GAMBARAN KEJADIAN GASTRITIS DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. peradangan pada mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan. oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling mengangguan kesehatan dan sering dijumpai di klinik karena diagnosanya

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD DR. R.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG GASTRITIS TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 7 MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT GASTRITIS PADA SISWA DI SMAN 1 SOOKO MOJOKERTO ROSI HERDIANTO SUBJECT: Perilaku, Gastritis, Siswa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN KAMBUH ULANG GASTRITIS PADA PASIEN DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional.

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

ABSTRAK HUBUNGAN FREKUENSI MAKAN TERHADAP GEJALA MAAG PADA MAHASISWA AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan insulin atau keduanya(ada,

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Adhar, Lusia, Andi 26-33) 26

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

GAMBARAN KONSEP DIRI PADA PASIEN LUKA GANGREN DIABETIK DI POLIKLINIK KAKI DIABETIK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN TIMBULNYA GASTRITIS PADA PASIEN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG MEDICAL CENTER (UMC)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

POLA MAKAN SEHARI-HARI PENDERITA GASTRITIS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks adalah kanker pembunuh perempuan nomor satu. maka pengobatan yang diberikan adalah kemoterapi (Baradero,2007).

ABSTRAK. Kata kunci: Faktor pencetus, Gastritis. Abstrack

BAB 1 : PENDAHULUAN. mempengaruhi banyak jaringan dan organ, terutama menyerang fleksibel (sinovial) sendi, dan

Transkripsi:

GAMBARAN KEJADIAN GASTRITIS DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA Rismia Agustina, Azizah, Agianto Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Jl. A.Yani Km. 36, Banjarbaru, 70714 Email korespondensi: ririsaugust@gmail.com ABSTRAK Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub-mukosa lambung, penyebab paling sering adalah infeksi bakteri helicobacter pylori, gangguan autoimun dan penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi kejadian gastritis di Ruang Penyakit Dalam RSUD Ratu Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling dengan sampel sebanyak 33 orang di RSUD Ratu Zalecha Martapura. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden, 66,7% memiliki pola makan tidak baik, 57,6% memiliki jenis makanan yang tidak baik, 63,6% sering menggunakan obat-obatan anti nyeri dan anti inflamasi, 81,8% mengaku memiliki stres pekerjaan, 63,6% bukan perokok, dan 78,7% bukan peminum alkohol. Perlu adanya penyuluhan secara teratur terhadap pengunjung di poliklinik penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tentang pencegahan penyakit gastritis seperti menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit gastritis. Kata-kata kunci: gastritis, faktor yang mempengaruhi. ABSTRACT Gastritis is inflammation in the mucosal layer and sub-mucosa of the stomach. The most common cause is a bacterial infection of helicobacter pylori, autoimmune disorders and long-term use of anti-inflammatory drugs (NSAIDs). This study aimed to describe the factors that influence the incidence of gastritis in RSUD Ratu This was a descriptive study with consecutive sampling method. Sample of 33 respondents in hospitals Queen Zalecha Martapura was gained. The instrument used in this study was a questionnaire. Data were analyzed by univariate. The results showed that of the total respondents, 66.7% have no good diet, 57.6% had a type of food that is not good, 63.6% frequently use anti-pain medications and antiinflammatory, 81.8% claimed to have the stress of work, 63.6% non-smokers, and 78.7% does not drink alcohol. Keywords: gastritis, influencing factors. 48

Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 1, Maret 2016: 48-54 PENDAHULUAN Gastritis merupakan proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung yang terjadi apabila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (1). Gambaran klinis yang ditemukan dapat berupa dispepsia atau indigesti (2). Penyebab paling sering adalah infeksi bakteri. Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung, gangguan autoimun dan penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs (NSAID). Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis kronis). Gejala yang sering muncul adalah nyeri epigastrium, mual dan kembung (3). Gejala yang dirasa pada penyakit ini biasanya ringan sehingga membuat keluhan gastritis ini sering diabaikan dan berakibat terus bertambahnya angka kejadian gastritis. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun (4). World Health Organization (WHO) tahun 2012 mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Persentase angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (5). Tingginya angka kejadian gastritis berdampak pada individu atau masyarakat dapat berupa menurunnya produktivitas kerja serta bertambahnya pengeluaran untuk biaya pengobatan penyakit. Jika penderita gastritis akut dibiarkan tidak ditangani secara tepat maka akan menyebabkan tukak lambung dan perdarahan pada lambung (3). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya gastritis pada individu, yaitu pola makan, jenis makanan, penggunaan obat, merokok, minum minuman beralkohol dan stres pekerjaan (6, 9, 14). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola makan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam kejadian gastritis (9). Pola makan tidak teratur dapat menyebabkan penyakit gastritis, bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung. Jenis makanan, minuman atau obat-obatan yang bersifat merangsang asam lambung diantaranya makanan yang pedas, asam, alkohol dan NSAID dapat mengiritasi mukosa lambung (8). Merokok dan stres dapat menyebabkan gastritis karena rangsangan saraf parasimpatis mengeluarkan asam lambung secara berlebih (8). Angka kejadian gastritis di ruang penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura gastritis menempati urutan pertama dari 10 penyakit terbanyak dan selalu mengalami peningkatan, dari 1.098 penderita yang dirawat inap terdapat 145 pasien yang menderita gastritis pada tahun 2011. Pada tahun 2012 sebanyak 225 orang dari seluruh pasien yang dirawat inap sebanyak 1.134 orang. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dari 10 responden yang didiagnosa gastritis 5 responden diantaranya menyatakan bahwa mereka merasakan nyeri ulu hati, mual dan kembung setelah terlambat makan. Dua responden mengatakan merasakan hal serupa setelah mengkonsumsi makanan yang terlalu merangsang lambung, dua orang merasakan gejala tersebut setelah mengkonsumsi obat penahan rasa sakit dan 49

setelah menderita penyakit osteoartritis sejak satu tahun yang laludan satu orang pasien lagi mengatakan merasakan nyeri ulu hati karena terlalu stres bekerja. Gastritis pada individu atau masyarakat dapat menimbulkan beberapa permasalahan. Jika penderita gastritis akut dibiarkan tidak ditangani secara tepat maka akan membuat gastritis semakin parah dan membuat seseorang mengalami proses hospitalisasi yang akhirnya akan berdampak pada psikologis dan juga menambah beban ekonomi. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung sehingga masyarakat harus sadar dan mengetahui beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit gastritis, sehingga dapat terhindar dari penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi kejadian gastritis di RSUD Ratu METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua klien dengan gastritis yang dirawat di ruang penyakit dalam RSUD Ratu Pada penelitian ini sampel diambil dengan cara consecutive sampling. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dirawat diruang penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura pada bulan Mei September 2014 dan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, yakni sejumlah 33 orang. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner berupa pertanyaan tertutup yang terdiri dari 24 item. Uji validitas pada tingkat kemaknaan 5% didapatkan angka r tabel = 0,514. Berdasarkan analisis tidak ditemukan nilai r hasil yang kurang dari 0,514, artinya semua item pertanyaan dinyatakan valid. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan melihat koefisien alpha cronbach. Teknik ini dilakukan pada pernyataan-pernyataan handal, sedangkan kriterianya tingkat reliabilitas dengan metode alpha cronbach range yang sama diukur berdasarkan skala alpha 0-1. Pada uji reliabilias yang telah dilakukan pada 15 responden didapatkan nilai r alpha cronbach pada item pola makanan = 0,763, jenis makanan = 0,792, penggunaan obat = 0,794, stres pekerjaan 0,802, merokok = 0,806 dan minum alkohol = 0,815 yang berarti lebih besar dari nilai r tabel sehingga semua item pertanyaan dinyatakan reliabel. Kuesioner diisi selama 15 menit untuk mengumpulkan data tentang faktor yang mempengaruhi kejadian gastritis kepada responden. Analisis data menggunakan analisis univariat. interpretasi data deskriptif menggunakan rumus distribusi jumlah: p = _f_ x100% n Keterangan: p = prosentase f = frekuensi n = jumlah responden Hasil persentase dari data tersebut diinterpretasikan dengan skala: 100% = seluruhnya 76-79% = hampir seluruhnya 51-75% = sebagian besar 26-50% = hampir setengahnya 1-25% = sebagian kecil 0% = tak satupun (Arikunto, 2002). Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi lalu 50

Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 1, Maret 2016: 48-54 diinterpretasikan tiap hasilnya, dan dianalisa. Penelitian ini dilaksanakan di ruang penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura dan dilakukan pada tanggal 1 Juli sampai tanggal 30 Oktober 2014. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum : jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan Sebagian besar pasien gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah perempuan (66,7%). Tingkat pendidikan terbanyak pada pasien gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah SD dan SMA (masing-masing 27,3%). Hampir setengah dari responden yang mengalami gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura memiliki pekerjaan pedagang (45,5%) Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura Pola makan Tabel 1. Gambaran Faktor Pola Makan Pada Pasien Gastritis di RSUD Ratu No Pola makan 1 Baik 11 33,3% 2 Tidak baik 22 66,7% Mayoritas responden bekerja sebagai pedagang dan karena kesibukan mereka bekerja dan tidak memiliki waktu istirahat khusus membuat mereka lupa akan waktu makan. Asam lambung diproduksi berdasarkan waktu makan, jika tidak makan pada jam biasanya karena terlambat makan, asam lambung terlanjur diproduksi dan tidak ada makanan yang dicerna, sehingga bisa melukai lapisan lambung, timbul rasa perih (15). Pada kasus gastritis, seharusnya frekuensi makan yang diperbanyak, tapi frekuensi makanan yang dimakan tidak banyak. Makan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung. Konsumsi jenis makanan yang tidak sehat dapat menyebabkan gastritis, pada akhirnya kekuatan dinding lambung menurun, tidak jarang kondisi seperti ini menimbulkan luka pada lambung (15). Jenis Makanan Sebagian besar pasien gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura mengkonsumsi jenis makanan yang tidak baik (57,6%). Coleman (8) menyatakan bahwa ada beberapa jenis makanan yang dapat mengganggu lambung seperti misalnya makanan pedas, acar, kari, kopi atau teh yang kental, makanan yang terlalu panas atau dingin dan lain-lain. Selain itu, penderita juga harus menghindari alkohol, kopi dan cokelat. Mengkonsumsi jenis makanan tersebut tidak jarang dapat menimbulkan luka pada dinding lambung dan menyebabkan gastritis karena dapat merangsang asam lambung secara berlebihan. Disamping itu pula perlu diperhatikan teknik memasaknya, direbus, dikukus, atau dipanggang adalah teknik yang dianjurkan (6). Tabel 2. Gambaran Faktor Jenis Makanan Pada Pasien Gastritis di RSUD Ratu No. Jenis makanan 1 Baik 14 42,4% 2 Tidak baik 19 57,6% 51

Penggunaan obat Tabel 3. Gambaran Penggunaan Obat Pada Pasien Gastritis di RSUD Ratu No Penggunaan obat 1 Sering 21 63,6% 2 Tidak sering 12 36,4% Sebagian besar pasien gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura sering menggunakan obat-obatan untuk meredakan nyeri dan inflamasi NSAID (63,3%). Riwayat obat-obatan terutama penggunaan obat reumatik atau obatobatan untuk menghilangkan rasa nyeri, terutama nyeri sendi juga harus dicurigai sebagai penyebab dari keluhan gastritis yang timbul. Disamping itu, penggunaan obat sakit kepala yang rutin bisa membuat masalah dilambung, obat obat tersebut dikategorikan sebagai Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). OAINS dapat mengganggu pengeluaran bicarbonat juga merusak prostaglanin lambung. Responden menyatakan memakai OAINS dalam bentuk jamu ataupun tablet yang dijual bebas di pasar dengan komposisi obat terdiri dari deksamethason dan piroksikam setiap kali penyakit timbul dan 75% mengkonsumsi OAINS selama1-2 kali sehari untuk mengobati penyakitnya. Fungsi bicarbonat adalah sebagai buffer yang dapat menurunkan keasaman lambung dan prostaglandin yang berfungsi membangun pertahanan mukosa lambung (16). Stres pekerjaan Hampir seluruh pasien gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura mengalami stress dalam pekerjaan seharihari mereka (81,8%). Mayoritas responden yang bekerja sebagai pedagang mengatakan bahwa jumlah pendapatan yang tidak tentu setiap harinya dan kebutuhan hidup yang tinggi membuat mereka stres. Tabel 4. Gambaran Faktor Stress Pekerjaan Pada Pasien Gastritis di RSUD Ratu No Stres pekerjaan 1 Normal 6 18,2% 2 Stres 27 81,8% 33 100% Stres yang disebabkan oleh berbagai peristiwa kehidupan yang terjadi serta kuantitas peristiwa tersebut terjadi dalam jangka waktu tertentu sangat menentukan tingkat stres seseorang. Stres dapat meningkatkan kadar asam lambung. Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh saraf dan hormon. Sistem saraf yang bekerja mulai dari saraf pusat dan otonom, yaitu saraf simpatis dan para simpatis. Sedangkan hormon yang bekerja adalah hormon seperti gastrin, histamin, somatostasin, serotinin dan glukogen. Rasa cemas akibat pekerjaan menyebabkan saraf simpatis bekerja lebih aktif menstimulus hormon katekolamin menjadi meningkat, menyebabkan sekresi asam lambung meningkat dan mengikis lapisan lambung yang akhirnya dapat menimbulkan rasa perih atau gastritis (17). Merokok Sebagian besar responden bukanlah perokok (63,6%), hal ini dapat disebabkan karena jumlah responden perempuan lebih banyak (66,7%) dibandingkan jumlah responden laki-laki dan prevalensi merokok pada perempuan lebih rendah daripada lakilaki. Kebiasaan merokok sangat identik dengan laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Dari 33 responden hanya 2 responden perempuan yang merokok. 52

