BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam hal penyedia lapangan. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, Dan HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhitungan biaya produksi dan mengambil beberapa referensi yang diperoleh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BIAYA PRODUKSI PADA CV. FILADELFIA PLASINDO SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Dalam menjalankan fungsinya, manajemen membutuhkan informasi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha. Mikro, Kecil dan Menengah bahwa usaha mikro adalah usaha

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertiandan Klasifikasi Biaya Produksi

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENGUKURAN BIAYA PEMBEBANAN PRODUK JASA. masa datang bagi organisasi (Hansen dan Mowen, 2006:40).

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dengan akuntansi secara umum sebagai berikut : organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Walter T Harrison JR. (2011:03) Mulyadi (2009:5)

BAB II TINJAUAN PUSAKA

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI DAN INDUSTRI KECIL MENENGAH

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB II BIAYA OVERHEAD PABRIK Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya. Untuk itu suatu perusahaan menyelenggarakan akuntansi, guna memperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Biaya Produksi : Semua biaya yang timbul dalam hubungannya dengan kegiatan untuk mengolah barang dan jasa menjadi produk selesai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi dan pengelompokan biaya. dengan pendapatan untuk menentukan laba.

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Masiyah Kholmi dan Yuningsih biaya (cost)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Akuntansi Biaya. Menurut Mulyadi (2009:7) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai. berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS

METODE HARGA POKOK PESANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Charles T. Horngren (2006), akuntansi biaya adalah mengukur,

METODE HARGA POKOK PESANAN (FULL COSTING) A K U N T A N S I B I A Y A T I P F T P UB

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Harga Pokok Produksi þÿ P a d a P a b r i k T a h u B u G i t o D e n Metode Process Costing

PENGERTIAN BIAYA DAN AKUNTANSI BIAYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Akuntansi Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI MANAJEMEN PREPARED BY YULI KURNIAWATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dari definisi biaya tersebut mengandung empat unsur penting biaya yaitu: 1. Pengorbanan sumber-sumber ekonomi.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian, dan unsur biaya produksi. 1. Pengertian biaya produksi Menurut Carter dan Usry (2009:58) menjelaskan bahwa biaya produksi adalah sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu: bahan baku langsung,tenaga kerja langsung,dan biaya overhead pabrik. Menurut Mulyadi (2010:14), Biaya Produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biaya produksi adalah biaya yang dipakai dalam proses produksi yang terdiri dari bahan baku langsung,tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik,dimana biaya-biaya tersebut digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi dalam biaya produksi ada yang juga yang disebut dengan Penggolongan biaya. Menurut Nurlela (2012:10) Penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan penting. 4

5 Menurut : Menurut Mulyadi (2007:13) menjelaskan bahwa biaya dapat digolongkan a. Objek Pengeluaran b. Fungsi pokok dalam perusahaan c. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahaan volume kegiatan e. Jangka waktu manfaatnya. a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluarannya Pada cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah biaya produksi, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan biaya produksi. Contoh penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran dalam perusahaan ini adalah sebagai berikut: biaya bahan baku langsung,tenaga kerja langsung,dan biaya overhead. b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Pada perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok, yaitu fungsi produksi,fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok: Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Contohnya adalah biaya depresiasi mesin dan akuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian-bagian.

6 1) Biaya pemasaran Biaya pemasaran adalah seluruh biaya yang diperlukan untuk memperoleh pesanan pelanggan dan menyampaikan produk ketangan pelanggan (pembeli). Biaya pemasaran juga merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan,biaya promosi, biaya angkutan dan gudang perusahaan ke gudang pembeli,gaji karyawan bagian-bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran 2) Biaya administrasi dan umum Merupakan biaya-biaya untukmengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan, gaji administrasi kantor,sewa gedung, penyusutan gedung dan biaya alat-alat tulis kantor dll. 2. Unsur biaya produksi Unsur-unsur biaya produksi yang dimaksudkan disini adalah biaya produksi yang terkadang dalam harga pokok produksi suatu produk dimana unsur- unsur yang terkandung dalam harga pokok produksi itu adalah seluruh jenis pengorbanan yang dikeluarkan dengan hitungan satuan mata uang untuk menghasilkan barang dan siap untuk dijual. Unsur- unsur harga pokok produksi terdiri dari tiga macam: Biaya bahan baku langsug, Biaya tenaga kerja langsung, Biaya overhead pabrik.

