TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS MEKANISME AKAD MUDHARABAH PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DAN MUDHARABAH BERJANGKA DI UJKS BMT MITRA UMAT DAN UJKS BMT MINNA LANA

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

PRODUK PERHIMPUNAN DANA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. debitur. Namun dalam sistem bagi hasil pembayaran tetap selain pokok pinjaman

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul maal wat tamwil

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari studi banding penulis membandingkan dan menganalisa dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal muamalah, selain hubungan sesama manusia yang bersifat keduniaan juga

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Tinjauan Umum Tentang Bagi Hasil Dan Bonus Simpanan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dibidang keuangan dimana kegiatannya baik hanya menghimpun dana, atau menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

Prinsip prinsip Islam

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB III PEMBAHASAN. Lancar) yang merupakan produk unggulan dari Koperasi Jasa Keuangan. Syariah tersebut. SIRELA (Simpanan Suka Rela Lancar) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

Question & Answer a T bu b nga g nku

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui paket-paket kebijakan untuk mendorong kehidupan sektor usaha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA DENGAN PRINSIP WADIAH DAN MUDHARABAH DI PERBANKAN SYARIAH

BAB IV PEMBAHASAN. Implementasi Sistem Bagi Hasil dan Risiko Berdasarkan Prinsip. Mudharabah Di Bank Jabar Banten Syariah

Yullyana I Gusti Ayu Purnamawati

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB III GAMBARAN UMUM INSTANSI. A. Sejarah Berdirinya BPR Syariah Bangun Drajat Warga. SAW, dimana Baitulmal didirikan oleh Rasulullah sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

EVALUASI PENERAPAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERDASARKAN PSAK NO. 59 (Survai Pada BMI dan BMT) SKRIPSI

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENALTI PADA PENGAMBILAN SIMPANAN MUDHARABAH BERJANGKA (DEPOSITO) SEBELUM JATUH TEMPO DI BMT SYIRKAH

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di Indonesia lembaga keuangan berkembang dengan begitu pesatnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

Transkripsi:

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA Nur Aeni 1, Erni Unggul SU 2, Galih Wicaksono 3 eunggulsu@gmail.com 123 D3 Program Studi Akuntansi Politeknik Harapan Bersama Jl. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000 Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti terhadap masalah bagi hasil simpanan berjangka yang ada pada KJKS BMT Bina Umat Mandiri (BUM) Cabang Adiwerna.Yang menjadi permasalahan ini adalah bagaimana perhitungan bagi hasil simpanan berjangka pada KJKS BMT Bina Umat Mandiri (BUM) Cabang Adiwerna.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan studi pustaka. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dimana penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu keadaaan berdasarkan data yang diperoleh dengan cara menyajikan, mengumpulkan dan menganalisis data tersebut sehingga menjadi informasi baru yang dapat digunakan untuk menganalisa mengenai masalah yang sedang diteliti.salah satu aktivitas BMT BUM adalah menghimpun dana dari anggota nasabah melalui simpanan diantaranya yaitu simpanan berjangka. Dalam menghimpunan dana BMT BUM sangat diperlukan penerapanpenerapan yang mencerminkan keadilan, kejujuran dan kejelasan untuk melakukan sistem bagi hasil keuntungan kepada nasabah. Untuk menghitung bagi hasil dari dana yang disimpan BMT BUM dari nasabah didasarkan atas nisbah keuntungan yang disepakati antara kedua belah pihak yaitu BMT BUM dan nasabah.hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perhitungan bagi hasil simpanan berjangka pada KJKS BMT Bina Umat Mandiri (BUM) Cabang Adiwerna sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Kata kunci :Bagi Hasil, Simpanan, Simpanan Berjangka, BMT BUM Adiwerna 1. Pendahuluan Sektor perbankan memiliki posisi strategis sebagai lembaga keuangan semakin menyatu dengan ekonomi regional, nasional dan ekonomi internasional yang perkembangannya bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. Lembaga keuangan syariah merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan ekonomi masyarakat kita. Dimana didalamnya terjadi suatu penghimpunan dana dari masyarakat, kemudian dana tersebut kembali disalurkan ke masyarakat untuk berbagai macam kebutuhan. Pada umumnya, modal untuk usaha di bidang ekonomi berapapun jumlahnya mudah diperoleh apabila ada kesediaan membayar bunga. Sementara hukum Islam melarang pemungutan riba dan nash larangannya cukup jelas dan tegas sehingga orang tidak ragu-ragu lagi mengatakan bahwa riba hukumnya haram [1]. Oleh karena fakta diatas maka dibentuklah Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan riba. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah kelompok swadaya masyarakat sebagai lembaga ekonomi rakyat yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dengan sistem bagi hasil (profit sharing) untuk meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha kecil dalam upaya pengentasan kemiskinan [6]. Pada prinsipnya tujuan koperasi termasuk BMT adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta bermartabat. Sebagian besar BMT merupakan badan usaha yang berdasarkan azas kekeluargaan yang sesuai dengan syariat Islam. Koperasi dan BMT sebagai lembaga yang menghimpun masyarakat ekonomi lemah dengan mengembangkan iklim usaha dalam lingkungan sosial ekonomi yang sehat [5]. Seperti halnya bank syariah, kegiatan Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah melakukan penghimpunan dana (prinsip wadiah dan mudharabah) dan penyaluran dana (prinsip 134

bagi hasil, jual beli dan ijarah) kepada masyarakat. Mudharabah adalah akad atau sistem kerjasama dimana seseorang menyediakan seluruh modal (dana) kepada pihak lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh (dari hasil pengelolaan tersebut) dibagi antara kedua pihak sesuai dengan nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian ditanggung oleh shahib al mal (pemilik modal/dana) sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib [3]. Wadiah adalah (1) akad penitipan barang yang disepakati para pihak untuk dijaga oleh penerima titipan dan dikembalikan kepada pemiliknya ketika diminta, atau (2) penitipan uang kepada lembaga keuangan syariah (LKS) yang boleh digunakan oleh LKS atas izin penitip yang dalam fikih berstatus hukum sama dengan qardh. Simpanan berjangka yang ada di BMT menggunakan prinsip mudharabah almuthlaqah karena pembayaran bagi hasil antara anggota dan BMT sesuai nisbah (porsi) berdasarkan akad yang telah disepakati kedua pihak ketika akad pembukaan rekening [3]. Tujuan dari adanya bagi hasil adalah untuk mengetahui besar kecilnya pendapatan (keuntungan) yang akan diperoleh anggota sebagai pemilik modal. Tiap bulan nilainya bisa berubah-ubah sesuai dengan perolehan pendapatan BMT. Produk-produk syariah yang ditawarkan lembaga keuangan mikro semisal BMT pada umumnya memiliki keserupaan dengan bank syariah. Simpanan yang diterapkan pada BMT Bina Umat Mandiri salah satunya dengan menggunakan prinsip wadiah dan mudharabah. Khusus simpanan dengan prinsip wadiah yad dhamanah ada simpanan sukarela dan simpanan program lainnya, dan khusus simpanan dengan prinsip mudharabah al muthlaqah ada simpanan berjangka dan modal penyertaan [7]. Simpanan yang ada di BMT Bina Umat Mandiri, bagi hasil simpanan berjangka mendapat prosentase yang cukup besar dari pendapatan yang diperoleh BMT tiap bulannya. Penentuan besarnya bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung dan rugi, jumlahnya pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan [2]. 2. Metode Penelitian a. Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bina Umat Mandiri (BUM ) yang beralamat di Jalan Raya Ujungrusi Adiwerna, kabupaten Tegal. b. Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah metode analisis deskriptif artinya penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu keadaan berdasarkan data yang diperoleh. Penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan secara lengkap mengenai prosedur dan kondisi perhitungan bagi hasil simpanan berjangka pada BMT BUM, dan menganalisis penerapan prinsip bagi hasil simpanan berjangka. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua sumber data yaitu : a. Data Primer Data ini secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah data yang diperoleh dengan observasi dan wawancara dengan pihak terkait. b. Data Sekunder Data ini dapat diambil dari buku-buku, jurnal, atau penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Peneliti memperoleh data sekunder dari penelitian yang berupa soft copy file berupa profile BMT, modul tentang simpanan berjangka, maupun buku panduan lainnya. c. Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dimana penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai suatu keadaan berdasarkan data yang diperoleh dengan cara menyajikan, mengumpulkan dan menganalisis data tersebut sehingga menjadi informasi baru yang dapat digunakan untuk menganalisa mengenai 135

