BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Visi dan Misi bagi sebuah perusahaan sangat penting. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan perlu mengadopsi

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui apakah peran manajer atau pimpinan secara keseluruhan dapat

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia memberi pelajaran berharga tentang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu tempat atau organisasi yang melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. beralamat di Jalan Balam No. 13 Sukajadi Pekanbaru. Wika Pekanbaru, data-data tersebut menyangkut : 1.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Bagi perusahaan yang mempunyai banyak karyawan diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu berhadapan dengan masalah pengambilan

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah sarana dalam pencapaian tujuan, yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi pada PT.Telkom Pekanbaru yang terletak di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional variabel adalah pengertian variabel (yang diungkap dalam

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler didukung oleh SIM (Subscriber Identification Module)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Agar dapat memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas maka sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang hendak dicapai. Dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan karier atau Carrier development adalah suatu kondisi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Promosi Jabatan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode suvei dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk dapat. konsumen yang bervariatif dan semakin meningkat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian akan dapat mempengaruhi kehidupan. mempengaruhi akan selera kepuasan terhadap suatu produk/jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mengatasi tantangan baik dari lingkungan eksternal dan internal.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat, diiringi dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu: yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner (angket) yang

BAB I PENDAHULUAN. (keluarga), kebutuhan studi, pekerjaan, status ekonomi, status sosial, dan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Commercial Park CBD BSD Lot VIII No. 3 BSD City

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan elemen yang penting

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB I PENDAHULUAN. efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan memerlukan tenaga kerja dalam usaha mewujudkan

III. METODOLOGI PENELITIAN. explanatory (tingkat penjelasan). Menurut Sugiyono (2011), penelitian menurut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mengambil lokasi pada Hotel

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN DAN WAKTU PENELITIAN. yang beralamat Jalan D.I Panjaitan No 23 Bangkinang Kab Kampar.

BAB I PENDAHULUAN. masalah. Kebanyakan konsumen, baik konsumen individu maupun pembeli. Pada proses pengambilan keputusan biasanya konsumen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah asosiatif, menurut Sugiyono (2012:11),

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak stabil menyebabkan daya beli

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai tujuan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri konveksi dewasa ini sangat pesat. Industri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah

BAB I PENDAHULUAN. ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kampar Timur dan waktu

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh atau hubungan itu terhadap kedua variabel tersebut. berlokasi di Jl Jamin Ginting, Km 10 No. 21, Medan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada karyawan PT. Kereta Api Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi masyarakat dan tumbuhnya lembaga-lembaga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dan turut menentukan produk, menciptakan keuntungan bagi

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja karyawan akan mempengaruhi

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

HUBUNGANKARAKTER KEPEMIMPINAN DENGAN KINERJA PENGUSAHA KECIL MAKANAN OLAHAN ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data data yang akurat

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. A. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian. hubungan atau pengaruh yang satu dengan yang lain.

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2010:2), Metode

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus di PT.Perkebunan Nusantara 1 Cot Girek)

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III. Metode Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dengan demikian, perubahan budaya organisasi dilakukan terlebih dahulu

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelian rumah bisa dilakukan dengan cara tunai ataupun kredit.

BAB I PENDAHULUAN. empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepemimpinan yang efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin. Setiap pemimpin perlu memiliki aspek-aspek kepribadian yang dapat menunjang usahanya dalam mewujudkan hubungan manusia yang efektif dengan anggota organisasinya. Kesuksesan atau kegagalan suatu organisasi ditentukan oleh banyak hal, yang salah satunya adalah kepemimpinan yang berjalan dalam organisasi tersebut. Pemimpin yang sukses adalah apabila pemimpin tersebut mampu menjadi pencipta dan pendorong bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan kinerja karyawannya. Pemimpin tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan pengaruh positif bagi karyawannya untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan apa yang diarahkan dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167). Motivasi merupakan sebab, alasan dasar, pikiran dasar, gambaran dorongan seseorang untuk berbuat atau ide pokok yang berpengaruh besar sekali terhadap segenap tingkah laku manusia (Kartono, 1994:17). Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi

2 bawahan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan dan motivasi tidak hanya berwujud kebutuhan ekonomis yang bersifat materil saja (berbentuk uang) akan tetapi motivasi karyawan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor akan keberhasilan pelaksanaan karyawan dalam bekerja, pengakuan akan keberhasilan dalam bekerja, tanggung jawab, dan pengembangan pegawai. Pemimpin perlu mempertimbangkan upaya untuk memotivasi karyawannya agar bekerja dengan baik. Apabila motivasi bekerja karyawan rendah maka kinerja karyawan akan menyusut seakan-akan kemampuan yang mereka miliki rendah. Motivasi dan pembangkitan motivasi merupakan sebuah fungsi manajemen yang penting untuk dilakukan. Motivasi juga menggambarkan hubungan antara harapan dan tujuan dengan hal yang dilakukan untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu dengan motivasi yang bersifat positif dan negatif yang dapat digunakan seorang pemimpin agar karyawan mau bekerja giat dan optimal untuk mencapai tujuan perusahaan. PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang berhubungan dengan masyarakat. Dalam memasarkan produknya, penyelenggara pertelekomunikasian dan informasi terkemuka di Indonesia yang memberikan pelayanan jasa selular (Mentari, Matrix, dan IM3), jasa telekomunikasi tetap atau jasa telepon tetap (seperti jasa SLI yaitu SLI 001, SLI 008, dan FlatCall 01016, jasa fixed wireless yaitu StarOne dan IPhone). Persaingan yang ketat dibidang pertelekomunikasian saat ini dengan perusahaan telekomunikasi yang lain untuk meraih pangsa pasar mengharuskan suatu pelayanan terbaik yang diberikan

3 karyawan kepada pelanggan dan motivasi terhadap karyawan adalah hal penting yang mendukung pencapaian target perusahaan dan tentunya didukung kepemimpinan yang efektif sesuai dengan gaya yang dijalankan oleh pimpinan perusahaan. Ringkasan kinerja operasional PT. INDOSAT, Tbk Divisi Regional Wilayah Barat Medan tahun 2006 s/d 2007 menunjukkan jumlah pelanggan pengguna jasa Indosat yang meningkat setiap tahunnya, dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Ringkasan Kinerja Operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan Periode Tahun 2006 s/d 2007 Deskripsi 2006 2007 Perubahan Pelanggan Selular 13.900.000 orang 20.000.000 orang 143,8 % Pelanggan Telepon 208.100 orang 483.400 orang 232,2 % Tetap Nirkabel BTS (Base Transceiver Station) 6.248 buah 8.366 buah 133,8 % Sumber : Divisi Operasional PT. Indosat, T.bk. (diolah) Keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja. Hal ini dapat di lihat dari Tabel 1.1, dimana kinerja operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan mengalami peningkatan pada periode 2006 s/d 2007. Peningkatan jumlah pengguna seluler meningkat sebanyak 143,8 %, Pelanggan telepon tetap nirkabel juga mengalami peningkatan sebanyak 232,2 % ini berarti kepercayaan masyarakat terhadap PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan meningkat. Kondisi ini tidak akan tercapai apabila tidak didukung oleh keberhasilan pemimpin dalam memotivasi karyawan, sehingga karyawan berjuang untuk meningkatkan keberhasilan kerjanya. Peningkatan pelanggan seluler dan pelanggan telepon tetap nirkabel tentunya berpengaruh positif terhadap pembangunan BTS (Base Transceiver Station) yang ada.

4 Semakin banyak pelanggan PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan Maka semakin banyak BTS (Base Transceiver Station) yang dibangun. Dari keterangan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan dan pertambahan jumlah pelanggan pengguna jasa Indosat sangat dipengaruhi oleh kemampuan setiap karyawan untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaaan. Loyalitas yang tinggi, rasa memiliki, dan bekerja secara efektif dan efisien tidak akan tercapai tanpa adanya motivasi yang kuat dan positif dari pimpinan. Melihat hal diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan permasalahannya Apakah Gaya Kepemimpinan Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Motivasi Kerja Pegawai PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan? C. Kerangka Konseptual Secara umum model gaya kepemimpinan yang diterapkan seorang pemimpin dalam perusahaan terdiri atas 3 macam yaitu gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter, dan gaya kepemimpinan laissez faire. Menurut O Donnell, dalam kadarman (2001:144) gaya kepemimpinan dapat digolongkan berdasarkan cara

5 pemimpin menggunakan kekuasaannya. Dengan demikian terdapat tiga gaya kepemimpinan, ketiga gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kepemimpinan Demokratis: Pemimpin dipandang sebagai orang yang tidak melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan terlebih dahulu pada bawahannya. Pemimpin ini mengikutsertakan pendapat bawahan sebelum ia membuat keputusan. 2. Kepemimpinan Otoriter: Pemimpin dipandang sebagai orang yang memberi perintah dan dapat menuntut, keputusan ada ditangan pemimpin. 3. Kepemimpinan Laissez Faire: Pemimpin hanya menggunakan sedikit kekuasaan dan memberikan banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan kegiatan. Menurut teori Herzberg, dalam Manullang (2001:179) faktor-faktor yang berperan sebagai motivator terhadap pegawai yakni yang mampu memuaskan dan mendorong orang untuk mau bekerja baik terdiri dari : 1. Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai hasil dan berkembang. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat kepada bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu. 2. Pengakuan : Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan langsung menyatakan

6 keberhasilannya misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah berupa uang tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi. 3. Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapkan prinsip partisipasi. 4. Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi kepada bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan. Keterkaitan antara suatu variable bebas (independen) yaitu gaya kepemimpinan terhadap variable terikat (dependen) yaitu motivasi kerja pegawai maka modelnya adalah sebagai berikut : Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Motivasi Kerja Pegawai GAYA KEPEMIMPINAN Demokratis (X 1 ) GAYA KEPEMIMPINAN Otoriter (X 2 ) GAYA KEPEMIMPINAN Laissez Faire (X 3 ) MOTIVASI KERJA (Y) - Keberhasilan Pelaksanaan - Pengakuan - Tanggung Jawab - Pengembangan Pegawai Sumber : Koontz, O Donnel (2001:144), Manullang (2001:179), diolah

7 D. Hipotesa Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka hipotesa yang diambil penulis adalah Gaya Kepemimpinan berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap Motivasi Kerja Pegawai pada PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan E. Tujuan dan Manfaat penelitian 1. Tujuan Penelitian adalah : a. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai pada di PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. b. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan mana yang paling berpengaruh di PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. 2. Manfaat Penelitian adalah : a. Bagi Perusahaan Memberikan tambahan informasi tentang kepemimpinan dan motivasi kerja sehingga pelaksanaan dan tujuan perusahaan tercapai dengan baik. b. Bagi Pihak Lain Sebagai pedoman atau referensi dalam melakukan penelitian mengenai pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai. c. Bagi Penulis Menambah wawasan dan memperluas pola pikir dalam bidang kepemimpinan dan motivasi

8 F. METODE PENELITIAN 1. Batasan Operasional Dalam Penelitian ini, yang menjadi batasan operasionalnya adalah : a. Variabel bebas (independen) : Gaya kepemimpinan (X) Gaya kepemimpinan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X 2 ), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ). b. Variabel terikat (dependen) : Motivasi Kerja (Y) Motivasi kerja akan diukur menurut indikator kerja antara lain: Keberhasilan Pelaksanaan, Pengakuan, Tanggung Jawab, dan Pengembangan Pegawai. 2. Defenisi Operasional Defenisi operasional dalam penelitian ini adalah: A. Variabel Gaya Kepemimpinan Gaya Kepemimpinan adalah cara yang diambil oleh seseorang dalam rangka mempraktekkan kepemimpinannya sesuai dengan pola perilaku yang ada untuk dapat mempengaruhi orang lain. Indikator Kepemimpinan dalam penelitian ini adalah: 1. Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 1 ) Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor terpenting dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya, dalam setiap keputusan yang diambil selalu berdasarkan dan mengutamakan orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi.

9 2. Gaya Kepemimpinan Otoriter (X 2 ) Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin (sentralistik) sebagai satusatunya penentu, penguasa dan pengadilan anggota organisasi, dalam usaha mencapai tujuan organisasi. 3. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ) Gaya kepemimpinan ini, pemimpin membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri dan pada dasarnya pemimpin berpandangan bahwa anggota organisasinya mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing, dengan sedikit mungkin pengarahan atau pemberian petunjuk dalam merealisasikan tugas pokok masing-masing sebagai bagian dari tugas pokok organisasi. B. Variabel Motivasi Kerja Pegawai Motivasi pegawai adalah faktor yang mendorong pegawai melakukan pekerjaannya dengan baik dan melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat dirinya menjadi aktif dinamis dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri maupun dari luar diri karyawan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pegawai tersebut adalah: 1. Keberhasilan pelaksanaan : Agar seorang bawahan berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya, maka pemimpin harus mempelajari bawahannya dan pekerjaannnya dengan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mencapai hasil dan berkembang. Selanjutnya agar pemimpin memberi semangat

10 kepada bawahannya sehingga bawahan mau berusaha mengerjakan sesuatu yang dirasa bawahan tidak dapat dikuasainya. Bila bawahan telah berhasil mengerjakan pekerjaannnya, pemimpin harus menyatakan keberhasilan itu. 2. Pengakuan : Sebagai lanjutan dari keberhasilan pelaksanaan pemimpin harus memberi pernyataan pengakuan akan keberhasilan tersebut. Pengakuan terhadap keberhasilan bawahan dapat dilakukan dengan langsung menyatakan keberhasilannya misalnya dengan memberi surat penghargaan, memberi hadiah berupa uang tunai, memberi medali, memberi kenaikan gaji dan promosi. 3. Tanggung jawab : Memberikan bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan dan menerapakan prinsip partisipasi. 4. Pengembangan pegawai : Pemimpin dapat memulai dengan melatih bawahannya untuk pekerjaan yang lebih bertanggung jawab. Bila ini sudah dilakukan selanjutnya pemimpin memberi rekomendasi tentang bawahan yang siap untuk pengembangan, untuk menaikkan pangkatnya atau dikirim mengikuti pendidikan atau latihan lanjutan. 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan dan kemudian memberikan jawaban atas pernyataan yang diajukan. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

11 a. Variabel gaya kepemimpinan dan motivasi kerja ditanyakan kepada seluruh pegawai tetap yang terpilih menjadi responden dengan jumlah pernyataan untuk variabel gaya kepemimpinan 9 pernyataan, motivasi kerja pegawai 8 pernyataan b. Setiap pernyataan diberi 5 kategori jawaban (1 jawaban harus dipilih responden dengan ketentuan bobot nilai sebagai berikut : 1. Sangat Tidak setuju (STS) : Nilai 1 2. Tidak Setuju (TS) : Nilai 2 3. Netral (N) : Nilai 3 4. Setuju (S) : Nilai 4 5. Sangat Setuju (SS) : Nilai 5

12 Tabel 1.2 Identifikasi Variabel Peneliti Variabel Sub Variabel Indikator Skala Gaya Kepemimpinan (X) 1.Demokratis (X 1 ) 1. Memberikan perintah disertai dengan arahan dan bimbingan kepada karyawan. 2. Setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan masukan dari karyawan. Pengukuran Skala Likert 2.Otoriter (X 2 ) 1. Memberikan perintah selalu dengan paksaan yang harus selalu dipatuhi. 2. Memberlakukan hukuman kepada bawahannya. Skala Likert 3.Laissez Faire (X 3 ) 1. Membebaskan karyawan untuk bekerja dengan caranya sendiri. 2. Menyerahkan tanggungjawab pengambilan keputusan kepada masing-masing karyawan. Motivasi (Y) 1. Keberhasilan pekerjaan : keberhasilan yang dilakukan oleh bawahan diakui oleh pimpinan. 2. Pengakuan : Pimpinan memberikan pengakuan akan keberhasilan berupa penghargaan, bonus, dll. 3. Tanggung Jawab : Bawahan bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu menerapkan prinsip yang sesuai dengan tujuan perusahaan. 4. Pengembangan Pegawai : Pemimpin memberikan rekomendasi pengembangan karier, atau mengikuti pelatihan. Skala Likert Skala Likert Sumber : Riduwan, (2002:45) dan diolah.

13 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini adalah PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan yang berlokasi di Jl. Perintis Kemerdekaan No. 31 Medan. Penelitian ini dilakukan pada 18 November 2007 sampai 30 Maret 2008. 5. Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan yang berjumlah 44 orang karena hanya karyawan tetap yang memiliki hubungan yang langsung dengan pimpinan. Gaya kepemimpinan yang diteliti oleh penulis terbatas hanya pada tingkat middle management yang terdiri dari bagian direct sales, indirect sales, sales administrasi, marketing communication, finance, customer service, general administrasi, dan tehnical operation. Menurut pendapat Sudjana (1992:6) yang menyatakan bahwa jika melakukan sensus apabila setiap anggota tiada terkecuali yang ada dalam sebuah populasi dikenai penelitian dan melakukan sampling apabila hanya sebagian saja dari populasi yang diteliti. Jadi dalam hal ini penulis melakukan sensus karena seluruh karyawan tetap yang merupakan anggota populasi dijadikan sebagai sample. Tabel 1.3 Jumlah Responden No. Jabatan Kerja Responden Jumlah (Orang) 1. Direct Sales 5 2. Inderect Sales 5 3. Sales Administrasi 5 4. Marketing Comunication 6 5. Finance 5 6. Customer Service 7 7. General Administrasi 7 8. Tehnical Operation 4 Total 44 Sumber : Seksi Operasional PT. Indosat, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan tahun 2008

14 6. Jenis Data a. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden dan berpedoman pada kuesioner penelitian. b. Data Sekunder Adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi lebih informatif bagi pihak lain. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dokumendokumen dan laporan-laporan tertulis perusahaan, literatur-literatur yang ada di perusahaan dan bagian bahan-bahan atau tulisan-tulisan lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. 7. Teknik Pengumpulan Data a. Kuesioner adalah Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang terpilih, yakni kepada karyawan tetap PT. INDOSAT, Tbk. Divisi Regional Wilayah Barat Medan. b. Wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data atau bahan-bahan keterangan dengan mengadakan tanya jawab dan tatap muka langsung dengan pihak perusahaan yang berwenang mengenai masalah yang diteliti. c. Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan dari perusahaan serta sumber-sumber lain yang berhubungan.

15 8. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi ini adalah: a. Metode deskriptif, yaitu suatu metode dimana data yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil perhitungan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian. b. Metode analisis regresi linear berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari variable terikat yaitu Motivasi Kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilainilai variable bebas yaitu Gaya Kepemimpinan (X) dapat diketahui pengaruh positif. Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS (Statistic Product and Service Solution) 12,0 for Windows. Adapun model persamaan yang digunakan adalah: Y=a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +e Y = Motivasi Kerja Pegawai a = Konstanta Y b = Koefisien Arah Regresi X 1 = Gaya Kepemimpinan Demokratis X 2 = Gaya Kepemimpinan Otoriter X 3 = Gaya Kepemimpinan Laissez Faire e = Standard Error

16 Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada didalam daerah kritis (daerah dimana H 0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H 0 diterima. Dalam analisis regresi yang menjadi kriteria ketepatan yaitu: a. Uji Signifikan Individual (Uji t) Uji-t menunjukkan seberapa besar pangaruh variable bebas secara individual terhadap variable terikat. H 0 : b 1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X 1, X 2, X 3 ) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X 2 ), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y) H 0 : b 1 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X 1, X 2, X 3 ) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X 2 ), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y) Kriteria pengambilan keputusan: H 0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5% H 1 diterima jika t hitung > t table pada α = 5% b. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F) Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variable bebas yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variable terikat.

17 H 0 : b 1 = b 2 = b 3 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X 1, X 2, X 3 ) yaitu berupa variable Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X 2 ), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ). Terhadap motivasi kerja pegawai yaitu variable terikat (Y). H0 b 1 b 2 b 3 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variable bebas (X 1, X 2, X 3 ) yaitu variable Gaya Kepemimpinan Demokratis (X 1 ), Gaya Kepemimpinan Otoriter (X 2 ), Gaya Kepemimpinan Laissez Faire (X 3 ). Terhadap Motivasi Kerja pegawai yaitu variable terikat (Y) Kriteria pengambilan keputusan: H 0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5% H 1 diterima jika t hitung > t table pada α = 5% c. Koefisien Determinasi (R 2 ) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variable terikat. Jika R 2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variable bebas (X 1, X 2, X 3 ) adalah besar terhadap variable terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variable bebas yang diteliti terhadap variabel terkait. Sebaliknya, jika R 2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

18 d. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah suatu kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur melakukan tugasnya mencapai sasarannya. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Reliabilitas menunjukan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada PT. Excelcomindo bagian pemasaran dan aktivasi nomor excel.