BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah Produk Domestik Bruto dapat dipakai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba yang sebesar besarnya, masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar. Disusun oleh: DESI PRIMADITA KUMALASARI B PROGRAM STUDI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. direflesikan dalam kondisi keuangan, namun juga harus memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Manajemen pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban yang harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan dimana merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perusahaan memiliki kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemegang saham dan calon investor untuk mengambil keputusan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB 5 PENUTUP. Penelitian ini menguji pengaruh mekanisme good corporate governance. komisaris independen, dan komite audit terhadap nilai perusahaan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah laba, karena laba mengandung informasi potensial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. sebab terjadinya asimetri informasi (ketidakseimbangan penguasaan informasi)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hal tersebut, dunia usaha pun semakin menyadari bahwa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan laba rugi, menurut Financial Accounting Standard Board atau FASB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penerapan good corporate governance terhadap pengungkapan sustainability

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Corporate social responsiblity

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan dan pengaruh di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki pengaruh yang besar terhadap keadaan. perekonomian suatu negara. Laporan keuangan menjadi alat utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. informasi penting tentang kinerja perusahaan bagi pemakai laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian dalam suatu negara dari tahun ke tahun pasti mengalami perubahan dalam pertumbuhan ekonomi negara tersebut, baik peningkatan ataupun penurunan. Ada beberapa indikator yang dapat menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indikator tersebut dapat memberikan gambaran secara luas dan pemerataan ekonomi. Indikator perekonomian suatu negara salah satunya yaitu Produk Domestik Bruto (PDB). Setelah Produk Domestik Bruto dapat dipakai sebagai ukuran perekonomian di suatu negara dan untuk menentukan seberapa jauh perusahaan itu dapat mengalami peningkatan ataupun mengalami penurunan. Jika Produk Domestik Bruto (PDB) pada suatu negara tersebut mengalami peningkatan maka perekonomian negara tersebut semakin menguat, dan sebaliknya jika Produk Domesik Bruto (PDB) mengalami penurunan maka perekonomian negara tersebut akan semakin melemah. Di Indonesia sendiri dari tahun ke tahun angka Produk Domestik Bruto (PDB) mengalami pertumbuhan yang setiap tahunnya berubah-ubah atau fluktuasi. Jika terjadi penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) berarti mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia juga mengalami penurunan. Menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai acuan bahwa sektor lapangan usaha seperti manufaktur, usaha tambang, pertanian dan industri juga mengalami penurunan. Ada beberapa cara untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) salah satunya adalah dengan meningkatkan produksi pada lapangan usaha. 1

2 Perusahaan Manufaktur adalah perusahaan yang mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Perusahaan manufaktur menjadi salah satu cara dalam meningkatkan perekonomian dan penopang ekonomi. Perkembangan industri manufaktur dapat dijadikan indikator untuk mengetahui perkembangan industri secara nasional dinegara tersebut. Didalam laporan keuangan terdapat laporan laba rugi, neraca perusahaan, perubahan modal, arus kas perusahaan dan informasi keuangan lainnya. Laba perusahaan merupakan gambaran dari suatu perusahaan, jika laporan tersebut dipublikasikan maka investor dapat melihat keadaan suatu perusahaan tersebut dan akan berpengaruh terhadap perusahaan itu sendiri misalnya banyak investor mau berinvestasi dengan perusahaan tersebut. Para investor akan menginvestasikan dana dan perusahaan akan dapat mengalami peningkatan usaha dan perluasan usaha dengan dana tersebut. Dampak positif dari peningkatan usaha tersebut dapat menciptakan lapangan kerja baru sehingga tingkat pengangguran akan berkurang dan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan manfaat yang diperoleh dari perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur juga tidak luput dari masalah sosial dalam menjalankan operasinya. Investor makin cenderung mempersoalkan bagaimana masalah bahan baku, cara pengolahan dan produksinya agar terhindar dari masalah lingkungan seperti limbah, polusi udara, polusi suara, kerusakan tanah, kerusakan ekosistem tidak hanya investor tetapi pemerintah juga berperan dalam menangani masalah tersebut dengan memikirkan kebijakan-kebijakan terkait dengan pengelolaan lingkungan dan konservasi lingkungan.