7 a. Biaya bahan baku langsung Menurut Carter, (2009 : 40), biaya bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk. Biaya bahan baku pada umumnya meliputi semua bahan yang secara langsung digunakan dalam proses produksi dan merupakan biaya produksi pengeluaran yang benar untuk produksi suatu barang. Bahan baku dalam proses produksi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari barang jadi. Untuk memperoleh bahan baku dapat dilakukan langsung dari pembelian lokal, impor, maupun melalui proses pengolahaan terlebih dahulu. Bila bahan baku tersebut diperoleh dari pembelian baku maupun impor, maka biaya bahan baku tersebut meliputi harga bahan ditambah dengan biaya biaya lainya dalam meraih bahan baku tersebut, misalnya, biaya angkutan bahan, biaya penyimpanan, apabila bahan baku itu diperoleh melalui proses pengolahaan maka akan tambahkan biaya pengolahaan untuk mendapatkan bahan buku itu. Dalam menghitung bahan baku harus diperhatiakan sistem pencataan dan metode penelitian persediaan agar metode penilaian persediaan agar perhitungan ke harga pokok produksi dapat ditelusuri sesuai dengan pembukuan yang ada Sistem pencataan persediaan.

8 b. Biaya tenaga kerja langsung Menurut Raybur (2008:32), biaya tenaga kerja langsung adalah upah yang diperoleh pekerja yang mengubah bahan dari keadaan mentah menjadi produk jadi. Menurut Carter (2009 : 40), biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga karja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Dalam perusahaan manufaktur yang sangat terotomatisasi, ada dua masalah yang sering muncul ketika usaha untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan. Pertama, pekerja yang sama melakukan berbagai tugas. Mereka dapat bergantian mengerjakan tugas tenaga kerja, kemudian tugas tenaga kerja tidak langsung secara cepat dan bergantian sehingga tenaga kerja langsung dan tidak langsung menjadi sangat sulit dan bahkan tidak mungkin dipisahkan. Kedua, tenaga kerja langsung mungkin merupakan bagian yang tidak signifikan dari total biaya produksi, membuat hal tersebut menjadi sulit mengidentifikasi biaya tenaga kerja langsung sebagai elemen terpisah. Secara umum dapat dirincikan bahwa upah upah langsung itu terdiri dari : 1) Gaji pokok Gaji pokok merupakan upah yang harus dibayarkan oleh pihak perusahaan kepada pekerja dengan ketentuan yang telah ditetapkan atau sering diseebut dengan upah minimum. Dalam perhitungan upah ini ketetapan yang biasa dilakukan acuan oleh pihak perusahaan:

9 2) Berdasarkan ketetapan pemerintah, disini pemerintah telah menetapkan upah minimum kepada pekerja berdasarkan daerah masing-masing dengan demikan pihak perusahaan harus mengikuti ketentuan itu. 3) Berdasarkan jam kerja, dengan mengalikan jam kerja yang dilakukan oleh pekerja dengan tarif yang telah ditetapkan. 4) Pembayaran upah berdasarkan jumlah pekerja yang telah diselesaikan, yaitu dengan mengalihkan jumlah unit produksi yang telah ditentukan oleh perusahaan. a) Upah lembur Upah lembur diberikan kepada pekerja dikarenakan adanya kelebihan jam kerja yang telah ditentukan oleh pemerintah. Jam kerja normal yang telah ditetapkan adalah 40 jam kerja per minggu. Untuk itu atas kelebihan itu perusahaaan harus memberikan kompensasi. b) Bonus Banyak perusahaan memberikan bonus kepada karyawan sebagai tambahaan gaji dan upah yang biasa diterima pekerja. Jumlah bonus sering kali didasarkan atas produktivitas atau prestasi kerja karyawan yangn melebihi standar yang ditentukan. Tujuan pemberiaan bonus ini adalah untuk meningkan jumlah produksi dan dengan meningkatnya jumlah produksi, maka biaya produksi per unit akan semakin rendah.

10 c. biaya overhead pabrik Istilah biaya overhead pabrik atau sering disebut juga dengan biaya pabrikasi adalah 1. Biaya bahan penolong, yaitu bahan yang merupakan bagian dari pada produk jadi.meskipun menjadi bagian dari produk jadi, namun nilainya kecil. Dalam perusahaan percetakan, yang ternasuk bahaan penolong misalnya, bahan perekat, tinta koreksi, minyak pelumas,dan bahan- bahan lainya. 2. Biaya reparasi dan pemeliharaan, yaitu pemakaian suku cadang dan persediaan yang lain serta pembeliaan jasa pabrik luar perusahaan, pemeliharaan bangunan pabrik, mesin- mesin dan perlengkapan, kendaraan dan aktiva tetap lainya yang digunakan utuk keperluan pabrik. 3. Biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya tenaga kerja yang tidak dapat diidentifikasikan atau dikeluarkan secara langsung dalam produksi barang atau jasa tertentu biaya ini dikeluarkan untuk kegiatan produksi secara umum. 4. Biaya yang timbul sebagai penilaian terhadap aktiva tetap. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya penyusutan mesin pabrik, perlengkapan, kendaraan dan aktiva lainya yang digunakan pabrik 5. Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu. Biaya- biaya yang termsuk kelompok ini antara laian biaya asuransi pabrik Karena banyaknya jenis biaya overhead ini, maka biaya ini memerlukan pengalokasiaan yang wajar dimana pengalokasian biaya ini dilakukan atas taksiran. Dalam memperkenalkan metode taksiran pembebanan biaya overhead

