BAB I PENDAHULUAN. yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. memahami aspek-aspek yang akan diperbaharui agar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan insan yang produksi, kreatif, inovatif, dan berkarakter.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Perkembangan teknologi ini dimulai dari negara maju, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Hal tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui mata pelajaran Kewarganegaraan juga diharapkan warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, setiap siswa difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas proses pembelajaran, dimana peserta didik kurang mampu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Burton (1952) siswa yang dalam batas waktu tertentu tidak mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya adalah hak bagi setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang satu dengan yang lain. Mereka mimiliki kelebihan dan kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang kuat, sehingga dapat mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI BRAIN BASED LEARNING PADA POKOK BAHASAN MATRIKS DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya peningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jenjang pendidikan dasar, sekolah seyogyanya dikembangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU R.I. No. 20 Tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. yang membawa berbagai konsekuensi tidak hanya terhadap dinamika kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, siswa dituntut dapat berfikir kritis, kreatif dan dapat. memecahkan suatu masalah agar dapat bersaing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sampai dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

HIDUP YANG BERKUALITAS DAN BERMAKNA KAITANNYA DENGAN PERLINDUNGAN ANAK *) (Suatu Perspektif Kewarganegaraan) Oleh : Y. Haris Nusarastriya**)

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari proses kebudayaan dalam arti bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental bagi

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti sejak adanya manusia telah ada pula usahausaha

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Setiawan (2014:8) Pendidikan Kewarganegaraan dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawab sebagai warganegara, dan secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam proses penyiapan warganegara tersebut. Menurut Setiawan (2015:5) Pendidikan Kewarganegaraan adalah suatu program pendidikan yang tujuan utamanya membina warga Negara yang lebih baik menurut syarat-syarat, kriteria dan ukuran ketentuan Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Menurut Branson (1999:4) materi Pendidikan Kewarganegaraan harus mencakup tiga komponen yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skill (kecakapan kewarganegaraan) dan Civic Disposition (watak-watak kewarganegaraan). Berdasarkan pendapat yang menjelaskan komponen Pendidikan Kewarganegaraan yang merupakan karakteristik kewarganegaraan yang merupakan suatu ciri khas yang menunjukkan adanya perbedaan Pendidikan Kewarganegaraan dengan mata pelajaran yang lain. Atas hal tersebut menunjukkan pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan diterapkan di sekolah. Menurut Djahiri (1996:8-9) bahwa manusia menunjukkan integritas atau keterkairan atau kepedulian manusia akan sesuatu. Sesuatu ini bisa material, imateril, atau kondisional (waktu). Berdasarkan pendapat tersebut menerangkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar memberikan pelajaran 1

2 pada siswa untuk memahami dan membiasakan dirinya dalam kehidupan di sekolah dan di luar sekolah, karena materi Pendidikan Kewarganegaraan menekankan pada pengalaman dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari ditandai dengan hasil belajar tinggi atau rendah terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan yang dipelajari. Hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan adalah kemampuan siswa dalam menguasai materi Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti pembelajaran secara periodik dalam kelas. Selesainya proses belajar mengajar diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar atau penguasaan siswa atau terhadap materi Pendidikan Kewarganegaraan terutama kompetensi dasar hakekat negara yang diberikan oleh guru. Dari hasil evaluasi ini akan dapat diketahui hasil belajar siswa yang biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka. Kenyataan seperti yang dikemukakan di atas tampak dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SDIT Khairul Imam Medan, hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih dikategorikan rendah. Hal ini dapat dilihat dari data siswa di SDIT Khairul Imam Medan masih banyak yang memperoleh nilai rendah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan data yang diperoleh dari SD IT Khairul Imam medan, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Ujian Akhir Semester untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai berikut : Tabel 1.1. Perolehan Rata-Rata Nilai PKn Ujian Akhir Semester No Tahun Ajaran Semester Nilai Rata-rata 1 2014/2015 I 63 2 2014/2015 II 62

3 No Tahun Ajaran Semester Nilai Rata-rata 3 2015/2016 I 63 Sumber: Guru Pendidikan Kewarganegaraan SDIT Khairul Imam Dari tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar Pendididkan Kewarganegaraan selama satu tahun pelajaran belum mencapai KKM yaitu 75. Nilai di atas merupakan bukti bahwa rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa. Hasil belajar siswa tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mendukung untuk tercapainya perubahan tingkah laku tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Kondisi lingkungan di sekitar siswa dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan nonsosial dan faktor lingkungan sosial. Faktor lingkungan sosial diantaranya interaksi yang terjadi antara guru dan peserta didik yang bernilai edukatif yang terumuskan untuk pembaharuan dalam pembelajaran, dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka guru harus merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis yaitu merencanakan penggunaan strategi belajar yang sesuai guna menciptakan kondisi kelas yang menyenangkan karena tugas guru sebagai pendidik adalah menyiapkan suasana yang kondusif untuk mengembangkan dan membimbing peserta didik untuk mengasah bakat dan potensi yang dimiliki

4 peserta didik dengan begitu peserta didiklah yang beraktivitas dan peserta didik sendiri diharuskan aktif dalam segala kegiatan belajar. Dengan demikian strategi belajar mempunyai pengertian sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dengan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan dan telah direncanakan sebelumnya. Dengan menerapkan strategi belajar diharapkan dapat merangsang aktivitas siswa dan dapat memudahkan siswa untuk memahami pelajaran sehingga hasil belajar menjadi meningkat pada mata pelajaran Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah pada umumnya masih menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dalam menerapkan pembelajarannya. Penggunaan strategi ekspositori (ceramah) dirasa tidak efektif karena siswa cenderung pasif, hal ini bertolak belakang dengan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah agar siswa memiliki kemampuan berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab. Kondisi ideal yang diharapkan dari hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dianggap belum sesuai dengan harapan karena aktivitas siswa dalam belajar Pendidikan Kewarganegaraan sangat diperlukan sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku dengan cara melakukan kegiatan. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar baik aktivitas guru maupun

5 siswa dan juga adanya sumber belajar yang menunjang terlaksananya aktivitas guru maupun sisiwa. Namun, kenyataannya aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung sangat rendah sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Pemilihan Strategi pembelajaran yang tepat merupakan hal wajib yang harus dipenuhi oleh guru karena guru berperan penting dalam pembelajaran langsung kepada peserta didik, guru lah yang menyampaikan materi secara langsung kepada peserta didik. Untuk mengembangkan dan meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Usaha meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan yang tinggi adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran Aktif dengan tipe trading place sebagai suatu cara untuk membuat siswa ikut serta beraktivitas dalam pembelajaran dimana siswa secara langsung memiliki pengalaman sendiri dalam belajar. Pemilihan strategi pembelajaran dirasa kurang mendukung untuk meningkatkan hasil belajar siswa, disamping itu tidak semua peserta didik belajar dan berfikir dengan cara yang sama. Memperlakukan peserta didik dengan cara yang sama, tentu akan merugikan mereka, sehingga tidak tercapai efektivitas belajar yang tinggi. Strategi mengajar hendaknya disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Menurut Dick and Carey (1996 : 43), seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik terhadap karakteristik siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa. Guru yang telah mengetahui karakteristik siswa yang merupakan

6 gaya belajar tersebut dapat menerapkan strategi belajar yang akan digunakan dan menyesuaikannya dengan kebutuhan peserta didik. Penyesuaian strategi belajar dengan gaya belajar dibutuhkan karena gaya belajar adalah cara yang relatif tetap atau konsisten yang dilakukan oleh peserta didik berinteraksi antara stimulus dan respon, dimana dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan soal. Tidak semua orang mempunyai cara yang sama. Kategori gaya belajar menurut Fleming (Huda, 2014 :180) yaitu salah satu kategorisasi yang paling banyak digunakan terkait dengan jenis-jenis gaya belajar adalah model VARK yang diperluas dari model Neuro-linguistik programming. VARK merupakan akronim dari empat kecerdasan utama : Visual, Auditory, Read/Write, and kinesthetic. Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang membutuhkan bukti-bukti yang dapat dilihat untuk pemahaman, gaya belajar auditory adalah gaya belajar yang mengandalkan pendengaran untuk lebih cepat merangkai pemahaman dalam diskusi verbal, gaya belajar Read/Write adalah gaya belajar yang menggunakan kemampuan membaca untuk mencari informasi dan menulis informasi tersebut untuk dibaca ulang sebagai penguatan, dan gaya belajar kinesthetic adalah gaya belajar siswa dengan gaya belajar ini cenderung lebih aktif pada kegiatan fisik karena siswa dengan gaya belajar kinesthetic belajar melalui gerak dan sentuhan. Dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan hasil belajar diperlukan strategi belajar dan gaya belajar, dengan demikian wajar bila dikatakan bahwa dengan mengetahui strategi belajar dan gaya belajar yang disesuaikan

7 dengan kebutuhan siswa dan dirancang secara sistematis akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa Kelas V SDIT Khairul Imam Medan. 1.2 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan tahapan pendeskripsian masalah-masalah yang berkaitan dengan latar belakang di atas, dan masalah-masalah yang dapat diidentifikasi yaitu: 1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa? 2. Apakah strategi pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan selama ini sudah cukup efektif? 3. Apakah penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe trading place dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa? 4. Bagaimana gaya belajar siswa Kelas V SDIT Khairul Imam Medan? 5. Apakah penggunaan gaya belajar yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa?

8 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas,terlihat ada beberapa masalah yang muncul dan dapat diteliti namun sangat luas. Oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan masalah agar masalah yang akan diteliti lebih fokus, khusus, terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan. Pembatasan masalahnya yaitu pada penggunaan strategi pembelajaran ekspositori dan strategi pembelajaran trading place dan gaya belajar siswa yang terdiri dari visual, auditori, read/write, dan kinestetik dan hasil belajar dibatasi pada hasil belajar yang bersifat kognitif yang dapat diukur dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah yang diteiliti dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe trading place lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan mengggunakan strategi pembelajaran ekspositori? 2. Apakah terdapat pengaruh hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa yang memiliki gaya belajar visual, auditori, read/write, dan kinestetik? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan?

9 1.5 Tujuan Penelitian Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara empiris tentang: 1. Pengaruh strategi pembelajaran trading place dan ekspositori terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa. 2. Pengaruh perbedaan gaya belajar visual, auditori, read/write, dan kinesteti terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa. 3. Interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya belajar dalam mempengaruhi hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan banyak memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis yang benar-benar nyata bagi tenaga pendidik. Manfaat secara teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif mengenai pengaruh strategi pembelajaran trading place terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa di Sekolah Dasar. 2. Sumbangan pemikiran bagi guru khususnya guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam memahami dinamika dan karakteristik siswa khususnya gaya belajar. Manfaat penelitian secara praktis sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga dalam menambah wawasan kependidikan khususnya pendidikan

10 kewarganegaraan sehingga nantinya dapat meningkatkan pelayanan dan pengajaran dalam proses pembelajaran yang lebih baik kepada para peserta didik. 2. Memberikan data tentang pencapaian tujuan pembelajaran bila menerapkan strategi pembelajaran talking stick pada mata pelajaran PKn 3. Untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para guru PKn dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar yang dimiliki siswa.