BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

dokumen-dokumen yang mirip
A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada karyawan Divisi Sumber

BAB I PENDAHULUAN. Peranan sumber daya manusia dalam organisasi atau perusahaan semakin

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas adalah mengenai menurunnya kinerja karyawan pada divisi MSDM

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. canggihnya sumber-sumber daya non-manusia yang dimiliki oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, karena sumber daya manusia merencanakan, melaksanakan, dan. dalam bidang bisnis farmasi adalah Kimia Farma.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik untuk dikaji dalam konstelasi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berada di bawah Badan Pengelola

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menginginkan agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai tepat pada

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas dalam perusahaan untuk mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB I PENDAHULUAN. Industri farmasi di Indonesia merupakan usaha yang memiliki potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan. kemampuan karyawan agar dapat berkembang secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Organisasi dengan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam menghadapi persaingan usaha, perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan organisasi tersebut, sehingga

Pada dasarnya setiap perusahaan melakukan aktivitas untuk mencapai. tujuannya melalui kombinasi sumber daya yang dimiliki.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada Era Globalisasi seperti sekarang ini persaingan perusahaan atau

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat besar dalam kegiatan organisasi. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan pangsa pasar yang akan dimasuki. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi saat ini adalah berkaitan dengan motivasi kerja karyawan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Bandung yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, adanya pengembangan karir sampai faktor kepemimpinan.

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

I. PENDAHULUAN. Namun demikian ketepatan suatu organisasi untuk menempatkan pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

I. PENDAHULUAN. yang sangat bernilai karena sumber daya manusialah yang mengelola seluruh

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fokus utama semua aktivitas yang dilaksanakan dalam setiap organisasi

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. Daya Manusia yang baik merupakan kunci sukses tercapainya tujuan instansi.

BAB I. Pendahuluan. perusahaan yang mengajukan penangguhan upah minimum provinsi.

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB I PEDAHULUAN. Seperti diketahui, setiap perusahaan atau intansi-intansi ingin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal dengan melihat kualitas dan kuantitas pekerjaan mereka. karena Allah SWT. Dengan bekerja, individu bisa memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Langkat merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Langkat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber daya manusia memiliki posisi sangat strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang karyawan agar karyawan tersebut dapat tergerak untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

I. PENDAHULUAN. adanya ketaatan atas aturan dan juga kebijakan-kebijakan perusahaan, maka diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan semakin baik. Salah satu tindakan yang penting dan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penting yang harus terbentuk di lingkungan kerja. Sebab, kepuasa kerja akan

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal

Variabel Semangat Kerja dan Indikator Pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan tentang adanya masalah loyalitas kerja karyawan dialami pula

I. PENDAHULUAN. keberhasilan dan pencapaian tujuan organisasi, dalam rangka pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. di desa Pulo Ampel kabupaten Serang Provinsi Banten ini berdiri dari tahun 1985

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang pesat membawa dampak pada persaingan usaha yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB I PENDAHULUAN. pokok yang harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN)

BAB I PENDAHULUAN. tujuan mengupayakan penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif)

PENGARUH UPAH DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA CV. RIMBA SENTOSA DI SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam khasanah totalitas mekanisme kerja keorganisasian, dari sekian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi. PT. INTI (Persero) Bandung selalu berupaya untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam layanan jasa komunikasi melalui pembinaan sumber daya manusianya yang terarah dan berkesinambungan. Strategi PT. INTI (Persero) Bandung menekankan pada peningkatan kualitas sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat berkaitan dengan semangat kerja karyawan dalam perusahaan yang pada akhirnya akan menentukan produktivitas atau hasil kerja sebuah organisasi. Namun yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana mengupayakan agar karyawan dapat memiliki semangat kerja yang tinggi? Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Ibu Tria Susiawati pada hari Senin, tanggal 27 Juni 2011, Kepala Bagian Urusan pendukung Pelayanan SDM, bahwa diduga terjadi penurunan semangat kerja karyawan pada divisi sumber daya manusia. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi dan inisiatif karyawan dalam bekerja serta volume pekerjaan yang terlalu banyak dari atasan sehingga berdampak pada hasil kerja yang belum optimal. Fenomena ini ditandai oleh penggunaan waktu yang kurang efektif dan efisien 1