11 adalah lebih mudah menggunakan dasar pembebanan yang berkaitan dengan volume. B. Prilaku Biaya Produksi Sebagian besar keputusan yang diambil oleh manajemen memerlukan informasi biaya yang didasarkan pada perilakunya. Oleh sebab itu perlu diketahui penggolongan biaya atas dasar perilakunya.yang dimaksud dengan perilaku biaya adalah pola perubahan biaya dalam kaitannya denganperubahan volume kegiatan atau aktivitas perusahaan (misal volume produksi atau penjualan). Klasifikasi biaya yakni: 1. Biaya Variabel 2. Biaya tetap 3. Biaya Semivariabel Ad.1 Biaya Variabel ( Variable Cost ) Menurut Carter ( 2009 : 69 ), Biaya variabel adalah sebagai biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenega kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang dan unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut. Jika kuantitas barang yang diproduksi bertambah maka biaya juga bertambah sebesar perubahan kuantitas dikalikan biaya variabel per satuan. Begitu juga jika kuantitas barang yang diproduksi menurun.contoh :Pemakaian bahan baku.

12 Ad.. 2 Biaya tetap Menurut Carter ( 2009 : 68 ). Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Meskipun beberapa jenis biaya terlihat sebagai biaya tetap, semua biaya sebenarnya bersifat variabel dalam jangka panjang. Biaya tetap adalah biaya yang memiliki karakteristik tersebut: a) Biaya tetap jumlah totalnya tetap konstan dengan rentang waktu tertentu, tidak dipengaruhui dengan oleh volume kegiatan atau aktivitas dengan tingkatan tertentu. b) Biaya tetap per unit (unit cost) berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan, semakin tinggi volume kegiatan,maka semakin rendah volume kegiatan, namun sebaliknya semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi volume kegiatan. Contoh dari biaya tetap adalah biaya overhead pabrik tetap, adm & umum tetap. Ad. 3 Biaya Semivariabel Menurut Carter ( 2009 : 79), Biaya semivariabel adalah sebagai biaya yang memperlihatkan baik karakteristik-karakteristikdari biaya tetap maupun biaya variabel. Contohnya biaya listrik, biaya air, biaya perlengkapan, biaya pemeliharaan dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Terdapat dua alasan megapaa karakteristik semivariabel dimiliki oleh beberapa jenis pengeluaran: a. Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari perlengkapan atau jasa mungkin perlu digunakan untuk memlihara kesiapan

13 beroperasi. Diluar tingkat biaya minimum ini,yang biasanya bersifat tetap tambahan biaya bervariasi terhadap volume. b. Klasifikasi akuntansi, baik berdasarkan objek pengeluaran maupun fungsi, umumnya mengelompokan biaya tetap dan biaya variabel secara bersama-sama. C. Pengumpulan Biaya Produk Pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk. Pengolahan produk dapat dilakukan atas dasar pesanan dari langganan atau proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Sistem perhitungan biaya terdiri dari : 1. Metode Harga Pokok Pesanan ( job order cost method) Menurut carter (2009:144), Dalam metode perhitungan biaya berdasarkan pesanan ( job order cost method), biaya produk diakumulasikan untuk setiap pesanan (job) yang terpisah. Suatau pesanan adalah output yang diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi kembali suatau item persediaan. Pada metode harga pokok pesanan, biaya produksi dikumpulkan menurut pesanan. Metode ini dianggap tepat untuk perusahaan yan menghasilkan berbagai macam produk yang masing-masing bersifat khas, seperti misalnya perusahaan percetakan. Pada metode harga pokok pesanan ini, harga pokok pesanan harus ditentukan segera pada saat suatu pesanan telah diselesaikan dari produksinya. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job-order costing) digunakan