Dunia Keperawatan, Volume 4, Nomor 1, Maret 2016: 48-54 Pada keadaan normal lambung dapat bertahan terhadap keasaman cairan lambung karena beberapa zat tertentu. Namun nikotin pada rokok dapat mengacaukan beberapa zat tertentu terutama bicarbonat yang membantu menurunkan derajat keasaman, dan juga produksi prostaglandin pada lambung dihambat sehingga perlindungan terhadap mukosa lambung berkurang. Kebiasaan merokok dapat pula mempengaruhi terjadinya penyakit gastritis (18). Tabel 5. Gambaran Faktor Merokok Pada Pasien Gastritis di RSUD Ratu No. Merokok 1 Perokok 12 36,4 2 Bukan perokok 21 63,6% Minum alkohol Mayoritas responden beragama muslim sehingga hamper seluruh responden bukan peminum alkohol (78,7%). Alkohol yang diminum akan melewati saluran pencernaan, melewati lambung kemudian oleh darah dibawa ke organ-organ seperti jantung, hati, ginjal dan otak. Lambung merupakan organ yang rentan terkena pengaruh buruk dari alkohol, dapat terjadi peradangan sampai erosi atau pengikisan pada dinding lambung yang menyebabkan gastritis (7). Tabel 6. Gambaran Faktor Minum Alkohol Pada Pasien Gastritis di RSUD Ratu No Minum alkohol 1 Peminum 7 21,2% 2 Bukan peminum 26 78,7% PENUTUP Gambaran kasus gastritis di RSUD Ratu Zalecha Martapura menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden, 66,7% memiliki pola makan tidak baik, 57,6% memiliki jenis makanan yang tidak baik, 63,6% sering menggunakan obat-obatan anti nyeri dan anti inflamasi, 81,8% mengaku memiliki stres pekerjaan, 63,6% bukan perokok, dan 78,7% bukan peminum alkohol. Penelitian selanjutnya berupa analisis hubungan tiap-tiap faktor yang mempengaruhi kejadia gastritis sangat diperlukan, dan perlunya penyuluhan secara teratur terhadap pengunjung di poliklinik penyakit dalam RSUD Ratu Zalecha Martapura tentang pencegahan penyakit gastritis seperti menghindari faktor penyebab terjadinya penyakit gastritis. KEPUSTAKAAN 1. Suyono S. Ilmu penyakit dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008. 2. Evelyn PC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2006. 3. Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran Jilid 1. Jakarta: EGC; 2001. 4. Yulida, dkk. Gambaran derajat infiltrasi sel radang dan infeksi helicobacter pylori pada biopsi lambung pasien gastritis di RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2009-2011. 5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2009. 6. Rahmi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien yang berobat jalan di 53

puskesmas gulai bancah kota bukittinggi tahun 2011. 7. Price S, Lorraine M, Wilson. Patofisiologi konsep klinis proses penyakit, edisi 4. Jakarta: EGC; 2001. 8. Smeltzer CS, Brenda GB. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC; 2001. 9. Emi H, Jamaludin S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit gastritis di Puskesmas Talise Kota Palu, 2013. 16. Sukarmin. Keperawatan pada sistem pencernaan. pustaka pelajar. Jakarta; 2012. 17. Potter, Patricia A. Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, proses dan praktek. Jakarta: EGC; 2008. 18. Dermawan D, Rahyuningsih T. Keperawatan medikal bedah (sistem pencernaan). Yogyakarta, 2010. 10. Sastroasmoro, S. Dasar - dasar metodologi penelitian klinis edisi 3. Jakarta: Sagung Seto; 2008. 11. Nursalam. Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2003. 12. Arikunto S. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. 2003. 13. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R & D. Alfabeta. Bandung, 2012. 14. Yanti M. Hubungan Rentang Stres dan Kebiasaan Pemakaian Obat Anti Inflamasi Non Steroid dengan Kejadian Gastritis Dipoliklinik Penyakit Dalam Rsup Dr.M.Djamil Padang Tahun 2010. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas, 2010. 15. Uripi. Menu untuk penderita hepatitis dan saluran pencernaan. Jakrata: Puspa Swara; 2008. 54