2 dalam menyelesaikan pekerjaannya, seperti menunda-nunda pekerjaan, dan mengobrol pada saat jam bekerja. Berikut hasil kerja karyawan pada divisi sumber daya manusia dapat dilihat pada tabel 1.1: Tabel 1.1 Data Rekapitulasi Penilaian Sasaran Kerja Individu (SKI) Karyawan Divisi Sumber Daya Manusia PT.INTI (Persero) Bandung Periode Bulan Juni Tahun 2009-2011 Kriteria Penilaian SKI Tahun Amat Baik Baik Cukup Kurang Jumlah 2009 2 orang 9 orang 10 orang 18 orang 39 orang 2010 2 orang 9 orang 13 orang 15 orang 39 orang 2011 2 orang 8 orang 11 orang 18 orang 39 orang Jumlah 6 orang 26 orang 34 orang 51 orang 117 orang Persentase 5,13 % 22,22 % 29,06 % 43,59 % 100 % Sumber: Bagian Divisi SDM PT.INTI (Persero) Bandung Keterangan: 1. Amat baik (96-100 %) 2. Baik (91-95 %) 3. Cukup (81-90 %) 4. Kurang (80 ke bawah) Tabel 1.1 memperlihatkan kriteria penilaian hasil kerja masing-masing karyawan pada Divisi SDM setiap tahunnya dilihat dari motivasi dalam bekerja,

3 inisiatif, integritas, kerjasama, komitmen organisasi, orientasi pelayanan pelanggan, dan kepatuhan menunjukkan lebih banyak pada kriteria kurang yaitu 43,59 persen dan penilaian cukup sebesar 29,06 %. Sedangkan kriteria penilaian baik hanya 22,22 % dan amat baik sebanyak 5,13 % terlihat masih rendah dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data dan hasil wawancara yang telah dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa hasil kerja karyawan pada divisi sumber daya manusia belum optimal. Karyawan kurang memiliki rasa tanggung jawab dalam bekerja sehingga menyelesaikan tugas dengan seadanya tanpa ada keinginan untuk meningkatkan hasil kerja yang maksimal, atasan kurang memberikan arahan yang jelas tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh karyawan, karyawan kurang menyukai pekerjaannya sehingga selalu menunggu perintah dari atasan untuk menyelesaikannya bahkan mereka malas datang untuk bekerja setiap harinya karena perasaaan jenuh terhadap pekerjaan mereka. Hal ini dibuktikan banyaknya jumlah alpha dalam kriteria absensi karyawan dibandingkan dengan kriteria absensi lainnya seperti sakit, izin, dan cuti, serta ketidakdisiplinan waktu yang sering terjadi, misalnya karyawan terlambat masuk dan banyaknya karyawan yang tidak ada di tempat kerja saat jam kerja dimulai, mencerminkan semangat kerja yang dimiliki karyawan menjadi turun. Sebagaimana Alex S. Nitisemito (1996:98), menyatakan salah satu yang mengindikasi semangat kerja karyawan menjadi turun adalah tingkat absensi yang naik/tinggi. Maka semangat kerja karyawan mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat kedisiplinan karyawan khususnya pada tingkat absensi karyawan.

Berikut data absensi karyawan pada divisi sumber daya manusia: 4

5 Tabel 1.2 Data Absensi Karyawan Divisi SDM PT.INTI (Persero) Bandung Periode Bulan Juni Tahun 2009-2011 No Tahun Jumlah Karyawan Jumlah Hari Kerja Kehadiran Kriteria Absensi Sakit Alpha Izin Cuti Jumlah Absensi Persentase Ketidakhadiran 1 2009 39 250 7870 466 471 470 473 1880 19,28 2 2010 39 250 6192 889 890 891 888 3558 36,49 3 2011 39 250 5745 996 1005 1001 1003 4005 41,07 JUMLAH 2351 2366 2362 2364 Sumber: Divisi SDM PT.INTI (Persero) Bandung Tabel 1.2 memperlihatkan tingkat absensi karyawan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2009 persentase ketidakhadiran karyawan hanya mencapai 19,28 persen, pada tahun 2010 mengalami kenaikan absen mencapai 36,49 persen dan pada tahun 2011 mengalami sedikit kenaikan absen sebesar 41,07 persen serta jumlah kriteria absensi yang terbanyak sebesar 2366 kali adalah alpha. Hal ini berarti karyawan mengalami rasa malas untuk datang bekerja setiap harinya. Hal ini sangat mempengaruhi produktivitas karyawan dalam pencapaian target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Wawancara selanjutnya dilakukan pada hari Selasa, tanggal 5 Juli 2011, dengan Bapak Asep Darsono sebagai salah satu staf Divisi SDM PT. INTI Bandung bahwa: Faktor yang diduga menyebabkan penurunan semangat kerja karyawan pada Divisi SDM PT. INTI Bandung, adalah pemeliharaan karyawan yang kurang baik, dimana perusahaan belum bisa meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan baik material maupun nonmaterial seperti

6 upah yang diterima tidak sebanding dengan beban kerja, lingkungan kerja yang kurang menyenangkan, fasilitas yang disediakan kurang mendukung dalam menyelesaikan pekerjaan, promosi jabatan hanya berlaku untuk karyawan yang berusia muda atau produktif, kurangnya komunikasi yang baik kepada atasan maupun sesama rekan kerja, tidak adanya penghargaan bagi karyawan yang berprestasi, tidak adanya reward ataupun bonusbonus tertentu kepada karyawan, dan tunjangan kesehatan yang kurang memuaskan. Hal ini dapat menyebabkan karyawan kurang termotivasi untuk meningkatkan semangat kerjanya sehingga tidak adanya kemauan, kesungguhan, dan keinginan untuk maju dalam bekerja sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dan keinginan karyawan. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Gouzali Saydam (2005:134), yang menyatakan bahwa Sumber daya manusia yang kurang mendapat perhatian dan pemeliharaan dari perusahaan akan menimbulkan keresahan, turunnya semangat dan kegairahan kerja, merosotnya loyalitas dan prestasi kerja yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemeliharaan karyawan merupakan aspek terpenting untuk meningkatkan semangat kerja karyawan. Semangat kerja yang tinggi meyebabkan karyawan dapat mengerjakan tugas dan kewajibannya dengan lebih baik dan optimal, dan akan mengarahkan segala kemampuannya dan berusaha keras mengatasi segala kesukaran yang timbul berkenaan dengan pekerjaannya, sebab karyawan tersebut akan merasa nyaman, tidak ada paksaaan, dan melaksanakan pekerjaan dengan senang hati sehingga pekerjaan tersebut yang dihasilkan akan lebih optimal. Apabila semangat kerja yang tinggi telah tercipta, maka akan timbul kepuasan kerja yang akan berpengaruh terhadap peningkatan motivasi. Fenomena penurunan semangat kerja tersebut jika tidak ditanggulangi tidak menutup kemungkinan masalah tersebut akan menjadi penghambat tujuan

7 organisasi bahkan mengarah pada kehancuran organisasi tersebut karena semangat kerja yang rendah akan menimbulkan kemalasan yang berkepanjangan sehingga karyawan akan merasa bosan, dan menyelesaikan tugas dengan terpaksa sehingga tujuan perusahaan tidak dapat tercapai dan akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu, organisasi perlu mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya. Solusi untuk meningkatkan semangat kerja karyawan yaitu dengan adanya peningkatan motivasi terhadap karyawan. Perusahaan memberikan keyakinan kepada pegawai bahwa loyalitas yang mantap dan semangat kerja yang tinggi akan memungkinkan mereka mencapai sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupannya, seperti karier yang mantap, penghasilan yang memadai, perolehan kedudukan, dan aktualisasi diri. Dengan demikian, semangat kerja karyawan yang tinggi dapat tercipta dengan baik jika pimpinan benar-benar menempatkan dirinya bersama-sama dengan pegawai dan berusaha memperbaiki kondisi kerja agar kondusif sehingga suasana kerja turut mendukung terbinanya semangat kerja yang tinggi. Menurut Gouzali Saydam (2005:145): Keberhasilan pembinaan semangat kerja sangat tergantung pada supervisi yang bermutu, pemeliharaan karyawan yang baik, adanya kesempatan untuk berpartisipasi, hubungan yang harmonis, dan adanya aturan main yang jelas. Oleh karena itu, semangat yang tinggi sangat diperlukan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk memperoleh produktivitas, efisiensi, dan efektivitas yang maksimal dalam mengantisipasi dampak perubahan dalam setiap tubuh organisasi. Lingkungan organisasi dan

8 dukungan organisasi yang baik akan meningkatkan semangat kerja karyawan secara optimal. Fenomena yang telah dijelaskan di atas, memberi peluang bagi penulis untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan. Hal ini dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada PT.INTI (Persero) Bandung, yaitu rendahnya semangat kerja karyawan. Menurut Edwin B. Flippo yang dialihbahasakan oleh M. Masud (1984:116), : Faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya semangat kerja, antara lain: upah kerja, keterjaminan pekerjaan, temanteman sekerja yang menyenangkan, penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan, pekerjaan yang berarti, kesempatan untuk maju, pemeliharaan karyawan yang baik, kepemimpinan yang mampu dan adil, perintah dan pengarahan yang masuk akal, organisasi yang relevan dari segi sosial. Pemeliharaan karyawan yang kurang baik diduga menjadi penyebab rendahnya semangat kerja karyawan pada Divisi SDM PT. INTI (Persero) Bandung. Pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah rendahnya semangat kerja karyawan, yaitu menggunakan pendekatan perilaku organisasi. Robbins (2001:9), mengatakan bahwa Perilaku organisasi adalah suatu studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, proses dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian terutama mengenai pemeliharaan karyawan dan bagaimana pengaruhnya terhadap semangat kerja karyawan yang dituangkan dalam judul Pengaruh

9 Pemeliharaan Karyawan dengan Semangat Kerja Karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia di PT.INTI (Persero) Bandung. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Semangat kerja yang tinggi akan menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Oleh sebab itu, semangat kerja karyawan harus selalu ditingkatkan secara berkesinambungan. Dalam pelaksanaannya, semangat kerja karyawan yang tinggi akan tercapai bila didukung oleh beberapa faktor. Alfred R. Lateiner dalam Alex. S. Nitisemito (1996:106), mengemukakan: Faktor-faktor yang dapat meningkatkan semangat kerja yaitu (1) Gaji yang cukup, (2) Memperhatikan kebutuhan rohani, (3) Sekali-sekali perlu menciptakan perhatian, (4) Harga diri perlu mendapat perhatian, (5) Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat, (6) Berikan kesempatan kepada mereka untuk maju, (7) Perasaan aman menghadapi masa depan perlu diperhatikan, (8) Program pemeliharaan karyawan yang baik, (9) Sekali-sekali karyawan perlu diajak berunding, (10) Pemberian insentif yang terarah, (11) Fasilitas yang menyenangkan. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja karyawan tersebut, penulis hanya memfokuskan penelitian pada program pemeliharaan karyawan. Pemeliharaan karyawan akan memberikan kenyamanan, kesejahteraan, atau keuntungan fisik maupun psikis bagi semua anggota organisasi serta membantu menciptakan kemauan diantara orang-orang yang berkualitas untuk bergabung dengan perusahaan dan melakukan tindakan yang diperlukan perusahaan, mengenai bagaimana mereka bekerja, bagaimana hubungan antara atasan maupun rekan kerja, dan bagaimana menyelesaikan masalah sehingga pencapaian tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Terlaksananya program

10 pemeliharaan yang baik akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Hal ini berdampak pada meningkatnya semangat kerja karyawan dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karena kebutuhan dan keinginan dari karyawan tersebut telah dapat terpenuhi. Berdasarkan hal tersebut, agar dalam penelitian ini tidak terlalu melebar dan terfokus maka ditentukan rumusan masalah yang terurai sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran kualitas pemeliharaan karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia di PT. INTI (Persero) Bandung. 2. Bagaimana gambaran tingkat semangat kerja karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia di PT. INTI (Persero) Bandung. 3. Adakah pengaruh pemeliharaan karyawan terhadap semangat kerja karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia di PT. INTI (Persero) Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh gambaran secara empirik mengenai pengaruh pemeliharaan karyawan terhadap semangat kerja karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia di PT. INTI (Persero) Bandung.

11 1.3.2 Tujuan Khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan untuk menganalisis : 1) Memperoleh gambaran mengenai kualitas pemeliharaan karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) Bandung. 2) Memperoleh gambaran mengenai tingkat semangat kerja karyawan pada Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) Bandung. 3) Mengetahui adanya pengaruh pemeliharaan karyawan terhadap semangat kerja pada Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) Bandung. 1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian harus dapat memberikan kegunaan bagi berbagai pihak. Kegunaan penelitian ini terdiri dari kegunaan teoritik dan kegunaan praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya tentang pemeliharaan karyawan dan pengaruhnya terhadap semangat kerja karyawan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dan acuan bagi peneliti lainnya yang merasa tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama.

12 1.4.2 Kegunaan Praktis Kegunaan praktis bagi penulis untuk memperdalam dan menambah pengetahuan bidang Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pemeliharaan karyawan dan semangat kerja karyawan. Selain itu manfaat untuk perusahaan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan maupun kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pemeliharaan karyawan sehingga dapat meningkatkan semangat kerja karyawan untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Tentunya penelitian ini juga diharapkan berguna bagi pihak lain sebagai sumber informasi dan diharapkan dapat memberi manfaat.

13