masalah yang sedang diteliti (Nazir 1988). 3. Hasil Dan Pembahasan a. Prosedur Simpanan Berjangka dengan akad Mudharabah pada BMT BUM A. Prosedur Pembukaan rekening Simpanan Berjangka dengan akad Mudharabah pada BMT BUM yaitu sebagai berikut : a) Mengisi formulir simpanan berjangka yang sudah tersedia di BMT BUM. b) Melampirkan foto copy KTP/SIM. c) Jumlah simpanan minimal. 1.000.000. d) Membayar simpanan pokok sebagai bukti kepesertaan anggota koperasi sebesar. 10.000. e) Sebagai bukti simpanan berjangka, BMT mengeluarkan Sertifikat Simpanan Berjangka bermaterai cukup yang mempunyai nomor urut dan di tanda tangani oleh kepala cabang. B. Pembukaan rekening simpanan berjangka prinsip Mudharabah,,berdasarkan pedoman akad-akad syariah. 1) Anggota mendatangi BMT dan menyampaikan keinginannya untuk membuka rekening simpanan mudharabah. 2) BMT menjelaskan hak dan kewajiban anggota antara lain : a) Kewajiban a) Mengisi form pembukaan rekening. b) Menyerahkan fotokopi KTP dan identitas lainnya. c) Membayar biaya administrasi pembukaan rekening. d) Memenuhi syarat dan ketentuan lainnya yang berlaku di BMT. b) Hak a) Mendapatkan bagi hasil dari penyaluran pembiayaan yang menggunakan dana simpanan anggota. b) Menarik dana simpanan. c) Anggota mengisi dan menyerahkan formulir pembukaan rekening dan sejumlah dana sebagai bentuk simpanan. d) BMT bertindak sebagai Shahibul maal dan menyalurkan dana kepada anggota yang membutuhkan pembiayaan. e) BMT memberikan bagi hasil kepada anggota pemilik simpanan yang porsinya ditetapkan dalam bentuk nisbah di awal perjanjian. b. Perhitungan bagi hasil simpanan berjangka dengan akad mudharabah Fatwa DSN 03/DSN- MUI/IV/2000 Pembagian keuntungan ( bagi hasil ) harus dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan. A. Perhitungan bagi hasil simpanan berjangka di BMT BUM di pengaruhi oleh 4 sumber dana di BMT, yaitu : a. Jumlah simpanan yang ada di BMT BUM. b. Jumlah simpanan berjangka yang masuk. c. Kewajiban jangka panjang. d. Modal. B. Nisbah yang diterapkan di BMT BUM masing-masing sesuai jangka waktu simpanan berjangka, yaitu : a. Jangka waktu 3 bulan nisbah yang di peroleh sebesar 35% untuk anggota dan 65% untuk BMT. b. Jangka waktu 6 bulan nisbah yang di peroleh sebesar 42% untuk anggota dan 58% untuk BMT. c. Jangka waktu 12 bulan nisbah yang di peroleh sebesar 57% untuk anggota dan 43% untuk BMT. Tabel 1.Nisbah Simpanan Berjangka BMT BUM BULAN ANGGOTA BMT 1 20% 80% 3 35% 65% 6 42% 58% 136