3 Masalah lingkungan tersebut sudah dapat diatasi dengan program yang ada pada perusahaan, program tersebut bertujuan untuk membuat citra perusahaan juga lebih baik dimata masyarakat dan dapat eksis dalam jangka panjang. Program-program yang sudah dilakukan misalnya oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. dengan melakukan Gerakan Jakarta Green and Clean, ini salah satunya adalah mengelola sampah menjadi komoditi yang lebih produktif, sampah basah diolah menjadi kompos, sampah kering menjadi bahan kerajinan. Melalui program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk mengelola dengan baik, tidak hanya aspek lingkungan saja tetapi dapat mengangkat ekonomi masyarakat. (Ulfa, 2015) Melalui program tersebut tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat umum, tetapi juga bermanfaat bagi perusahaan itu sendiri, perusahaan dapat meningkatkan reputasinya dan memperkuat merek perusahaan tersebut. Karena tekanan dari berbagai pihak masyarakat, investor, maupun pemerintah perusahaan mau tidak mau harus memenuhi tanggung jawab sosial dan lingkungan tersebut dengan menungkapkan bentuk pertanggungjawaban terhadap sosial dalam bentuk Corporate Social responsibility (CSR). Pemerintah Indonesia mempunyai peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah tanggung jawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) yaitu tercantum dalam Undang- Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas untuk mewajibkan perseroan dibindang yang terkait dengan sumber daya alam untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dan lingkungan atau Corporate Social Responsibility adalah sebuah bentuk pertanggung jawaban ataupun bentuk

4 perhatian perusahaan terhadap masalah sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan akibat dari aktivitas operasional perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial tersebut dapat menjadikan perusahaan untuk menjaga hubungan dengan para stakeholders dan sebagai salah satu cara perusahaan untuk terlihat legimate dikalangan stakeholders. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan karena banyak keuntungan jika perusahaan mengungkapan tanggung jawab sosial tersebut diantaranya dapat memperbaiki citra perusahaan, dapat menambah konstribusi perusahaan terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar dan juga menambah keberuntungan perusahaan dan menjamin keberlangsungan. Menurut Lumi, Maria (2013) Gagasan utama yang baik pada Good Corporate Governance adalah yang dapat menungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Konsep tata kelola perusahaan yang dilandasi oleh teori agensi, yang dilatarbelakangi oleh adanya pemisahaan kepemilikan dengan pengendalian perusahaan. Pemisahan ini tersebut dapat menimbulkan masalah akibat dari perbedaan kepentingan antara inverstor atau pemegang saham (sebagai principal) dengan pihak manajemen (sebagai agen) atau disebut juga dengan agency conflict. Perbedaan kepentingan antara principal dan agen dapat menyebabkan permasalahan yaitu kepentingan manajemen sebagai agen perusahaan dapat menyebabkan terjadinya manipulasi laporan keuangan, misalnya praktik manajemen laba dan akan berdampak pada kualitas rendahnya laba perusahaan itu sendiri. Hal tersebut akan menjadikan perusahaan menurun citranya dimata para stakeholders sehingga pada kondisi yang demikian

5 perusahaan harus melakukan kebijakan agar hubungan dengan para stakeholders dapat terjaga dengan baik, salah satu caranya adalah perusahaan yang melakukan manajemen laba lebih tertutup dengan stakeholders mengenai informasi keuangan ataupun non keuangan sehingga perusahaan yang menggunakan manajemen laba akan mengurangi dan tidak mempublikasikan informasi perusahaan dengan mengungkapkan laporan Corporate Sosial Responsibility (CSR). Pada penelitian yang dilakukan oleh Stuebs dan Sun (2015) mengungkapkan bahwa GCG berpengaruh positif terhadap CSR hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang diungkapkan oleh Young dan Thyil (2014) dan tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamali, Safieddine dan Rabbath (2008) mengungkapkan hasil bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap CSR. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Prior, Surroca, dan Tribo (2008) mengungkapkan hasil bahwa Earning Management berpengaruh positif terhadap CSR, penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu et al (2015) mengungkapkan hasil bahwa Earning Management, Kepemilikan Publik, dan Komite Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan CSR. Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan Komisaris dan Proporsi Dewan Komisaris yang berpengaruh signifikan terhadap CSR. Sedangkan penelitian Djutainingsih dan Marsyah (2012) hasil penelitian mengungkapkan bahwa Manajemen laba berpengaruh negatif terhadap CSRD, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Komite Audit tidak berpengaruh terhadap CSRD. Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Teraghzi (2012) mengungkapkan hasil pengujian hipotesis

