis, perkiraan besarnya dosis, evaluasi penerimaan dosis dan tindaklanjut penerimaan dosis. Hipotesis Diharapkan dengan menerapkan sistem manajemen dosis ini PI dapat memperkirakan lebih awal besarnya dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan zat radioaktif dengan menggunakan kendaraan darat sehingga dapat mengantisipasi tindakan proteksi radiasi apa yang diperlukan. BAHAN DAN METODOLOGI Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem manajemen dosis yang diterima oleh para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan zat radioaktif dengan menggunakan kendaraan darat ini adalah : dokumen Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, dokumen Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 tahun 2013 tentang Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2015 tentang Keselamatan Radiasi Dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif [1,2,3]. Sedangkan metode yang digunakan adalah : 1. Kajian penerapatan terhadap dokumen-dokumen tersebut di atas 2. Kajian pengalaman terkait dengan pengangkutan zat radioaktif. HASIL DAN PEMBAHASAN Ada beberapa tahapan kegiatan pada rangkaian kendaraan darat yang memiliki potensi bahaya sebagai pemberi kontribusi adanya penerimaan dosis baik bagi pekerja radiasi, masyarakat maupun lingkungan. Berikut ini tahapan kegiatan yang dapat memberikan kontribusi adanya penerimaan dosis : 1. Pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan zat radioaktif. 2. Pengemasan kontener yang berisi zat radioaktif. 3. Penempatan bungkusan zat radioaktif di dalam kendaraan pengangkut. 4. Pelaksanaan pengangkutan zat radioaktif. Pemeriksaan Kelayakan Pengiriman Bungkusan Zat Radioaktif Kegiatan pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan zat radioaktif merupakan salah satu dari tahapan kegiatan pengangkutan zat radioaktif yang memberikan kontribusi penerimaan dosis yang sangat signifikan. Adapun lingkup kegiatan pemeriksaan kelayakan ini meliputi: pengukuran laju paparan radiasi baik pada permukaan maupun pada jarak satu meter dari permukaan kontener yang berisi zat radioaktif dan pemeriksaan tingkat kontaminasi permukaan. Sebagai contoh, sebuah kontener terbuat dari bahan campuran antara Pb (97%) dan Sb(3%) dengan tebal 5 cm, diamater 20 cm dan tinggi 25 cm yang berisi Mo-99 aktivitas 10 Ci dan I-131 aktivitas 5 Ci memiliki laju paparan radiasi diberikan pada Tabel 1. Tabel 1. Laju Paparan Radiasi Pada Kontener Laju Paparan Radiasi No. Radio Aktivi ( mr/j) isotop tas( Ci) Latar Perm 1m 01. Mo-99 10 0,06 150 3 02. I-131 5 0,06 48 0,8 Pengemasan Kontener Yang Berisi Zat Radioaktif Pengemasan kontener yang berisi zat radioaktif dilakukan oleh petugas pengemasan setelah kontener tersebut dinyatakan layak kirim ( laju paparan radiasi pada permukaan kontener kurang dari 2 msv/j dan tingkat kontaminasi permukaan kurang 3,7 Bq/cm 2 ) oleh petugas proteksi radiasi. Adapun lingkup kegiatan pengemasan ini di dalamnya meliputi: pemasukan kontener yang berisi zat radioaktif ke dalam pembungkus luar (drum yang bagian dalamnya sudah dilapisi absorber), penutupan dan penguncian drum serta pemasangan label kategori bungkusan. Dengan adanya potensi bahaya dalam bentuk paparan radiasi yang berasal dari kontener yang berisi zat radioaktif, tahapan kegiatan ini memberikan 134 ISSN 1410 8178 Suhaedi M dan Rr. Djarwanti

kontribusi adanya penerimaan dosis bagi petugas pengemasan. Penempatan Bungkusan Zat Radioaktif Di Dalam Kendaraan Pengangkut. Bungkusan zat radioaktif yang sudah dinyatakan layak kirim oleh Petugas Proteksi Radiasi yang akan bertugas dalam pengangkutan zat radioaktif ditempatkan di dalam kendaraan pengangkut. Penempatan bungkusan zat radioaktif ini harus sedemikian rupa sehingga terjamin kestabilan posisinya (tidak mudah berpindah tempat selama proses pengangkutan) dan nilai laju paparan radiasi pada permukaan kendaraan pengangkut (samping kanan, samping kiri dan bagian belakang) tidak mengakibatkan adanya penerimaan dosis yang melebihi 1 msv/tahun. Dengan adanya potensi bahaya dalam bentuk paparan radiasi yang berasal dari bungkusan zat radioaktif yang ditempatkan di dalam kendaraan, tahapan kegiatan ini memberikan kontribusi adanya penerimaan dosis bagi pekerja radiasi yang akan melakukan kegiatan pengangkutan zat radioaktif dengan kendaraan darat. Sebagai contoh, nilai laju paparan radiasi pada saat penempatan bungkusan zat radioaktif di dalam kendaraan pengangkut zat radioaktif diberikan pada Tabel 2. Tabel 2. Laju Paparan Radiasi Pada Kendaraan Laju Paparan Radiasi No. Radio Akti ( mr/j) isotop Vitas ( Ci) Latar Perm. Kend. Tempat Sopir 01. Mo-99 10 0,06 10 0,4 02. I-131 5 0,06 3 0,2 Pelaksanaan Pengangkutan Zat Radioaktif. Keberadaan bungkusan zat radioaktif di dalam kendaraan pengangkut selama proses pengangkutan menjadi potensi bahaya bagi petugas pengangkut (PPR dan pengemudi) yang memberikan kontribusi adanya penerimaan dosis baik bagi petugas pengangkut maupun masyarakat. Besarnya dosis yang diterima petugas pengnagkut sangat tergantung dari lamanya proses pengangkutan. KEBIJAKAN PENERAPAN NILAI BATAS DOSIS Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan kendaraan darat, PI dapat menetapkan kebijakan terkait dengan nilai batas dosis (NBD) sebagaimana ditetapkan di dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 pasal 15, yaitu [1,2] : 1. Dosis Efektif rata-rata sebesar 20 msv per tahun dalam periode 5 (lima) tahun, sehingga Dosis yang terakumulasi dalam 5 (lima) tahun tidak boleh melebihi 100 msv. 2. Dosis Efektif sebesar 50 msv dalam 1 (satu) tahun tertentu. 3. Dosis Ekivalen untuk lensa mata rata-rata sebesar 20 msv per tahun dalam periode 5 (lima) tahun dan 50 msv dalam 1 (satu) tahun tertentu. 4. Dosis Ekivalen untuk kulit sebesar 500 msv per tahun. 5. Dosis Ekivalen untuk tangan atau kaki sebesar 500 msv per tahun. KEBIJAKAN PENERAPAN NILAI PEMBATAS DOSIS (NPD) Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan kendaraan darat, sesuai ketentuan yang ditetapkan di dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 pasal 36 dan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 Tahun 2013 pasal 41,42 dan 43, PI dapat menetapkan NPD untuk pekerja radiasi [1,2]. Guna melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan kendaraan darat, maka PI dapat menetapkan kebijakan NPD sebagai berikut : 1. Tahap persiapan. Untuk tahap persiapan yang meliputi kegiatan pemeriksaan kelayakan pengiriman, kegiatan pengemasan dan kegiatan penempatan bungkusan zat radioaktif di dalam kendaraan pengangkut, PI dapat menetapkan NPD sebesar 75% dari nilai dosis efektif rata-rata (20 msv) yaitu 15 msv. 2. Tahap pelaksanaan Untuk kegiatan pengangkutan, PI dapat menetapkan kebijakan NPD dengan mengacu pada pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2015 PI dapat menetapkan kebijakan terkait dengan nilai pembatas dosis (NPD) sebesar 3/10 dari NBD atau 6 msv. MANAJEMEN PENERIMAAN DOSIS Kegiatan Pemeriksaan Kelayakan Pengiriman Bungkusan Zat Radioaktif, Kegiatan Pengemasan dan Kegiatan Penempatan Bungkusan Di Dalam Kendaraan Pengangkut Untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi yang terlibat dalam pelaksanaan Suhaedi M dan Rr. Djarwanti ISSN 1410 8178 135

kegiatan pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan zat radioaktif, kegiatan pengemasan dan kegiatan penempatan bungkusan di dalam kendaraan pengangkut, PI dapat menetapkan kebijakan tentang penerimaan dosis, yaitu besarnya dosis yang diterima oleh pekerja radiasi boleh melebihi NPD mingguan sebesar 0,3 msv ( 15 msv dibagi 50 minggu) tetapi tidak boleh melebihi 75% dari NPD bulanan (1,2 msv) yaitu 0,9 msv. Penetapan ini dengan dasar pertimbangan kegiatan pemeriksaan kelayakan pengiriman dan pengemasan rata-rata dilakukan sekali dalam seminggu. Jika ada pekerja radiasi yang menerima dosis lebih besar dari 0,9 msv, maka untuk pelaksanaan kegiatan tersebut pada periode berikutnya harus dilakukan oleh pekerja radiasi yang lain. Kegiatan Pengangkutan Untuk melindungi keselamatan dan kesehatan pekerja radiasi yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan penangkutan, PI dapat menetapkan kebijakan tentang penerimaan dosis, yaitu besarnya dosis yang diterima oleh pekerja radiasi tersebut boleh melebihi NPD mingguan sebesar 0,12 msv ( 6 msv dibagi 50 minggu ) tetapi tidak boleh melebihi 75% dari NPD bulanan (0,48 msv) yaitu 0,36 msv. Jika ada pekerja radiasi yang menerima dosis lebih besar dari 0,36 msv, maka untuk pelaksanaan kegiatan tersebut pada periode berikutnya harus dilakukan oleh pekerja radiasi yang lain. PERKIRAAN PENERIMAAN DOSIS Perkiraan besarnya nilai dosis yang diterima oleh pekerja radiasi yang terlibat dalam kegiatan pengangkutan zat radioaktif dengan kendaraan darat secara teoritis dapat dihitung dengan menggunakan perumusan : Dosis = Waktu Kerja x Paparan Radiasi 6000 (1) Dimana dosis dalam satuan msv, laju paparn radiasi dalam satuan mr/jam, waktu kerja dalam satuan menit serta 600 merupakan faktor koversi dari mr ke msv dan dari jam ke menit. Dosis Yang Diterima Petugas Pemeriksa Kelayakan Pengiriman Bungkusan Zat Radioaktif, Petugas Pengemasan dan Petugas Penempat Bungkusan Di Dalam Kendaraan Pengangkut Sebagai contoh, besarnya dosis yang diterima oleh para petugas ini dapat dihitung dengan menggunakan perumusan di atas. Berdasarkan pengalaman yang ada, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pemeriksaan kelayakan pengiriman Mo-99 dengan aktivitas 10 Ci dan I-131 dengan aktivitas 5 Ci rata-rata selama 30 menit sedangkan untuk kegiatan pengemasannya ratarata dibutuhkan waktu 10 menit dan untuk penempatan bungkusan rata-rata selama 5 menit [4]. Dengan menggunakan Tabel 1, perkiraan besarnya dosis yang diterima diberikan pada Tabel 3. Tabel 3. Perkiraan Dosis Yang Diterima Petugas Pemeriksa Kelayakan, Petugas Pengemasan dan Petugas Penempat Bungkusan Zat Radioaktif No. Radio isotop Laju Paparan Radiasi ( mr/j) Waktu Kerja (Menit) Perkiraan Dosis ( msv) Latar Perm Pemeriksaan Kelayakan Pengiriman 01. Mo-99 0,06 150 30 0,75 02. I-131 0,06 48 30 0,24 Pengemasan Bungkusan Zat Radioaktif 01. Mo-99 0,06 150 10 0,25 02. I-131 0,06 48 10 0,08 Penempatan Bungkusan 01. Mo-99 0,06 150 5 0,125 02. I-131 0,06 48 5 0,04 Dari Tabel 3 di atas, besarnya dosis yang diterima petugas pemeriksaan kelayakan pengiriman, petugas pengemasan dan petugas penempat bungkusan masih dibawah dari 75% NPD bulanan (0,9 msv). Dosis Yang Diterima Petugas Pengangkutan Berdasarkan pengalaman yang ada dengan menggunakan data-data pada Tabel 2 serta asumsi waktu perjalanan rata-rata selama satu jam, perkiraan besarnya dosis yang diterima oleh petugas pengangkutan diberikan pada Tabel 4. Tabel 4. Besarnya Dosis Yang Diterima Petugas Pengangkutan No. Radio isotop Laju Paparan Radiasi ( MR/J) Waktu Kerja (Menit) Perkiraan Dosis ( msv) Latar Perm 01. Mo-99 0,06 0,4 60 0,004 02. I-131 0,06 0,2 60 0,002 Dari Tabel 4 di atas, besarnya dosis yang diterima petugas pengangkutan masih dibawah dari 75% NPD bulanan (0,36 msv). 136 ISSN 1410 8178 Suhaedi M dan Rr. Djarwanti