12 57% 43% Sumber : Data diolah untuk penelitian (2015) 1) Rumus bagi hasil di BMT BUM : = x Nisbah x Porsi bagi hasil Keterangan : a. Saldo rata-rata simpanan berjangka yaitu jumlah nominal simpanan berjangka yang nasabah depositokan di BMT BUM. b. Akumulatif simpanan berjangka yaitu jumlah keseluruhan simpanan berjangka yang ada di BMT BUM. c. Nisbah yaitu porsentase bagi hasil antara BMT dengan nasabah. d. Porsi bagi hasil yaitu porsi rupiah bagi hasil untuk simpanan berjangka. Tabel 2.Pendapatan operasional BMT BUM tahun 2012 2014 c. Tahun 2014 Bagi hasil simpanan berjangka = Jumlah simpanan berjangka / Total sumber dana =.7.203.248.898,00 /. 24.259.241.449,69 = 29,69 % Bagi hasil dalam rupiah = 29,69 % x. 287.234.785,34 =. 85.288.060,44 Tabel 3.Perhitungan Porsi bagi hasil setiap sumber dana tahun 2012-2014 Jenis Simpanan 2012 2013 2014 89.863.678,68 112.676.354,82 Simpanan Simpanan Berjangka Kewajiban jangka panjang 39.855.804,41 87.603.628,41 52.633.062,27 48.776.392,35 140.708.947,11 85.288.060,64 55.444.199,05 Pendapatan operasional Rata rata pendapatan per bulan 2012 2013 2014 2.240.966.866,24 3.055.386.501,02 3.446.817.424,04 186.747.238,85 254.615.541,75 287.234.785,34 Sumber : Data diolah untuk penelitian (2015) 2) Perhitungan porsi bagi hasil : a. Tahun 2012 Bagi hasil simpanan berjangka = Jumlah simpanan berjangka / Total sumber dana =. 3.234.078.685,00 /.15.153.508.343,39 = 21,34 % Bagi hasil dalam rupiah = 21,34 % x.186.747.238,85 =. 39.855.804,41 b. Tahun 2013 Bagi hasil simpanan berjangka = Jumlah simpanan berjangka / Total sumber dana =.6.481.640.656,00 /. 18.838.562.705,56 = 34,41 % Bagi hasil dalam rupiah = 34,41% x. 254.615.541,75 =. 87.603.628,41 Modal 4.394.693,49 5.559.166,17 5.793.578,74 JUMLAH 186.747.238,85 254.615.541,75 287.234.785,34 Sumber : Data diolah untuk penelitian (2015) 3) Contoh transaksi simpanan berjangka dan perhitungan bagi hasil yang di dapat. Tuan A mempunyai uang sebesar. 10.000.000,- dan akan di deposito kan di BMT BUM selama 12 bulan ( asumsi nisbah sebesar 57% untuk nasabah /dan 43% untuk BMT ). Maka perhitungan bagi hasil yang akan di dapatkan Tuan A adalah a. Data 2012 : b. Akumulatif simpanan berjangka 3.234.078.685,00 Porsi bagi hasil 39.855.804,41 = x Nisbah x Porsi bagi hasi 137

10.000.000 = x 57% x 39.855.804,41 3.234.078.685,00 =.70.245,07 / bulan Bagi hasil yang di dapat dalam setahun =. 842.940,85 10.000.000 = x 57% x 87.603.628,41 6.481.640.656,00 =.77.039,24 / bulan Bagi hasil yang di dapat dalam setahun =.924.470,90 Jadi dalam setahun uang Tuan A sebesar. 10.924.470,90. d. Data 2014 : Akumulatif simpanan berjangka 7.203.248.898,00 Porsi bagi hasil 85.288.060,44 = 10.000.000 x 57% x 85.288.060,44 7.203.248.898 =.67.489,26 / bulan Bagi hasil yang di dapat dalam setahun =.809.871,13 Jadi dalam setahun uang Tuan A sebesar. 10.809.871,13. c. Analisis prosedur simpanan berjangka Mudharabahpada BMT BUM Setelah peneliti melakukan analisa terhadap prosedur simpanan berjangka mudharabah pada BMT Bina Umat Mandiri (BUM) maka hasil analisis yang didapatkan peneliti adalah prosedur simpanan berjangka mudharabah BMT BUM memiliki ketentuan tersendiri yaitu: Jadi dalam setahun uang Tuan A sebesar. a) Jumlah nominal simpanan minimal. 10.842.940,85. 1.000.000. b) Membayar simpanan pokok sebagai bukti kepesertaan anggota koperasi sebesar. 10.000. c. Data 2013 : c) Simpanan berjangka bisa dicairkan sesuai Akumulatif simpanan berjangka dengan tanggal jatuh tempo. 6.481.640.656,00 d) Bagi hasil simpanan berjangka bisa menambah pokok simpanan berjangka. Porsi bagi hasil 87.603.628,41 Pada prakteknya prosedur pembukaan = x Nisbah x Porsi bagi hasil rekening simpanan berjangka mudharabah = = x Nisbah x Porsi bagi hasil BMT BUM sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Utama Indonesia (DSN-MUI).Pada fatwa Dewan Syariah Nasional dijelaskan bahwa pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening simpanan berjangka.dan BMT sebagai mudharib menutup biaya operasional simpanan berjangka dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. d. Analisis Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Berjangka pada BMT BUM Hasil analisis yang didapatkan oleh peneliti tentang perhitungan bagi hasil pada BMT BUM yaitu BMT BUM menggunakan rumus bagi hasil, dimana bagi hasil tersebut didapat dari, bagi hasil akumulatif simjangka x Nisbah x Porsi bagi hasil Untuk prosentase nisbah BMT BUM sudah ditentukan sesuai jangka waktu simpanan berjangka.untuk porsi bagi hasil (%) di dapatkan dari jumlah simpanan berjangka di bagi total sumber dana, dan porsi bagi hasil (Rupiah) di dapatakan dari porsi bagi hasil (%) dikalikan pendapatan operasional BMT Bagi hasil yang diperoleh anggota tiap bulannya bisa berubah-ubah sesuai perolehan pendapatan operasional BMT. Dari data di atas pendapatan rata-rata yang akan di peroleh dengan simpanan berjangka 10.000.000,- 138

dengan jangka waktu 12 bulanyang diperoleh di tahun 2012 sebesar. 842.940,85, di tahun 2013 sebesar 924.470,90, dan di tahun 2014 sebesar 809.871,13. Jadi sudah terlihat bahwa perhitungan bagi hasil di BMT BUM sesuai dengan besarnya pendapatan operasional yang diperoleh BMT karena besarnya bagi hasil tidak sama dari tahun ke tahun. 4) Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada BMT Bina Umat Mandiri (BUM) cabang Adiwerna, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Prosedur simpanan akad mudharabah BMT BUM sudah berjalan sesuai dengan syariah dimana simpanan ini saling menguntungkan kedua belah pihak baik BMT BUM maupun anggota. Prosedur pembukaan rekening simpanan berjangka mudharabah BMT BUM sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Pada fatwa Dewan Syariah Nasional dijelaskan bahwa pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening simpanan berjangka. Dan BMT sebagai mudharib menutup biaya operasional simpanan berjangka dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya. 2) BMT BUM dalam melakukan perhitungan bagi hasil simpanan berjangka menggunakan rumus bagi hasil dimana saldo rata-rata simpanan berjangka dibagi akumulatif simpanan berjangka dikali nisbah dikalikan porsi bagi hasil. terhadap perhitungan hasil usaha pada BMT BUM Cab. Slawi [5] Manual Sistem Operasi Manajemen KJKS BMT BUM/ SOP-02,2010. [6] Oktafiana Alif, Rizka.2014.Tinjauan atas margin pembiayaan bumbastis.studi kasus pada BMT BUM Kota Tegal [7] Pedoman Akad Syariah (PAS).2014. Perhimpunan BMT Indonesia, 5. Daftar Pustaka [1] Fatwa Dewan Syariah Nasional.2000.Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia(DNS-MUI), Jakarta. [2] Fitri Nurhatati.Saniyati Rahmaniyah, Ika. 2008. Koperasi Syariah. Era Intermedia. Surakarta. [3] Hidayat, Hendi. 2009. Sejarah Perbankan Syariah. Ngenyiz.blogspot.com. (3 Februari 2015) [4] Jayanti, Ika.2014.Analisis pembiayaan murabahah, mudharabah, dan ijarah 139