14 untuk perusahaan yang memproduksi berbagai produk selama periode tertentu. Dalam metode penentuan harga pokok pesanan biaya produksi diakumulasikan untuk setiap pesanan yang terpisah. Untuk menghitung biaya berdarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang dilakukan harus ada perbedaan dalam biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lain.metode harga pokok pesanan digunakan dalam kondisi perusahaan yang mempunyai lebih dari suatu produk. Dalam metode harga pokok pesanan biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pekerjaan yang terpisah. Sistem perhitungan berdasarkan pesanan berbeda dengan sistem biaya berdasarkan proses, dimana biaya diakumulasikan untuk suatu operasi atau subdevisi dari suatau perusahaan. Agar perhitungan biaya berdasarkan pesanan menjadi efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah. Agar rincian perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan harus terdapat perbedaan penting dalam biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lain. Sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan juga digunakan secara luas dalam perusahaan jasa, rumah sakit, kantor konsultan hukum, studio film, kantor akuntan, agen iklan, toko reparasi, menggunakan sistem pengumpulan biaya dengan perhitungan biaya berdasarkan pesanan untuk keperluan akuntansi dan tagihan. Meskipun contoh terperinci perhitungan biaya biaya dalam hal ini berkaitan dengan perusahaan manufaktur, konsep yang sama dapat diterapkan untuk berbagai macam perusahaan jasa.

15 Masalah pencatatan dan pembebanan biaya akan lebih kompleks pada saat perusahaan menjual berbagai macam produk atau jasa. Karena produknya bermacam-macam, maka biayanya juga berbeda-beda. Konsekuensinya, biaya harus dicatat untuk masing-masing produk atau pekerjaan. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan lebih banyak dibutuhkan penanganan dengan perhitungan biaya berdasarkan proses. Meskipun demikian, perhitungan biaya berdasarkan pesanan digunakan oleh lebih dari setengah perusahaan manufaktur. 2. Metode Harga Pokok Proses (process cost method) Menurut Carter (2009:174), metode perhitungan berdasarkan proses (process cost method) bahan baku tenaga kerja dan overhead pabrik dibebankan kepusat biaya. Metode perhitungan biaya berdasarkan proses biasanya digunakan untuk mengumpulkan biaya produksi pada perusahaan yang berproduksi secara terus-menerus dan produksi ditujukan untuk memenuhi persediaan barang jadi. Adapun karakteristik produksinya adalah : a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi standar untuk jangka waktu tertentu. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan cara membagi total biaya yang dibebankan kepusat biaya tersebut dengan total unit yang

16 diproduksi. Pada metode harga pokok proses biaya produksi dikumpulkan berdasarkan atas departemen atau pusat-pusat yang dibentuk yang dibentuk sesuai dengan tahap-tahap pengolahan produksinya. Sistem ini dianggap tepat untuk perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang sama dan proses produksinya berjalan secara kontiniu, seperti pabrik makanan atau pabrik mainan. Sistem perhitungan biaya berdasarkan proses (process costing) digunakan dalam perusahaan yang memproduksi satu jenis produk dalam jumlah besar dalam jangka panjang. Prinsip dasar dari perhitungan biaya berdasarkan proses adalah mengakumulasiakn biaya dari operasi atau departemen tertentu selama satu periode penuh (bulanan, kuartalan, dan tahunana) dan kemudian membaginya dengan unit yang diproduksi selama periode tersebut. Rumus dasar untuk perhitunganbiaya berdasarkan proses adlah sebagai berikut: Total biaya produksi Biaya per unit = Total unit yang diproduksi Karena setiap unit produk tidak dapat dibedakan dengan unit produk lainnya, setiap unit dibebani biaya yang sama setiap periodenya. Secara umum teknik perhitungan biaya tersebut berarti bahwa setiap biaya rata-rata per unit yang ditetapkan untuk unit yang homogen mengalir secara terus menerus sepanjang proses produksi.

17 Karakteristik kedua metode ini berkaitan dengan karakteristik proses penggolongan produknya yaitu: Tabel 2.1 Karakteristik harga pokok produksi Perusahaan yang Perusahaan yang berproduksi (proses) massa berproduksi atas dasar pesanan Proses pengolahaan produk Terus-menerus (kontinyu) Terputus-putus (intermitten) Proses yang dihasilkan Produk standart Tergantung spesipikasipesanan Produksi ditunjukan untuk Mengisi persediaan Memenuhi pesanan Contoh perusahaan Perusahaan kertas, semen, tekstil Perusahaan percetakan,mebel,kon traktor Sumber : Mursyidi (2008 : 33) Sedangkan perbedaan karakteristik kedua metode tersebut berkaitan dengan karakteristik proses penggolongan produknya, yaitu

18 Tabel 2.2 Perbedaan karakteristik metode harga pokok proses dengan harga pokok pesanan Metode harga pokok proses Metode harga poko pesanan Biaya produksi dikumpulkan Setiap bulan atau periode Untuk setiap penentuan harga pokok pesanan produk Harga pokok per satuan Pada akhir bulan/periode Apabila pesanan produk dihitung penentuan harga pokok telah selesai produk diproduksi Rumus perhitungan harga Jumlah biaya produksi Jumlah biaya pokok per satuan yang telah dikeluarkan produksi yang telah selama bulan/periode dikeluarkan untuk tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode ybs pesanan dibagi jumlah produk diproduksi pesanan ybs tertentu dengan satuan yang dalam Sumber : Mursyidi (2008 : 34)

19 D. Perhitungan biaya Produksi Pendekatan mendasar dalam metode harga pokok proses adalah mengumpulkan biaya-biaya dalam kegiatan atau departeman tertentu untuk keseluruhan periode. Dalam menentukan harga pokok proses ada 2 metode perhitungan yaitu : 1. Metode Full Costing 2. Metode Variabel Costing Ad.1 Metode Full Costing Menurut Supriyono ( 2008 : 476 ), metode full costing adalah salah satu konsep penentuan harga pokok produk yang memasukan semua elemen biaya produksi,baik biaya produksi variabel maupun tetap ke dalam harga pokok produk. Menurut Nurlela (2012:48), metode Full costing adalah suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk dengan memperhitungkan semua biaya produksi seperti biaya bahan baku langsung, tenaga kerjalangsung, dan biaya overhead variabel dan biaya overhead tetap. Metode full costing adalah metode penentuan harga pokok produksi dengan memasukan seluruh komponen biaya produksi sebagai unsur harga pokok yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Dikenal juga dengan absortion atau convention costing.

20 Perbedaan tersebut terletak pada perlakuan terhadap perlakuan terhadap biaya produksi tetap dan akan mempunyai akibat pada: a) Perhitungan harga pokok produksi b) Penyajian laporan laba rugi Menurut metode full costing, karena produk yang dihasilkan ternyata menyerap jasa FOH tetap walaupun tidak secara langsung, maka wajar apabila biaya dimasukan sebagai komponen pembentuk produk. Perusahaan dalam menentukan biaya produksinya banyak yang menggunakan pendekatan full costing hal ini dikarenakan dapat mewakili keadaan biaya yang sesungguhnya. Unsur biaya produksi menurut metode full costing terdiri dari: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya overhead pabrik tetap Biaya produksi Contoh metode full costing Harga pokok produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx

21 Biaya tenaga karja langsung Rp. xxx.xxx Biaya overhead pabrik tetap Rp. xxx.xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx Jumlah harga pokok produksi Rp. xxx.xxx Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perhitungan biaya dengan menggunakan metode full costing adalah salah satu cara dalam penentuan biaya dimana semua biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap diperhitungkan. Ad. 2 Metode Variable Costing Menurut Islahzzaman ( 2011 : 29), metode variabel costing adalah jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung ditambah biaya overhead pabrik variabel. Menurut Mulyadi (2007:18), Variable Costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berprilaku variabel ke dalam biaya produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Menurut Nurlela (2010:48) Variable Costing adalah suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk, hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel saja.

22 Perusahaan dalam menentukan biaya produksinya dengan pendekatan variable costing dilakukan apabila perusahaan memiliki bahan yang menganggur. Penggunaan variable costing ini jangan terlalu sering karena dapat merugikan pemerintah dan investor, karena dengan menggunakan metode ini laba perusahaan yang terhitung lebih kecil dibandingkan dengan metode full costing. unsur biaya produksi menurut metode variable costing terdiri dari: Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik variabel Biaya produksi Contoh metode variabel costing. Harga pokok produksi : Biaya bahan baku Rp. xxx.xxx Biaya tenaga kerja langsung Rp. xxx.xxx Biaya overhead pabrik variabel Rp. xxx.xxx Harga pokok produk Rp. xxx.xxx Dengan metode variabel costing, biaya overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period cost sebagai unsur harga pokok produk sehingga biaya overhead tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dalam kaitannya

23 dengan produk yang belum laku dijual, BOP tetap tidak melekat pada persedian tersebut tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya penundaan pembebanan unsur biaya hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat dihindari terjadinya biaya yang sama periode yang akan datang. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perhitungan biaya dengan menggunakan metode variable costing adalah salah satu cara dalam penentuan biaya dimana biaya produksi yang bersifat variabel saja yang diperhitungkan.