EVALUASI PENERIMAAN DOSIS Untuk Pekerja Radiasi Yang Menerima Dosis Melebihi NPD Tetapi Kurang Dari NBD kendaraan darat menerima dosis melebihi NPD tapi kurang dari NBD, maka sesuai dengan Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 Tahun 2013 pasal 45, PI harus melakukan kaji ulang pelaksanaan prosedur operasi dan melakukan kaji ulang analisis pemilihan pembatas dosis [2]. Yang dimaksud prosedur operasi disini meliputi prosedur pemeriksaan kelayakan pengiriman bungkusan zat radioaktif, prosedur pengemasan dan prosedur pengangkutan zat radioaktif dengan kendaraan darat. Sedangkan analisis pemilihan NPD disini adalah analisis terhadap metode yang digunakan oleh PI dalam menetapkan NPD untuk kegiatan pengangkutan zat radioaktif dengan kendaraan darat. Untuk Pekerja Radiasi Yang Menerima Dosis Melebihi NBD kendaraan darat menerima dosis melebihi NBD tapi kurang dari NBD, maka PI harus melakukan upaya tindaklanjut sebagaimana yang ditetapkan di dalam Peraturan Kepala BAPETEN Nomor 04 Tahun 2013 pasal 18 sampai pasal 22 [2]. TINDAK LANJUT PENERIMAAN DOSIS Kaji Ulang Nilai Pembatas Dosis kendaraan darat menerima dosis melebihi NPD tetapi kurang dari NBD, maka PI wajib untuk melakukan kaji ulang terhadap pelaksanaan prosedur yang digunakan. Pemegang izin (PI) harus mengkaji secara lebih mendalam terhadap prosedur ini, apakah semua tahapan kerja yang ada telah benar-benar efektif dan efisien atau belum. Bila ternyata belum, maka prosedur tersebut harus segera direvisi dan disahkan oleh satuan jaminan kualitas. Selain daripada itu PI juga harus melakukan kaji ulang terhadap analisis yang digunakan dalam pemilihan pembatas dosis. Kaji ulang di sini meliputi : kaji ulang beban dan frekuensi pekerjaan, kaji ulang potensi bahaya, kaji ulang riwayat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja radiasi, kaji ulang kondisi sarana dan fasilitas serta kaji ulang riwayat penerimaan dosis. Tindak lanjut Dosis Berlebih kendaraan darat menerima dosis melebihi NBD, maka dalam hal Pekerja Radiasi menerima dosis melebihi 20 msv dalam 1 (satu) tahun tetapi masih kurang dari 50 msv, PI harus [2]: a. Mengkaji ulang Paparan Radiasi dan mengambil langkah korektif yang perlu. b. Membatasi dosis efektif Pekerja Radiasi sehingga yang bersangkutan dalam periode 5 tahun tidak boleh mendapatkan dosis efektif 100 msv. Melaporkan kejadian tersebut kepada BAPETEN dengan menyertakan penyebab terjadinya kejadian tersebut dan tindakan korektif yang telah dilakukan. KESIMPULAN Penerapan sistem manajemen dosis oleh PI untuk kendaraan dosis merupakan satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi persyaratan proteksi dan keselamatan radiasi. Melalui penerapan sistem manajemen dosis ini dapat diperkirakan besarnya dosis yang diterima oleh para personil yang terlibat mulai dari tahap persiapan sampai dengan tahap pelaksanaan sehingga dapat terjamin keselamatan dan kesehatannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Sekretariat Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion Dan Keamanan Sumber Radioaktif, Jakarta, 2007. 2. Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) Nomor 4 Tahun 2013 tentang Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Dalam Pemanfaatan Tenaga Nuklir, Jakarta, 2013. 3. Sekretariat Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2015 tentang Keselamatan Radiasi dan Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif, Jakarta, 2015. 4. PT. Batan Teknologi, Laporan Operasi Instalasi Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka Periode Triwulan IV Tahun 2009, Serpong, 2009. Suhaedi M dan Rr. Djarwanti ISSN 1410 8178 137