6 secara parsial diketahui bahwa ukuran dewan komisaris memiliki pengaruh signifikan tehadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. sedangkan Earning Management, Kepemilikan Manajerial, Komposisi Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional tidak signifikan. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masih diperlukan penelitian lebih lanjut yang menghubungkan variabel tersebut. Penelitian ini mengambil sampel Perusahaan Manufaktur Subsektor Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013 2015. Sehingga berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Earning Management dan Pengungkapan Good Corporate Governance terhadap Corporate Social Responsibility B. Rumusan Masalah Implementasi tata kelola perusahaan dapat mendorong perusahaan untuk megungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan, dan untuk dapat berhubungan baik dengan para stakeholders perusahaan mengunakan praktik manajemen laba agar dapat mendapat citra baik bagi masyarakat, investor, dan pemerintah. Pengungkapan tanggung jawab sosial menjadi perananan penting karena perusahaan harus bertanggung jawab terhadap dampak negatif yang ditimbulkan perusaahaan dan menghindarkan perusahaan dari masalah dan konflik sosial dan lingkungan. Implementasi manajemen laba, tata kelola perusahaan terhadap tanggung jawab sosial belum mengemukakan hasil yang

7 konsisten Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah Earning Management berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility? 2. Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Corporate Social Responsibility 3. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Corporate Social 4. Apakah Kepemilikan Publik berpengaruh terhadap Corporate Social 5. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Corporate Social 6. Apakah Ukuran Dewan komisaris berpengaruh terhadap Corporate Social 7. Apakah Proporsi Dewan Komisaris Independen berpengaruh terhadap Corporate Social C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menguji secara empiris pengaruh dari: 1. Pengaruh Earning Management terhadap Corporate Social 2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Corporate Social 3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Corporate Social

8 4. Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Corporate Social 5. Pengaruh Komite Audit terhadap Corporate Social 6. Pengaruh Ukuran Dewan Komisaris terhadap Corporate Social 7. Pengaruh Proporsi Dewan Komisaris Independen terhadap Corporate Social D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian berikutnya dan diharapkan penelitian selanjutnya mampu dan menyempurnakan penelitian ini. Hasil penelitian diharapkan dapat: 1. Manfaat Teoritis Memberikan pemahaman mengenai manajemen laba, karakteristik Corporate Governance dan pengaruhnya terhadap pengungkapan Corporate Social 2. Manfaat Praktis a. Bagi perusahaan, dapat dijadikan pemikiran tentang pentingnya pengungkapan Corporate Social Responsibility dalam laporan tahunan perusahaan dan sebagai pertimbangan dalam penerapan Good Corporate Governance. b. Bagi badan pembuat standar dan pemerintah selaku regulator, seperti Bapepam, IAI, Komite Nasional Kebijakan Governance, dan sebagainya, sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas standar dan peraturan yang sudah ada.

9 E. Sistematika Penullisan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori yang terkait dengan topik penelitian yaitu tentang teori stakeholder dan penjabaran dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Bab ini juga berisi penelitian terdahulu, dan hubungan antar variabel yang dikembangkan dalam hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan mengenai metode penelitian menjelaskan populasi dan sampel, data dan sumber data yang dipakai dalam penelitian, definisi operasional variabel penelitian, serta teknik analisis data yang akan dipakai. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menguraikan mengenai proses penganalisaan data, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan penelitian serta saran-saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian